Terlatih Patah Hati
Author :
.
yehetohorat794
Main Cast :
.
Byun Baekhyun (GS)
Park Chanyeol
Other Cast :
.
Xi Luhan (GS)
Kim Jongin
The others~
Genre :
.
Romance/little-Comedy/Hurt-Comfort
Rate :
.
T
Length :
.
Oneshoot
Disclaimer :
.
Semua cast milik Tuhan. Saya hanya membuat cerita nya saja, Jalan cerita, ide semua itu milik saya. Main pairing nya ChanBaek. Kalau gak suka tinggal back aja. Jangan jadi plagiat okay?
Summary :
.
Begini rasanya, terlatih patah hati.. Hadapi getirnya, terlatih disakiti, Bertepuk sebelah tangan sudah biasa, Ditinggal tanpa alasan, sudah biasa.. Penuh luka itu pasti, tapi aku tetap bernyanyi..
Hanya sepenggal cerita Baekhyun yang disinkron kan dengan nasib saya yang SELALU bertepuk sebelah tangan. ya walaupun nasib Baekhyun lebih mujur disini dari pada nasib gua, tapi read ae dah kalo baca langsung review ntar gua sumpahin kek gua nasibnya./ChanBaek/GS/OneShoot/
..
..
..
..
..
YANG BACA HARUS REVIEW KALO NGGAK NTAR GUA DOAIN NASIB NYA KEK GUA MULU BERTEPUK SEBELAH TANGAN MULU JONES MULU.. POKOKNYA WAJIB REVIEW KAGAK BOLEH BACA LANGSUNG CLOSE. HATI-HATI JANGAN SEPELE SAMA SUMPAHAN GUA BIASANYA ORANG YANG JONES KEK GUA DOA NYA SERING TERKABUL! JANGAN KIRA GUA JELEK YE GEGARA GUA SERING BETEPOK SEBELAH TANGAN GUA CANTEK SUMPAH MIRIP SAMA BULU KETEKNYA BAEKHYUN PERASAAN GUA BANYAK BACOT YA YODAH DAH HAPPY READING! INGAT REVIEW!
.
.
.
Baekhyun meneliti setiap inchi dari pakaian nya dari pantulan kaca,
Dia sedikit tersenyum bahagia disana, hari ini adalah hari dimana kekasih nya pulang dari dinas kerja nya di Jepang. Mereka sudah tak bertemu 24 hari lama nya.
Dan sekarang, kekasihnya menyuruhnya untuk menemuinya di cafe dimana mereka biasa bertemu.
Dia sangat senang sekarang. Dan... ini adalah tanggal 14 February. Siapa yang tidak tahu apa makna dari tanggal ini?
Baekhyun memang tak menyiapkan apa-apa. Tapi, Baekhyun yakin dengan bertemu nya mereka pasti menjadi suatu hadiah bagi kekasihnya.
.
.
.
Baekhyun berjalan melalui pintu cafe, mata nya mengedar di setiap sudut, mencari-cari dimana kekasih yang sangat dirindukannya itu berada, setelah beberapa detik, mata itu berbinar cerah saat mendapati punggung kekasihnya itu duduk sedang memainkan HP nya disudut Cafe.
Dengan langkah ceria, Baekhyun sedikit berlari mendekati kekasihnya itu,
"Boo!" Kejut Baekhyun sambil memegang bahu kekasihnya itu dari belakang, Baekhyun bisa merasakan bahu itu sedikit berjengkit keatas,
"Astaga kau mengejutkan ku, Baek!" Kekeh Chanyeol sambil mengusak kepala Baekhyun yang kini sedang ada di leher nya,
"Aku sangat merindukan mu, Yeol.." Lirih Baekhyun membuat Chanyeol kembali terkekeh lalu mengecup sisi kepala Baekhyun,
"Aku juga merindukanmu" jawab Chanyeol,
Setelah mengecup pipi Chanyeol, Baekhyun lalu berjalan mengitari meja itu dan duduk di depan Chanyeol,
"Jadi, bagaimana dengan kerjaan mu di Jepang? Sudah beres?" tanya Baekhyun lalu menyeruput latte yang sudah dipesankan Chanyeol sebelumnya,
"Tinggal sedikit lagi.." ucap Chanyeol yang tak jelas maksudnya, antara membicarakan apa yang ditanya Baekhyun barusan... atau yang lain?
"Kau tau, Chan? Aku sekarang sedang berusaha belajar membuat kue tart. aku meminta xiu unnie untuk membantu ku, dan aku bisa membuat nya walaupun terkesan aneh. Bibi Jung juga sekarang sudah melahirkan! Anak nya sangat lucu, Chan!—"
"Baek-"
"—Aku bahkan disuruh memilih namanya. Bibi Jung melahirkan anak perempuan yang kalau tidak salah beratnya 3 kg. Xiumin unnie juga akan merencanakan pernikahannya dengan Jongdae, ya walaupun aku sedikit tak sudi merelakannya—"
"Baek—"
"—Tapi mau bagaimana lagi? Kyungsoo sangat menyukai nya.. Sehun juga mau berbulan madu dengan Luhan.. Aku sangat—"
"Byun Baekhyun"
Baekhyun sontak berhenti berbyyicara. dia menatap wajah Chanyeol bingung. Wajah Chanyeol bahkan tak menunjukkan ekspresi apapun di depan Baekhyun.
Dan...
Baekhyun cukup takut.
"Chan-Chanyeol?"
"Baekhyun-ah..."
Chanyeol menatap dalam mata indah Baekhyun, sudut bibirnya terangkat dan mennciptakan senyuman yang sangat tampan menurut Baekhyun,
Baekhyun hanya diam menunggu apa yang ingin Chanyeol katakan selanjutnya.
"Aku tak ingin berpacaran lagi dengan mu"
Kau hancurkan aku dengan sikapmu..
Tak sadarkah kau telah menyakitiku
Lelah hati ini meyakinkanmu..
Cinta ini... Membunuhku...
.
.
.
Kaki itu berjalan dengan lemah menuju kamar mandi. Setelah puas menangis pulang dari cafe tadi, dia akhirnya bisa berhenti menangis. Tapi hatinya bakan belum bisa berhenti untuk menangis.
Kenapa Chanyeol memutuskannya? dan memutuskannya dengan senyuman tanpa dosa yang sialnya manis itu!? lagian memangnya dia salah apa?
Baekhyun bahkan tak melirik lelaki lain saat Chanyeol sedang berada di Jepang.
Chanyeol melepasnya? Begitu saja?
Setelah 7 tahun berpacaran?
Baekhyun menatap foto Chanyeol yang masih terletak manis di atas meja kecil disamping tempat tidurnya.
Bahkan ini masih seperti mimpi!
Melambung jauh. Terbang tinggi,
Bersama mimpi.. Tenggelam dalam..
Lautan emosi... Ooohh..
Setelah aku, sadar diri,
Kau t'lah jauh pergi
Tinggalkan mimpi, yang tiada bertepi
.
.
.
Baekhyun bangun pagi dengan alarm HP nya kali ini. Dia sudah mengganti nomor HP nya. Malas berhubungan dengan Chanyeol.
Biasanya saat ini pasti dia dibangunkan oleh Chanyeol dengan cara deringan HP yang berisi panggilan masuk dari Chanyeol untuk membangunkannya.
Tapi... sekarang?
Baekhyun menatap miris wallpaper HP nya. Foto nya dan Chanyeol saat berada di lotte world. Bahkan dia tak sanggup untuk menghapus foto-foto Chanyeol yang ada di HP nya.
"Kuharap hari ini cepat berakhir.." gumam Baekhyun lalu menurunkan kakinya dari tempat tidur dan melangkahkan kaki nya ke kamar mandinya.
Setelah 30 menit, Baekhyun lalu keluar dari kamar mandinya dan mulai berpakaian.
Setelah memakai blazernya, dia lalu duduk di meja makannya, mengambil ramen yang sudah di siapkannya tadi lalu memakannya.
Setelah sarapan lalu dia memakai high heels nya. Dia lalu terdiam setelah memakai high heels nya itu.
Chanyeol tak pernah suka dia memakai high heels.
tapi... apa perdulinya?
Baekhyun lalu mengambil tas nya lalu Baekhyun berjalan keluar.
Hft... Dia harus menaiki bus lagi, biasanya kan dia di antar Chan- opps
"Jangan ingat dia, Baek.. Jangan!" ingat Baekhyun pada dirinya sendiri sambil berjalan dengan tergesa di jalan,
Halte masih 300 meter lagi jauhnya,
"Aku sudah tak berpacaran lagi dengannya, jadi aku bebas melakukan semua hal.. termasuk memakai heels 20cm ini" ucap Baekhyun meyakinkan dirinya, dia berjalan lagi dan beberapa lama berjalan dia langsung tersandung dengan kakinya sendiri
"Sialan, kenapa memakai heels itu sangat rumit" gerutu Baekhyun sambil berjalan lagi,
Dia lalu berjalan lagi, tapi, kembali, dia tersandung lagi, membuat telapak kakinya sakit,
Dia menunduk melihat kakinya yang mulai lecet itu,
"Eomma... Appo" gumam Baekhyun sambil berkaca-kaca, dia mengusap kakinya yang sakit itu perlahan, dan kembali merasakan sakit,
"TIN...TIN..."
Baekhyun sedikit berjengit saat mendengar klakson mobil yang tiba-tiba,
Dia melihat kebelakang,
"Sialan..." gumam Baekhyun antara sedih dan kesal juga senang,
"TIN...TIN..." Seseorang itu kembali menekan klakson mobilnya, membuat Baekhyun berdiri tegak sambil berjalan terpincang menuju ke arahnya,
Perlahan, kaca mobil itu menurun,
"wae?" ucap Baekhyun malas sambil memasang wajah kesal,
"Sudah berapa kali aku bilang jangan pernah sekalipun memakai heels"
Baekhyun memutar bola matanya,
"Kita sudah berakhir bukan?" ucap Baekhyun kesal,
.
.
.
Luhan berjengah "bagaimana bisa kau memusuhi ku karena susu strawberry" gerutu Luhan, mulai menginjak pedal gas nya,
"Tentu saja!" balas Baekhyun lalu mencium pipi Luhan,
"Apakah itu artinya perdamaian" ucap Luhan geli sambil mengusap kepala Baekhyun,
Baekhyun hanya tersenyum lalu menganggguk
"Kau memang unni yang terbaik" Baekhyun lalu kembali mencium pipi Luhan lagi,
"Berhenti, Baekhyun! Kau membuat pipi ku basah!" ucap Luhan sok jijik sambil menghapus bekas ciuman Baekhyun,
Baekhyun hanya menyengir gaje,
Setelah puas tertawa dia lalu diam sambil menatap kedepan,
"Lu.."
"Panggil aku eonni" gerutu Luhan, dia menjitak Baekhyun tapi tak mendapat respon apapun, sedikit bingung dengan prilaku Baekhyun kali ini,
"Aku rasa sebentar lagi aku akan mengeluarkan surat resign ku lusa" ucap Baekhyun pelan, membuat Luhan perlahan menepikan mobilnya
"Apa ini semua karena Chanyeol?" ucap Luhan melihat ke arah Baekhyun, Baekhyun hanya mengangguk pasrah,
"Aku tak sanggup berada di dekatnya lagi, aku akan mundur dari jabatan sekretaris Park Sajangnim" ucap Baekhyun sambil menunduk,
Luhan menatap Baekhyun miris,
"Lakukan yang menurutmu terbaik," ucap Luhan lalu tersenyum meyakinkan Baekhyun, membuat Baekhyun menaikkan kepalanya dan ikut tersenyum ke arah Luhan,
"Dan jangan lupa untuk tidak memakai heels lagi"
Setelahnya mereka tertawa bersamaan
.
.
.
"Kau terlambat 10 menit, Baekhyun" Ucap Chanyeol sambil menatap Baekhyun yang kini berdiri di depannya,
"Jeongsuahamnida, Park Sajangnim" Baekhyun lalu menunduk sekali lagi, tak berani menampakkan wajahnya pada Chanyeol,
"Baekhyun-ah.. Kenapa kau berangkat tanpa ku? Kenapa kau tak menunggu ku?" ucap Chanyeol lalu mulai berdiri dan berhadapan langsung dengan Baekhyun,
Dia menaikkan tangannya, berusaha hendak menyentuh dagu Baekhyun, berniat mengadahkan wajahnya,
Tapi, Baekhyun megelak,
"Maaf sajangnim.. Tapi tadi Luhan menjemputku" ucap Baekhyun terus menunduk,
"Baiklah. Luhan menjemput mu. Tapi, kenapa kau mematikan HP mu? Aku tak bisa menghubungi mu" ucap Chanyeol lagi
"Mianhamnida, sajangnim, saya mengganti nomornya" ucap Baekhyun lagi.
"Berhenti memanggil ku dengan panggilan itu. Dan apa-apaan ini? Kau memakai heels? Kau tau kan aku tak pernah suka kau memakai heels! Kau ini sebenarnya kenapa?!"
Baekhyun lalu mengangkat kepalanya, menampakkan mata indahnya yang sudah berkaca-kaca,
"KAU YANG KENAPA?!" Baekhyun lalu menghapus kasar air matanya dengan cepat lalu berlari keluar dari ruangan Chanyeol,
Tak pernakah kau sadari,
Akulah yang kau sakiti
Engkau pergi dengan janji mu yang telah kau ingkari,
.
.
.
Baekhyun melirik kaki nya yang sedikit lecet itu, dia menghembuskan nafas nya pedih,
Dia kini sedang duduk di atas sofa di lobby perusahaannya, menunggu Luhan menjemputnya. Tadi Luhan memang berjanji untuk menjemputnya.
Bahkan kakinya sulit untuk digerakkan,
Dia melirik layar HP nya lagi, hft.. sebenarnya Luhan kemana? dia bahkan sudah meneleponnya beratus ratus kali, tapi mengapa tak ada balasan atau suara Luhan yang terdengar setelah nada-nada penghubung itu?
Apa dia sedang sibuk dengan Sehun-nya?
Sialan. Jadi dia pulang dengan siapa?
Apalagi sekarang sedang hujan deras.
Dia bersandar di sandaran sofa sambil memainkan HP nya, menunggu pesan atau telepon dari Luhan,
Kalau Luhan memang tak bisa menjemputnya, ya mending dia langsung terang-terangan saja,
Dia masih berkutat dengan HP nya, tak menyadari seseorang sudah mengambil tempat disampingnya dengan jarak 30cm,
Seseorang itu menoel bahu Baekhyun membuat Baekhyun menoleh kan kepalanya,
"Mau ku antar?" Dia menampilkan senyuman manis
"eung?" Baekhyun mengerjap bingung,
.
.
.
"Terimakasih sudah repot-repot mengantar ku, Kim Jongin-ssi.. Aku akan membalas budi mu lain kali.." ucap Baekhyun sambil tersenyum manis, Sedikit menahan rasa sakit di kakinya karena lecet di kakinya masih belum medingan,
"Tidak apa-apa.. Santai saja.." ucap Jongin yang hampir menyatu dengan gelapnya malam,
Baekhyun bukannya melebih-lebihkan, tapi Jongin sangat gelap.
Tidak..tidak bukan hitam.. hanya saja terlalu gelap, eksotis
Ya, lumayan seksi..
eh?
"Ini sudah sangat malam, masuklah.. Kau bisa terkena flu.." ucap Jongin lembut membuat Baekhyun terkekeh geli, dia kembali teringat saat dia dan mantan pacarnya pertama kali pulang bersama,
Di malam yang dingin dan gelap sepi
Benakku melayang pada kisah kita
Terlalu manis... Untuk dilupakan,
Kenangan yang indah bersamamu, di dalam mimpi,
"Tidak, aku akan menunggu sampai kau benar-benar pergi" Baekhyun benar-benar bernostalgia, dia bahkan menganggap Jongin itu adalah Chanyeol dan mengucapkannya sama persis dengan apa yang diucapkannya dulu pada Chanyeol,
Jongin yang merasa diberi harapan oleh Baekhyun mendadak terkena serangan jantung,
"i-iya.. Ba-baiklah.. Aku pergi dulu, Baekhyun-ssi" ucap Jongin linglung,
Baekhyun menganggukkan kepalanya, "Hati-hati dijalan.. Chanyeol-ah"
Jongin terdiam mendengar nya. Hatinya mencelos begitu saja,
Kau bawaku terbang ke awan lalu menjatuhkanku ke jurang,
Jongin bersenandung di hatinya yang hancur,
Baekhyun masih mengingat Chanyeol rupanya,
Tak berlama-lama lagi, Mobil itu melaju kencang, membuat Baekhyun sadar, sangat sadar, bahwa dia berhalusinasi tadi, dia menepuk kepalanya keras dengan sebal,
"Aigoo bagaimana aku melihatnya sebagai Park bodoh itu?!" Baekhyun bisa merasakan matanya basah,
"Aku sangat merindukannya. sangat" lirih Baekhyun sambil menutup matanya dengan lengannya, mengeluarkan isakan kanak-kanaknya,
Aku sudah mulai lupa
Saat pertama rasakan lara
Oleh harapan yang pupus
Hingga hati yang cedera serius,
Terimakasih kalian
Barisan para mantan
Dan semua yang pergi
Tanpa sempat aku miliki
Baekhyun bersenandung di dalam hati yang sedang mengalami proses perbaikan,
"Ke-kenapa saat aku merindukannya, malah terasa semakin dingin" isak Baekhyun lagi
Dia berjongkok di depan gedung apartemennya, yang untungnya sepi, jadi tak ada yang melihatnya, palingan hanya security yang memang sudah maklum dengan Baekhyun yang sedang patah hati,
for your information, Baekhyun memang memukul Satpam itu, dan mencurahkan seluruh isi hatinya saat di putuskan oleh Chanyeol pada satpam itu, makanya satpam itu biasa saja dan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya maklum,
setelah 1 menit menangis, Baekhyun dengan senggugukan berdiri lalu berjalan menuju pintu utama apartemen itu,
Tak satupun yang aku sesali
Hanya membuat ku s'makin terlatih..
Begini rasanya, terlatih patah hati
Hadapi getirnya, terlatih disakiti,
Bertepuk sebelah tangan sudah biasa
Ditinggal tanpa alasan, sudah biasa
Penuh luka itu pasti, tapi aku tetap bernyanyi
sambil bernyanyi dengan putus asa dan isakan juga serotan ingus, serta para orang tua yang menatapnya aneh, dia berjalan melalui lobby, naik melalui lift dan melewati lorong-lorong apartemen untuk menemukan pintu nomor 614,
Dia sedikit menyerit saat mendapati bahwa pintu apartemennya tak terkunci,
Dia mengambil tongkat baseball yang berdiri di samping pintu nya itu adalah tongkat baseball pertama nya yang dibelikan oleh Chanyeol saat hari jadi mereka yang pertama,
Kannn.. jadi throwback lagi.
Lagipula, kekasih spesies apa yang memberikan tongkat baseball pada hari jadi pertama mereka?,
Baekhyun menggeleng-gelengkan kepala nya kesal, bisa-bisa nya dia teringat mantan nya itu di situasi begini. Dia menguatkan lengannya yang mulus, bersiap memukul siapa pencuri yang berani memasuki kamar apartemennya tanpa permisi.
Hey. Sejak kapan pencuri permisi?
Dia melihat punggung besar yang sedang mencari-cari sesuatu di lemari dekat tv nya, suasananya sangat gelap sehingga dia tak bisa meneliti siapa orang itu,
Dia mengayunkan tongkat Baseball nya dengan keras keatas lalu mengayunkannya lagi kebawah dan langsung memukul keras pundak seseorang itu,
"AHK!"
Oh tidak! Suara itu!
Baekhyun langsung pucat dan melemparkan tongkat baseball itu asal dan sialnya mengenai lampu kaca hias berukuran sedang di samping kanannya, lalu pecah hingga berkeping-keping
mati kau, Byun.
.
.
.
"AW.. Pelan-pelan Baek.." adu Chanyeol sambil terus meraung raung kesakitan, Baekhyun hanya menahan air matanya yang hendak jatuh juga ingus yang sedari tadi hendak keluar,
"Maaf Chan.." cicit Baekhyun selesai mengobati bahu Chanyeol yang membiru sekarang,
Chanyeol hanya menatap wajah bersalah Baekhyun, tangan nya naik dan mulai mengusap kepala Baekhyun, dengan senyuman tampan tentu saja.
"Tak perlu meminta maaf, yang tadi kau lakukan itu benar, bagaimana tadi aku benar-benar seorang pencuri. Itu adalah sesuatu yang benar Baekhyun, jadi tak perlu meminta maaf," Ucap Chanyeol melelehkan Baekhyun, Baekhyun menunduk guna menyembunyikan semburat merahnya,
"A-aku akan membereskan yang pecah tadi di ruang tamu. Kau disini saja jangan kemana-mana, di luar sangat deras dan kau menginap disini saja." Ucap Baekhyun tanpa terpikirkan dulu olehnya dan langsung berbalik dan berjalan menuju ruang tamu nya,
meninggalkan Chanyeol yang hanya tersenyum senang memikirkannya,
Tapi tak lama dia mengubah ekspresi nya menjadi orang yang terkejut saat mendapatkan kondom saat hari ulang tahunnya,
"APA? MEMBERESKAN KACA?"
Chanyeol segera keluar dan mendapati Baekhyun yang sedang bersimpuh membelakangi nya sambil mengumpulkan pecahan kaca yang tajam itu,
Chanyeol sedikit berlari lalu berjongkok di depan Baekhyun yang sedang memandangi jari telunjuknya yang sudah berlumur darah,
Chanyeol sudah tau ini akan terjadi, dia lalu tanpa segan-segan merampas tangan Baekhyun dan memasukannya jari telunjuknya ke dalam mulutnya, menghisap darah yang keluar sambil menatap wajah Baekhyun khawtir,
.
.
.
"Kurasa kedatangan ku kesini membawa kerugian pada mu Baek." sendu Chanyeol dengan mimik lucu yang hanya di jawab senyuman tipis oleh Baekhyun,
Tapi Baekhyun menggeleng kan kepalanya,
Tidak. Dia tak boleh jatuh lagi ke dalam pesona Chanyeol!
Kris, Sehun dan Chanyeol yang menyakitinya. dia tak boleh membiarkan Chanyeol menyakitinya sekali lagi,
"Ya begitulah" Ucap Baekhyun cuek sambil membelakangi Chanyeol dan mencuci piring dan gelas dengan tangan gemetar,
Chanyeol yang mendengarnya hanya memandangnya bisa Baekhyun mengatakan hal yang keji seperti itu pada nya?
Baiklah, mending langsung ke inti,
"Aku melihatmu diantar Jongin tadi.." ucap Chanyeol yang membuat Baekhyun membalakkan matanya,
"Ya aku memang di antar dengannya" ucap Baekhyun berpura-pura tenang,
"Kenapa kau tak bisa menunggu ku tadi?"
Baekhyun membalikkan badannya setelah mendengar perkataan Chanyeol tadi, dia melipat tangannya menahan tangis nya yang hendak keluar lagi.
Bisa-bisa nya Chanyeol menanyakan hal itu?
"Untuk apa?" jawab Baekhyun mencoba untuk flat,
"Aku bisa menerima alasan kalau kau tadi dijemput Luhan pagi tadi, tapi untuk Jongin, aku tak bisa mentolir nya, untuk apa kau pulang bersama nya sedangkan kau masih bisa menunggu ku? Kau bahkan tau bahwa Jongin mengincar mu saat kita masih SMA." Ucap Chanyeol dengan keras membuat Baekhyun menatapnya dengan tatapan tersakiti,
Tak pernakah kau sadari
Akulah yang kau sakiti
Engkau pergi dengan janji mu yang telah kau ingkari
Oh Tuhan tolonglah aku, hapuskan rasa cinta ku
Aku pun ingin bahagia
Walau tak bersama dia
Baekhyun kembali bersenandung di dalam hati, kali ini dengan lagu Judika.
"Aku.. tak akan pernah lagi menunggu mu."
Baekhyun menatap tajam Chanyeol dengan mata yang mulai lembab
"Tak kan pernah."
.
.
.
Chanyeol menatap punggung Baekhyun yang membelakangi nya, Baekhyun benar-benar marah padanya,
Dia manatap sesuatu di tangan nya, dia baru saja ingin menakhiri semua sandiwara ini dengan mengajak Baekhyun menikah,
Tapi kenapa Baekhyun bahkan bersifat seperti itu padanya?
Apakah Baekhyun benar-benar membenci nya dan tak mencintainya lagi lalu berpaling ke Jongin?
Ah tentang anak itu, Chanyeol harus membatalkan hubungan kerja sama antara perusahaannya dengan Kim Corp, perusahaan Jongin,
Chanyeol lalu membaringkan tubuhnya disamping badan Baekhyun yang memunggungi nya itu, lalu menyelipkan tangannya di kedua sisi pinggang Baekhyun,
Sudah 25 hari dia tak memeluk Baekhyun dan kini hatinya terasa lengkap saat memeluk pinggang ramping keka-maksudku mantan kekasihnya itu,
Chanyeol mengecup lama puncak kepala Baekhyun hendak ikut Baekhyun menuju alam mimpi,
tapi, sesuatu menganggu nya,
Suara HP Baekhyun tiba-tiba berdering, membuat Chanyeol hati-hati mengambil HP yang ada di nakas samping Baekhyun tidur, dia menyeritkan alisnya saat membaca hangeul yang menjadi caller,
Kim JongIn
"untuk apa bocah ini meneleponmu?" gumam Chanyeol, dengan kesal dia menggeser ikon bewarna merah lalu menonaktifkan HP nya dan kembali meletakannya di nakas samping Baekhyun tidur,
Chanyeol lalu menyamankan tubuhnya yang sedang mendekap Baekhyun itu dengan penuh kasih sayang,
.
.
.
Baekhyun terbangun dengan posisi nya hangat dan nyaman, dengan mata kecil dan sayu nya itu, dia menatap tangan yang sedang mengukung nya erat dari belakang,
Sedikit membalakkan matanya saat menyadari tangan siapa itu, ditambah lagi detakan jantungnya yang membuatnya semakin membuatnya puyeng,
"Kami sudah putus tapi masih tidur satu ranjang" gumam Baekhyun yang perlahan melepaskan tangan Chanyeol dari pinggang rampingnya dengan hati-hati takut membangunkan pemilik tangan itu,
dia lalu duduk di ujung ranjang, melirik HP nya yang sedang 'black' screen itu, sedikit bingung saat tak mendapat respon atau cahaya saat dia menekan tombol utama di tengah bawah HP bewarna pinknya itu,
"Seingatku, aku tak mematikannya" gumam Baekhyun bingung,
Dia lalu mengaktifkannya dengan cara menekan salah satu tombol disana, sedikit bingung saat ada pemberitahuan bahwa seseorang mengirim pesan padanya,
dia lalu tanpa berpikir menekan ikon pesan, dan sedikit terkejut membaca nama Jongin di urutan pertama, di urutan kedua ada operator yang mengatakan bahwa kuota nya tinggal sedikit,
Dia semakin menyerit bingung saat setelah menekan ikon dengan nama Jongin itu,
Aku tau ini sudah sangat malam, tapi, bisakah besok aku mengajakmu? Aku menunggu mu besok di cafe 'jo ne s priacy' jam setengah 10, ada yang ingin aku bicara kan padamu. jangan terlambat okay
Baekhyun melirik jam yang ada di sudut ruangan, ini masih jam 8 dan ada waktu untuk berdandan,
.
.
.
Chanyeol bangun tanpa merasakan hangat atau nyaman, dia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10 itu,
Dia juga menatap tempat yang kosong di sebelahnya, Baekhyun telah pergi. Pasti dia sangat marah mendapati dirinya memeluk Baekhyun,
Tak lama perhatiannya teralihkan oleh HP nya yang bergetar, dengan malas dia mengambilnya dan menyerit bingung mendapatkan nama Jongin, dia lalu menyentuh nya,
Jika aku bisa merebutnya dari mu, jangan berani mendekatinya lagi. Terimakasih.
Pesan yang membingungkan,
dia merenung sedikit dan langsung membalakkan matanya,
semalam Jongin menelepon Baekhyun,
dan sekarang Jongin mengirim pesan seperti ini pada nya,
"Oh tidak" gumamnya sambil berdiri dan mengambil jaket nya yang tergantung di samping kamar itu dan berjalan dengan cepat keluar,
.
.
.
Sudah terlalu lama sendiri.
Sudah terlalu lama aku asik sendiri..
Baekhyun terkekeh geli mendengar Back sound music di cafe ini,
Tak diragukan lagi, ini memang jo ne s privacy caffe
"Ada apa memanggil ku, Jongin-ssi?" tanya Baekhyun sopan sambil meminum latte yang sudah di pesan Jongin tadi,
'Semoga tidak ada sianidanya' batin Baekhyun
"Ini hal serius.. dan aku sangat menginginkan jawaban yang aku sukai keluar dari mulutmu..." ucap Jongin menatap dalam mata Baekhyun,
Baekhyun menyerit heran,
"Ne?"
"Apakah kau mau menjadi kekasihku?"
Baekhyun sedikit melebarkan matanya, Jongin bersungguh-sungguh, dan Baekhyun cukup bingung untuk menjawabnya,
Baekhyun sudah disakiti Chanyeol. Apa tak apa jika dia menerima Jongin?
Apalagi Jongin sudah mencintainya sejak SMA dulu..
Tapi...
Baekhyun yang semula sedang menunduk memikirkannya, mengadahkan kepalanya, dia sudah yakin dengan pilihannya sekarang. Baekhyun tak perduli lagi apa yang terjadi nanti, tapi dia sudah sangat yakin dengan jawabannya kali ini,
"Jongin-ssi.. Aku..."
.
.
.
Chanyeol berlari dengan kencang, tak tau tujuan arahnya kemana yang penting langsung menemui Baekhyun. Dimanapun dia berada sebelum semuanya terlambat,
Chanyeol sangat mencintai Baekhyun sangat! Dan dia tak mau berakhir dengan Baekhyun hanya karena sandiwara bodohnya. Tidak. Chanyeol tak mau kehilangan Baekhyun.
"Baekhyun.." Gumam Chanyeol disela nafasnya yang tersenggal-senggal,
Kakinya berlari membawanya ke taman kota. Entah kenapa firasatnya kuat sekali mengatakan Baekhyun ada disini,
Dia mengedarkan matanya ke setiap penjuru angin,
Dan matanya sedikit berbinar mendapati sesosok wanita dengan wavy hair bewarna hitam gelap sedang duduk sambil memakai ice cream bewarna pink, di kedua sisinya diletakkan kantong plastik berisi barang-barang entah apa,
Chanyeol tanpa berpikir lagi langsung berlari dan memeluk leher seseorang dari belakang,
"Jangan.. Jangan tinggalkan aku, Baekhyun.." Ucap Chanyeol tepat di telinga seseorang itu, membuat seseorang itu menegang dan sedikit menolehkan kepalanya guna melihat siapa yang memeluknya,
"Ch-Chanyeol?" Baekhyun bingung berucap,
Dia mengabaikan ice cream sejenak,
"Kau kenapa?" Tanya Baekhyun bingung, chanyeol hanya menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya,
Dia mengecup pipi Baekhyun rindu,
"Kau tak menerima Jongin kan? Aku belum terlambat kan?" Tanya Chanyeol,
"Eh? Dari mana kau tau?" Tanya Baekhyun bingung, chanyeol menggeram frustasi,
"Jebal Baek. Jawab saja! Kau menerimanya atau tidak?!" Geram Chanyeol frustasi sambil mengacak rambutnya, berjalan melepaskan pelukan Baekhyun
Baekhyun menyeringai kecil melihatnya,
Chanyeol cemburu eh?
"Bagaimana jika aku menerimanya? Kau kan sudah memutuskanku?" Goda Baekhyun sambil santai memakan ice cream,
"Aku mencintai mu Baek! Aku sangat mencintaimu! K-kau tidak boleh menerimanya, Baekkie. Aku sangat mencintai mu, a-aku tak bisa. Aku tak bisa membiarkanmu bersama nya, kau tulang rusukku Baekhyun-ah.. Kau tak bisa bersamanya"
Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini,
Kunikmati rindu yang datang membunuhku,
Untuk mu, s'luruh nafas ini...
Baekhyun membuang ice cream nya begitu saja dengan senyum merekah,walaupun merasa sedikit jijik mendengar apa yang diucapkan Chanyeol tadi.
Dia berjalan mendekati Chanyeol yang membelakanginya dan langsung menelusupkan tangan nya di pinggang Chanyeol yang besar,
"Bagaimana aku menerima Jongin sementara raksasa besar sedang mengamuk karena diriku sendiri" ucap Baekhyun jenaka sambil memeluk Chanyeol dari belakang, dia menempelkan dahinya pada bagian belakang Chanyeol membuat Chanyeol sedikit terkejut menerima perlakuan Baekhyun yang -sedikit- berani itu,
"K-kau tak menerimanya, kan?" Tanya Chanyeol pelan, berharap menemui jawaban yang ingin didapatnya,
Baekhyun mengangguk, Chanyeol bisa merasakannya,
Chanyeol menghembuskan nafas panjang sekali lalu tersenyum lega, dia mengusap-usap lembut punggung tangan Baekhyun yang putih,
"Kau benar-benar membuat ku gila.." Gumam Chanyeol yang hanya dihadiahi kekehan geli dari Baekhyun,
Chanyeol mengambil sesuatu dari saku celananya, membuka kotak bewarna merah itu dan memasangkan isinya pada jari manis Baekhyun yang ujung nya diplesteri dengan hansaplas bermotif dinosaur,
Baekhyun sedikit terkejut merasakan sesuatu melingkar di jari manisnya,
"Jadi ini sebuah lamaran?" Geli Baekhyun, Chanyeol terkekeh, dia membalikkan badannya dan langsung berhadapan dengan Baekhyun,
"Dasar tidak romantis" cibir Baekhyun yang langsung menenggelamkan tubuh nya di dekapan sang kekasih,
"Jadi aku dimaafkan?" Ucap Chanyeol geli, mendongakkan wajah Baekhyun agar juga menatapnya,
Baekhyun memerengkan wajahnya pura-pura bingung,
"Aku perlu waktu untuk itu" ucap Baekhyun lucu membuat Chanyeol mendecih gemas, setelahnya dengan kecepatan cahaya dia mendekat kearah wajah Baekhyun.
CUP..
Dengan cepat dia meraup bibir tipis Baekhyun, menyesapnya sekali sebelum mengecupnya sekali,
"Jeongmal saranghaeyo, Park Baekhyun" ucap Chanyeol dengan semena-menanya mengganti nama Baekhyun,
"Jangan seenak-enaknya mengganti namaku, Park Ppabo-ya," ucap Baekhyun lalu kembali memeluk Chanyeol,
Chanyeol sedikit menunduk, dan membisikkan sesuatu di telinga Baekhyun,
"Aku melihat es krim mu tergeletak dibawah. Bagaimana kalau kita menggantinya?"
.
.
.
Setelah puas berkencan di taman kota, Baekhyun dan Chanyeol akhirnya pulang dengan 2 plastik besar yang banyak isinya,
Sepertinya Baekhyun belanja bulanan?
Chanyeol memegang kedua plastik besar itu di kedua tangannya dan Baekhyun memasukkan tangannya disela-sela ruang yang ada di lengan Chanyeol, lalu mengapitnya dengan Bahagia,
"Kau ingin makan apa malam ini?"
Sekarang mereka sedang di lift,
"Apapun yang kau buat selalu istimewa bagiku, nyonya Park." Ucap Chanyeol lalu mengecup pipi Baekhyun gemas,
Baekhyun mengikik geli, untung disini hanya mereka berdua,
Lantai 600 masih lama kan?
Baekhyun mengalungkan tangannya di leher Chanyeol, memberinya senyum tipis-yang sialnya- menggoda,
Setelahnya dia lalu berjinjit dan mulai menyesap bibir bawah Chanyeol, menghisapnya dan terkadang memainkannya,
Chanyeol yang baru sadar itu lalu mulai membalas Baekhyun, menyesap bibir atas dan bawah Baekhyun bergantian, dia juga tak lupa untuk semakin menunduk supaya Baekhyun tidak usah capek-capek berjinjit,
Berulang kali dia memiringkan kepalanya dan menyesap juga merasakan bibir Baekhyun lebih dalam,
Begitu juga dengan Baekhyun yang mulai agresif sekali menerima perlakuan Chanyeol,
Mereka lalu mengawali pertemuan lidah mereka, menyentuh dan mempergumulkan lidah mereka. Chanyeol memasukkan lidahnya pada rongga mulut Baekhyun dan bertempur langsung dengan milik Baekhyun,
Setelah cukup dengan pergumulan mereka, chanyeol menyesap bibir Baekhyun yang bawah sebelum melepaskannya,
Dia dan Baekhyun lalu membuka matanya perlahan,
"Aku benar-benar menginginkan mu, Baek." Lirih Chanyeol yang hanya dihadiahi kekehan oleh Baekhyun,
"Sabar sayang, sebentar lagi kita sampai.." Ucap Baekhyun pelan lalu mengecup sekali lagi bibir Chanyeol sebelum mereka berjalan keluar,
.
.
.
*Adegan ena-ena nya di CUT habis ya :3*
Chanyeol menatap punggung Baekhyun yang sedang membelakanginya, hidungnya mencium bau yang menggugah seleranya, tak berlama-lama lagi dia langsung memeluk tubuh itu dari belakang,
"Apa kau tidak letih,hm?" Tanya Chanyeol lalu mengecup pipi kanan Baekhyun,
"Ya aku letih. Tapi aku harus membuatkan mu makanan. kau harus makan," ucap Baekhyun,
Chanyeol tertawa kecil mendengarnya,
"Benar-benar Calon istri ideal" ucap Chanyeol yang dijawab kekehan oleh Baekhyun,
"Duduklah Chanyeol, kau membuatku tak luwes memasak"
"Baiklah, aku akan menunggu di meja makan.." Chanyeol mengalah lalu duduk di kursi, menumpukan tangannya dan menopang pipi nya,
Mengamati Baekhyun memasak,
Hatinya mendadak hangat saat Baekhyun memasak cekatan begini,
Chanyeol benar-benar tidak salah menjadikannya calon isteri,
"Makanlah.." Ucap Baekhyun yang entah sejak kapan sudah duduk di depannya dan menyodorkan makanan yang sudah selesai,
Chanyeol tersenyum dan mengangguk,
"Kita makan bersama, ne?" Ucap Chanyeol sambil menyodorkan sumpit yang mengapit makanan itu ke depan bibir Baekhyun,
"Tidak, Chanyeol-ah" baekhyun menggelengkan kepalanya, Chanyeol menyerit bingung,
"Kau tidak makan malam?"
"Tidak.. Luhan berkata bahwa aku sudah sedikit gemuk, jadi aku memutuskan untuk diet"
Chanyeol menyatukan alisnya,
"Kau sudah sangat kurus Baekhyun-ah.. Tidak. Kau tidak boleh diet,"
"Tapi.."
"Dengar.." Ucap Chanyeol dengan penjedaan,
"Luhan berkata begitu karena kau begitu cantik dan ramping mengalahkannya, dia takut Sehun jatuh hati kembali kepada mu dan dia harus kembali susah-susah merebutnya lagi dari mu. Dia mengatakan seperti itu agar kau terlihat sangat kurus juga tidak enak dilihat oleh Sehun..."
Baekhyun terdiam mendengarnya,
"...tapi aku tidak perduli Baekhyun. Aku tak apa jika kau makan banyak tapi asalkan kau semakin sehat, aku mencintai mu apa adanya. Bukan ada apanya" Chanyeol menatap dalam mata Baekhyun,
Dia menjulurkan tangannya dan mengusap pipi Baekhyun,
"Lagian.. Kau selalu terlihat sempurna dimata ku.. Jadi.. Makan ya?" Chanyeol berujar sambil menyodorkan makanan di depan mulut Baekhyun,
Baekhyun yang agak ling-lung itu membuka mulutnya, mengizinkan makanan itu mengisi kelangsungan hidupnya,
Mengunyah dengan pelan,
"Kau tau aku sangat mencintaimu, bukan?"
Baekhyun mengangguk,
"Jadi, jangan melakukan suatu hal yang bisa menyakitimu.. Itu juga akan menyakiti ku juga.." Ucap Chanyeol lembut, dia terus menyuapi Baekhyun,
Berada di pelukanmu
Mengajarkan ku..
Apa artinya kenyamanan...
Kesempurnaan... Cinta...
. Berdua... Bersamamu...
Mengajarkanku..
Apa artinya kenyamanan..
Kesempurnaan... Cinta...
.
.
.
.
END
.
.
.
.
.
.
.
-Throwback-
"Apakah kau mau menjadi kekasihku?"
"Jongin-ssi.. Aku..."
"Aku mohon Baekhyun.. Beri aku kesempatan maka aku tak akan membuatmu menderita"
"Tidak Jongin" Baekhyun tersenyum,
"Aku masih mencintai orang lain. Jika aku menerima mu sekarang, bukankah aku sama saja dengan pembohong?"
Jongin terdiam, dia menelisik mata Baekhyun, apakah dia berbohong atau tidak. Tapi yang dia dapat hanya kejujuran
Jongin menundukkan wajahnya sebelum mengadahkannya kembali,
"Terimakasih telah menolakku. Kurasa Chanyeol brengsek itu sedang menunggu mu?"
Setidaknya diriku pernah berjuang..
Meski tak pernah ternilai di matamu
.
.
.
.
.
.
A/N :
Bhahahahaakkkhhh-keselek sendal-
Ffnya lucu kaga? Kaga? Hm ;')
Bukan lanjutin epep yg belom kelar-kelar malah buat oneshot ;3
Maaf ye,bukan maksud gamau lanjut ff yg laen tp lagi author's block ;') ituloh kek penyakit sesama jenis itu-eh?
Curcol boleh gak? Boleh?
Gua udh brp kali suka sm org,;')
Dan.. Selalu bertepuk sebelah tangan *mojok*
Kenapaaa!?
:")
Cinta ini membunuhku - D'masiv
Mimpi - Anggun C. Sasmi
Terlalu manis - Slank
Terlatih patah hati - The Rain,
Aku yang tersakiti - Judika
Terlalu lama sendiri - ?
S'luruh nafas ini - Gisel & ?
Kesempurnaan cinta - Rizky Febrian
Fb : Gilga Molanda Elia Sabathdini
Twitter : gil_gilgaa
Add+follow ye,mana tau jodoh-eh?
Review jan lupa,gua serius loh soal nyumpahin tiap org yg kg mau ripiu '3'
Ntar nasibnya kek gua lagi,diphp in mulu ;'3
Annyeong,mau ke jo ne s cafe dulu nemuin jongong yg ditolak cintanya sm bekyun,
Mana tau jodoh-eh?
.
.
.
-special feature-
"Terimakasih telah menolakku. Kurasa Chanyeol brengsek itu sedang menunggu mu?"
Baekhyun tersenyum hangat pada Jongin,
Tapi mendadak dia merasakan sesuatu yang ganjal di perutnya,
Rasanya sakit dan...gelisah.
"K-kau mencampurkan apa di dalam minuman ini?" Tanya Baekhyun tertatih,
Jongin mengerjap bingung,
"Aku tak memasukkan apa-apa, sungguh."
Baekhyun kembali memegang perutnya,
"Aku hanya memasukkan semacam asam yang sedang tren sekarang.."
Baekhyun mengadahkan kepalanya, terkejut mendengar ucapan Jongin itu,
"Sianida?" Tanya Baekhyun yang dijawab oleh semakin besarnya diameter bola mata Jongin,
"Dari mana kau tahu?"
.
.
.
.
END
.
.
.
END?
.
.
.
END atau FIN?
.
.
.
END aje deh
.
.
.
Suer loh END
.
.
.
.
Udah dibilang END masih dibaca
.
.
.
.
Jan lupa ripiu
.
.
.
Sarangek.
