Todomatsu menatap kakak hijaunya yang terduduk di dekat meja. Tangannya menulis sesuatu pada secarik kertas, ekspresinya terlihat serius membuat Todomatsu rasanya ingin menutup kembali pintu itu dan pergi meninggalkan Choromatsu sendiri agar fokus.
Satu kardus berada di dekat si kakak, belum tertutup, dan ia dapat melihat beberapa barang bergambar wajah idola Choromatsu ada di dalam kardus tersebut.
Ia menghela napas, memutuskan untuk membuka mulutnya.
"Choromatsu-niisan—"
.
.
.
.
Bodoh
Osomatsu-san © Akatsuka Fujio
Dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada keuntungan lainnya yang didapatkan.
[03/06 - ChoroTodo Day]
.
.
.
.
Dari lima kakak yang dimiliki Todomatsu, mungkin yang menurutnya paling bodoh adalah kakaknya yang ketiga. Choromatsu itu selalu bekerja keras sejak mereka masih berada di sekolah. Selalu yang paling rajin, meneriaki mereka semua ketika salah satu berbuat masalah, menggeret mereka untuk belajar bersama, dan hal lainnya.
Todomatsu selalu memperhatikannya, yang terkadang menggumamkan hal-hal mengenai lowongan pekerjaan atau mereka yang harus berhenti bermalas-malasan. Terkadang menatap saudara mereka yang lain dengan pandangan kosong. Terkadang suka tersenyum melihat mereka bertengkar—lalu Choromatsu akan mengubah ekspresinya dan melerai mereka.
Kini, sang kakak baru saja memberitahu kabar gembira. Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya Choromatsu mendapat pekerjaan. Ia juga berniat pindah dari rumah, ingin mencoba mandiri dan tidak mau menyusahkan Matsuzo dan Matsuyo, katanya.
Kakak ketiganya, Choromatsu, merupakan orang bodoh karena tidak putus asa mencoba. Sifatnya keras kepala, sama seperti mereka semua. Bodoh, tapi akhirnya membuat mereka juga tergerak untuk mengikuti langkahnya.
"Maaf, Totty," ucap Choromatsu di hari ketika ia berangkat. "Aku tidak bisa menemanimu ke toilet lagi. Mulai sekarang kau juga harus menggantikanku mengawasi yang lainnya, hanya kau yang bisa."
Todomatsu terisak, memukul pelan bahu kakaknya. "Choromatsu-niisan bodoh. Sudah jangan pikirkan kami lagi, urusi saja pekerjaanmu."
Choromatsu tertawa pelan, bibirnya tidak lagi melengkung ke bawah seperti biasanya. Si kakak mulai berpamitan dengan yang lain, meninggalkan Todomatsu yang mulai menyadari hal-hal baru.
Tidak. Mereka tidak bisa bersama selamanya seperti apa yang Osomatsu dulu katakan.
Dari dulu seharusnya mereka berpisah, menempuh jalan masing-masing.
(Sebaiknya mereka tidak bersama-sama lagi.)
.
.
.
Tamat.
