My boyfriend is a gangster

Jung Taekwoon
Cha Hakyeon
Kim Wonshik
Other vixx members

Δ HapDee61 Δ

Fanfic req from AOI KANATA on facebook group.
[ LeoN Vixx Couple ]

Typo pasti ada. Original story line.
Eyd banyak salah.

Semoga suka!

.

.

Sekolah menengah atas Hyago khusus lelaki.
Berlatar belakang kelas X-3.
Tengah ramai dengan riuk piuk teriakan para siswa.
Kecuali satu lelaki, yang bernama Cha Hakyeon.

Ia terduduk di meja paling depan, disamping jendela kelas.
Ia terdiam, dengan telapak tangan nya yang menopang dagu.
Wajahnya terlihat biasa, tapi sebenarnya ia sedang dongkol.

Itu semua karena teriakan murid di kelasnya, yang membuat telinga Hakyeon tuli seketika.
Tapi, Hakyeon. Ketua kelas X-3 ini, sangat tidak bisa memarahi teman sekelasnya.

Ia ini orang pemalu dan pendiam. Kenapa ia bisa jadi ketua kelas?
Pastinya karena dia pintar, baik, dan orang yang bertanggung jawab.

Seluruh murid di kelas Hakyeon, mencalonkan dirinya sebagai ketua kelas.
Hakyeon hanya bisa mengiyakan dan tersenyum.

"Hakyeonie!" pekik seseorang berkuping lancip. ( tidak selancip yang kalian bayangkan)

"Ne, Jaehwan." jawab Hakyeon.

"Tidak kah kamu ikut berbahagia, atas kemenangan kelas kita di lomba olahraga antar kelas? Kan kamu juga yang membantu kita menjadi menang." yang dipanggil Jaehwan. Mengambil kursi di samping Hakyeon.

"Ayolah. Kamu ini sangatttt~ amat pendiam. Itu terlalu parah" keluh Jaehwan.

Hakyeon tersenyum simpul. Mau bagaimana lagi. Ia memang orang seperti ini.
Sangat pendiam. Terserah dengan ocehan orang, yang berkomentar tentang kepribadian nya.

"Hakyeonie, pulang bersamaku dan Hongbin ya?" tutur Jaehwan, ia sangat ingin, kali ini Hakyeon pulang bersamanya.

"Maaf Jaehwan. Aku pulang sendiri dulu, aku harus pergi ke suatu tempat." walau sebenarnya Hakyeon hanya mengarang kata-katanya.

Ia tidak harus pergi ke sesuatu tempat. Ia akan berjalan lurus ke rumahnya, karena ibunya pasti menunggunya.

Begitulah, jika menjadi anak satu-satunya ibu rumah tangga, tanpa suami.

"Kenapa? Kenapa Hakyeonie tidak pernah mau pulang bersama kita?" tanya Jaehwan cemberut.

Alasan Hakyeon sangat jelas. Itu semua karena ia malu. Jaehwan dan Hongbin tinggal di dalam mansion besar, dan pastinya mereka kaya raya.

Sedangkan Hakyeon. Ia hanya tinggal di rumah yang sangat sederhana. Hanya ada dua kamar kecil, dapur yang sempit, dan ruang tamu yang tidak sama sekali besar.

Hakyeon bisa bersekolah di Hyago, karena usaha dan kepintaran nya.
Ia mendapat beasiswa, dan gratis bersekolah di Hyago sampai lulus.

Apalagi sekolah Hyago yang sangat mahal dan mewah.
Limit dengan murid-murid.
Hakyeon sangat bersyukur bisa mendapat ilmu di sekolah ini.
Apalagi seluruh orang disekolah, menerima Hakyeon. Bukan seperti di film-film. Anak yang biasa-biasa saja, bersekolah di sekolah elite. Pasti akan ditindas dan diremehkan.
Beruntungnya, Hakyeon tidak mendapatkan itu semua.

"Huffftt~ Kay, tapi lain kali pulang bersama kami ya?"

"Semoga"

Jaehwan menyengir, lalu kembali ribut dengan murid-murid lain nya.
Hakyeon menghela nafas panjang. Wajahnya sudah ia tenggelamkan pada kedua lengan nya yang bersimpuh di meja.

Hari ini Hakyeon lah yang membuat kelas nya menang di perlombaan olahraga antar kelas, di Hyago.
Karena Hakyeon mendapatkan nilai tertinggi di lomba renang,lari, dan taekwondo yang juga masuk dalam perlombaan olahraga.

Ketiga nilai paling tinggi yang Hakyeon peroleh, membuat kelasnya menang.
Para siswa di kelas Hakyeon bahagia dan berteriak-riak. Lomba olahraga antar kelas memenangkan banyak hadiah.

Tiket pergi ke Jeju untuk seluruh orang di kelas, selama tiga hari. Biaya hotel dan uang 30.000 ¥.
Libur sekolah satu minggu dan voucher belanja di salah satu mall terbesar di Seoul.

Yapp.. Itu lah yang membuat siswa menjadi riuh.

.

.

Bel pulang sekolah sudah berdering sejak tadi.
Seluruh siswa-siswa sudah berlari keluar kelas sejak tadi.
Seluruh kelas mengosong.

Begitupun Hakyeon, yang sudah berada di luar sekolah, mengikuti seluruh siswa yang berhamburan.

Disinilah Hakyeon berjalan pelan, di pinggir jalan. Satu, dua kerikil menjadi sasaran tendangan Hakyeon.

""Hufff.. Lelah sekali" gumam Hakyeon, sembari menatap kebawah.

Brukkk...

Hakyeon mendongak, lalu matanya melebar.
Seumur hidupnya. Ini baru pertama kali melihat orang babak belur. bilang saja terluka.

Terjatuh di kaki Hakyeon.
Berbagai pertanyaan untuk dirinya sendiri. Hakyeon akan meninggalkan orang ini, atau membantunya?

Hakyeon masih terdiam.
Ia pikir-pikir lagi. Berat badan nya, tidak mungkin bisa mengangkat lelaki ini.

Hakyeon menghela nafas panjang.

.

.

Cklekk...

"Umma tolong!" pekik Hakyeon.

Ibu Hakyeon berlari ke arah suara Hakyeon. Matanya mengerjap sebentar, lalu -berusaha- mencerna gambaran yang terlihat di depan matanya.

Hakyeon dengan seorang lelaki di pundaknya. Lelaki yang dengan luka-luka di wajahnya.

"Umma, berat. Tolong umma" Hakyeon melangkah pelan menuju ibunya.

Sang ibu yang sudah kembali normal -setelah pembekuan tubuhnya sebentar- langsung berlari membantu Hakyeon. Ibu Hakyeon mengangkat lelaki di pundak Hakyeon, bersamaan dengan Hakyeon. Menaruh lelaki yang terluka itu, di sofa.

"Umma gomawo ne?" Hakyeon tersenyum simpul pada sang ibu, yang tatapan nya masih terpaku pada lelaki yang Hakyeon bawa /?

"Hakyeon-a. Dia siapa nak?" tanya ibu Hakyeon.

Hakyeon tertawa gugup. Mengusap tengkuknya, untuk menghilangkan kegugupan nya.

"Orang.."

"Umma tahu itu. Maksud umma, dia ini SIAPA kamu?" tanya ibu Hakyeon curiga.

Bulir keringat, terjatuh di pelipis Hakyeon.
Berulang-ulang, kata-kata tolong, dilontarkan oleh Hakyeon, di otaknya.

"Ia terjatuh di depan kakiku umma. Wajahnya sudah terluka seperti ini. Akhirnya aku membantunya, mengajaknya kesini" jelas Hakyeon hati-hati.

"Aigoo. Hakyeon kamu obati lukanya ya? Umma sedang memasak. Kamu baik Hakyeon. Membantu orang yang terluka" ms. Cha, tersenyum, lalu mengusap surai Hakyeon, sebelum ia kembali ke dapur.

"Hhhh~ yoshh.. Dimana obat lukanya?" Hakyeon berjalan mengitari ruang tengah. Ia membuka apapun, yang bisa terbuka.
Terakhir matanya terhenti di depan laci nakas. Senyuman mengembang.

Clekk..

Pintu nakas terbuka. Menampilkan kotak obat-obat untuk luka, yang entah kenapa, sudah berada di genggaman Hakyeon.

Hakyeon beralih menatap lelaki di sofanya. Hatinya sedikit bergemuruh.
Langkah kecil Hakyeon lakukan, untuk menuju sofanya.

Hakyeon duduk di samping lelaki itu. Ia ambil kapas dan menuangkan air, untuk menghilangkan darah lelaki tersebut.

Lelaki itu, sedikit menggerakkan badan nya, saat Hakyeon mengusap darah di lukanya.

"Maaf tuan.."

Hakyeon melanjutkan usapan nya. Ringisan kecil terlontar.

Saat Hakyeon hendak mengambil kapas berisi alkohol. Tangan nya ditarik oleh lelaki itu, yang entah kapan, sudha membuka matanya.

"Aigoo!" Hakyeon mengusap dadanya dengan sebelah tangan nya.

"Maaf, aoa tadi terlalu sakit? Hingga tuan terbangun?"

"J-jangan Panggil aku tuan. Jung Taekwoon. Namaku Jung Taekwoon" lelaki itu- Taekwoon. Berujar dengan suara serak.

"Ah, ne. Taekwoon-shi. Maaf memanggilmu tuan ne? Yosh, aku lanjutkan dulu mengobati lukamu" Hakyeon mangambil kapas berisi alkohol. Menempelkan pada luka Taekwoon, perlahan.

"Ouchh.. Pelan-pelan bodoh" Hakyeon mengangguk takut. Mata tajam Taekwoon menatap nya, hampir membuat kulitnya terasa terbakar.

"M-maaf" nada takut, di ucapan Hakyeon , terdengar.

Tatapan tajam Taekwoon, beralih menjadi tatapan hangat, dan... Seringaian mesum, tercetak diwajahnya.

"Terima kasih sudah membantuku. Manis~"

Uhukkk...

Hakyeon hendak terbatuk. Tetapi ia hentikan niatnya itu. Wajahnya saja yang memerah.
Benar-benar tidak sopan, Jung Taekwoon ini.

Taekwoon hendak menangkup kedua pipi Hakyeon. Tetapi Hakyeon yang merasa adanya ancaman. Langsung melakukan gerakan taekwondo dengan tiba-tiba.

Karena gerakan taekwondo Hakyeon. Taekwoon terkaget, ia langsung linglung, dan akan terjatuh dari sofa. Tapi tangan nya, ikut menggenggam tangan Hakyeon.

Seperti inilah hasilnya. Saat Hakyeon dan Taekwoon terjatuh dari sofa bersamaan.

Taekwoon yang tertindih badan cungkring Hakyeon.
Fenomenal sekali.

"Omo! Hakyeon!"

To be continued.

Thank you readers. Terima kasih yang sudah membaca dan review.

Silent readers, akan kutunggu review dari mu #asekkkk

Hapee (baca: hepi) mau kasih tau, ff White darkness. Nama anaknya itu, sebenarnya nama asli Hapee ( ̄. ̄)

Biasa, Hapee numpang eksis sedikit. Maaf jika readers kurang suka dengan namanya ╥﹏╥

Hapee sih suka #plakk ⊙_⊙
Terima kasih untuk review nya untuk ff ku yang lain. Walau review nya masih dikit banget.. Semoga aja nambah ya.. ヽ(´∀`)ノ

Maunya sih gitu.. Hahahahahaha #ketawa miris #mojok #nangis.

Ya udah.. Terus baca ff Hapee ya.. Dan jangan lupa namanya itu Hapee (Hapi) bukan Hape.. -_-||

Soalnya banyak yang salah ngira..