Benci

Osomatsu-san © Akatsuka Fujio

Dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada keuntungan lainnya yang didapatkan.

KaraIchi, boys-love, incest, blmatsu.

.

.

.

"Aku membencimu."

Kata-kata itu sudah berkali-kali diucapkan Ichimatsu, yang ditujukan untuk kakak keduanya. Kata-kata yang singkat, padat, dan—sangat—menyakiti hati Karamatsu, walau si anak kedua tidak menunjukkannya. Kata-kata yang mudah diucapkan namun sebenarnya disesali oleh yang mengucap.

Semua saudaranya tahu bahwa Ichimatsu bukanlah orang yang mudah mengatakan apa yang dirasakannya. Bukan orang yang mudah menunjukkan apa yang ada di dalam hatinya. Bukan orang yang jujur.

Namun bukan berarti kelima saudaranya mengerti dirinya, mengerti siapa itu Ichimatsu, mengerti apa yang sebenarnya ia maksud dibalik kata-kata yang diucapkannya.

Terlebih lagi Karamatsu. Dia memang sayang pada kakak serta adik-adiknya. Dia peduli sekali pada saudara-saudaranya. Dia suka menghabiskan waktu dengan mereka, sering mengatakan akan melakukan apa saja untuk membantu mereka, mengucapkan juga bahwa ia percaya pada mereka. Tapi dia menyakitkan, pilihan kata-kata yang diucapkannya terlalu aneh, gaya bajunya juga terlalu nyentrik[1](siapa yang memakai jaket kulit di musim panas serta kacamata hitam di malam hari?).

Dan yang terparah adalah, Karamatsu itu dablek[2], gak peka, dan bodoh sekali dalam membaca suasana. Kakak keduanya itu mudah sekali dibohongi (biasanya oleh Todomatsu atau Osomatsu) dan benar-benar tidak tahu jika sudah dibohongi oleh orang lain, hal ini selalu saja terjadi hingga membuat banyak orang memanfaatkannya.

Walau seperti itu, Ichimatsu tetap saja jatuh cinta pada si kakak. Kakak yang bodohnya tak ketulungan[3] dan terlalu baik.

Benci? Tidak, tidak. Ichimatsu tidak pernah membenci Karamatsu, jika ingin bicara jujur. Karena sebenarnya, apa yang bisa dibenci dari si kakak biru? Menurut Ichimatsu, tidak ada yang bisa dibenci dari kakaknya.

Sayangnya, walau Ichimatsu jelas sadar akan perasaannya, mulutnya seakan berkhianat dan selalu melontarkan kata-kata yang disesalinya. Tangannya selalu bergerak di luar kemauannya untuk menggenggam erat kerah baju Karamatsu. Ia tidak bisa menahan kakinya yang seakan-akan bergerak otomatis untuk menendang si kakak ketika Karamatsu melakukan salah satu kelakuan menyakitkannya.

"Aku membencimu."

Ichimatsu selalu berharap bahwa suatu hari kakaknya dapat mengerti apa yang sebenarnya ia maksud. Berharap juga bahwa suatu hari dia bisa menyampaikan perasaannya dengan benar. Berharap bahwa suatu hari dia tidak perlu lagi berbohong. Berharap bahwa nanti dia tidak perlu lagi menyakiti hati Karamatsu dan membuatnya menangis.

"Aku membencimu."

(Tolong mengertilah bahwa itu hanya sebuah kebohongan.)

.

.

.

Tamat.

[1]: aneh, tidak wajar.

[2]: tebal telinga, tidak tahu malu, tidak ambil pusing walau dimarahi.

[3]: tidak tertolong, sudah berlebihan hingga tidak bisa dikurangi atau ditolong.