Title: Fu-chan wa Heduwiggu
Disclaimer: M.K
Warning: SHOUNEN AI, friendship, crossover, HP.
Summary: Kuchiyose no Jutsu! Naruto memanggil Gamabunta di suatu kota didalam TanpopoGakure saat melawan Shinobi Tanpopo. Ahomaru tak sengaja meneteskan darahnya juga saat Naruto memanggil dengan menyebarkan benih bunga Dandelion yang meletup-letup bersimbahan darah. Puff! Muncul lah hewan malam, berbulu putih tergelepar dihadapannya. BURUNG HANTU! Yang akhirnya dinamai Kawaikage, Fu-chan. Singkat cerita, burung ini mampu mengantar suratnya-curhatannya pada laki-laki yang memanggilnya 'Dobe'.
chapter I: Its Name is Fu-chan
…
"Ero-Sennin! Kau kemana saja!"
Naruto meneriaki gurunya yang baru saja tiba entah dari mana. Ia sedang terjepit walaupun hanya melawan seorang Shinobi dari Tanpopogakure, apa? Siapa namanya? Karena sepertinya Shinobi bergender laki-laki berambut coklat berantakan itu memanggil dirinya sendiri, Ahomaru.
Ninja paling mengejutkan nomor satu itu, sepertinya tak kalah terkejutnya ketika tiba-tiba Ahomaru yang berhasil menghentikan segel Kuchiyose miliknya seperti melompati sesuatu yang hampir di injaknya dan terjatuh. Naruto menahan dirinya untuk menghinanya habis-habisan.
Jiraiya sudah berada dibelakang Naruto, "Ini musuhmu, Naruto?"
"Ero Sennin! Orang itu musuh yang kuat! Dia, dia bisa menerbangkan bulu-bulu kecil dan meletup letup seperti kembang api, lalu saat aku sadar itu seperti darah. Pasti itu darahnya! Ninjutsu terlarang!"
Salah satu dari Sannin itu menghembuskan napasnya. Tidak hanya melihat Naruto yang sibuk menghindari bulu-bulu putih yang beterbangan tapi juga melihat musuhnya yang entah kenapa sepertinya sedang bertengkar dengan dirinya sendiri.
"Bisa kita akhiri?" katanya simpel. "Aku lelah, aku ingin ke Onsen dan sesegera mungkin menemui gadis-gadis cantik disana…"
"Uaaa! Uaaaa! Bagaimana bisa kau tidak terserang bulu-bulu tidak jelas itu Ero-Sennin! Uaaa! Sakittt!" Kulit Naruto yang terkena bulu itu dan meletup menjadi darah, tiba-tiba melepuh seperti terkena tembaga cair yang sangat panas.
Jiraiya menghembuskan napasnya lagi, ia berharap ada secangkir the disini dan gadis cantik tentunya, "Kau diam, dan bulu itu tidak akan menyerangmu Naruto. Semakin cepat kau bergerak, semakin gesit juga gerakan bulu-bulu itu. Netralkan aliran chakramu, kalau bisa sembunyikan!" katanya ceramah panjang lebar.
Naruto mengikuti saran gurunya dengan menutup hidungnya dan pura-pura menjadi batu. Jiraiya kembali menghembuskan napasnya saat ia melihat Shinobi Tanpopo memukuli dirinya sendiri. Sudah cukup pikirnya, ia benar-benar butuh Onsen dan gadis cantik serta makanan yang enak.
Ia membuat segel dan tiba-tiba ada katak kecil dibelakang Ahomaru kemudian katak itu menyemburkan sesuatu dari mulutnya. Ahomaru menggeliat karena tangannya terkena cairan menjijikan berwarna hijau muda, dan kemudian pingsan. Naruto yang wajahnya biru karena menahan napasnya melonjak kegirangan. Akhirnya ia tidak perlu lagi menahan napasnya, dan bulu-bulu yang jatuh tanah yang ditutupi rumput langsung berkembang menjadi tanaman yang Naruto pikir itu kembang gula (Tanpopo! Itu tanpopo Naruto!, teriak Jiraiya saat Naruto hendak memakan bunga itu).
Padang yang berwarna hijau menjadi padang yang penuh dengan Tanpopo yang sedang bermekaran. Putih, dan sebagian menyibakkan mahkota bunga yang menyerupai bulu-bulu berwarna putih kelangit yang biru.
"Ayo, Naruto! Kita perlu menemui Kawaikage!" Kawaikage, pemimpin dari Tanpopogakure.
"Yosha! Aku bingung, dattebayou! Kenapa Shinobi Tanpopogakure, malah menyerang kita? Bukankah Baa-chan bilang mereka butuh Shinobi Konohagakure…?"
"Naruto…" katanya lirih sudah memanggul Ahomaru.
"Hm?"
"Kau tahu siapa namanya?"
"Errrr… sepertinya…Ahomaru?"
"Aho-maru."
"Kenapa, Ero-sennin."
"Dia, Aho."
Naruto yang mengerti akhirnya tertawa terbahak-bahak. Ahomaru, si Bodoh. Jiraiya hanya menggelengkan kepalanya saja melihat anak didiknya yang tidak kalah cerobohnya dengan si Ahomaru itu. Tapi… Shinobi ini, tergolong kuat. Mungkin setara dengan Jounin, pikir Sannin berambut putih itu.
Ia bersiap akan pergi, ketika tiba-tiba melihat burung putih yang sedang bergelepar-gelepar dan sepertinya hampir mati itu. Rasanya kasihan sekali melihat burung putih itu…mungkin karena dirinya salah menggunakan Kuchiyose makanya burung malang ini yang jadi korban. Tapi ini pertama kalinya ia gagal memanggil katak dengan munculnya burung hantu.
"Ne..ne..ne, Ano sa…Ero-sennin! Kenapa aku bisa gagal memanggil katak dan malah muncul burung hantu?" tanyanya sesaat sebelum Jiraiya beranjak. Gurunya itu menatapnya, kegagalan saat memanggil Kuchiyose (Gamabunta) biasanya memunculkan kecebong atau katak kecil bersaudara (Gamakichi dan Gamatatsu) tapi tidak pernah sekalipun ia memanggil burung hantu.
Sejenak, ia memperhatikan burung yang ditunjukkan oleh muridnya itu. Ia juga tidak mengerti kenapa yang muncul, kalaupun ada 'sesuatu' yang terlibat didalam pemanggilan katak itu, tidak mungkin ada yang muncul. Apalagi spesies lainnya.
"Bawa burung hantu itu, Naruto!" perintahnya.
"Ehhhh! Untuk apa! Sepertinya burung ini sudah mati, dan burung hantu 'kan tidak bisa dimakan?" Naruto berpikir sejenak saat Jiraiya menggelengkan kepalanya, "Atau bisa kita makan?" katanya santai.
"Kita akan periksa burung itu, sepertinya ada Chakra yang aneh mengalir di Burung itu."
Naruto terdiam sejenak dan mulai mengambil satu sayapnya, tapi ketika burung itu menolak dan menggerakkan sayapnya, ia panic, "Guru! Burung ini masih hidup!"
"Karena masih hidup maka chakra aneh itu mengalir, Naruto! Diam dan bawa saja! kita sudah di tunggu Kawaikage!"
"Er..kalau dia tiba-tiba meledak bagaimana guru!"
"Kau bawa dia dengan Kagebunshinmu!"
"Ide yang bagus sekali!" Naruto membuat kagebunshin dan kemudian membawa burung hantu itu dengan hati-hati.
Jiraiya melirik Naruto, kadang ia bingung. Naruto itu cerdas atau ia kelewat cerdasnya jadi terlihat bodoh ya?
Entahlah, saat ini ia butuh Onsen, gadis cantik, makanan dan sake.
…
"Uwaaaaa….Kawaiiiii sooooo!" teriak seorang gadis cantik berambut panjang hitam sepinggang dan bermata hijau terang, dirambutnya ia menggunakan jepitan seperti bunga yang Naruto lihat di sepanjang perjalanannya (Dandelion/Tanpopo). Ia mengunakan gaun berwarna putih yang bila tersibak memperlihatkan lulutnya. Gaun putih, dengan kancing seperti daun berwarna hijau di sisi kanan atas dadanya. ia tidak membawa apapun dan bahkan tidak menggunakan alas kaki sama sekali.
Gadis itu menghampiri Naruto yang kebingungan berhadapan dengan gadis yang kulitnya pucat itu. Namun, sekalipun kulitnya pucat tapi pipi dan bibirnya berwarna merah merekah. Naruto kebingungan melihat gadis yang tidak terasa aliran chakranya sama sekali. Jiraiya curiga pada gadis itu, ia bisa merasakan ada aliran chakra tapi pada saat yang sama seperti tidak ada apapun disana. Perlahan dan menenangkan.
Gadis itu tiba-tiba mengalirkan chakra berwarna putih dari kedua tangannya dan matanya berubah menjadi putih berkilau di tubuh burung hantu itu. Naruto tertegun, karena ia bisa merasakan chakra yang kuat, tapi pada saat sama terasa tenang dan seperti sangat lemah. Tapi ia tahu itu chakra yang kuat, karena beberapa detik kemudian burung hantu bangkit dan terbang di ruangan itu.
Ruangan kerja Kawaikage, Tanpopogakure.
Yap, gadis itu bernama Tsuchikawa Mirai. Generasi 9 Kawaikage. Gadis yang terlihat polos dan sedang melompat-lompat mengikuti burung hantu yang sedang terbang dikantornya itu, tiba-tiba terhenti dan burung hantu dihadapan Naruto terbang menuju ke tangannya. saat itu Naruto tahu, kalau gadis itu benar-benar sangat kuat.
Kawaikage itu tersenyum, "Fukuro-san…" bisiknya pada burung hantu itu. Enam orang lainnya yang ada di ruangan itu tertegun, termasuk Naruto dan Jiraiya.
Cantik.
Itu yang mereka pikirkan bersamaan.
"Ehem!" kata seseorang yang menggunakan seragam berwarna hijau gelap, sepintas menyerupai hitam dan didadanya ada seperti pelindung berwarna putih. Ia tidak menggunakan topeng seperti ANBU Konohagakure. Tapi Naruto yakin, laki-laki yang setidaknya setingkat dengan pemimpin tertinggi ANBU tidak menggunakan wajah aslinya.
Kawaikage itu melirik kearah kapten Senjutsu Tokushu no Dan atau yang disingkat Sen Toku-Dan. Ia sedikit merenggut dengan tangannya mengelus-elus burung hantu yang dipanggilnya 'Fukuro-san' itu.
"Hm…" gumamnya dengan imut, "Ada apa? Kiri-san?" katanya dengan cemberut. Naruto tertawa kecil melihat gadis yang sepertinya lebih muda satu atau dua tahun darinya itu cemberut. Anehnya tidak seperti saat dirinya melihat Sakura yang cemberut ia akan merasa merinding dan merasa bersalah, tapi saat melihat gadis cantik itu rasanya…ia…
"Mirai-sama, Jiraiya-san dan Uzumaki-san telah menunggu anda. Jadi harap sedikit fokus." katanya dengan datar. Tapi sama seperti Naruto, seluruh 3 laki-laki lainnya pun merasa kalau ada nada membujuk di suaranya itu.
Gadis itu berpaling kearah mereka berdua yang berdiri di dekat pintu. Jiraiya tidak melepaskan sedetikpun pandangannya dari gadis yang sangat-sangat manis itu.
"Kiri-san, Akemono-san, Hiirai-san, dan Yuura-san." Panggilnya dengan nada memerintah. Naruto tidak menyangka kalau gadis manis itu bisa tegas juga. Wajar namanya saja Kawaikage. Naruto memiringkan sedikit kepalanya, gadis itu sangat muda, ia penasaran sejak kapan ia menjabat sebagai Kawaikage. Atau…jangan-jangan ia seperti Tsunade! Ia sebenarnya seorang nenek-nenek!
"Hai! Kawaikage-sama!"
"Kalian berempat jalankan perintah seperti apa yang telah kita rencanakan sebelumnya, dan jangan buat Uzumaki-san serta Jiraiya-san merasa kecewa dengan pelayanan negara kita."
"Hai!"
"Laksanakan!"
Keempat Jounin itu akhirnya pergi dari hadapan Kawaikage. Naruto merasa aneh, bukankah mereka kesini untuk mendapatkan misi? Kalau tidak salah Tanpopogakure ingin bekerja sama dengan menjadi Aliansi Konohagakure, tapi kenapa sepertinya disini kami seperti tamu agung? Apakah ini memang adat dari Tanpopogakure?
Naruto menggelengkan kepalanya dihadapan Kawaikage yang masih berbicara dengan seseorang yang kalau tidak salah bernama Saki-san, yang juga sama-sama cantik. Walaupun lebih cantik Mirai-san. Saki-san sepertinya tiga tahun lebih muda dari dirinya.
Tanpa Naruto sadari Kawaikage telah ada dihadapannya, jarak yang sangat dekat. Mirai-san hanya sekitar 3 cm lebih pendek dari tubuhnya. Naruto gugup dan melirik kearah Jiraiya yang sedang berbicara dengan Saki-san. Dilihat dari wajahnya, sepertinya sesuatu yang serius. Naruto tidak mampu mendengar percakapan yang sangat jelas.
Itu semua karena gadis cantik dihadapannya itu sedang menyentuhnya, menyentuh tangannya, "Nee…Uzumaki-…er…boleh saya memanggilmu, Naruto-kun?" katanya dengan lembut.
"Ten-tentu saja, dattebayou!" kata Naruto gelagapan.
Gadis itu tertawa kecil, dan wajah Naruto memerah. Aneh sekali rasanya, karena dengan Sakura pun ia tidak pernah sekaku ini. kenapa! Kenapa! Kenapa!
"Selamat datang di Tanpopogakure." Katanya dengan hangat.
Naruto tersenyum mendengar sambutan dari Kawaikage. "Hm…Sankyuuu!" lalu tiba-tiba ia bertanya, "Ano sa…Mirai-san, kenapa gelarmu Kawaikage? Rasanya…aneh…bagaimana kalau suatu saat nanti yang menjadi Kawaikage adalah seorang laki-laki? Semisal Uzumaki Naruto, Juudaime Kawaikage. Bukan kah? Bukan kah terdengar aneh?"
Gadis itu tertawa kecil lagi, tangannya kembali menjadi tempat bertanggar Fukuro-san. Ia mengambil tiga langkah ke belakang, tapi matanya tetap menatap Naruto. Kakinya yang tanpa menggunakan apapun terlihat lincah dan cepat saat bergerak, seakan-akan ia bisa terbang.
"Hm…iya..iya..rasanya aneh sekali ya..walaupun Naruto-kun itu memang manis. Tapi…semenjak Tanpopogakure ini berdiri, kami hanya pernah memiliki pemimpin wanita."
"Nani?"
"Iya…" kata gadis itu dengan ceria, "Itu karena tanah ini, Tanpopogakure, memiliki keterikatan dengan tiga klan utama: Tsuchikawa, Daichikawa, dan Yochikawa."
Entah kenapa saat membicarakan klan ini, wajah gadis itu untuk pertama kalinya terlihat sedih. Naruto ikut memegang Fukuro-san.
"Fu-chan." Katanya simpel.
"Hm?"
"Kyuudaime Kawaikage, seharusnya memanggil burung hantu putih ini dengan Fu-chan…bukan kah Fu-chan lebih terdengar manis?" kata Naruto seakan-akan menghibur entah kesedihan apa yang dirasakan oleh Kawaikage.
"Fu-chan…" kata Kawaikage itu perlahan.
"Iya, Fu-chan…"
"Kenapa tidak Shiro saja?" kata gadis itu tiba-tiba.
"Mirai-chan!" rengek Naruto, "Shiro itu untuk nama anjing, Dattebayou! Sudah kita panggil saja dengan Fu-chan! Fu-chan!" lalu ia mengelus Fukuro-san, "Nee? Fu-chan?"
Dan Burung hantu berwarna putih itu, untuk pertama kalinya menggigit jari Naruto.
"Arrrgghhh!"
"Naruto-kun!"
Naruto tersenyum, "Lihat, sepertinya burung ini menyukai nama barunya, 'Fu-chan'." Dan tertawa. Ia tidak melihat burung hantu itu membuang wajahnya saat Naruto memanggilnya.
Mereka berdua tertawa dan mengundang rasa penasaran Saki-san serta Jiraiya.
"Nee..Naruto-kun…"
"Hm?"
"Sepertinya kau bisa memilihkan nama yang baik ya…untuk nama anak-anak…" kita… tambah gadis itu tersembunyi.
"Benarkah? Hahaha…aku tidak tahu itu, tapi kalau begitu…syukurlah!" katanya dengan bahagia.
Jiraiya mengangkat alisnya melihat mereka berdua itu. Naruto tidak biasanya begitu bahagia disamping seorang gadis yang baru ia kenal. Sekalipun gadis itu aneh, tapi tidak ada niat buruk di dalam dirinya. Ia bisa melihatnya dari tatapan matanya pada Naruto.
Tatapan mata itu seperti seseorang yang sudah lama sekali tidak melihat orang yang dicintainya dan akhirnya bisa bertemu kembali. Bisa bertemu kembali dengan orang yang dicintai setelah sekian lama…
Orang yang dicintainya? Naruto?
…
Malamnya…
Naruto memasuki ruangan yang sangat luas dan nyaman untuknya tidur seorang diri. Rasanya kamar tidurnya itu, setara dengan empat kali lipat lebar apartemennaya. Keseluruhan apartemennya dikali 4 dan itu baru kamarnya saja. Naruto benar-benar berdecak kagum saat Hiirai-san mengantarkannya pada kamarnya itu. Sedangkan Jiraiya berada satu lantai dibawah tempatnya, diantar oleh Yuura-san.
Ia yakin kalau kamar itu sama luasnya dengan kamarnya sekarang ini, "Iya 'kan Fu-chan."
Burung hantu itu memalingkan wajahnya.
"Hei! Hei! Kau tidak boleh mengacuhkan aku! Sekarang kau milikku! Ingat? Aku yang memanggilmu? Dan kau juga tidak pergi ke dunia asalmu!" katanya menggerutu. Burung itu tetap mengalihkan pandangannya.
Naruto menghembuskan napasnya, "Nee…Fukuro-san." Katanya kembali memanggil burung itu dengan Fukuro. Burung hantu itu tetap tidak bergeming. Sepertinya ia tahu apa yang harus ia lakukan.
Ia berjalan meninggalkan Fu-chan, dan mengambil sesuatu ditasnya, "Kau pasti lapar ya? Sudah hampir setengah hari kau bersamaku tapi kau tidak makan sama sekali, kau pasti lapar…" Ia mendekati Fu-chan dan memberikan kue..ini…Arkk! kenapa kau mematukku lagi! Kau pikir tidak sakit apa!"
Lukanya langsung menutup kembali. Bahkan luka yang sebelumnya sudah sembuh dan tidak berbekas sama sekali. Burung itu mengetuk-ngetukkan paruhnya di kaca, Naruto membuka kaca itu dan membiarkan burung itu pergi.
Mungkin memang bukan keahliannya memiliki burung hantu. Ia menggaruk-garuk kepalanya. Sepertinya Kawaikage akan bersedih mendengar Fu-chan kabur…ah, tidak, karena Naruto sendiri yang melepasnya.
Naruto membaringkan tubuhnya setelah ia mandi. Perjalanan dari Amegakure ke Hinogakure, sekitar dua minggu, dan dari sana ke Umigakure, kurang lebih 5 hari dan dari Umigakure, harus menyebrang laut, kira-kira 3 hari untuk sampai ke landasan pertama continental Tanpopogakure, dari situ setengah hari paling cepat menuju ke pusat kota…
Ia tidak habis pikir kenapa Tanpopogakure mau bekerja sama dengan negara yang sangat jauh? Hampir satu bulan perjalanan kalau mengingat waktu yang harus ditempuh dari Amegakure ke Konohagakure. Naruto mulai terlelap saat tiba-tiba mendengar bunyi ketukan di jendela. Awalnya ia tidak peduli, tapi ketukan itu sangat keras lama kelamaan.
Akhirnya ia bangun dan melihat Fu-chan kembali, dan dimulutnya…Naruto melihat sesuatu yang mirip dengan…tikus?
Ah…Naruto mengangguk jadi itu makananmu Fu-chan…erm… "Kau menyuruhku ? lain kali aku yang mencarikanmu makananmu?"
Burung itu mengetuk-ngetukkan paruhnya lagi, pertanda 'Iya'
"Naniiiiii!" teriak Naruto.
Dan semenjak hari itu ia menjadi Rat-Hunter.
…
Pagi itu Naruto bangun setelah mendengar ada suara ketukan dijendela, tapi kali ini bukan Fu-chan. Karena Fu-chan masih ada di mejanya sedang tidur. ingat? Burung hantu adalah hewan Nocturnal. Bahkan Naruto sendiri tidak tahu apa itu Nocturnal.
Ia melihat ada burung merpati yang dikakinya terdapat suatu pesan, sepertinya dari Obaa-san. Kalau sampai merpati ini menemuinya itu artinya Jiraiya sedang sibuk dengan bukunya atau masih tidur. hish.
Naruto mengambil pesan dikaki Merpati itu, dan membaca pesan Tsunade, "Kalian sudah sampai? Laporkan apa saja yang ada disana, dan jawab langsung dengan merpati ini. burung ini akan menunggumu.." Naruto membacanya dengan nyaring, dan setelah ia melirik keasal burung itu.
Merpati cantik sedang terbang dengan gemulai melintasi langit biru dipagi hari yang sangat indah. Sial. Fu-chan mengusirnya dengan mematuk-matukkan merpati itu sepertinya, dilihat dari wajah Fu-chan yang sepertinya puas melihat merpati itu pergi.
"FU-CHAN!" bentaknya, dan burung hantu mematuknya, "Err… apa yang kau lakukan?" burung hantu itu memalingkan wajahnya lagi. Kembali tidur.
Naruto hanya menghembuskan napasnya. Ia sendiri bingung kenapa ia mengalah pada seekor burung hantu. Burung hantu ini (entah kenapa) mengingatkannya pada seseorang yang seenaknya saja. ia berpikir kalau sebaiknya ia membalas surat itu sesegera mungkin dan meminjam merpati Tanpopogakure untuk mengirim surat itu.
Kemudian Naruto terkejut melihat Fu-chan ada dihadapannya, mematuk kertas yang dipegangnya dan kemudian pergi keluar. "Arrrhhhhh! Fu-chan!" dan beberapa detik kemudian ia membawa surat itu kembali setelah menaruhnya di meja kemudian mengambilnya lagi dan memberikannya ke Naruto.
Naruto yang terkejut itu langsung mengambil kertas dari Godaime. Fu-chan melihatnya dan kemudian mematuknya lagi, tapi kali ini perlahan. Naruto akhirnya mengerti maksud Fu-chan, kalau ia akan mengantarkan surat ini. Ia bersemangat menulis surat itu, dan membungkusnya lalu bungkusan kecil itu digenggam langsung dengan kaki Fu-chan.
Sesaat surat itu berada didalam genggamannya, Fu-chan terbang.
Naruto termenung, "Fu-chan... apakah ia tahu letak Konohagakure?"
…
"Naruto-kun, ada apa?" tanya Mirai-san.
Naruto termenung saat jamuan sarapan paginya di Istana Tanpopo, Istana yang tinggi dan megah didalamnya. Walaupun dari luar hanya terlihat sederhana tapi didalamnya sangat indah, Naruto sangat kagum dengan design-nya. Benar-benar indah, tapi pada saat yang sama tidak terlihat mahal sama sekali. Rasanya seperti melihat danau yang airnya sangat jernih, luas dan indah. Begitulah tempat ini.
Tapi sayang Naruto termenung karena Fu-chan belum juga kembali, yah…wajar sih, jarak antara Konohagakure dengan Tanpopogakure sangat jauh dan harus melewati laut. Semoga Fu-chan akan baik-baik saja. Ia menghembuskan napasnya, sejak kapan ia mengkhawatirkan burung hantunya seperti ini?
"…to-kun,"…"Naruto-kun"
Akhirnya Naruto mendengar perkataan Mirai-san, "Uh…maaf, maaf…Mirai-san…aku sedikit khawatir dengan Fu-chan yang entah kenapa tidak bisa tidur dimalam hari…"
Di meja makan yang berisi Naruto, Jiraiya, Mirai-san, Saki-san, Kiri-san dan beberapa pelayan yang sedang menunggu kalau-kalau Kawaikage mereka membutuhkan sesuatu. Hampir semuanya, kecuali Jiraiya-san sedikit terkejut dengan perkataan Naruto, dan Mirai-san mulai tertawa.
"Naruto-kun…Fu-chan adalah hewan Nocturnal."
Wajah Naruto seperti seseorang yang sedang melihat hantu. Matanya terbelalak, dan mulutnya terbuka lebar. Ia mengingat sesuatu tentang kata Nocturnal. Ia tahu kata itu.
"Apakah Burung Hantu juga bisa berubah menjadi vampire?"
"Hah?" semua orang memalingkan pandangannya dengan serius pada Naruto dan tangan Jiraiya sudah terkepal disebelahnya.
"Maksudku, kau tahu…Kelelawar juga, Nocturnal, dan yang kutahu mereka bisa berubah menjadi vampire… gawat!" wajah Naruto semakin pucat ketika menyadari hal ini dan semakin bertambah pucat lagi saat Jiraiya memukul kepalanya. Semua orang kecuali mereka berdua tertawa, bahkan Mirai-san pun terbahak-bahak.
"Kau ini bisa saja bercandanya, Naruto-san…" kata Saki-san ditengah-tengah tawanya.
Naruto mengusap-usap kepalanya sambil merintih kesakitan, "Aku tidak bercanda, Dattebayou! Mengerikan sekali vampire itu…" katanya lemah sambil cemberut.
Mirai-san tersenyum hangat padanya.
Saat itu pula, sesuatu, seonggok daging berbulu berwarna putih terbang dari atas jendela sangat besar dan sedikit terbuka. Awalnya hanya seorang pelayan yang melihatnya, dan kemudian ketika semuanya melihatnya. Naruto terlihat sangat bahagia.
"FU-CHAAAANNNN!" teriaknya, kemudian berdiri dan membuka kedua tangannya lebar-lebar.
Burung itu berhenti dan bertanggar ditangan kanan Naruto. Semua orang di meja makan terkejut dengan kedatangan Fu-chan yang tiba-tiba. Fu-chan menggaruk tangan Naruto dengan perlahan, dan memperlihatkan surat di kakinya.
"Apa itu, Naruto?" tanya Jiraiya saat Naruto kegirangan dengan kedatangan Fu-chan setelah ia pergi hampir 3 jam dipagi hari tadi.
"Umh? Jelas-jelas Fu-chan!"
"Bukan itu, bodoh! Lihat dikakinya!"
"Ah! Iya…tadi pagi Obaa-chan menanyakan kabar kita, apakah kita sampai dengan selamat atau tidak dan Fu-chan yang mengantar suratnya." Naruto terdiam karena membaca surat balasan Godaime, sedangkan orang lainnya terkejut. Bagaimana bisa burung yang baru ditemukan kemarin dan sepertinya belum dilatih itu bisa mengirimkan surat ke tempat yang sangat jauh dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat cepat.
Naruto menatap mereka semua yang sepertinya sedang tegang, "Kalian kenapa diam saja?" tanyanya, "Oh…Jiraiya, Obaa-chan bilang bawakan sake Tanpopogakure setelah misi ini selesai….kalian kenapa?"
Seseorang berdehem, dan itu Kiri-san, "Uzumaki-san, Apakah anda lupa kalau Fu-fu-Fukuro –san adalah hewan Nocturnal?"
"EHHHH!" Naruto berteriak sangat terkejut, dan berusaha menjauhkan dirinya dari hewan itu sedangkan orang lain ditempat itu tertawa melihat ulah laki-laki berumur 15 tahun itu.
…
Pagi itu setelah sarapan dan Naruto sudah dijelaskan mengenai hewan Nocturnal dan vampire, mereka mulai mengelilingi Istana, hingga Tanpopogakure. Kegiatan hari ini dan dua hari kedepan adalah melihat potensi alam serta kekuatan Tanpopogakure untuk bisa menentukan bentuk aliensinya.
Dan setelah makan malamnya, mereka kembali ke kamarnyamasing-masing. Naruto tidak lupa kalau ia butuh seekor tikus untuk memberi makan burung hantu kesayangannya. Setelah mandi dan mengganti pakaian tidurnya dengan topi aneh dikepalanya. Ia mendekati Fu-chan yang sepertinya hendak pergi kesuatu tempat.
Ia berpikir, kalau Fu-chan benar-benar bisa mengantarkan surat kesuatu tempat yang jauh dan itu untuk pertama kalinya bahkan hanya dengan menyebutkan Tsunade, ia bisa mengirimkan surat itu…ia penasaran apakah burung hantu itu bisa mengirimkan surat pada…pada…sahabatnya.
Naruto mengelus bulu Fu-chan dan kemudian mengambil secarik kertas.
…
Hampir 3 jam kemudian Fu-chan datang membawa secarik kertas yang bertuliskan:
"BAKA! KAU HAMPIR MEMBUATKU GAGAL DALAM USAHAKU MENGOBATI PASIEN! BURUNG HANTU ITU MENABRAK DAHIKU! KAU PASTI SENGAJA! KAU PIKIR DAHIKU LANDASAN TERBANG APA! HAMPIR SAJA AKU BUNUH BURUNG SIAL ITU!"
Naruto yang membacanya sedikit terkejut, menggumamkan kata, "Maaf, maaf…kan hampir…hampirkan tidak gagal," gerutunya, lalu ia melanjutkan membaca surat itu lagi.
"DAN JANGAN MEMBALAS SURAT INI DENGAN PERMINTAAN MAAF DAN KATA-KATA 'HAMPIR ITU BUKAN GAGAL' KAU AKAN KU HAJAR NARUTO! BERANI-BERANINYA MENGGANGGUKU! AKU SEDANG SIBUK, LAIN KALI SAJA!"
Dan digaris paling akhir tertulis: 'Hish, aku senang kau baik-baik saja. kami disini juga baik-baik saja Naruto, hanya saja Tsunade memperketat latihan dan aku pun membantu di rumah sakit. Kalau kau bisa…sesekali pulanglah…kami…aku…merindukanmu."
"Hm…Aku juga merindukanmu, Sakura-chan! Aku jadi ingin pulang… terimakasih Fu-chan!"
Ketika ia membalikkan tubuhnya dan Fu-chan seperti akan terbang lagi. Naruto membalikkan tubuhnya dan menghentikan Fu-chan.
Ia mengambil secarik kertas, dan berbisik pada Fu-chan, "Aku mohon kali ini antarkan padanya…dan tolong berhati-hati lah." Ia tersenyum.
Surat itu diantarkan oleh Fu-chan.
Tapi Fu-chan tidak pulang malam itu, juga keesokan harinya.
Naruto mulai panic, dan Mirai-san juga bingung, bagaimana caranya mencari burung hantu itu, karena Naruto sendiri tidak tahu tempat 'orang itu berada'. Tapi kesabarannya itu terbayarkan dengan datangnya Fu-chan kembali dimalam harinya keesokan harinya.
Dikakinya ada surat balasan, sangat singkat. Tapi saat itu tidak ada hal yang membuatnya jauh lebih bahagia dari ini. Bahkan rasanya ini adalah kebahagiaan sesungguhnya.
Ia cemberut dan tersenyum bersamaan saat membaca surat itu.
"Apa yang kau lakukan, Dobe!"
…
Tbc~
…
selesai satu chapter… kalo ada yang tahu kenapa Hedwig bisa nganter surat ke orangnya pas…?...atau berapa cepat burung hantu bisa terbang…itu matematik sekali, dan saya percepat aja jadi sekitar 2,5 jam..
Yap, ini pas Naruto training sama Jiraiya…diumur yang ke 15.
Character HP yang lainnya nggak akan muncul…jadi bingung ini Crossover beneran apa nggak…cuma minjem Hedwig ajah. kok bisa? Inget kan? Hedwig kena mantranya Voldie pas nyelamatin Harry? Dia menghilang…itu karena dipanggil sama Naruto… ada yang mulai nebak apa 'misi' naruto?
ditunggu Review-nya…
