MY APPA - MY SON
.
.
.
The story belongs to EXOYAA
.
.
.
" He is My best dad I've ever had and the one that I really love " _Sehun
" He is My everything. My precious " _Chanyeol
.
.
.
Paris
12th April 1999
Suara tangisan seorang bayi laki-laki yang belum genap berusia 24 jam dalam gendongan hangat seorang pria muda menggema di dalam ruangan kecil dengan pencahayaannya yang temaram. Pria itu, Ayah dari bayi laki-laki itu dengan mata berkaca-kaca, tersenyum pedih ke arah sang bayi sembari mencium lembut kening makhluk kecil dalam rengkuhan nya.
" Maafkan Appa sayang…"
Tes…
" Maafkan Appa… "
.
.
.
Seoul 2014,
15th years later
.
" Appa mengapa lama sekali?! Palliwa! "
Teriakan melengking lolos dari bibir tipis remaja tampan dengan tinggi menjulang nyaris menyamai lemari pakaian di kamarnya, terdengar lantang di seluruh penjuru ruangan apartment tersebut. Sehun – remaja itu – dengan seragam siswa Senior High School-nya, rambut blonde yang di tata asal, kulit putih nyaris pucat, mata sipit dengan tatapan tajam serta wajah khas minim expresi miliknya, berjalan gontai kearah sebuah rak sepatu yang berada tak jauh dari sisi kanan dapur. Memilih salah satu dari beberapa koleksi sepatunya kemudian memakainya serampangan dan kembali bertriak-triak brutal memanggil Ayahnya yang tak kunjung menampakkan diri sedari tadi setelah hampir 10menit ia menuggu tanpa kepastian. Pasalnya ini adalah hari pertamanya di SHS, ia tak ingin terlambat karena ulah sang Ayah, yah seperti saat pertama mengikuti orientasi siswa dulu.
Sehun memicingkan sudut matanya, jujurnya Sehun sangat malas mengingatnya.
Tapi…
Saat itu Sehun lupa mengatur alarm di kamar miliknya karena kelelahan mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa untuk esok hari, buruknya dan sialnya Ayahnya pun juga terlambat bangun karena insiden yang sama. Lupa mengatur alarm. Mereka tak akan pernah bangun selamanya dan akan menjadi pangeran tidur tanpa benda berbentuk bulat dengan bunyi nyaring itu ngomong-ngomong. Mereka adalah pasangan Ayah-anak yang sangat kompak, percayalah. Namun bagi Sehun kekompakannya dengan sang Ayah sama saja dengan malapetaka, entahlah. Alhasil karena kejadian tersebut Sehun pun benar-benar terlambat di hari pertamanya, beruntung ketampanan –Sehun memutar kedua bola matanya- dan kekuasaan sang Ayah mempermudah segalannya. Walau begitu Sehun pikir itu sangat memalukan karena harus di tatap oleh seluruh penghuni sekolah, yea walaupun ia tau ia tak akan pernah mendapat masalah berararti dari pihak sekolah tapi tetap saja Sehun berfikir itu sungguh sangat memalukan dan Sehun benci itu. Dan yang terburuk –menurut Sehun- ia tetap akan mendapat sebuah hukuman special,dari seseorang. Dan itu yang membuat Sehun kapok dan enggan mengulanginya.
.
.
.
" Hunie! Kau lihat dasi Appa yang bermotif garis berwarna biru tua, tidak ? "
Teriakan Chanyeol, yang tak lain dan tak bukan adalah Ayah sematawayang Sehun, terdengar dari arah kamarnya membuat Sehun reflek menoleh dan menyipitkan matanya jengah, ia bosan. Selalu saja seperti ini, pikir Sehun kalut.
Pernah dulu saat Sehun akan menghadiri acara kelulusan JHS-nya kejadian serupa pun pernah terjadi. Saat itu Sehun yang telah rapi dan siap untuk berangkat di kagetkan oleh ulah sang Ayah yang sedang menungging-nungging aneh di bawah kolong meja makan di dekat dapur sambil menggapai-gapai sesuatu, entah apa itu. Yang pasti Sehun berfikir Ayahnya tampak bodoh dengan posisi seperti itu. Sehun yang kebingungan melihat tingkah sang Ayah pun menghampirinya.
" Appa! Apa yang sedang Appa lakukan? Mengapa tak bersiap? Sebentar lagi acaranya di mulai " Sehun menghentak-hentak emosi.
Namun…
DUAAGGH! ! !
Sehun mundur selangkah dan membekap mulutnya.
Chanyeol yang terkejut karena suara tiba-tiba dari Sehun langsung berusaha bangkit dari posisinya, namun karena terburu-buru dan lupa bahwa dirinya sedang berada di bawah kolong meja makan, alhasil kepala berharga Chanyeol dengan sukses terpentok oleh meja. Dan menimbulkan suara alami hasil dari kolaborasi kepalanya dan kaki meja makan. Beruntung ia tidak gagar otak, pikir Chanyeol.
Konyol.
" Sshhhh.. Appo" Chanyeol mendesis pelan merasakan denyutan di ujung kepalanya.
" Ahh hunie Ottkhae? Sepatu yang akan Appa gunakan hari ini sepertinya berada di bawah kolong meja " Chanyeol berkata dengan expresi polos ala kebapak'an.
Sehun yang mendengar itu memandang Ayahnya dengan wajah datarnya.
Apa! Kolong meja?
Asdfghjk!l yang benar saja.
Ya Tuhan apa lagi ini, pikiran Sehun meronta miris. Akhirnya mau tidak mau Sehun tetap membantu sang Ayah mencari keberadaan sepatunya yang entah berada di mana. Dan tak berapa lama, setelah mengelilingi setiap sudut apartment Sehunpun menemukan sepatu itu tergeletak polos tak berdaya di belakang mesin cuci dan bukan berada di bawah kolong meja makan seperti yang dikatakan Ayahnya. Entah apa yang Ayahnya liat di bawah kolong meja tadi, Sehun tak bisa berfikir lebih.
.
.
.
Sehun memutar balik tubuhnya dan menarik nafas dalam-dalam.
" Sudahlah Appa gunakan yang lain saja, aku sedang tidak ada waktu mengelilingi semua ruangan ini hanya untuk mencari benda itu. Ini sudah sangat terlambat Appa. Jebal! " balas Sehun frustasi, sembari mengacak-acak rambutnya kemudian melangkah menuju kamar Ayahnya yang tepat berada di samping kamar miliknya.
" Tapi Sehunie Appa memakai kemeja biru hari ini, tidak mungkin Appa memakai dasi yang berwarna kuning seperti ini. Bisa-bisa Appa menjadi bahan lelucon klien dan seluruh karyawan Appa dikantor dan itu sungguh tidak lucu, kau tega pada Appa begitu? " protes Chanyeol terlalu mendramatisir kepada Sehun, seraya menempelkan dasi berwarna kuning cerah kearah dada bidangnya lalu menghadap kecermin. Setelahnya Chanyeol menoleh kearah Sehun yang berdiri menyandar di ambang pintu kamar miliknya dengan posisi kedua tangan terlipat di dada dan menyilangkan kaki kananya pada kaki kiri serta menatap enggan kearahnya.
Sehun lelah sekali.
" Ayolah Appa, kau bahkan memiliki lemari mu sendiri untuk menyimpan semua koleksi dasi-dasi mu itu, tapi kau bertingkah seolah-olah hanya dasi itu yang kau miliki "
Sehun menarik nafas pelan lalu menghempaskannya ke udara secara kasar sehingga beberapa helai rambut yang menjutai di keningnya sedikit terangkat dan menyibak. Kemudian remaja laki-laki itu berjalan kearah pojok kamar yang ternyata jika di perhatikan secara seksama terdapat sebuah gagang pintu berwarna silver disana. Memang tak terlalu tampak jika hanya dilihat sekilas karena warna coklat kayu pintu tersebut, yang menyatu dengan dinding kamar yang juga berwarna senada. Sehun membuka pintu tersebut dengan tak sabaran dan tampaklah sebuah ruangan kecil berbentuk persegi panjang dengan lebar tak lebih dari tiga meter dengan banyak pintu di setiap sisinya, mungkin sekitar sembilan pintu jika di hitung dari keseluruhan pintu yang terdapat di semua sisi serta terdapat sebuah cermin di setiap pintunya. Kasat mata ruangan ini tampak seperti practice room yang berukuran sangat mini. Sehun lalu membuka salah satu dari pintu tersebut dan terlihatlah gantungan dasi-dasi resmi tertata rapi sesuai warna, namun ada beberapa juga yang tertata sesuai motif. Ini adalah lemari –atau kamar mini- khusus untuk pakaian kerja Chanyeol. Setelahnya Sehun menarik secara asal salah satu dari dasi-dasi tersebut dan menyerahkan kepada sang Ayah. Chanyeol mengerutkan alisnya namun tetap menerima dasi itu kemudian memakainya dengan menghadap Sehun. Dan Sehun hanya melipatkan kedua lengannya sambil terus memperhatikan Ayahnya terkadang ikut membenarkan lipatanya. Sesudahnya Chanyeol menghadap kearah cermin dan melihat pantulan dirinya disana. Lalu kembali menoleh, menatap Sehun lalu kembali menghadap cermin dan tersenyum dari telinga ke telinga seperti biasa sesudahnya.
" Ahh.. ini tidak terlalu buruk, berwarna hitam dan bermotif kotak-kotak. Selera mu baik Sehunie, kajja kita berangkat kau bisa terlambat nanti " Ucap Chanyeol enteng seraya memutar tubuhnya untuk mengambil jas-nya lalu berjalan menuju pintu keluar kamaranya.
Namun langkah Chanyeol terhenti sesaat menatap Sehun dari ujung rambut hingga sepatunya, seakan tersadar ada sesuatu yang salah dengan berlebihannya Chanyeol melotot membuat netra bulatnya yang sudah bulat semakin bulat saja, tatapan horror Ayahnya membuat Sehun menukik kan kedua alisnya.
" Sehuna! Ada apa dengan seragam mu itu heh? " Chanyeol menunjuk-nunjuk seragam Sehun.
" Mwol? Memangnya apa yang salah dengan seragam ku " Tanya Sehun balik dan melihat keadaan seragamnya namun Sehun hanya menatap bingung seragamnya lalu memberikan kedipan polos pada Ayahnya.
Chanyeol berkacak pinggang lalu meletakkan tasnya ke lantai yang sebelumnya sudah ia jinjing.
" Dasi mu kau kemanakan?! Mengapa tak kau pakai? Almamater sekolah milik mu itu, mengapa hanya kau sampirkan di bahu! Dan itu apa-apaan dengan kemeja mu mengapa kau gulung-gulung dan tak kau masukkan kedalam celana mu seperti itu! Kau akan pergi kesekolah atau ingin menjadi berandalan Park Sehun! "
Chanyeol bersungut-sungut meneriaki anaknya.
" Dasi ku ada di tas Appa dan ini sudah sangat terlambat karena Appa, nanti saja akan aku pakai setelah sam- "
" CK! " Ucapan Sehun terputus ketika Ayahnya berdecak keras.
Bahkan Sehun belum berniat untuk menyelesaikan kalimatnya, namun Chanyeol telah terlebih dahulu merampas paksa tas milik Sehun mencari dasi dan juga menarik almamater yang bertengger di bahu sebelah kanan anaknya dengan tidak sabaran. Tanpa banyak kata, memasangkan dasi, merapikan kemeja dan memakaikan almamater Sehun, terakhir Chanyeol menyisir rambut Sehun dengan jemarinya. Kini Sehun nampak lebih rapi dari sebelumnya. Sehun sendiri tak banyak membantah atau memberontak karena percuma saja melawan Ayahnya yang keras kepala, sama sepertinya.
" Begini lebih baik, kau jadi semakin tampan seperti Appa " ucap Chanyeol dengan bangganya sembari menguap-usap bagian bahu pada almamater yang sudah Sehun kenakan. Sedangkan Sehun hanya mencibir, malas menanggapi tingkah sang Ayah yang kelewat absurd di pagi hari ini. Tak lama ia berjalan keluar apartment terlebih dahulu meninggalkan Ayahnya sendiri di dalam kamarnya. Chanyeol yang sadar Sehun akan menuju pintu keluar dan meninggalkanya terlebih dahulu, segera berteriak memanggil anaknya.
" Yak! Anak nakal! Apa kau sudah berpamitan kepada Umma mu? Mengapa meninggalkan Appa seperti itu! "
Teriakan Ayahnya menghentikan langkah anak laki-laki tampan itu.
" Sudah Appa dan aku tidak meninggalkan Appa, tenanglah "
" Ya sudah, tunggu ya. Appa akan berpamitan sebentar dan tunggu saja Appa di dalam mobil, ini kuncinya tangkap "
Chanyeol melempar kunci mobilnya. Dan…
Hap!
Sehun menangkap kunci mobil yang di lempar Chanyeol dengan sangat baik.
" Yehet~ cepat ya Appa" Kemudian berlalu menuju basement sambil bersiul-siul kecil serta sesekali melempar kunci mobilnya ke udara dan menangkapnya kembali.
.
.
.
" Annyeong Yeobeo. Bagaimana pagi mu?"
Chanyeol tersenyum.
.
.
.
Exoyaa Dia udah ga pernah bisa buka ffn sama kek gw bedanya gw masih bisa/sempet buka ffn buat update walaupun ga pernah baca ff lain. Sibuk katanya Blank juga katanya. Dan terus katanya mau di hapus, ya gw ambil aja. Gw suka banget kalo udah ChanHun jadi Bapak-Anak. Katanya gw lanjutin gpp di rubah juga gpp. Ya udah. Mungkin juga endingnya akan gw yang nentuin.
Please respon jika mau dan akan gw lanjut.
Tengkyuuu~~
Gw orangnya doyan tidur kalo uda capek ato sibuk dikit terus ada waktu luang gw pasti bakal tidur ngebo. Dan itu yang menyebabkan gw suka lama update btw.
Bhak!
