^^balasan penderitaanku^^
Cast : Zorro + Nami
Rated : M
Genre : Romance *maybe
"cerita ini hanya fiktif belakang, so jangan berpikir yang tidak-tidak"
-maaf jika banyak TYPO, bahasa yang tak tertata, salah kata, dan kekurangan lainnya:D-
~untuk anak bawah umur dilarang baca, agar mencegah sesuatu yang tak diinginkan~
LETS READ !
-NAMI POV-
"Akhirnya besok bisa bertemu dengan keluargaku, ini sudah lama sekali" batinku sebelum ku tidur.
~Esoknya,
'Ehm' ucapku sadar dari tidurku.
"jam berapa ini" tanyaku pada diri sendiri.
Kucoba membuka mata lengketku ini, mencari barang yang menjadi pusat pencarianku, yaitu jam.
5 detik ...
4 detik ...
3 detik ...
2 detik ...
1 detik ...
'APA' batinku terkejut melihat jam menunjukan pukul 9.
"Aku telat" pasrahku.
Kurebahkan badanku, dan berjalan lunglai menuju kamar mandi.
-NAMI POV END-
DEK KAPAL
-ZORRO POV-
"Akhirnya sendiri, bisa bebas dari gangguan para awak kapal ini" ketusku sambil meminum kopiku.
5 menit ...
4 menit ...
3 menit ...
2 menit ...
1 menit ...
"saatnya berolahraga" batinku beranjak dari tempat duduk.
-ZORO POV END-
-NAMI POV-
"Mau tak mau aku tak bisa pergi ke rumahku" keluhku saat keluar kamar mandi.
'ini gara-gara jam biadab ini' amarahku meluap, 'tak akan ku maafkan'.
'HIATCH'
'JREKPT' suara jam yang kurusak.
"HAH MENYEBALKAN" teriak ku.
~beberapa menit kemudian~
'tunggu, kapal ini jalan, apa aku salah' tanyaku.
'bukankah semua kru pergi' lanjutku mencoba berpikir.
3 detik ...
2 detik ...
1 detik ...
'aku lupa, Zoro tidak pergi, inikan jatahnya menjaga kapal minggu ini' tebakku senang.
Aku segera mempercepat dari adegan dandanku saat ini, tujuan utamaku ... Tentunya untuk bertemu Zoro, yang aku sukai saat pertama bergabung dengan kru jerami ini.
Yup, sepertinya jam tadi membawa keberuntungan, karena jam itu membuatku bisa berlama-lama dengan Zoro jadinya.
'balasan penderitaanku, yang tidak bisa berkunjung ke rumahku' batinku tak karuan.
Setelah selesai dandan, kulangsungkan untuk keluar kamar, tentunya untuk menemui Zoro.
'ini benar-benar terlihat gila, tapi ... Inilah yang kurasakan, Oh Zoro melihat senyummu dari jauh pun aku melayang' pikirku tak karuan.
-NAMI POV END-
"ZORO" teriak Nami dari atas dek.
'sepertinya ada seseorang yang memanggilku' batin Zoro bertanya.
"ZOROOOOO" teriak Nami membahana.
"Hey, berisik" jawab Zoro yang tanpa berhenti melakukan aktivitas mengangkat barbel 250 kg-nya.
Mendengar sebuah jawaban, Nami pun segera berlari menuju pusat suaranya.
"Zoro, kukira kau tak ada" tanya Nami mendekati Zoro.
Zoro pun membalikan badannya.
3 detik ...
2 detik ...
1 detik ...
Zoro hanya terdiam, melihat sosok Nami yang sedang ada dihadapanya.
'Cantik' batin Zoro.
Nami yang merasa didiamkan. mulai mencoba menyandarkan Zoro.
"Hey kau tak apa-apa" tanya Nami sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Oh, tak apa-apa" sadar Zoro.
"Bukannya kau seharusnya pergi ke rumahmu, kenapa kau masih disini" lanjut Zoro bertanya.
"Aku telat, jadinya gak jadi pergi berkunjung kerumah" jawab Nami.
"Kau...kau sudah sa...sarapan" tanya Zoro kembali sambil terbata-bata.
"Kau ini, ada apa sih, kenapa ngomongnya jadi gitu" Nami malah nanya.
"Enggak, Nami kau belum menjawab pertayaanku" ketus Zoro.
"Maaf...maaf, belum, aku belum sarapan" cengir Nami.
"Ayo kita buat sesuatu untuk dimakan" ajak Zoro.
"Ayo, kita coba" balas Nami bahagia.
Mereka berdua pun segera ke dapur,
DAPUR
"Kau mau buat apa" tanya Nami pada Zoro.
"Buat anak" ketus Zoro yang masih terhipnotis oleh Nami.
Spontan Nami terkejut tak karuan, ada rasa senang, maupun terkejut.
"Hahaha, kau imut saat terkejut" Zoro pura-pura melucu.
'BODOH, hampir saja aku ketahuan' batin Zoro sekarang.
"Heh, dasar kau ini, susah diajak serius" Nami menunjukan kekesalannya.
"Maaf cantik, kita buat nasi goreng saja, mau" Zoro berusaha menetralkan suasana.
"Iya, iya... Aku mau" jawab Nami tersenyum, karena dia dipanggil cantik.
~beberapa menit kemudian~
"Pakai cabe nya berapa" tanya Zoro.
"Cuman tujuh kok" balas Nami.
"Nanti sakit perut" tutur Zoro.
"Tak akan" kukuh Nami.
Akhirnya mereka pun menyelesaikan masakannya, dan bersiap-siap untuk memakannya.
"SELAMAT MAKAN" teriak Nami.
"Kau yakin" spontan Zoro.
"Maksudmu" tanya Nami.
"Nasi goreng yang kita buat sudah pedas, tapi kau malah menambah pakai sambal pedas itu" balas Zoro menjelaskan.
"Tak apa, tumben kau perhatian" goda Nami.
"Kau ini, entar tetep aku yang berabe, cantik" ketus Zoro.
-NAMI POV-
'Dia benar-benar membuatku bahagia, oh senangnya' batinku.
'Dia sudah 2x menyebutku cantik, ah... Ingin ku berteriak ZORO I HEART U' lanjutku sambil makan.
5 detik ...
4 detik ...
3 detik ...
2 detik ...
1 detik ...
"AH...PEDASNYA" spontanku tak kuat.
"Sudah kubilang" katanya mengiterupsi.
"Hahaha... tinggal minum air saja kok" tawaku sambil menahan pedas luar binasa ini.
"Apakah aku sudah mengingatkan" tanyanya kembali sambil melirik.
"Maksudmu" aku malah bertanya.
"Tidak ada air minum yang dingin, hanya air panas yang ada, itupun baru tadi kubuat" jelasnya padaku sambil tersenyum gaje.
"AHHH...ZORO KAU JAHAT...INI BENAR-BENAR PEDAS" teriak ku yang tak bisa membendung rasa pedas ini.
-NAMI POV END-
"Mataknya, dengarkan kataku cantik" goda Zoro puas.
"AHH...KAU JAHAT, INI BENAR-BENAR PEDAS...HAH...HAH...HAH" Nami berlarian gaje diruang tengah.
Zoro hanya tertawa melihat Nami yang sedang kepedasan itu.
"KENAPA TERTAWA, JAHAT" amuk Nami pada Zoro.
"Sudah, sudah, sini" perintah Zoro.
Tanpa a-b-c, Nami pun mendekati Zoro, dan ...
'Cuph' Zoro mencium Nami.
Nami hanya terdiam, tepatnya menikmati apa yang sedang Zoro buat padanya.
Zoro asyik mencumbu sambil tertawa kecil ketika melihat Nami yang hanya diam tanpa bergerak atau maupun meng-gubris perlakuanya.
-NAMI POV-
'Apakah ini mimpi' batinku bingung.
'ku harap ini bukan, aku sangat menikmatinya' lanjutku bernafsu.
-NAMI POV END-
Ciuman mereka tak berhenti sebentar, bahkan sesekali Zoro menguatkan cumbuannya, yang membuat Nami mendesah.
'Ehm... Eh... AH' Nami mulai mendesah tak karuan.
Zoro mulai horny, tapi untungnya dia masih ingat, bahwa mereka berdua masih diruang tengah dan mereka tidak boleh melakukan itu.
"Ehm... Maaf" seru Zoro sambil melepaskan ciumannya.
"eh... Tidak apa-apa, makasih ... Sekarang sudah tak pedas lagi" tutur Nami.
"Hehehe, tak apa, sudah lanjut lagi makannya" goda Zoro.
"Entar bibirku makin merah" tutur Nami manja.
"Kan ada penawarnya" rayu Zoro.
"Ih kau ini, nafsu yah" Nami mencoba membalas rayuan Zoro.
"Kalau iya, emang mau apa" Zoro makin mengarah.
"Sudah, sudah... Lupakan" Nami sweatdrop sambil meninggalkan Zoro.
#SKIP TIME#
-NAMI POV-
"Apakah aku tadi melakukan itu bersama dia" tanyaku ke 20 kalinya pada diri sendiri.
"Aku tak percaya, tapi aku bahagia" lanjut Nami sambil memeluk gulingnya.
'ARGH'
"Kenapa tadi aku meninggalkannya, padahal ini kesempatan emas-ku untuk berduaan dengannya" keluhku.
"pertama, gak jadi pergi karena tadi pagi sial gara-gara telat bangun, tapi aku malah bisa berdua dengannya" tuturku sambil menulis di buku harianku.
"kedua, gara-gara makan pedas gak ada air, tapi dia memberikanku Ciuman, oh ini semua benar-benar balasan penderitaan yang menyenangkan" senyumku menjadi.
"Tuhan aku berharap ini terulang lagi, bahkan lebih" pintaku sambil senyum-senyum melihat potonya.
-NAMI POV END-
"Nami dimana kau" teriak Zoro.
"Ada apa" jawab Nami.
Zoro pun berlari kearah kamar Nami.
"Ada masalah" tanya Nami setelah melihat Zoro masuk.
"Tidak, aku hanya ingin bicara denganmu" jawab Zoro enteng duduk disebelah Nami.
"Bicara apa, kok kaya yang seneng" tanya Nami bahagia.
"Haha, tapi jangan kau tertawakan ok, cantik" goda Zoro.
"Maksudmu" tanya Nami pura-pura tak mengerti.
"AKU SUKA PADAMU, mau jadi pacarku" jawab Zoro enteng tanpa terbata.
"Be...benar...benarkah" Nami menyakinkan.
"Kapan aku berbohong padamu" timpa Zoro sambil memegang dagu Nami.
-NAMI POV-
'Apakah ia jujur' batinku setelah mendengar ucapannya.
'DEG...DEG' jantungku bergemuruh hebat tak karuan.
'Perasaan ini ... Mungkinkah ini cinta' lanjutku.
"Nami, apa kau baik-baik saja" tanyanya membuyarkan lamunanku.
"Eh... Baik" jawabku singkat.
"Jadi bagaimana" tanyanya kembali.
"Iya, aku juga" jawabku senyum.
Zoro hanya tersenyum nakal padaku. Dan ...
'Cuph' dia kembali menciumku, namun sekarang berbeda. Dia menciumku bukan untuk menetralkan rasa pedasku seperti tadi, tapi sekarang dia menciumku karena satu alasan, yaitu CINTA.
Desahan-desahan keluar dari mulut kami berdua, mengiringi perbuatan nikmat yang kurasakan.
"Mau yang lebih" tanyanya setelah membuat mulutku berdiam lebih dari 5 menit itu.
"Maksudmu" tanyaku pura-pura tak tahu.
"Akan kutunjukan" Zoro pun mengajakku berdiri, dan merebahkan badannya dikasurku.
-NAMI POV END-
-TBC-
^^chap 2 update entar^^
.maaf kalau banyak salah, ini pertama kali bikin fict rated M.
-saya peringatkan jangan baca jika lagi puasa, entar pahalanya hilang-
Don't forget REVIEW ! ^.^b *kalau mau lanjut ... Hehe:D
Buat silent reader segera bertaubat, dan janan lupa login dulu, agar mudah dibalas review-nya !
#promosi baca fict one piece autor yang lainnya ya *sujud-sujud
