-o-
"Tuan Muda Osamu,"
Merasa dirinya terpanggil, Dazai Osamu menengokkan kepalanya. Seorang wanita yang telihat masih muda dengan rambut berbentuk mangkuk dengan nama resmi Yosano Akiko berdiri di ambang pintu ruangan di lantai teratas menara tertinggi di Kekaisaran tempat Osamu sedang berdiri saat ini. Wanita itu tertunduk dalam hingga kedua matanya tertutupi bayang-bayang rambutnya sendiri.
"Kaisar telah tiada. Anda sebagai pangeran satu-satunya akan menjadi pewaris takhta kekaisaran." jelas Akiko seketika.
Osamu hanya ber-hmm karena telah mengetahui itu sejak awal mula. Kakeknya, kaisar yang terdahulu, sedang menderita sakit keras hingga kemarin hari. Bukan hal yang mengejutkan mendengar kakeknya meninggal hari ini.
"Lantas, apa berita hebat yang membuat kamu menunduk muka?" Dazai menyilangkan tangannya di depan dada, menyandarkan punggungnya di balkon menara yang terbuka. Menatap pada wanita awal tigapuluh yang seorang tabib resmi Kekaisaran Gunting itu.
"Tuan Putri Qiu akan segera menikah di usia 21 dengan Pangeran Edgar dari Kesultanan Kertas. Kaisar, dalam pesan terakhirnya, meminta Tuan Muda Osamu untuk segera mencari pendamping hidup dan memubuat keturunan."
Suara Akiko merendah saat menyebutkan 'pendamping hidup' dan 'keturunan' di depan Osamu. Akiko tahu akan memakan waktu untuk mendapatkan seseorang yang cocok menjadi seorang permaisuri dari Kaisar Gunting Muda. Lagipula seorang permaisuri bukanlah hal yang wajib dimiliki oleh pangeran untuk memegang tambuk kekuasaan.
Namun Osamu mendelik mendelik mendengarnya. "Pendamping hidup?" tanyanya skeptis. Osamu tidak menyukai ide itu, Kakek dan Ayahanda (yang pastinya terlibat) mencoba menjodohkannya, begitukah maksudnya? Osamu sama sekali tidak suka.
"Iya, Tuan Muda. Tuan Muda harus secepatnya memiliki seorang permaisuri, seorang ratu. Untuk itu, Kaisar telah memilihkan beberapa wanita dari penjuru pulau untuk dijodohkan sebelum beliau meninggal."
Dazai Osamu pura-pura keselek. Akiko tersenyum mengerikan. Dia? Dazai Osamu? Akan dijodohkan? Osamu akan BENAR-BENAR dijodohkan?
Padahal impian Osamu untuk bunuh diri saja belum terpenuhi. Kenapa dia harus menikah? Di umur 16 lagi! Osamu menghela nafas panjang, setiap saat dia menatap Akiko dia merasa dia harus menghadapi tatapan tajamnya dengan bendera putih berkibar.
.
.
.
.
-o-
a week within u
Bungo Stray Dogs Asagiri Kafuka Harukawa Sango
Oreo Nica Eroi Nica
Rewritten by 01-February
-o-
.
.
.
.
i – tanjung barat
Untuk memahami dongeng kecil ini, disarankan Anda mengetahui keberadaan ketiga pemerintahan besar yang mendiami Pulau-Benua.
Pulau-Benua, atau begitulah kebanyakan orang menyebut, merupakan sebuah pulau besar yang berada di tengah-tengah permukaan bumi. Bagian Utara dan Selatannya mengalami empat musim dan di tengah-tengah keduanya mengalami dua musim setiap tahunnya.
Pada masa barter, terdapat tiga pemerintahan besar di sana. Ketiga pemerintahan tersebut dibangun oleh tiga bersaudara yang pertama kali memijakkan kaki di Pulau-Benua tersebut; yaitu Dazai yang membangun kekaisaran, Wang yang membangun kesultanan, dan Nakajima yang membangun kerajaan.
Pertama, Kerajaan Batu di Utara pulau. Kerajaan monarki ini berada di atas bukit berbatu yang agak tinggi. Keadaan alamnya berupa bukit dan gunung batu vulkanik, serta jurang-jurang besar yang dialiri sungai belerang. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang merupakan keturunan dari Nakajima.
Kedua, Kesultanan Kertas yang membentang dari Timur hingga Tanjung Barat. Kesultanan teokrasi ini berada di hutan, dengan lembah dan padang stepa luas, serta sungai-sungai besar beraliran tenang. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang sultan yang merupakan keturunan dari Wang.
Ketiga dan yang terakhir, Kekaisaran Gunting yang membentang sepanjang pantai Selatan hingga perbatasan Gunting-Kertas yang sangat panas. Kekaisaran otoriter ini berada di perbukitan rendah berjulang gua-gua besar pemukiman, serta sungai-sungai irigasi yang mengalir sepanjang tahun. Kekaisaran ini dipimpin oleh seorang kaisar yang merupakan keturunan dari Dazai.
Di sebelah Barat pulau, terdapat sebuah tanjung besar yang diberi nama Tanjung Barat, yang merupakan wilayah netral resmi pertama berupa kawasan cagar budaya dari ketiga pemerintahan.
Di bagian Timur, terdapat pesisir berpasir putih yang membentang dari Utara ke Selatan yang disebut Pesisir Timur, merupakan wilayah netral kedua yang diresmikan berupa margasatwa bahari yang dilindungi.
Kemudian, pulau-pulau berluas kurang dari 10 km di lingkup 200 mil dari garis pantai yang telah dieksplorasi merupakan wilayah-wilayah netral ketiga yang dilindungi sebagai bagian dari ketiga pemerintahan secara resmi.
Diceritakan pada zaman barter, sekitar tahun 742, Kaisar Dazai Kesembilan tengah berjuang melawan sakit keras. Kaisar Dazai Kesembilan memiliki dua orang pewaris, yaitu si sulung Tuan Muda Osamu, 16 tahun, dan si bungsu Tuan Putri Qiu, 12 tahun.
Di saat-saat terakhirnya, Kaisar Dazai Kesembilan memilihkan beberapa gadis pilihan dari dalam dan luar Kekaisaran. Kemudian meninggalkan wasiat melalui pengikut setianya, seorang tabib resmi kekaisaran–yaitu Akiko–untuk disampaikan pada putra pewaris kerakaisaran satu-satunya, Tuan Muda Osamu.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
.
.
.
.
-o-
.
.
.
.
Singkat cerita, Osamu akhirnya diangkat menjadi seorang Kaisar di umur 16. Selama masa perjodohannya dengan sederet wanita dari dalam dan luar Kekaisaran, tak satupun dari mereka yang menarik perhatian Osamu. Dari perempuan glamor anak pemerintahan sebelah, sampai putri petani tambak yang baik hati–belum ada yang berhasil memikat Kaisar muda tersebut.
Bahkan setelah lewat dua tahun sejak Osamu diangkat menjadi kaisar, dia masih melajang dan masih sering kali mengadakan percobaan bunuh diri—terjun dari menara, menggelindingkan diri dari atas gua, bahkan gantung diri di kamarnya—yang sayangnya masih belum bisa benar-benar terjadi hingga saat ini.
Bahkan waktu adik dari Yosano Akiko, Yosano Ryunosuke, diangkat menjadi Perdana Menteri, Osamu masih agak depresi. Ryunosuke hanya bisa melihat kaisar muda itu merana di bukaan jendela di atas menara istana.
Di umur Osamu yang kedelapanbelas, pada tahun 744, terdapat sebuah ketetapan yang dibuat oleh ketiga pemerintahan, yaitu perihal sistem pembayaran. Barter tak akan lagi digunakan begitu tahun berganti. Masa perekonomian uang akan dimulai.
Meski begitu Osamu tidak terlihat antusias dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang kaisar. Asal semua dilakukannya dengan benar, Osamu merasa cukup dengan itu. Ryunosuke menghela nafasnya sambil membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas meja kerjanya yang berada tak jauh dari meja Osamu.
Sebuah amplop berwarna hitam dan putih jatuh ke lantai ketika Ryunosuke tidak sengaja menyenggolnya. Ryunosuke mengangkat amplop itu dan mengingat-ingat apa isinya. Kalau tidak salah adalah undangan ke Tanjung Barat. Seketika itu juga lelaki berumur 23 itu menoleh ke arah jendela kaca yang menampilkan awan berwarna kelabu yang menggantung rendah dan benda berwarna putih yang jatuh ke tanah perlahan-lahan.
Sekarang sudah Desember, katanya dalam hati. Salju sudah turun dan akademi telah mencapai akhir semesternya. Liburan akan tiba, mungkin pergi ke Tanjung Barat lagi tahun ini untuk menyegarkan pikiran Osamu dan staff lainnya bukan hal yang buruk juga.
"Ne, Osamu-bocchan, aku punya kabar bagus."
.
.
-o-
.
.
Maka sesuai dengan rencana yang disusun Ryunosuke, beberapa anggota kerajaan dan staff yang setiap hari bekerja akan menjalani liburan di Tanjung Barat. Rombongan mereka datang dengan menunggang kereta kuda. Ada Osamu, Qiu, Akiko, Ryunosuke, Mori Ougai, dan beberapa staff lain datang dalam tiga kereta kuda.
Di kereta yang paling depan, yang beriskan Osamu, Ryunosuke, Qiu dan Akiko, kedua perempuan yang ada di dalam kereta itu sedang membahas bakal calon tunangan Osamu ke-256 yang akan Osamu temui di hari keempat. Sebuah topik yang bahkan Osamu sampai bosan mendengarnya. Ryunosuke hanya memandang ke luar jendela tidak tertarik dengan pembicaraan Qiu dengan Akiko karena tahu Osamu juga tidak memperhatikannya.
Kereta masuk ke dalam gerbang perbatasan ke arah wilayah netral. Osamu memandang ke samping kereta kudanya yang melewati jalan yang tepinya bertutupkan salju yang mungkin setinggi dengkul. Suhu di luar sana sangat dingin, pastinya.
Osamu mengeratkan jas berwarna coklat miliknya yang di dalamnya sudah didouble dengan beberapa lapis sweater bulu domba kualitas terbaik serta perban di seluruh pergelangan tangan hingga leher dan kakinya. Kereta kudanya memiliki penghangat yang cukup untuk membuatnya merasa tidak kedinginan melihat pemandangan di luar lewat kaca yang berembun.
Osamu menggosok hidungnya dengan ujung tangan sebelum bersin—yang sukses membuat seisi kereta menatapnya penuh tanda tanya.
.
.
.
.
-o-
.
.
.
.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tak banyak orang yang dipekerjakan di vila-vila kecil nan hangat di Tanjung Barat–bahkan meski banyak yang ingin berkunjung ke Tanjung Barat setiap tahunnya jarang Osamu melihat orang baru menyapa di vila kecil yang sama setiap akhir tahun disewa oleh pihaknya untuk berlibur.
Rata-rata pekerja dan pegawai di sana merupakan orang-orang setempat yang telah diberi kepercayaan mengurus rumah-rumah bersama sepanjang tahun, serta telah diberi pelatihan dasar tentang hal rumah tangga menurut standar internasional. Dan Osamu sudah familiar dengan orang setempat.
Tapi untuk kasus pegawai baru kali ini, Osamu tidak maklum kenapa bisa orang seperti dia ada di sini. Osamu telah berkenalan dengan si pegawai baru malam itu dengan bantuan Akiko.
Kira-kira beginilah kesimpulan Osamu:
Pegawai baru itu bertugas sebagai juru masak, seorang perempuan (Osamu berani taruhan orang itu perempuan) berambut pirang agak oranye yang hobi memakai topi aneh. Asalnya dari Desa Pelabuhan yang dulunya berada di wilayah Kesultanan Kertas dan berbatasan Pesisir Timur. Desa yang nyaris rata dengan tanah karena Perang Pulau 2 dan menjadi bagian Kerajaan Batu sekarang. Dia lulusan akademi militer di Kerajaan Batu jauh di sana.
Itu dia yang menyebabkan Osamu geleng-geleng kepala.
Bukankah lebih wajar jika pegawai baru itu–Nakahara Chuya kalau tidak salah–bekerja di Pesisir Timur atau di Kerajaan saja? Kenapa dia sampai di sini hanya untuk pekerjaan sebagai tukang masak di Tanjung Barat?
Namun meski Osamu agak pangling, kemampuan memasak Nakahara memang tidak bisa diremehkan. Bahkan di antara Akiko, Qiu, dan emak-emak rempong lainnya di dapur, bisa dibilang Nakahara adalah yang paling serius memasak.
Di luar gedung, sore hari, dari pinggir danau beku di belakang vila, Osamu bahkan bisa mendengar teriakan suara khas Nakahara diselingi suara ledakan (PUTRI QI–BOOM!), dan asap hitam yang mengepul dari ventilasi udara dapur. Qiu merusak pemanggang roti (lagi) tahun ini.
Sebagian besar masakan yang Osamu makan di meja makan bersama yang lain malam itu di jamuan besar ramai-ramai merupakan hasil karya seorang Nakahara Chuya. Dan itu adalah makan malam yang sangat bagus untuk menaikkan mood seorang Dazai Osamu.
Intinya, Dazai Osamu malah tertarik untuk berkenalan dengan Nakahara. Tampaknya Nakahara Chuya adalah wanita baik-baik (dan seorang pekerja keras yang kepala batu, tentu saja).
Osamu ingin mengenal Nakahara sebelum menjadikannya ratu dan membawanya ke istana.
Astaga, pikirnya, kenapa pipiku panas hanya memikirkannya.
.
.
-o-
.
.
Di pagi hari ketiga dari tujuh hari yang akan dihabiskan Osamu di Tanjung Barat, hujan rintik mengguyur perlahan. Osamu kedinginan. Payung yang dibawanya dan pakaian tebal tidak menjadikan segala hal di sekitar Osamu lebih hangat.
Osamu tersenyum kecut mengingat wajah memaksa Akiko yang memintanya mengambil pesanan di pasar tradisional sebelumnya. Semua ini terjadi karena kaki Ryunosuke yang terkilir tersandung batu, Qiu yang menolak keluar dan Nakahara yang hilang di telan bumi sejak tadi pagi. Di satu tangannya terdapat belanjaan yang luar biasa banyaknya dan luar biasa juga beratnya. Semua ini terasa normal entah kenapa.
Namun di satu sisi semuanya terasa salah.
Osamu mengeratkan jas coklatlnya ketika melewati sisi lain dari danau air hangat yang sebelumnya tidak ia lewati saat berjalan menuju pasar tradisional mengambil pesanan sayuran segar. Jalan yang dilewatinya tampak telah disekop sebelumnya, salju bertumpuk di kanan dan kirinya. Wangi danau sulfur yang ditaburi ekstrak dari bunga-bungaan memenuhi paru-paru.
Osamu melihat sebuah pondok kecil nan hangat di kanannya, dikirinya terdapat danau sulfur dan seseorang yang berbaling telentang dengan sebelah tangan tercelup ke dalam danau.
Osamu masih berjalan.
Tiga langkah. Kemudian ia berpikir–
–bukannya sekarang sedang hujan?
.
.
.
.
-o-
To Be Continued
-o-
.
.
] Pewarisan gelar 'kaisar' diturunkan dari seorang kakek kepada cucunya. Karena itu masa jabatan seorang kaisar terbilang cukup lama, sekitar 75 tahun. Anak kandung dari seorang kaisar biasanya tidak memiliki keistimewaan yang mengalir dalam darah Dazai yaitu kodratnya untuk tidak bisa berbohong. Kodrat itu pada umumnya diwariskan dengan meloncati satu generasi.
.
.
kingdoms suit alternative universe: khayalan ngaco yang direalisasikan selogis mungkin. dimulai dari suit jankenpon, kertas-gunting-batu, suit jepang bahkan sampai suit amerika sekalipun inti dari dunia alternatif ini sama; sama-sama tentang tiga kerajaan. :)
Posted: 4 April 2017
Rewritten: 5 November 2017
