N

namminra (c) 2017


Hujan itu menyebalkan.

.

.

Langit menggelap, menyambut air hujan yang turun dengan perlahan tapi pasti. Jaemin menghela nafas sembari berteduh di sebuah halte bis. Ia menatap langit, mendapati tidak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Malah sepertinya hujan sore itu akan semakin deras.

Jadi Jaemin pun duduk di halte bis, dengan wajah bosan dan lelah. Lelaki itu baru saja pulang dari sekolah Ia mengikuti kelas menari tadi, dan punggungnya serasa akan patah jika Ia terus duduk di halte ini dan tidak merebahkan tubuhnya dengan leluasa di ranjang kesayangannya.

Tapi apa daya, takdir sedang ingin bermain dengannya.

Akhirnya Ia pasrah, dan dengan wajah memelas, Jaemin duduk dengan dongkol di kursi halte bis sendirian, melihati orang-orang dan kendaraan yang berlalu lalang. Ugh, Jaemin rasanya ingin merebut payung dari orang dijalan lalu berlari pulang.

30 menit berlalu, dan lelaki itu benar-benar akan melakukan rencana gilanya karena Ia tidak tahan duduk terus di bangku halte sialan itu. Tapi sebuah suara menghentikan rencana autisnya,

"Eh lu, Jaemin ya?"

Jaemin menoleh ke asal suara tersebut, dan langsung bertatap mata dengan seorang lelaki berambut pirang. Lelaki manis itu mengernyit, lalu sadar bahwa lelaki di depannya adalah teman sekelasnya yang populer. Sialnya, lelaki di depannyaㅡ Mark, tengah membawa payung besar yang terlihat sangat menggiurkan. Hmm, jika saja Jaemin bisa mengambilnyaㅡ

"Jan ngelamun elah, ayok pulang bareng. Lu keliatan kek penunggu halte cuy." Ucapan Mark membuyarkan lamunan Jaemin.

Jaemin menyipitkan matanya. Waw, dia baru saja diajak pulang bersama oleh ketua basket sekolah? Well, setidaknya dia bisa bersombong ria besok ke para gadis di sekolah.

Mark memutar bola matanya, lalu menarik lengan Jaemin agar berdiri dan berjalan di sampingnya.

Mata Jaemin melebar dan tiba-tibaㅡ
Ia merasa ada ratusan kupu-kupu meledak di perutnya.

Lelaki itu mulai panik. Wajahnya memang tetap biasa-biasa saja, tapi jantungnya tengah berdetak terlalu kencang. Dan faktwa bahwa Mark tetap menggandeng lengannya walau Jaemin sudah berjalan di sampingnya itu tidak membantu sekali.

Tidak mungkin Jaemin jatuh cinta ke seorang lelaki populer dengan fans perempuan yang fanatik, kan?

Kepala Jaemin berputar, bahkan Ia tidak mendengar saat Mark menanyakan dimana rumahnya.

Akhirnya Jaemin tersadar setelah sebuah tangan mencubit pipinya dengan pelan, lalu sang pemilik tangan tersenyum dan berkata, "Lu imut banget ya ternyata."

Jaemin tidak menjawab, memilih diam. Karena kemungkinan jika ia bicara sekarang Ia akan mengungkapkan hal-hal bodoh seperti 'lu ganteng ya'ㅡ

Mark menyengir, lalu menyenggol lengan Jaemin dengan sedikit menggoda, "Lu diem aja daritadi, naksir ama gue?"

Jaemin menggigit bibir bawahnya, menahan agar pipinya tidak menampakan semburat merah. Sembari mencoba untuk tidak mengeluarkan ekspresi ganjen, lelaki itu menjawab,

"Najis."

.

FIN

.

.


(A/N)

FF Markmin pertama disini ini mah ff pesenan temenku yang markmin shipper, (awas lu kalo ga komen ya :")

Ini sebenarnya remake dari ff di fbku, jadi kalau nemu ff ini di fb dengan cast ce-co, jangan kaget ya XD

review, sayang? :*