Warning : AU, OOC, typo, autis, gaje, alay, lebay, poko'e nggak suka nggak usah baca. OK ;)

Rate : T hohoho…. Tapi untuk selanjutnya… mungkin bisa M loch… O.o

Oh, ya… saya author baru di sini… jadi di maklumi kalau bahasanya sungguh hancur T.T . . .

^.^ Enjoy it ^.^

Summary : Seluruh ninja di Negara shinobi sepakat mengadakan misi untuk menjodohkan Naruto dengan Hinata. Berbgai taktik di berikan kepada dua insan tersebut. Sedangkan mereka "NaruHina" tidak tahu menahu akan rencana nista mereka #plak

^.^ Aishiteru Hinata ^.^

Seberkas cahaya emas menembus beberapa celah kapas putih yang berarak bersama ke timur. Ratusan burung camar bertebaran keluar dari dalam liang persembunyiannya, menyebabkan beberapa dahan pohon bergoyang dan menggugurkan daun-daunnya yang sudah berwarna coklat. Beberapa kuncup bunga tulip birupun bermekaran. Mengalirkan embun-embun yang menempel di epidermis mahkota milik mereka. Tak beberapa lama sederet kupu-kupu tampak riang menari mengelilinginya.

Suasana yang sangat mendukung untuk melakukan aktifitas diluar rumah. Itulah yang terpikir dibenak seorang putri keluarga Hyuuga Mansion. Rambut biru kobaltnya yang sudah rapi serta bau semerbak sabun lavender menandakan ia sangat siap menjalankan aktifitasnya hari ini. Walau jarum pendek jam masih menunjukkan pukul 4 dini hari.

Sebuah tanda pengenal tampak terpasang di leher wanita bermata kelabu itu. Kulitnya yang putih tampak serasi dengan jaket biru langitnya. Dan lagi sebuah lekukan mungil terbentuk di bibirnya yang merah merona. Senyum... senyum yang membuat orang lain terpana. Semakin memperlihatkan kecantikan putri sulung Hiashi Hyuuga itu.

"OK. Ganbantte Hinata!"
"Aduh, Kak Hinata? Pagi-pagi gini sudah rapi? Mau kemana?"
Hinata yang kaget mendengar suara serta wajah pantulan adiknya dicermin rias reflek membalikkan badannya.
"Ohayou gozaeimasu... U... udah bangun?"
Hanabi hanya membalas Hinata dengan satu kali anggukan.
"Pertanyaan Hanabi belum dijawab! Kakak mau kemana?"
"Ka... kakak... Mau... Mau... Ke..."
"Pasti sie Pangeran Ramen itu lagi bukan?"
Wajah Hinata langsung memerah, walau ucapan itu dari adik kandungnya. Tapi tetap saja jika mendengar inisialnya saja, dia jadi susah ngomong.
"Bu... bukan! Bukan, kok!"
"Lalu?"
"Kakak mau jogging."
Hanabi yang tidak percaya pada ucapan kakaknya semakin mendekati Hinata dan melototinya penuh tampang curiga. Hinata sendiri jadi ketakutan. Jantungnya berdetak tak karuan takut kebohongannya terbongkar. Bisa gawat apalagi sama namanya Hanabi. Ia jauh dan jau lebih menyusahkan dari menahan burung Beo buat nggak ngoceh 5 detik saja.
"(dlm hati) Ya, Allah... jangan batalkan misiku hari ini! Hanya gara-gara Hanabi!"
Tapi tampa berpikir sebelumnya. Habi langsung senyum and ngrangkul Hinata erat-erat.
"Ya iyalah. Secara gitu, kakakku itu kan cantik banget... Mana ada ceritannya sama sie rambut durian itu? Benar kan Hinata-chan? "
"I... iya... (dlm hati) ketipu juga dia... xixixixi ^_^"
Setelah peluk-pelukan 10 menit. Hinata secepatnya bergegas menuruni tangga yang jumlahnya aduh...! Nggak bisa dihitung deh kalau Cuma pakai 10 jari doang. Tiba-tiba saat Hinata hendak melewati pintu gerbang Hyuuga Mansion. Suara yang sudah tidak asing lagi di telinga Hinata sedang meneriaki namanya.
"Hinata-hime! Ohayo!"
"Ah, Neji-san? Ohayo..."
" Mau ke mana?"
"Jogging"
"Sayang aku tidak bisa menemanimu Pekerjaan menumpuk "
" (dlm hati) Ya, baguslah ^_^v"
"Tapi aku tidak keberatan menemanimu jogging sekarang!"
"JANGAN! Ma... maksudku... Selesai jogging aku mau ke salon. Emang Neji-san mau nanti dikiranya banci?"
"Benar juga...! Sudah sebulan lebih aku nggak ngerawat rambutku. Sekalian creambath."
"(berpikir-berpikir-berpikir) _"
Tiba-tiba...
"Hanabi cepat keluar! Ayo kencan!"
Neji yang mendengar Konohamaru teriak-teriak dari atap belakang rumah langsung lari kebelakang sambil bawa sapu lidi.
"Kamu nggak kenal kapok-kapoknya ngincer Hanabi terus!"
Hinata yang sudah nggak ada lagi penghalang langsung ambil langkah seribu buat kabur. Tujuannya adalah di hutan Konoha. Kalau tidak bertemu *dia* siapa lagi?"
"(dlm hati) Aku berhutang ucapan Arigato pada Konohamaru"
Jelas Hinata wajib bersyukur. Kalau dibiarkan Neji pasti bakal nembaikin Hinata pake pertanyaan-pertanyaan pedas bertubi-tubi. Paling parah saat Hinata hendak bolos dari misi. Neji menasihatinya dengan pertanyaan-pertanyaan. Dari jam 10 pagi sampai jam 8 malam. Pantas Neji ditempatkan sebagai jubir Konoha.

Sesampainya dihutan Konoha. Suasana begitu lengang. Padahal biasanya terdengar suara teriakan Naruto saat latihan jurus disini. Hinatapun sudah hafal dan punya jadwal khusus kegiatan Naruto 24 jam yang ia simpan di laptop kesayangannya. Tapi gara-gara Neji laptopnya rusak. Saat menata seprai ranjang Hinata. Tampa sengaja Neji menerbangkan laptop Hinata dengan pendaratan gagal total.
"Apa aku telat ya? Or... Narutonya belum datang ya?"
"(dlm hati) Padahal aku bermaksud mengawasinya dari sini dengan byakugan."
Ngomong2 kalian tahu nggak jarak Hinata ama tempat latihannya Naruto berapa? 5 Km O.o?
Tiba-tiba...
"Hinata!"
Hinata yang kaget mendengar suara Naruto langsung lari buat sembunyi di balik pohon.
"Aku ngageti kamu ya? Gomenasai deh... "
" E... enggak kok..."
" Hinata... kok ngumpet gitu sih? Kamu takut ya sama aku?"
"Bu... bukan..."
"Kalau gitu ayo keluar dari situ!"

Hinatapun mulai mengeluarkan kebiasaan lamanya. Menggerak-gerakkan 2 buah jari telunjukknya. Kepalanya merunduk tidak berani menatap bola mata biru safir Naruto. Naruto yamg melihat Hinata dari jauh jadi gemas sekaligus bosan karena Hinata hanya diam 1000 bahasa. Naruto langsung mendekati Hinata. Sebenarnya Naruto ingin menggengam tangan Hinata agar tidak bisa melakukan hal yang dianggap lucu oleh Naruto itu."

Tapi hal aneh terjadi pada Naruto. Mata birunya tidak sengaja menangkap mata lavender hinata. Dengan bulu mata yang benar-benar lentik. Kulit muka yang putih-seputih salju. Dan bola mata yang lebar. Naruto tampak benar-benar kagum. Ia langsung merangkulkan kedua tangan Hinata dipinggang miliknya.
Wajah Naruto langsung memerah. Rasanya badanya sekarang jauh menjadi sangat hangat. Kedua tangan Narutopun ikut memeluk leher Hinata. Hinata ingin berteriak bahkan pingsan. Tapi Naruto semakin mempererat pelukannya.
"Tu... tunggu Naruto! A... apa... Eh..."
Tapi akhirnya Hinata jadi merasa keenakan. Hinata dapat merasakan panasnya tubuh Naruto, bau jaket, serta...
Narutopun memindah posisi wajahnya. Sebuah tekanan. Tekanan yang sangat lembut. Tampak saat itu ke 10 jemari Hinata yang meremas jaket yang tepat merekat dipundak Naruto. Sebuah ciuman. Ciuman yang sangat lembut dan lama. 5 menit kemudian Naruto melepas kecupannya untuk mengambil nafas.
"Aku menyukaimu Hinata!"
"Really?"
"Of course!"
"Tapi aku tidak..."
"(kaget) Tidak! Ma... maksudmu?"

Sesaat terdengar teriakan Sakura menggema ditelinga Naruto. Jelas Naruto semakin kaget. Padahal Naruto sudah memastikan nggak bakal ada orang yamg bisa menemukan dirinya dengan Hinata sekarang.

"NARUTO! APA-APAAN KAMU BARENG HINATA DI TENGAN HUTAN PAGI HARI GINI?"
Di belakang Naruto sudah ada kepalanya Sakura yang besarnya kayak ban serep.
"JADI KAU MENCIUM ADIKKU?"
"Ne... Neji..."
Kiba yang wajahnya udah mirip anjing mendelik-delik diatas punggung Akamaru yang juga seperti anjing kenterkena rabies. Apalagi pake acara ngiler. Bikin Naruto nelan air liurnya sendiri saking kewedhen.
"I WILL KILL U NARUTO UZUMAKI!"
Naruto langsung menggandeng tangan Hinata buat kabur dari lubang neraka itu.
"Hinata! Kita harus kabur!"
Tapi...
"Hinata katamu?"
Naruto tambah berlipat-lipat kaget karena yang digandengnya bukanlah Hinata. Melainkan Bokapnya Hinata dengan wajah killer bee.
"Dasar anak Minato terkutuk!"

Naruto langsung sujud sekaligus nyiumin telapak kaki Babenya Hinata.

"Ampun OM! Suer OM! Saya nggak bakal nglakuin perbuatan seperti barusan lagi! Please OM!"
"TIDAK BISA! JYUUKEN!"
Naruto langsung mencelat keatas langit biru... and...

TBC
(bukan TuBerCulosis tapi... To Be Continued)

^^Review... Invite... Review... Invite...^^

Nb : tunggu chapter selanjutnya ^.^