TTS

"Menyimpan sebuah makna tersembunyi."

By: Rakshapurwa

Pair: Hint RenAsa(Jr) (Ren x Asano)

Rate : K+

Warning : Hint Shounen-ai, Kemungkinan terdapat beberapa typo, dan OOC

Disclaimer: Assassination Classroom adalah milik Matsui Yuusei

'Cerita ini dibuat hanya untuk memenuhi rasa lapar akan asupan—yang sulit didapat.'

Enjoy

.


Ren Sakakibara sedari tadi sibuk dengan buku TTS miliknya. Entah dengan tujuan apa Ren membeli benda tersebut, yang jelas ia terlihat begitu serius. Ini sudah lembar ke tiga dan sepertinya Ren masih enggan untuk berpindah dari kursinya. Sebegitu menariknyakah sebuah TTS? Asano yang semenjak tadi memperhatikannya, hanya bisa menatap sebal. Bagaimana tidak. Jarang sekali mereka berduaan di ruangan OSIS, setidaknya Asano ingin Ren mengajaknya berbincang—bukannya malah saling diam dan sibuk sendiri dengan urusan masing-masing.

"Serius sekali," Asano berkata berusaha merebut perhatian pemuda di dekatnya. "Aku tidak tau kau tertarik dengan hal itu."

Pfft—Ren terkekeh pelan sambil memberi gestur agar Asano menunggunya menyelesaikan sebuah pertanyaan. Jujur saja sebenarnya Ren menyadari tatapan kesal Asano padanya. Ia tau bahwa Asano memperhatikannya sedari tadi. Jadi ya—wajar saja kan kalau dia ingin menggoda ketuanya itu? Membuat Asano jengkel adalah kesenangan tersendiri bagi Ren.

"Ya begitulah. Bagimana kalau kau membantuku mengisinya?"

Asano mengangkat bahu, berpura-pura tak tertarik. " Baiklah, aku juga sedang tak ada kerjaan."

"Bagus," dengan sebuah senyuman di bibir, Ren memilih pertanyaan yang hendak ia berikan pada Asano. Tak perlu yang susah, cukup yang mudah saja. Bukan karena meremehkan kemampuan Asano dalam menjawabnya, hanya saja Ren ingin Asano menjawab pertayaan-pertanyaan itu dengan cepat tanpa perlu berpikir.

"Kata ganti orang pertama tunggal?"

"Aku."

Ren menulis jawaban pada kotak kosong yang tersedia. "Sinonim kata gemar?"

"Suka," Asano kembali menjawab meski kini ia merasa bingung dengan pertanyaan yang terlontar. Rasanya begitu mudah. Padahal Asano sangat yakin jikalau Ren memberinya pertanyaan yang sulit sekalipun, ia pasti dapat menjawabnya. Mungkin hanya pertanyaan itu yang tersisa dan yang lain sudah dijawab oleh Ren? Ya—mungkin saja.

"Kata ganti orang kedua tunggal?"

"...Aku yakin kau tau jawabnnya Ren—kau tidak bodoh. Kenapa harus bertanya padaku," Asano berkomentar, kedua lengan terlipat di dada. Ia merasa tindakan Ren sedikit kelewatan.

"Kau bilang mau membantuku kan?" Ren membalas, satu alis terangkat ke atas. "Kalau tak mau membantu juga tak apa—"

"Kamu."

Oh...

Ren tersenyum. Ia tak menyangka Asano akan mengalah. Mernurut Ren, Asano semakin-hari semakin manis—tak hanya wajah, tetapi semua tingkahnya juga demikian. Pfft—siapa sangka Ren bisa berkata romantis begitu? Dasar Raja Gombal.

"Jangan marah begitu Asano-kun. Tinggal satu pertanyaan lagi kok," Ren berkata santai, menatap fokus pemuda di depannya. "Abadi?"

Merasa risih, Asano balas menatap. Tadinya ia berniat tak mau menjawab pertanyaan itu, tetapi akhirnya ia pun menyerah. Dengan decakan sebal Asano menjawab pelan—semburat tipis menghiasi pipinya.

"Selamanya."

.


TAMAT


.

Maaf kalau mengecewakan *bows* Saya sedang haus asupan mereka...kenapa fic tentang mereka sedikit sekali ? ;w;)

Sekian, Rakshapurwa undur diri ' ')