3 Loves in One Lovely Day
Pairing : Oshitari/Atobe, Sanada/Yanagi, Tachibana/Tezuka
Rating : K+
Genre : Humor/Romance
Summary : 3 cinta dalam satu hari penuh cinta, dengan kisahan masing-masing yang unik dan menarik. Bagaimana tiga pasangan ini merayakan hari Valentine? Kejutan apa yang akan mereka dapat dalam satu hari itu?
Disclaimer : All characters belong to Konomi-sensei
Chapter 1 : The King and His Faithful Follower
Atobe's POV
"ATOBE-SAMAAAAA…!"
Aku baru saja turun dari mobilku, aku mendengar para siswi berteriak memanggil namaku. Beberapa dari mereka melambaikan tangan dari jendela kelas, dan yang lebih nekad lagi, ada yang tiba-tiba menghampiriku dan…
"Atobe-sama, terimalah cokelat buatanku ini…!"
"Tidak, jangan dia! Punyaku lebih berkelas, lebih enak! Terimalah, Atobe-sama!"
"Ini cheesecake kesukaanmu, Atobe-senpai. Terimalah, aku mohon…"
Tidak hanya tiga orang siswi ini saja yang berani mendekat, tetapi banyak sekali dari mereka yang berusaha memberikan hadiah padaku di hari Valentine ini.
Ya, hari ini, tanggal 14 Februari, adalah Valentine's Day…
Semua pasangan di muka bumi berhak berbahagia karena mereka akan menjadikan satu hari ini menjadi sangat istimewa. Kau bisa memberikan hadiah apa pun kepada orang yang kau cintai, atau seseorang yang kau suka. Seperti aku ini. Aku disukai oleh semua siswi di sekolah ini. Maka tahun ini pun, seperti tahun-tahun yang sebelumnya, aku akan menjadi satu-satunya siswa SMP Hyotei yang mendapat hadiah Valentine paling banyak.
"Terima kasih, nona-nona cantik. Aku akan terima semua hadiah dari kalian. Oi, Kabaji, ambil semua dan bawa ke kelasku." *manggil Kabaji yang kebetulan lewat*
"Usu!"
Suara teriakkan antusias dari para siswi pun terdengar menggema. Mereka senang aku mau menerima pemberian mereka. Masalahnya sekarang adalah, di mana aku akan menyimpan semua pemberian mereka ini? Ketika Kabaji membawakan semuanya untukku, aku mendadak kebingungan karena tidak tahu harus menyimpan di mana. Sebagian ada yang aku bawa ke kelas, sebagian kusimpan di loker sekolah, dan sebagian lagi kusimpan di loker klub tenis.
"Dan seharusnya kau bisa menyuruh supirmu membawa pulang semua hadiah Valentine ini ke rumah, ketimbang kau menyimpannya di sekolah, Atobe."
"Supirku sudah keburu pulang saat para siswi mulai labil dan memberikan semua ini padaku, Jirou."
"Kalau begitu, hanya ada satu cara! Bagikan dua denganku saj-OUCH!" *dijitak Shishido*
"Itu hadiah orang, Jirou. Kau juga hari ini dapat banyak khan?"
"Ta-tapi, hadiah punya Atobe itu enak-enak semua! Aku iri…!" *berkaca2*
"Sudah jangan dengarkan si bodoh ini, Atobe. Ngomong-ngomong, praline ini enak sekali. Aku boleh minta lagi, Atobe?"
"Haaah...kau ini sama saja, Mukahi..."
"Biarkan saja, Shishido. Toh, semua cokelat ini tidak mungkin habis jika aku makan sendiri. Kalian bagaimana? Dapat kejutan apa hari ini?"
"Kau mau tahu hadiah apa yang didapat Shishido dari Ootori-kun hari ini, Atobe?"
"Diam, Jirou!"
"Hooo, ada yang menarik nih. Ceritakan aku, Jirou."
"Cake cokelat yang sangat enak. Yang kudengar itu buatan Ootori-kun sendiri. Iya khan, Shishiiin~? Hehehehe..."
"Enak lho cake buatannya. Atobe, kau harus coba juga."
"Kau jangan menambahi juga, Mukahi! Hari ini kau juga mendapat kejutan dari Hiyoshi dan Oshitari khan?"
Mendengar nama Oshitari disebut, aku langsung melempar pandangan curiga ke Shihido dan Mukahi. Tetapi kemudian aku berusaha kembali normal sebelum ini mengejutkan mereka. Aku berdehem sekali, mencoba mengalihkan perhatian.
"Sudah masuk jam pelajaran. Kalian kembalilah ke kelas..."
-000-
Jam sekolah pun berakhir, saatnya pergi ke klub tennis. Sebagai kapten klub, aku harus memberikan contoh yang baik kepada semua anggotaku. Datang tepat waktu adalah salah satunya.
Tiba di klub, ternyata sudah banyak anak kelas 1 yang lebih dulu sampai sana untuk mempersiapkan lapangan. Sebagian anak kelas 2 juga membantu anak kelas 1 mengumpulkan bola. Aku melihat Ootori di salah satu blok lapangan.
"Ah, Atobe-buchou! Selamat siang!" *lari menghampiri Atobe*
"Untung kau datang lebih awal, jadi ada yang mengawasi anak-anak kelas 1, Ootori. Aku ke ruang ganti dulu."
"Hai', silakan!"
"Oh ya, apa kau lihat Yuushi?"
"Err...sepertinya tidak. Ah, tapi tadi aku berpapasan dengannya saat hendak ke perpustakaan, di jam istirahat. Setelahnya, aku tidak lihat dia lagi."
"Sou ka..."
Aku langsung bergegas ke ruang ganti dan mempersiapkan diri untuk latihan hari ini. Aku membuka lemari lokerku, dan kudapati banyak hadiah Valentine di dalamnya. Saking banyaknya, yang ada di pikiranku sekarang adalah ingin membuangnya. Aku tidak mengerti mengapa aku ingin melakukannya. Padahal tadi aku sudah sangat bersemangat menerima semua cokelat ini.
"Eh, apa ini...?"
Saat sedang merapikan isi loker, pandanganku tertuju pada setangkai mawar putih yang tergeletak di lantai dua lemari lokerku. Mawar itu diletakkan di atas lipatan handuk putih milikku.
"Siapa yang meletakkan ini?"
Siapa pun orangnya, dugaanku pertama adalah dia orang klub tenis Hyotei. Dia punya kunci ruang ganti, dan yang terlebih lagi dia bisa membuka lokerku.
Aku mengambil mawar putih itu. Di sampingnya tadi, terdapat secarik kertas. Aku mencoba menebak tulisan tangan di kertas ini.
~Buka loker nomer dua paling kanan. Aku sudah memutar kodenya, jadi sudah bisa langsung dibuka~
Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengikuti petunjuk dari surat singkat itu. Aku membuka pintu loker itu, dan mendapati sebuah kunci mirip dengan kunci brankas. Di bawah kunci itu, terdapat kertas lagi dan kali ini isinya...
~Buka loker paling ujung. Kau akan temukan kejutannya~
Orang ini pandai sekali memberikanku kejutan. Cukup menyebalkan, tapi biarkanlah. Aku terima tantangannya. Kubuka pintu loker paling terakhir itu. Dan benar, aku menemukan sebuah brankas.
Dengan kunci tadi, aku membuka brankas itu. Dan...
"Oh..."
Di dalam brankas itu, terdapat cokelat berbagai bentuk tersusun rapi dan dikemas dalam kotak bening. Di atas kotak bening itu ada segel emas dan tertulis nama merek cokelat.
Chateau La Gatte Wine Chocolate.
"Kau suka kejutannya, Keigo?"
Aku dikejutkan kembali dengan munculnya Oshitari Yuushi dari bilik kamar mandi di ruang ganti. Dia baru selesai berganti pakaian, dan tampak segar sekali setelah membasahi wajahnya.
"Dari mana kau bisa mendapatkan cokelat macam ini, Yuushi? Kau tahu Chateau La Gatte hanya dijual di Perancis."
"Dan aku bisa membuatnya ada di Jepang, Keigo."
"Kenapa yang ini?"
"Bukankah kau pernah bilang kalau La Gatte adalah favorit keluarga besarmu. Kau tidak akan mau makan cokelat apa pun kecuali yang satu ini. Benar khan, Keigo?"
"Kenapa dengan mawar putih?"
"Mawar putih itu lambang kemuliaan untukmu, Atobe Keigo."
Yang aku salut dari orang ini adalah selalu bisa menjawab pertanyaanku dengan jawaban yang memuaskan. Orang ini sudah berjanji akan selalu mengikuti langkahku, menjadi seseorang yang selalu ada di sampingku. Namun ada satu hal yang membuatku agak kesal padanya hari ini.
"Meski kau sudah bisa memberikan kejutan, tapi Ore-sama masih merasa tidak senang di hari Valentine ini."
"Kenapa, Keigo?"
"Mengapa kau tidak menjadi orang pertama yang memberikan cokelat ini padaku? Kau didahului oleh para siswa di sini. Dan terlebih lagi, kau memberikan hadiah ke Mukahi sebelum aku." *jutek*
"Hahaha...kau tahu dari mana kalau aku memberikan cokelat ke Gakuto?"
"Shishido, Jirou, dan Mukahi tadi pagi datang ke kelasku. Mereka membantuku membereskan hadiah Valentine yang aku dapat dari para siswi. Lalu mereka membahas soal hadiah Valentine yang mereka dapat. Shishido bilang Mukahi mendapat kejutan darimu."
"Aku hanya tidak ingin merusak mood para siswi yang sudah sangat bersemangat ingin memberikan hadiah Valentine padamu, Keigo. Jika tiba-tiba aku muncul di antara mereka, lalu memberikan bunga dan cokelat ini padamu, kau bisa bayangkan sendiri apa yang akan terjadi nantinya."
"Kau seharusnya menjadi yang pertama untukku, Yuushi. Kenapa sih kau tidak pernah menjadikanku yang pertama untuk dikejutkan? Ore-sama tidak terima kau menomersatukan Mukahi daripada aku!" *galak*
"Hey, Kei-"
"Atau jangan-jangan...kau memang tidak bisa mengutamakan aku daripada double partner-mu itu..."
Nampaknya kata-kataku barusan agak menyentuh hatinya. Oshitari mendengus tertawa. Dia lalu mendekatkan dirinya padaku. Dia mengangkat daguku dan menyuruhku untuk menatap wajahnya. Dia tersenyum...
"Kau suka dengan kejutanku, King-sama?"
"Aku hanya tidak bisa terima dengan perlakuanmu, Yuushi."
"Kau cemburu?" *senyum setan*
"Kalau aku cemburu, lalu kenapa? Jangan mulai membujukku dengan rayuan gombalmu, Yuushi!"
"Tapi kau suka dengan caraku mengejutkanmu khan, Keigo?"
"Hmph, itu seperti permainan anak-anak! Seharusnya kau bisa mengejutkan aku dengan cara yang lebih unik, Yuushi."
"Satu hal yang pasti. Kau senang khan, King-sama? Hanya aku yang tahu seleramu. Para siswi di sekolah ini boleh saja memberikanmu macam-macam. Tapi tidak ada seorang pun dari mereka yang mengerti keinginanmu."
"..."
"I'm your loyal slave, my King..."
Sambil berkata demikian, Oshitari berlutut dan mencium tanganku. Kalau dia sudah bertindak begini, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku jadi tidak bisa pura-pura marah atau kesal padanya.
"Baiklah, Ore-sama memaafkanmu kali ini. Tapi jika kau tetap tidak mengutamakanku, maka Ore-sama akan membuatmu menyesal karena sudah mengkhianatiku, Yuushi."
"Hai'."
"Aku mau tanya, apa kau juga mendapat hadiah Valentine dari penggemarmu?"
"Ya, dan tak terhitung jumlahnya. Namun semua itu tidak akan berarti jika aku belum bisa membahagiakan rajaku."
"Kau harus tahu, Yuushi. Aku ini memang digemari dan disegani banyak orang. Mereka mengenalku, memujiku, menyanjung namaku. Tetapi aku tidak bisa sembarangan membuka hatiku pada mereka. Dan kau harus bersyukur karena aku memilihmu."
"Arigato, Keigo. Aku tidak peduli berapa banyak hadiah yang kuterima hari ini. Menjadi orang yang selalu ada di sampingmu adalah yang paling aku inginkan."
"Janji tidak akan mengulangi lagi, Oshitari Yuushi?"
"Ya, aku berjanji, Atobe Keigo."
"Cium aku, Yuushi..."
Oshitari lalu berdiri, menatapku dalam dan bersiap menciumku. Aku memejamkan mata saat dia sudah mulai mendekat. Bibir kami sudah akan bertemu, dan...
"Atobeeeeeee...!"
*door slam open*
Baru saja aku dan Oshitari akan berciuman, Jirou tiba-tiba masuk dan mendadak labil di ruang ganti. Menyusul masuk juga Shishido dan Ootori. Haaah, mereka ini benar-benar merusak kebersamaanku dengan Oshitari!
"Bisakah kalian mengetuk pintu dulu sebelum masuk, hah?" *marah*
"Atobeeee...kau lihat di mana aku meletakkan sepatuku? Seharusnya aku meninggalkannya di loker sekolah. Dan aku tidak menemukannya di mana pun!"
"Kau sendiri yang menyimpan khan, Jirou? Kenapa harus tanya aku sih? Lalu ada apa dengan kalian, Shishido dan Ootori?" *urut kening*
"Tidak, hanya mengantar si bodoh ini ke ruang ganti untuk mencari sepatunya." *tunjuk Jirou*
"Err...aku...aku...juga mau ikut Shishido-san..."
"Aku sudah menyuruhmu untuk berada di lapangan dan mengawasi anak kelas 1 menyiapkan lapangan bukan, Ootori? Kalian semua, kembali ke lapangan sekarang atau lari keliling lapangan 50 kali!"
"H-HAI!"
Haaah...ada saja yang ingin merusak kesenanganku di hari Valentine ini. Oshitari berusaha menenangkanku yang sudah hampir naik pitam. Dia membujukku untuk segera bersiap latihan, semua orang sudah menungguku di lapangan.
"Yuushi."
"Ya, Keigo."
"Arigato..."
"Sudahlah, jangan katakan itu sekarang, OK?"
Aku keluar dari ruang ganti, Oshitari berjalan di belakangku. Dan di hari berbahagia itu, latihan tenis pun tetap berjalan seperti biasa...
~Owari~
Chapter 2 coming up next! With another pairing, of course…
