A/N: Minna-chan~ akhirnya saia bikin lemon nyo! Horeee! *lonjak-lonjak* tapi berhubung saia belum terlalu bisa membuat fic lemon, mohon dimaafkan kalau kurang hot ya nyo, dan maaf sekali karena para chara InaIre akan saia nistakan senista-nistanya kufufu~ (All Chara IE: TEDAAAAAK!) Yosh! Langsung saja, HAPPY READING MINNA!
Disclaimer: Inazuma Eleven punya Level-5 dong! Kalau punya saia pasti di setiap episode nya akan penuh dengan adegan nista! *plak!*
Warning: OOC, Gaje, Abal, Bejat, Chara-chara InaIre dinistakan
Lemon Collection
Raimon Junior High School, 06.30 pagi
"Ohayou Ichirouta!" sapa Kapten sekaligus penjaga gawang dari Raimon Eleven, Endou Mamoru.
Kazemaru Ichirouta, atau Ichirouta yang merupakan defender dari Raimon Eleven, langsung menoleh ke arah Mamoru lalu balas menyapanya sambil tersenyum kecil. "Ohayou".
Mamoru pun langsung berlari ke arah Ichirouta sambil menunjukkan senyuman mataharinya. Namun… tiba-tiba Mamoru mengeluarkan ekspresi khawatir, ada apa ya?
"Ichirouta, wajahmu pucat sekali, Apa kau sakit?" Tanya Mamoru yang khawatir melihat wajah Ichirouta yang sangat pucat.
"A-aku baik-baik saja kok, kau tidak usah khawatir". Kata Ichirouta terbata-bata.
Mamoru langsung cemberut mendengar kata-kata Ichirouta.
"Baik-baik apanya? Wajahmu pucat pasi begitu, seperti mayat saja, kalau kau sedang tidur sekarang, pasti kau bakal dikira mayat, ayolah Ichirouta, beritahu aku, kenapa kau bisa sampai pucat pasi begitu?" Mohon Mamoru.
Ichirouta diam selama beberapa saat, sebelum menatap Mamoru dengan tatapan mata serius. Mamoru pun balas menatap Ichirouta dengan pandangan mata yang juga serius.
"Baiklah, aku akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi…." Kata Ichirouta.
Kemudian, Mamoru dan Ichirouta duduk di bawah pohon yang berada agak jauh dari sekolah, dan setelah memantapkan hati, Ichirouta pun mulai menceritakan masalahnya.
"Akhir-akhir ini… ada seorang laki-laki yang suka menerorku…" kata Ichirouta sambil tertunduk.
Mamoru langsung menunjukkan ekspresi wajah terkejut begitu dia mendengar perkataan Ichirouta tadi. "Ke-kenapa dia menerormu? Terus, apa saja yang dia lakukan padamu?" Tanya Mamoru
"Dia sering meneleponku tengah malam, dan dia selalu mengatakan "Suki da you, Suki da you, Suki da you" kepadaku setiap kali aku menjawab teleponnya, selain itu dia juga sering mengirimiku bunga yang layu dan juga gaun yang robek-robek, dia juga sering mengirimiku sms yang isinya "Kau adalah milikku" atau "Aishiteru" dan kalau aku tidak mengangkat telepon darinya, dia akan terus meneleponku hingga aku tidak bisa tidur karena ketakutan, aku tidak tau siapa orang itu dan kenapa dia melakukan hal itu kepadaku, AKU TIDAK TAU! AKU INGIN DIA BERHENTI! AKU TIDAK TAHAN!" teriak Ichirouta dengan nada suara dan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa dia sangat frustasi.
"Tenang saja Ichirouta! Aku pasti akan membantumu dalam mengatasi orang gila itu! Ayo kita beritahu teman-teman tentang masalahmu dan kita cari jalan keluarnya bersama-sama!" kata Mamoru sambil menggenggam tangan Ichirouta.
Ichirouta yang mendengar perkataan Mamoru pun tersenyum kecil sambil berkata. "Arigatou, Mamoru".
Tanpa mereka berdua ketahui, ada seorang laki-laki yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan, dia tampak sangat marah melihat Mamoru menggenggam tangan Ichirouta.
"Berani sekali dia menggenggam tangan Ichiroutaku… tidak ada yang boleh menyentuh Ichirouta selain aku! Ichirouta hanya milikku seorang! Milikku!"
(I'm falling, down into my shadow…)
"Mengerikan sekali…!" komentar Aki begitu dia mendengar cerita tentang Ichirouta yang sedang diteror seorang laki-laki.
Ya, saat ini, klub sepak bola SMP Raimon sedang mengadakan rapat mengenai Ichirouta yang diteror seseorang, dan sekarang, Ichirouta baru saja selesai menceritakan tentang teror demi teror yang diterimanya.
"Memang mengerikan sekali, karena itulah aku sampai depresi seperti ini…" kata Ichirouta.
"Ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus, kalau perbuatan orang itu dibiarkan begitu saja, ada kemungkinan dia akan melakukan hal yang lebih jauh, seperti melukai Ichirouta misalnya". Kata Shuuya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghentikan teror dari orang itu?" Tanya Mamoru.
"Hmm… pertama-tama kita harus mencari tau siapa orang yang meneror Ichirouta… Ichirouta, apakah kau masih menyimpan barang-barang yang dikirimkan orang itu? Mungkin kita bisa menemukan petunjuk tentang siapa kira-kira orang yang menerormu". kata Yuuto.
"Aku belum sempat membuang gaun yang dia kirimkan padaku kemarin, bagaimana kalau kalian pergi ke rumahku dan melihat sendiri gaun itu?" usul Ichirouta.
"Baiklah, ayo kita pergi ke rumah Ichirouta". Kata Yuuto.
Akhirnya, mereka pun pergi bersama-sama ke rumah Ichirouta.
(Iki wo hiso…meta…)
"Ga-gaun macam apa ini!" teriak seluruh anggota Raimon Eleven yang datang ke rumah Ichirouta.
Di tangan Ichirouta, tampak sebuah gaun berwarna putih dari kain satin yang supeeeer pendek! Gaun itu robek disana-sini, dan di bagian depan gaunnya, ada tulisan dari cat berwarna merah darah yang berbunyi "kau pasti cantik sekali memakai gaun ini"
"I-ini sih sudah keterlaluan namanya!" kata Mamoru sambil memandang gaun itu dengan ekspresi wajah horror.
"Ini memang benar-benar keterlaluan, aku benar-benar geli membayangkan kalau aku memakai gaun ini, hiii!" kata Ichirouta sambil bergidik ngeri.
"E-ehem! Se-sekarang, lebih baik kita mulai menyelidiki siapa sebenarnya orang yang telah meneror Ichirouta". Kata Yuuto dengan terbata-bata.
"Orang yang mengirimnya pasti otaknya sangat mesum dan dia juga pasti sangat menyukai fic gore karena cat merah darah yang ada di gaun ini". Selidik Yuuto yang entah kenapa terasa agak gak beres.
"Aku setuju dengan pendapat Yuuto, orang ini juga pasti sangat suka fic lemon karena gaun ini super pendek dan robek-robek". Timpal Mamoru tidak kalah gak beresnya.
"Entah kenapa aku merasa analisa kalian berdua ini luar biasa gak beres". Kata Shuuya sambil sweatdrop akut.
"Lebih baik kita minta bantuan saja kepada Detektif Onigawara, dia kan sudah berpengalaman dalam menangani berbagai kasus". Usul Shinichi.
"Benar juga ya! Pintar kau Shinichi! Yosh! Ayo kita pergi menemui Detektif Onigawara!" kata Mamoru dengan bersemangat.
Mereka pun pergi ke kantor polisi untuk meminta bantuan Detektif Onigawara.
(Matteiru Deadly Night….)
"Baiklah, aku akan mulai menyelidiki siapa orang yang meneror Ichirouta, sekarang lebih baik kalian pulang, sudah hampir malam, orang tua kalian pasti khawatir". Kata Detektif Onigawara.
"Ha'i! terima kasih karena Detektif mau membantu kami!" ucap seluruh anggota Raimon Eleven.
"Tidak usah sungkan, ini memang sudah tugasku sebagai seorang Detektif, kau tidak usah khawatir Kazemaru-kun, aku pasti akan menemukan siapa penerormu". Kata Detektif Onigawara sambil menepuk pundak Ichirouta.
"Arigatou Gozaimasu!" ucap Ichirouta sambil membungkukkan badan.
Seluruh anggota Raimon Eleven pun pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Kau yakin kalau aku tidak perlu mengantarmu Ichirouta? Bagaimana kalau si peneror itu muncul dan melakukan sesuatu padamu?" Tanya Mamoru yang khawatir dengan keselamatan Ichirouta.
"Tenang saja, aku yakin orang itu tidak akan datang, kau pulang saja ke rumahmu, sudah hampir malam, ayo cepat pulang". Kata Ichirouta sambil mendorong pelan punggung Mamoru.
"Baiklah kalau begitu, sampai ketemu besok Ichirouta!" kata Mamoru.
"Sampai ketemu besok". Kata Ichirouta.
Mamoru pun pergi meninggalkan Ichirouta sendirian. Ichirouta pun segera pergi dari tempat itu tepat setelah sosok Mamoru menghilang dari pandangannya. Ichirouta bersenandung pelan selama perjalanan menuju rumahnya. Dia merasa bersyukur sekali karena mempunyai teman-teman yang baik hati dan mau menolong.
"Untung saja aku masuk Raimon Eleven". Ucapnya dalam hati.
Tanpa diketahui Ichirouta, ada seorang lelaki yang memakai pakaian serba hitam dan topeng hitam sedang mengikutinya.
Dia berjalan pelan mendekati Ichirouta, hingga akhirnya dia sampai di belakang Ichirouta. Ichirouta yang menyadari ada seseorang di belakangnya berbalik dan melihat orang itu dengan ekspresi wajah terkejut. Dan dia lebih terkejut lagi saat orang itu tiba-tiba mencengkram tubuhnya dengan begitu kuat.
"A-apa yang akan kau lakukan padaku? Hanase! Hana-Mmmph!" Lelaki misterius itu dengan cepat membekap mulut Ichirouta dengan saputangan yang telah diberi obat bius. Ichirouta mulai mengantuk, dan akhirnya, dia pun pingsan di tangan lelaki misterius itu.
Lelaki misterius itu lalu menggendong Ichirouta ala bridal style dan membawanya pergi…
(Don't Scary…)
Di sebuah gang yang sepi dan gelap, tampaklah seorang lelaki misterius berpakaian serba hitam yang kini sedang menggendong Ichirouta yang tak sadarkan diri.
Laki-laki itu masuk ke dalam sebuah bangunan yang tak terpakai bersama dengan Ichirouta yang pingsan. Setelah masuk, perlahan dia menidurkan Ichirouta di sebuah tempat tidur dan mengambil sebuah tali juga sebuah kain putih. Laki-laki itu mengikat kedua tangan dan kaki Ichirouta dengan tali kemudian membekap mulutnya dengan kain.
Laki-laki itu menatap Ichirouta dengan pandangan penuh nafsu, dia mengelus pelan pipi Ichirouta lalu menciumnya dengan lembut. "Kau tampak sangat cantik dalam keadaan terikat, Ichirouta…" katanya sambil tersenyum licik di balik topeng hitamnya.
Setelah 1 jam berlalu, Ichirouta pun terbangun hanya untuk menemukan dirinya sendiri dalam keadaan terikat dan kini berada di tempat yang tak dikenal.
"Mmmmph! Mmmmmph!" teriaknya kepada laki-laki itu. Ichirouta berusaha melepaskan tali yang mengikatnya dengan sekuat tenaga, namun hasilnya nihil, tali itu terlalu kuat.
Lelaki itu mendekatkan tangannya ke wajah Ichirouta dengan perlahan, lalu dia pun membuka kain yang membekap mulut Ichirouta. Ichirouta langsung mengambil nafas sebanyak-banyaknya setelah lelaki itu melepaskan bekapannya.
"Hah… hah… apa yang kau inginkan dariku? Kenapa kau melakukan hal ini padaku? Hah… hah… ayo jawab! Hah…" Tanya Ichirouta dengan nafas terengah-engah.
"Hm, jadi kau ingin tau aku ingin apa? Aku, menginginkan, dirimu…" kata lelaki itu sambil mendekati Ichirouta perlahan.
"Tidak, jangan mendekat, jangan mendekat!" teriak Ichirouta sambil berusaha menjauh dari lelaki itu. Tapi apa daya? Tangan dan kakinya terikat kuat, dia tidak bisa lari kemana-mana.
Laki-laki itu mencengkram bahu Ichirouta dengan kuat, lalu menciumi wajah Ichirouta dengan penuh nafsu.
"Yamette, yamette, yamette!" teriak Ichirouta sambil memberontak. Tapi laki-laki itu tidak mempedulikan teriakan Ichirouta dan malah menggigit telinga Ichirouta dengan keras hingga mengeluarkan darah.
"Akh! Ittai… Yamette! Ngggh…!" Laki-laki itu menjilati darah yang mengalir dari Ichirouta, lalu kemudian menciumi dan menggigit leher Ichirouta dengan penuh nafsu.
"Ngggh…Yamette! Yamette! Mmmmph!" teriakan Ichirouta terhenti karena laki-laki itu kini tengah mencium bibirnya dengan penuh nafsu. Lelaki itu memeluk Ichirouta dengan erat sambil tetap menciumi bibirnya dengan nafsu. Kemudian lelaki itu menggigit bibir Ichirouta agak keras.
Ichirouta yang terkejut tanpa sadar membuka mulutnya, dan laki-laki itu pun memasukkan lidahnya ke dalam mulut Ichirouta. Laki-laki itu menjilati lidah Ichirouta dan memperdalam ciumannya hingga Ichirouta hampir kehabisan nafas.
"Mmph! hen-mmph! Hentikan! Mmmph! Mmmmhhh!" Ichirouta berusaha berteriak namun tak bisa, laki-laki itu sepenuhnya menguasai bibir Ichirouta.
Akhirnya ciuman itu berhenti karena lelaki itu mulai kehabisan nafas. Wajah Ichirouta kini memerah karena kehabisan nafas, dan dari bibirnya mengalir saliva dari laki-laki itu.
"Kau…hah…kau gila! Haah..hah…cepat lepaskan aku! Haah… haah…" teriak Ichirouta dengan nafas tersengal-sengal.
Tiba-tiba saja, laki-laki itu merobek-robek baju Ichirouta dengan penuh nafsu. Ichirouta benar-benar terkejut melihat hal itu kemudian memberontak dengan sekuat tenaga.
"Jangan! Kumohon jangan! Jangan! Jangan lakukan hal itu padaku!" mohon Ichirouta sambil menitikkan air matanya. Tapi laki-laki itu malah tampak senang melihat Ichirouta menangis. Dia mencium air mata Ichirouta dan menjilatinya.
"Tenang saja, tidak akan sakit kok, aku yakin, kau pasti akan menikmatinya". Kata lelaki itu sambil menciumi leher Ichirouta. Ichirouta hanya bisa menangis karena takut membayangkan apa yang akan terjadi padanya nanti.
Lelaki itu mulai menciumi dada Ichirouta dan menjilatinya dengan penuh nafsu. Tak ada yang bisa menghentikannya, tidak ada…
Akhirnya, apa yang ditakutkan Ichirouta terjadi, laki-laki itu membuka celana Ichirouta dengan paksa, dan tampaklah kaki Ichirouta yang kini tak tertutupi apapun. Ya, Ichirouta kini dalam keadaan telanjang bulat.
"Kumohon… jangan… Mmmph!" laki-laki itu menyumpal mulut Ichirouta dengan kain putih yang tadi digunakannya untuk membekap Ichirouta, lalu dia mulai menjelajahi tubuh Ichirouta.
Laki-laki itu memegang "barang" milik Ichirouta lalu menjilatinya. Ichirouta terus menangis ketakutan dan berteriak dalam keadaan mulut tersumpal.
"Mmmh… mmh.. MMMMH!" Ichirouta berteriak kesakitan saat orang itu menggigit "barang" Ichirouta. "MMMH! MMMH! MMMH! MMMHMMM!" Ichirouta berteriak dengan sangat keras dan memilukan, air matanya mengalir deras, dan tubuhnya dipenuhi keringat dingin.
"Yak, cukup sampai di sini dulu untuk hari ini, sekarang sudah waktunya tidur~" kata laki-laki itu dengan nada suara main-main.
Dia menggendong Ichirouta yang dalam keadaan sadar dan tidak sadar karena shock atas kejadian tadi dan membawanya ke kamar mandi. Laki-laki itu memasukkan Ichirouta ke dalam bath tub dan menyalakan air hangat. Dia mengusap lembut tubuh Ichirouta yang dipenuhi keringat dingin dan mencuci rambut Ichirouta.
Setelah selesai, dia mengangkat Ichirouta dari bath tub kemudian menidurkannya di tempat tidur dan menyelimutinya. "Selamat tidur, Ohime-sama~" kata laki-laki itu sambil membekap mulut Ichirouta dengan saputangan yang tadi digunakannya untuk membius Ichirouta.
Ichirouta pun mulai merasakan kantuk yang luar biasa akibat pengaruh obat bius itu. Dan tak lama kemudian, Ichirouta pun tertidur dengan air mata yang berlinang.
TO BE CONTINUE
A/N: Maaf ya kalau fic ini kurang bikin hot dan nafsu, maklum pemula, dan berhubung saia udah gak kuat nulis ini (beneran lho) aku hentiin dulu sampai di sini. Sekali lagi maaf ya kalau mengecewakan… baca and review please~
AYA-CHAN PEEEEACEEE! (^0^)V
Aya no 'Kami Korosu
