Sigh

.

.

.

Boboiboy © Monsta

Inspired by sigh © Rin Kagamine

Warning:

Newbie Author, GaJe, Fang's POV, Fem!Fang, Chibi!Taufan, Typo(s), Ooc, alur kecepetan, less dialogue, etc.

.

.

.

"Hhh…"

Lagi. Aku menghela napas. Ini selalu terjadi, tidak pernah berhenti. Sejak kapan aku jadi begini? Aku ingin tahu, Aku ingin tahu kenapa aku selalu menghela napas.

"Hhh.."

Kenapa selalu seperti ini? Ini menyebalkan! Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Entahlah, setiap kali aku bertanya pada diriku sendiri, aku tidak pernah menemukan jawabannya. Akhirnya, aku bangkit dari kursi taman yang kududuki & berjalan menuju ke rumah.

.

.

.

"Hhh…"

Kenapa? Sebenarnya aku kenapa?! Ini memuakkan! Aku tidak mau terus-terusan seperti ini. Kupercepat langkahku hinnga kerumah. Tak tahan lagi, aku sudah bosan. Langsung saja aku berlari kekamarku dan kurebahkan tubuhku dikasurku. Dan semua gelap.

.

.

.

.

.

"Fang!"

Kudengar suara seseorang memanggilku. Saat aku menoleh untuk melihatnya, aku melihat seorang malaikat dengan rambut hitam dan mata yang sewarna sapphire. Tubuhnya juga pendek & sedikit chubby. Wajahnya begitu Familiar dengan seseorang. Tapi, siapa?

"Ng… Aku?"

Pertanyaan macam apa itu! Tentu saja aku yang dimaksud! Memangnya siapa lagi disini selain aku dan dia? Dan Malaikat itu hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi pertanyaan bodohku.

"Berikan aku semua helaan napas mu! Aku akan mengubahnya menjadi kebahagiaan!" Ucapnya dengan senyum yang menawan & uluran tangan untukku.

"Please." Jawabku singkat.

Dan ruangan gelap ini, seketika berubah menjadi taman bunga yang penuh dengan kebahagiaan. Dia benar-benar menggantinya menjadi kebahagiaan. Helaan napas ini, tenggelam didalam tawa. Entah sudah berapa lama aku tidak tertawa seperti ini. Ini menyenangkan. Perasaan ini benar-benar hangat. Saat ini, aku merasa, semua bebanku hilang. Tapi, apa itu? Aku melihat ingatan masa kecilku yang sudah lama hilang.

Dia, dia disana. Diatas sebuah kasur rumah sakit, Dia tidak akan bangun lagi. 'Aku' yakin. Dia sudah pergi terlalu jauh. Dia, Satu-satunya orang yang bisa membuatku bahagia setelah kepergian kedua orang tuaku. Tapi, kenapa aku… harus kehilangannya. Aku tidak sanggup, Akhirnya, 'aku' menggenggam tangannya yang dingin. Entah apa yang 'aku' pikirkan, 'aku' berusaha untuk menghangatkannya. Terus kuhembuskan napasku ke tangannya. Tapi, dia tetap tidak bangun. 'Aku' sudah tahu hal itu! Tapi, 'aku' tetap meniup tangan dinginnya.

"Taufan, Boboiboy Taufan." Lirihku dengan air mata yang entah sejak kapan mengalir di pipiku. Kurasakan sepasang tangan memeluk leherku dari belakang sambil membisikkan sesuatu.

"Kau sudah ingat? Yang kau lakukan sebenarnya bukan menghela napas. Kau mencoba menghangatkanku, Angin yang hangat, benar-benar atas keterlambatanku. Akhirnya, aku bisa mendatangkan & membalas perasaan bahagia ini. Mulai sekarang, kau tidak boleh menhela napas lagi. Ayo! Angkat kepalamu & Tersenyumlah, Fang!" Ucapnya seraya memberiku setangkai mawar putih

.

.

.

.

.

Dan saat aku bangun aku hanya mendapati diriku sendiri di kamarku. Mimpi? Terasa begitu nyata untukku. Saat aku ingin beranjak, kurasakan sesuatu digenggamanku. Setangkai mawar putih?. Terima kasih, Taufan. Terima Kasih. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan tersenyum, untukmu.

~Fin~

#Bacaulang… AAA! GAJE! Ini fanfic pertama yang saya buat. Saya dengan senang hati menerima saran & kritik. And Special Thanks to My Lovely Rainessia Ayumu-sama! At last, Of you don't mind..

Review Please!