Bab 2. Teman yang terbawa pergi
Harry melambaikan tangan ke sosok Sirius yang menjauh terbang ke angkasa diatas Buckbeak dengan gagah. Ia tidak menyangka wali barunya itu diam-diam berkunjung untuk ngobrol-ngobrol, menanyakan kesulitan-kesulitannya di sekolah.
Kesepian muncul setelah bayangan Buckbeak menjadi sekecil titik menuju matahari sore. Harry ingat bagaimana Sirius mengangguk-angguk penuh perhatian ketika ia bercerita ingin mengunjungi Hogsmeade. Sekarang, untuk pertama kali dalam hidupnya, Harry mengenal perasaan anak yang ditinggalkan seorang ayah yang ramah.
Gontai, Harry melangkah kembali ke Hogwarts. Untuk kembali kesana ia harus melintasi bukit-bukit panjang. Sirius benar-benar memilih tempat yang aman untuk bertemu, jauh dari keramaian. Selain Hermione dan Ron tidak ada yang tahu pertemuan rahasia mereka. Entah kenapa tiba-tiba Harry memikirkan Hermione. Temannya siang itu terlihat agak gelisah dan terburu-buru pergi. Bukan kebiasaan Hermione untuk merahasiakan sesuatu dari dirinya dan Ron.
Ketika sampai di suatu titik sepi, Harry mendengar suara teriakan anak perempuan…dan nyanyian merdu..
"Fawkes?" desisnya heran.
Tanpa sadar kakinya berlari mengikuti arah suara. Dan apa yang dilihat kemudian membuat ia terbelalak.
Di tengah bayangan matahari senja tampak dua sosok yang dikenalnya. Begitu dekat. Yang pertama adalah Hermione. Gadis itu kini menjerit memanggil nama Fawkes. Ia memegang sebuah benda yang rantainya panjang terkalung di leher.
Harry mengenal jelas apa itu. Jam pasir!
Tapi yang membuatnya ngeri adalah sosok kedua, Fawkes! Phoenix itu berkobar seperti sosok api yang dahaga akan oksigen. Bernyanyi nyaring. Aksi berikutnya membuat hati Harry berdegup kencang : Fawkes berapi terbang dengan kecepatan mengerikan menuju Hermione seperti anak panah terlepas dari busur!
Tanpa berpikir panjang Harry berlari kencang, menerjang lebih cepat mendahului Fawkes. Sekuat tenaga menubruk Hermione, ingin menyelamatkan gadis itu dari serangan kalap si Phoenix.
"H-Harry?JANGAN!" jerit Hermione.
Terlambat. Pada detik yang sama Fawkes api memasuki ruang antara Harry dan Hermione. Harry menutup matanya rapat-rapat dengan kengerian luar biasa. Sayup-sayup suara sigap Hermione membahana.
"IMPEDIMENTA FLAMINGATE!"
Ketika Harry membuka mata, dilihatnya Hermione selesai mengayunkan tongkat dan ia tidak merasakan panas api yang berputar seperti angin siklon mengelilingi mereka. Hanya ada perasaan tergelitik halus di sekujur tubuh. Harry melihat api yang berputar itu masuk seperti kilat ke dalam jam pasir, lalu lenyap. Detik berikutnya jam pasir itu bersinar terang seperti matahari dan pelan-pelan mulai berputar, makin lama makin cepat.
"Harry kalungkan rantainya!" perintah Hermione. Dan tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan cepat mengalungkan rantai itu di lehernya.
Jam pasir terus berputar dengan kecepatan menakjubkan. Seiring dengan itu sosok mereka diterbangkan ke tengah bayangan samar warna-warna dan bentuk-bentuk. Dentuman-dentuman yang begitu keras dan bertubi-tubi membuat telinga Harry sakit. Kepalanya pening. Ia begitu mual dan merasa sebentar lagi akan jatuh pingsan!
Mendadak semua gelap gulita.
(bersambung)
