Forbidden Kiss

Kasioo as main pair.

Other cast find by yourself

Warning!

GS. Rated M. Typo. OOC

Author note : cerita ini murni ide sendiri, jika ada kesamaan dengan cerita lain itu hanya faktor ketidak sengajaan. It's GS and rate M. If you don't like please just close this fic and don't read.

Kamsahamnida. :')

.

.

.

RnR


Prolog.

Kai berjalan angkuh melewati kerumunan mahasiswa yang memenuhi koridor. Matanya yang dingin menatap lurus ke depan tanpa menghiraukan beragam tatapan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ini memang bukan kali pertama ia menjadi pusat perhatian. Malahan ia sudah mengalaminya setiap hari.

Ayolah. Siapa yang akan melewatkan Kai yang wajah dan kharismanya melebihi dewa? Tidak ada satupun. Meski sebagian besar dari mereka selalu diabaikan olehnya. Dan jangan lupakan statusnya sebagai putra tunggal pengusaha sukses Kim Joonmyeon dan Zhang Yixing. Yang secara sah mewarisi semua kekayaan orang tuanya yang tak akan habis digunakan cucu-cucunya. Kai praktis menjadi pria paling diincar di kampus ini.

" Kai. " panggilan bernada manja berhasil membuat Kai menghentikan. Ia menatap datar seorang wanita berambut merah yang kini bergelayut manja di lengannya. Wanita itu menempelkan payudaranya yang besar pada lengan Kai untuk menggodanya.

" Ada apa, Hyesung-ah? " tanya Kai dengan suara khasnya. Wanita yang dipanggil Hyesung tadi tersenyum genit dan makin menempelkan tubuhnya pada Kai.

" Nanti malam datanglah ke pesta ulang tahunku. Aku punya sesuatu yang spesial untukmu. " seringai mematikan muncul di bibir Kai mendengar undangan tersirat yang Hyesung berikan. Ia memang sedang ingin bermain dan kebetulan sekali Hyesung menawarkan diri padanya.

Apakah Kai adalah seorang player? Jawabannya adalah Ya. Kai adalah seorang player. Yang anehnya masih diminati banyak wanita meski hanya untuk sebuah one night stand. Meski tak semua wanita diladeni oleh Kai. Pria itu memiliki kriteria yang tinggi dan sulit. Hal itu membuat banyak wanita patah hati atau menjadi gila untuk mengubah dirinya sesuai yang Kai inginkan.

" Tentu saja. Katakan saja di mana lokasinya. Aku akan datang. "

Jawaban Kai membuat Hyesung memekik girang. Mungkin Kai seperti memberi harapan pada Hyesung karena menurut kabar yang sudah beredar ia hanya memakai wanita paling banyak hanya dua kali. Tapi siapa peduli.

" Aku akan mengirimkan nama tempat dan alamatnya. "

" Kai-ssi. " panggilan bernada sopan itu berhasil membuat Kai dan Hyesung menoleh. Kai memperhatikan seorang wanita lain berdiri beberapa meter di belakangnya. Penampilan wanita itu sangat sederhana, ia hanya memakai kemeja kotak-kotak dan celana jeans, convers hitamnya tampak sudah sangat lusuh karena sering di pakai. Rambut hitam panjangnya di ikat kuda hingga menampilkan leher jenjangnya. Dalam hati Kai bertanya-tanya apa yang diinginkan wanita ini darinya. Karena jujur saja wanita ini sangat jauh dari tipenya.

" Ada apa, Kyungsoo-ya? " timpal Hyesung dengan nada tidak suka yang amat kentara. Kai mengernyitkan keningnya. Ia merasa pernah mendengar nama itu. Tapi kapan?

" Ada yang perlu aku bicarakan dengan Kai. "

" Apa yang ingin kau bicarakan? " tanya Kai langsung mengendalikan situasi. Ia sudah tahu sifat Hyesung dan ia sedang tidak ingin menjadi pusat perhatian saat ini.

" Tentang esai dari Profesor Shim. Ku harap kau tak lupa bahwa kita berada dalam satu kelompok. "

" Ah ya. Aku ingat. " ucap Kai setelah memaksa otaknya untuk mengingat. Pantas saja ia tak asing dengan nama Kyungsoo. Rupanya wanita itu adalah teman satu kelasnya.

" Bagus. Kapan kita bisa mulai mengerjakannya? Jujur saja aku tidak punya banyak waktu lenggang. "

" Kapan kau bisa? "

" Bagaimana dengan besok sore? "

" Baiklah. Dimana? "

" Di Cloud 9 kafe? Atau terserah padamu. " Kai mengerutkan keningnya, mencoba mengingat dimana lokasi kafe yang dimaksud Kyungsoo. Setelah ia ingat ia mengangguk paham sekaligus sebagai persetujuan jika ia akan ada disana besok sore.

" Sudahkan? Kau bisa pergi. " suara Hyesung mengingatkan Kai jika wanita itu masih ada disana. Kai bisa melihat Kyungsoo memutar matanya ke arah Hyesung sebelum berpamitan dengan sopan padanya. Sampai beberapa saat berlalu Kai masih berdiri disana sambil mengamati punggung sempit Kyungsoo yang menjauh. Ia sama sekali tak memedulikan Hyesung yang terus merengek memanggil namanya.

' Menarik '

Batin Kai menggumam. Bibirnya melengkungkan senyum misterius yang hanya diketahui olehnya.


Langit Seoul yang gelap rupanya tidak menyurutkan kesibukan di klub elit ini. Dentuman musik yang keras dan lantai dansa yang penuh tampaknya tak membuat orang-orang yang ada disana jengah. Salah satu di antaranya adalah Kai yang sibuk menggerakkan tubuhnya seirama dengan musik yang dimainkan sang DJ. Ia menyeringai saat Hyesung menggerakkan pinggulnya untuk menggoda bagian bawah tubuhnya.

Kai menangkap pinggul Hyesung dan menekan ereksinya kearah wanita itu. Ia menunduk kearah telinga Hyesung dan berbisik.

" Sudah saatnya ke inti, Hyesung-ah. "

" Tentu saja, sayang. "

Dalam satu tarikan cepat Kai membawa Hyesung ke lantai empat dimana suitenya berada. Klub ini memang salah satu tempat miliknya. Lebih tepatnya ia mananam modal yang cukup besar untuk klub ini. Jadi jangan heran jika ia punya ruangan pribadi disini.

Hyesung bertindak agresif seperti biasa. Wanita itu menyerang Kai dengan mendorongnya ke dinding tepat setelah Kai menutup pintu. Hyesung memberikan senyum nakalnya dan mulai melepas satu persatu kancing kemeja yang Kai gunakan. Bibirnya yang terpoles lipstik merah memberi kecupan basah mulai dari tulang dadanya lalu mengikuti setiap kulit yang terekspos seiring dengan kancing yang terbuka. Kai hanya diam dan menikmati permainan Hyesung. Belum saatnya ia memegang kendali.

Hyesung menyentak kemeja Kai keluar dari celananya dan menelusuri abs yang tercetak sempurna di perutnya. Wanita itu kembali mendongak, menatap mata Kai dengan sayu. Salah satu tangannya merayap menuju tengkuk Kai dan mengelusnya pelan. Perhatian wanita itu tertuju pada bibir penuh Kai. Perlahan tapi pasti Hyesung mulai mendekatkan wajahnya untuk mencecap bibir Kai.

Namun rupanya tindakan Hyesung membuat Kai tidak senang. Terbukti dari matanya yang berubah menjadi sedingin es. Rahangnya mengatup rapat. Kai dengan cepat merenggut bagian belakang kepala Hyesung dan menarik rambutnya tepat sebelum bibir itu menyentuh bibirnya. Wanita itu memekik kesakitan namun hal itu tak mempengaruhi Kai untuk melonggarkan sedikit cengkramannya.

" Kau melanggar aturan utamanya, Hyesung-ah. " ucap Kai dengan suara rendahnya yang kali ini terdengar menakutkan.

" Tapi kita. "

" Tapi apa? Apa aku membuatmu besar kepala karena melakukannya denganmu lebih dari dua kali? " wajah Hyesung memucat. Kai hanya mendecih jijik saat Hyesung mulai menangis.

" Ah, belum. Hampir lebih dari dua kali karena aku tak akan melakukannya lagi. " Kai menyentak cengkramannya dan mendorong Hyesung menjauh darinya.

" Kai maafkan aku. "

Kai menghentikan Hyesung yang ingin kembali mendekatinya. Ia sudah muak. Mungkin ia memang seorang player. Bergonta-ganti wanita bukanlah hal yang mengherankan. Tapi Kai mempunyai aturan utama yang tidak boleh di langgar. Para wanita itu boleh memiliki tubuhnya, menciuminya dimanapun asalkan bukan bibirnya. Itu adalah batas kerasnya. Ia tak akan menoleransi siapapun yang bahkan baru berniat mencium bibirnya seperti yang baru saja Hyesung lakukan.

" Kau sudah melanggar batas kerasnya. Dan aku tak punya toleransi untuk itu. "

" Kai ku mohon. " Kai hanya menyeringai dan kembali mengaitkan kancing kemejanya. Ia sama sekali tak peduli dengan tangisan Hyesung. Tanpa berkata apapun lagi Kai melangkahkan kakinya keluar meninggalkan Hyesung sendiran.

Hal seperti ini bukan hanya satu atau dua kali terjadi. Namun hal itu selalu berhasil membuat moodnya down. Emosinya meledak tanpa bisa ia kendalikan. Ia sudah tidak tertarik dengan suasana klub ini meski banyak wanita yang jauh lebih cantik dari Hyesung menawarkan diri padanya. Kai menemui Ravi, pemilik tempat ini, dan berpamitan padanya.

Ia mengusak rambutnya yang di cat dengan warna abu-abu. Kai berniat mencari udara segar terlebih dulu untuk meredakan emosinya. Mungkin berjalan kaki beberapa saat akan membantu.

Jalanan terlihat sepi mengingat waktu menunjukkan hampir tengah malam. Ia berjalan cukup jauh hingga perhatiannya tertuju pada papan nama sebuah kafe yang sudah tutup. Papan nama bertuliskan ' Cloud 9' itu membuatnya kembali teringat pada Kyungsoo. Melihat ekspresi wanita itu tadi, Kai yakin Kyungsoo bukan salah satu penggemarnya. Hal yang sangat jarang ia temukan. Jujur saja ia jadi penasaran dengan wanita itu.

Kai memelankan langkahnya saat matanya menangkap siluet seseorang yang mungkin ia tahu sedang duduk sendirian disebuah halte bus kosong. Dia adalah Kyungsoo. Orang yang baru saja di pikirkannya. Tubuhnya yang mungil tenggelam pada hoodie abu-abu yang terlampau besar untuknya. Entah apa yang sedang dilakukannya tapi nampaknya wanita itu tidak merasa takut kalau-kalau ada orang jahat atau orang mabuk yang mungkin bisa saja mendatanginya dan berbuat macam-macam.

Dengan perlahan Kai berjalan menuju halte itu dan duduk di ujung bangku. Ia mencoba melakukannya sepela mungkin, berusaha tidak mengejutkan wanita itu.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan, Kai menoleh dengan penasaran karena Kyungsoo sama sekali tidak bergerak untuk merubah posisinya. Satu kekehan kecil lolos dari bibirnya saat menyadari bahwa wanita itu tertidur. Kai sedikit meringis saat melihat posisi kepalanya. Dengan sedikit belas kasihan Kai berpindah menjadi tepat disamping wanita itu dan menyandarkan kepala Kyungsoo ke bahunya. Kekehan kembali lolos saat Kyungsoo bergerak menyamankan posisinya. Ia terlihat seperti kucing yang mencari kehangatan di tubuh tuannya.

Kai menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan menatap lurus jalanan yang sepi. Selama lima belas menit ia hanya menemukan 3 mobil pick up dan dua mobil yang melintas. Ia heran bagaimana Kyungsoo bisa dengan mudahnya tertidur di tempat seperti ini. Kai melihat ke arloji yang melingkar di tangannya. 11.55. Apakah Kyungsoo akan tertidur semalaman di sini?

Kai sedikit berjengit saat mendengar suara lenguhan Kyungsoo. Ada pergerakan di bahunya dan Kai mengira Kyungsoo terbangun. Ia menoleh kearah Kyungsoo yang memandangnya dengan bingung. Matanya yang bulat mengerjap polos beberapa kali. Mungkin untuk menjernihkan penglihatannya.

" Oh astaga. Aku tertidur. " gumam Kyungsoo dengan suara rendahnya. Baru kali ini Kai mendengar suara selembut Kyungsoo. Sangat berbeda dengan nada-nada genit yang sering ia dengarkan.

" Apa kau terbiasa tidur di mana saja seperti ini? " Kyungsoo mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Kai.

" Tidak. Tapi meskipun aku sering melakukannya ku rasa itu bukan urusanmu. "

" Inikah yang kau katakan pada seseorang yang sudah meminjamkan bahunya padamu? "

" Aku tidak meminta. " Kyungsoo mengendikkan bahunya acuh. Wanita itu mengambil tas punggung yang berada di lantai halte kemudian berdiri menghadap kearahnya.

" Tapi termakasih. " Kyungsoo membungkuk dalam padanya kemudian berbalik pergi.

" Kau mau kemana? " tanya Kai. Kyungsoo berbalik dan memiringkan kepalanya. Wanita itu memandang Kai heran. Jangankan Kyungsoo, bahkan ia sendiri terkejut dengan pertanyaannya.

" Pulang tentu saja. "

" Dimana rumahmu? "

" Ada disekitar sini. "

" Baiklah. Hati-hati. "

Kyungsoo mengangguk kaku kemudian kembali berbalik meninggalkan Kai sendirian di halte. Seperti siang tadi Kai masih berdiri disana sambil menatap punggung Kyungsoo yang menjauh. Seringai kembali terukur dibibirnya, tangannya terangkat menyentuh bahunya dimana kepala Kyungsoo tadi bersandar.

" Do Kyungsoo. Benar-benar menarik. "

Next/Stop?


Haihai... ada yang kangen saya? :D

Sebelumnya maaf kalo ada yang nunggu ak comebacknya kelamaan..

Aku punya berita baik dan buruk buat kalian guys... #plissjangantimpuk saya...

Kabar baiknya, akhirnya otakku mau di ajak kerjasama lagi setelah berbulan-bulan ngambek.. gak tau napa gak bisa nulis padahal ide udah bejibun...

Dan kabar buruknya, aku punya kerjaan baru (btw ini kabar membahagiakan buat saya). Dan kerjaannya gak sesantai di tempat sebelumnya.. nah, ak masih kesulitan ngtur waktu buat nulis, jadi kalo ak late update tolong di maklumi ya..

And then.. gimana nih cerita ini? Bagus kagak? Ada yang kurangkah? Lanjut gak nih? Cus review guys. Review kalian menentukan kelanjutan cerita...

Oke... sekian cuapcuap gak penting dari author... di tunggu review kalian

Annyeong ^_^

rerudo95