Disclaimer : © Kishimoto Masashi
Rate : T
Pair : Gaara Rei x O.C.
Warning! : gajeness, typoness, AU, OOC.
-Pencarian 'wadah' Shukaku-
© Arisa Rei-Malfoy
Sepasang mata berwarna biru turqouise membelalak terbuka pemiliknya bernafas terengah-engah, keringat sebesar biji jagung bercucuran dari pelipis hingga dada bidangnya yang telanjang, pria berambut merah itu tampak habis lari maraton. Ia melihat makhluk itu kembali, kembali dalam hidupnya, makhluk itu menerornya setiap malam tidak, tidak hanya menerornya makhluk itu bahkan melukainya malam ini..
"arghh.." erang pemuda yang sudah menjadi Kazekage itu ketika menggerakkan bahunya, rasanya tulangnya patah 'aku tak mengerti, itu tadi hanya mimpi kan? Kenapa lukanya benar-benar ada' pikir pemuda itu ia kemudian memandang langit malam bulan sudah berada di barat dan beberapa ayam pun sudah berkokok menandakan malam telah berlalu dan pagi segera tiba..
Hari pun berganti namun, yang bergantung dilangit masih sama seperti kejadian sebelumnya, yaitu bulan meskipun kini posisinya masih berada di sebelah timur. Di sebuah ruangan yang berpenerangan redup -dari lilin- terlihat empat orang pria berbeda usia duduk berseberangan,
"Gaara, apa ada lagi yang terjadi?" tanya seorang Tetua yang jenggot putihnya sudah sepanjang lehernya terhadap pemuda berpakaian putih-biru yang berdiri didepannya,
"Ia berhasil melakukaiku, aku tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi" meskipun wajah Gaara datar saat menyatakannya, tersirat sedikit kekhawatiran di nada bicaranya
"begitu.. Kukira sudah waktunya, tak bisa lagi ditunda kita harus segera menghancurkan 'wadahnya', ku kira petunjuk-petunjuk yang telah dicari belakangan ini juga sudah memadai" kata Tetua itu hati-hati, ia sangat bijaksana meskipun, wajahnya sudah mengendur dan tersirat kelelahan disana pikirannya masih setajam dulu,
"baiklah kalau menurut kalian begitu, aku menyetujuinya. Tapi siapa yang akan melakukannya?" Gaara mengedarkan pandangannya pada Para Tetua didepannya, dan Gaara berpikir ia perlu mencari Tetua baru,
"ku kira mantan muridmu yang bisa mengendalikan darah itu bisa diandalkan" Kata Tetua yang rambut berubannya diikat tinggi mengingatkan Gaara pada seorang pemuda Nara, Shikamaru Nara.
"ah, gadis Hayashi itu ya? Ya.. Ya aku setuju ia bisa diandalkan untuk menjalankan misi ini, ia tidak sedang cuti" kata Tetua yang lain, Tetua itu memiliki hidung mancung yang bengkok dan rambut semi-putih panjangnya mencapai punggungnya
"sebelum menentukan kita harus memikirkan kemungkinan terburuk yang dapat terjadi.." kata Tetua pertama yang berjenggot putih sampai leher menyebabkan Gaara dan yang lain memutar otak,
"kalau-kalau mahkluk itu dapat menguasai Gaara ku kira ia bisa mengendalikannya karena bagaimanapun juga Gaara memiliki darah yang mengalir ditubuhnya" perkataan Tetua ketiga yang hidungnya bengkok membuat tubuh Gaara menegang, dalam hati ia berharap itu tidak akan terjadi
"dan kurasa ia juga pintar dalam memecahkan teka-teki, benar Gaara?" tanya Tetua kedua menancapkan pandangan matanya pada mata biru turqouise Gaara
"tentu, ia seorang jounin" kata Gaara dipikirannya tergambar seorang gadis yang pernah menjadi muridnya dan-
"yah.. Kurasa sudah cukup, kalau begitu. Kita bisa mengirim pesan pada Hayashi siang ini juga" Tetua berjenggot itu memilin jenggot putihnya sebelum akhirnya ia dan Tetua lainnya mengangguk secara bersamaan, Gaara paham ini waktunya ia pergi ia pun bangkit dan melenggang keluar dari ruangan itu, ia menuju kantornya dan kembali bergelut dengan dokumen-dokumen yang menumpuk diatas mejanya, sungguh ia lelah untuk melakukan hal itu, pikirannya pun tidak fokus pada dokumen didepannya. Ia ingin liburan atau melakukan sesuatu yang berbeda -setidaknya-. Gaara melirik jendela kantornya dan mendapati cahaya rembulan sudah bersinar terang menerangi desa yang dipimpinnya, Sunagakure.
Sedangkan 5 km dari gedung Kazekage terdapat sebuah kamar yang didalamnya tinggal seorang gadis dengan rambut tergerai sampai punggung yang kini tengah membuka gulungan yang diberikan seorang penyampai pesan dari gedung Kazekage yang menyambangi rumahnya beberapa menit lalu. Setelah ia membaca gulungan itu, ia menyimpulkan bahwa ia menerima misi kelas S lagi, dan besok ia harus ke kantor Kazekage pada pukul 8. Gadis itu merebahkan tubuhnya dikasur dan memandang langit-langit kamarnya. Dibenaknya terlintas berbagai macam misi yang mungkin akan ia jalankan. Gadis itu adalah Hayashi Arisa, seorang gadis muda dengan warna mata sebiru langit dan rambut sewarna mahogany. Ia adalah seorang jounin yang lahir di Kirigakure namun, ia dibesarkan di Sunagakure. Ia dibesarkan bibinya karena orang tuanya meninggal akibat upaya penyegelan bijuu ekor 3 namun, Arisa masih memiliki keluarga. Ia punya kakak perempuan, Hayashi Koken hanya saja Nee-channya tinggal bersama nenek mereka di Kirigakure. Minggu lalu Arisa mendapat kabar bahwa Koken terluka parah akibat misinya di desa Konoha melawan ninja-ninja pelarian yang kini sedang gencar-gencarnya menyerbu desa itu namun, Arisa yakin, nee-channya aman berada ditangan neneknya yang merupakan medic-nin desa Kiri, maka ia dapat bernafas lega.
Kini matahari sudah menggantikan bulan, udara sejuk bercampur bau pasir menghiasi pagi di Sunagakure.
"Arisaaa ayo bangun nak," terdengar suara bibi Arisa, Chikuma memangil dari luar dengan suara yang tidak mencapai 1 oktaf, Chikuma memanglah seorang yang berperangai lembut. Arisa yang sudah biasa dibangunkan dengan lembut pun langsung mengucek matanya saat mendengar suara bibinya,
Arisa P.O.V
kulirik jam beker diatas meja, masih pukul 6. Aku tidak terlalu suka bangun pagi, aku ini bukan pelajar lagi aku hanya berniat menjadi jounin dan itu sudah terwujud di usiaku yang ke 15. Tapi aku harus bangun, aku akan ke gedung Kazekage. Dengan langkah gontai aku menuju kamar mandi, kunyalakan shower yang langsung menghujam tubuhku dengan air tanpa ampun menyebabkan aku sadar sepenuhnya, kemudian aku melakukan kebiasaanku..
"..cause i cant help it if you look like an anGel, cant help i if i wanna kiss you in a rain so,
come feel this magic
i've been feeling since i met you
cant help it if there's no one else um.. I cant help my self"
terdengar suara pas-pasan yang memenuhi kamar mandi, aku sedang bernyanyi, ini hobiku. Aku ini memang seorang Bathroom-singer dan entah kapan embel-embel 'Bathroom' dalam gelarku itu hilang.
Aku sudah siap dengan pakaian yang berwarna biru cerah, -warna favoritku- dan dihiasi huruf Hiragana secara vertikal yang berbunyi nama klanku, 'Hayashi' di bagian depan pinggir sebelah kiri. Ikat kepala sudah diikat di rambutku yang dikepang. Sebenarnya aku lebih sering membiarkan rambutku tergerai tapi entah apa yang membuatku mengepangnya hari ini. Sebelum keluar kamar Aku mematut diri sekali lagi didepan cermin baru setelah itu keluar dari kamar menghampiri yang lain di ruang makan. Dirumah ada Chikuma, suaminya; Akuro Baisotei dan putra mereka, Akihisa Baisotei pemuda bersemangat yang sedang bersiap menghadapi ujian Chunnin, sungguh pemuda yang sudah kuanggap adik sendiri ini sangat berisik dan pemuda berlensa biru sewarna batu safir itu orangnya sangat ingin tahu.
"kau mengepang dua rambutmu" kata Akihisa sambil memflip poninya yang berwarna hitam. Ia menarik sudut bibirnya, menyeringai. aku benci seringaiannya,
"aku hanya ingin tampil berbeda" kataku berusaha tak acuh
"hanya tampil berbeda atau tampil berbeda untuk seseorang, eh?" canda Akihisa yang biasa ku panggil Hisa-chan
"kepo sekali sih" kataku jengah sambil membuang muka. Di meja makan ini hanya ada dan dia lagi, huft
"kau suka sama seseorang ya? Cerita dong!" katanya dengan lagak penggosip kelas kakap, namun tidak kugubris
"pasti dengan si gentong dari negeri Angin kan?" katanya sambil memasang tampang menyelidik. Si gentong dari negeri Angin aku tahu maksudnya. Pasti Gaara-sensei, dulu Kazekage itu adalah guruku saat hendak ujian Chunnin. 'Ah, ini anak ngayalnya jauh amat' pikirku
"jangan mengada-ada" ujarku menatapnya dengan wajah datar
"ayolaah, aku tidak seperti ember bocor kok" katanya, matanya membulat, ia sedang membujuk dan aku tahu ia tidak akan berhenti sampai ia dapat
"dengar.. kau pasti tidak ingin menjadi bonekaku di awal hari yang cerah ini kan? Jadi, sebaiknya diam" aku memasang tampang serius. Berhasil! Ia langsung kembali duduk tegap diatas bantalnya.
"kau tidak asik" kata Hisa pelan tapi aku masih bisa mendengarnya. Ia pasti merajuk,
Biar kuperjelas mengapa Hisa-chan tidak ingin menjadi 'bonekaku', aku sebagai keturunan Klan Hayashi mahir dalam menggunakan elemen air tapi bukan itu yang Hisa-chan takutkan, beberapa keturunan Hayashi seperti, Aku dan nenekku; Gidayu mampu mengendalikan darah yang bagi beberapa warga dianggap menyeramkan. Aku pun tidak mengerti asal-usulnya yang pasti kemampuan itu sudah ada sejak aku masih balita.
"tadaima.." ujarku sambil membungkukkan badan, kami sudah selesai sarapan dan sekarang waktunya aku berangkat..
Kulangkahkan kakiku membelah jalanan Desa Suna, kalau dipagi hari seperti ini Suna kelihatan seperti Desa karena warganya yang keluar dari rumah pasir mereka, bahkan ada banyak anak-anak yang bermain di gang-gang,
Normal P.O.V
'Kyaa.. Apa-apaan ini! Aku sedang jalan santai-santai malah disiram pasir begini' Batinku menggerutu, kutolehkan kepalaku dan kutemukan pelakunya, sekelompok anak kecil dan sekarang mereka menertawakanku. Remaja usia 16 tahun sepertiku dikerjai anak usia 5 tahun,
"heiii! Awas kau yaaaa" teriakku pada anak-anak itu yang sekarang berlarian sambil memegangi perut, jelas sekali mereka masih tertawa. Kalau ibarat suhu tubuh nih yaa, suhu tubuhku sudah mencapai 38 derajat celsius, aku sampai lupa bahwa mataku berair pasti kemasukan pasir, aku pun menguceknya dan membersihkan pakaian dan tubuhku, aku tahu ini adalah cara bercanda anak di desa ini tapi jangan akulah targetnya, tidak saat ini, saat ini kan aku mau bertemu Kazekage, dasar!
"Ohayou gozaimasu Arisa-san" suara wanita yang ku kenal menggentarkan gendang telingaku, kulihat siapa pemiliknya ternyata, ia adalah gadis berambut kuning yang dikuncir 4, Temari.
"ohayou Temari-san" balasku sambil membungkuk, huh.. Tubuhku jadi kelihatan kusam
"kau, ada apa denganmu?" katanya seraya memandangku dengan tatapan kau-ninja-atau-gembel?
Arisa pun menceritakan bagaimana ia di siram pasir oleh anak-anak tadi.
"haha..pintar sekali anak-anak itu membuatmu sampai seperti ini, aku jadi ingin memberi mereka permen" Temari tertawa mendengar cerita Arisa, 'huh tahu begini lebih baik aku tidak usah bercerita tadi' sesal batin Arisa
"ya sudah beri saja mereka permen" ucap Arisa ketus Ia kemudian mengerucutkan bibirnya dan menggerutu dalam hati
"hehe..Aku hanya bercanda oke? Jangan marah dong" kata Temari, bekas tawanya masih terpeta diwajahnya
"eh, bukankah kau harus ke kantor Kazekage ya? Kenapa berhenti disini" Temari bertanya dengan polosnya membuat Arisa ingin menjitak jidatnya yang lebar
"karena kau, sudah ah aku berangkat dulu, ja mata" Arisa menahan hasratnya untuk menjitak Temari, ia memutuskan untuk tidak melakukannya sekarang
"hei aku juga mau kesana sebenarnya. Bagaimana kalau kita kesana bersama" kata Temari tanpa perlu jawaban Arisa ia sudah menarik Arisa untuk melompat diantara bangunan-bangunan di Suna, kedua kunoichi itu pun berpacu dengan angin.
Sesampainya di gedung Kazekage, mereka berpisah jalan, Temari menuju kantornya sedangkan Arisa menuju kantor Kazekage dilantai 5. Gedung Kazekage layaknya seperti kebanyakan bangunan di Suna, berpenerangan redup karena tidak ada sinar matahari yang menyinari ruangan ini. Arisa pun menaiki anak tangga sampai akhirnya ia sampai di lantai ke 5, ia menuju pintu geser yang sudah ia hafal, ia mengetuknya hingga sebuah suara berwibawa menyahutinya dari dalam. Ia menangkap dua siluet manusia ketika pintu digeser ternyata, selain Kazekage didalam ada seorang Tetua.
Hal pertama yang dirasakan Arisa saat melangkahkan kakinya ke dalam ruangan itu adalah kharisma Sabaku No Gaara atau yang sekarang lebih pantas di panggil Gaara-sama yang memenuhi ruangan, kharismanya kuat sekali sampai-sampai mampu membuat Arisa meleleh. Arisa menatap wajah sang Kage dan menerima isyarat untuk duduk diseberang mejanya.
"Hayashi Arisa, kau tahu kenapa dipanggil kemari?" tanya Tetua dengan suara dalam nan bijak, ia memiliki jenggot putih yang menutupi sebagian lehernya. Tetua menatap Arisa seolah Arisa adalah murid bersalah yang akan dimarahi kepala sekolah,
"tentu, aku akan diberi misi" ucap Arisa mencoba merilekskan tubuhnya, suasana diruangan itu memanglah sangat kaku dan formal,
"ya dan aku minta kau tidak menceritakan apa pun yang kau dengar diruang ini pada orang lain, kau mengerti?" ujar Tetua itu
"kalau misi ini adalah untuk menyelidiki sesuatu di desa sekutu tanpa meminta ijin dari desa sekutu tersebut bukankah malah akan menyusahkan Suna?" kata Arisa sambil menautkan alis, Ia memang tidak takut untuk berkata hal seperti tadi agar ia jelas akan langkah apa saja yang harus ia ambil dimisi nanti,
"tentu-tentu tapi, lebih sedikit yang orang lain tahu akan semakin baik" Arisa bisa melihat Tetua itu menarik sedikit sudut bibirnya
"baiklah" kata Arisa setuju, ia merasakan pandangan lensa mata Gaara-sama yang berwarna biru turqouise menghujam lensa mata Aquamarinenya
Tetua itu menengadah, memandang langit-langit ruangan, ia menerawang. Menurut Arisa, Ia akan menceritakan sesuatu dari masa lalu, benarkah?
"dulu disini ada bijuu berekor satu, Shukaku, yang pernah di segel pada tubuh Gaara namun 3 tahun lalu Shukaku diekstrak secara paksa oleh Deidara, anggota termuda Akatsuki.." ternyata benar! Tetua itu akan bercerita, pandangannya masih terarah pada langit-langit ruangan, ku alihkan pandanganku pada wajah Gaara untuk melihat ekspresinya tapi percuma saja karena ia memasang wajah datar..
"tak lama setalah itu Deidara mati bunuh diri, semua mengira Shukaku pun ikut tiada bersama Deidara tetapi kenyataannya tidak, Shukaku masih ada karena tiga bulan belakangan ini ia berusaha kembali ke tubuh Gaara. Shukaku pasti memiliki rencana dan ia ingin memanfaatkan Gaara untuk melakukan rencananya itu maka dari itu Shukaku sering mengganggu Gaara saat tidur melalui mimpi. Awalnya, Gaara mengira semua kejadian yang ia lihat di tidurnya hanyalah bunga tidur biasa namun akhirnya…
*TBC
akhirnya… berani ngepost cerita juga. Aku masih baru di fandom Naruto ini jadi masih banyak yang perlu diperbaiki, mohon bantuan sama reviewnya yaa..muehehehe:D
arigatou :D
