Fanfiction dot NET

Naruto kepunyaan Om Kishi


"FFn"

2006, Hinata 11 tahun

Tahun 2006 merupakan tahun yang bersejarah bagi seorang Hinata. Itu adalah tahun di mana ia menemukan situs fanfiksi bernama fanfiction dot net.

Semua berawal saat Hinata diberi hadiah sebuah ponsel oleh ayahnya di umur 11 tahun, tepatnya saat ia naik kelas 6 sekolah dasar. Hinata sangat senang karena itu merupakan ponsel pertamanya. Saat itu hampir semua teman sekelasnya sudah punya ponsel. Ponselnya bukan ponsel canggih seperti kebanyakan teman-teman sekelasnya. Ponselnya bukan merk dengan inisial "N" yang kala itu sedang booming di dunia. Ponsel Hinata hanya ponsel Jepang kelas menengah, tidak terlalu canggih, tidak juga terlalu jadul.

Namun meski begitu, Hinata bisa memaksimalkan semua fungsi di ponselnya, terima kasih karena kakaknya yang merupakan seorang gadget freak. Sang kakaklah yang sering menurunkan ilmunya kepada Hinata. Di saat teman-teman sekelasnya antre di toko ponsel untuk membeli wallpaper, Hinata sudah bisa men-download-nya sendiri via ponsel. Di saat teman-teman sekelasnya keranjingan mengetik REG SPASI ke iklan-iklan TV untuk mendapatkan ringtone keren dan gokil, Hinata sudah bisa men-download-nya dengan gratis di internet. Di saat teman-teman sekelasnya baru belajar materi internet dalam pelajaran TIK di sekolah, Hinata sudah punya akun friendster dan Yahoo!Messenger. Di saat teman-teman sekelasnya bisa mengakses mesin pencari Google untuk pertama kali, Hinata sudah punya ratusan koleksi situs di dalam bookmark Opera Mini di ponselnya, salah satu halaman di bookmark tersebut adalah situs bernama Fanfiction Dot Net atau sering disingkat FFn.

Hinata pertama kali menemukan FFn (tepatnya fandom Naruto) saat ia menelusuri Google. Awalnya Hinata heran, kenapa isi cerita anime Naruto di FFn berbeda dengan yang setiap minggu ditonton bersama kakaknya. Setelah mencari tahu lebih detail, barulah Hinata mengerti kalau FFn adalah situs yang menyediakan cerita fiksi yang berdasarkan pada cerita yang sudah ada. Jadi semua cerita di FFn hanya karangan orang lain, bukan si penulis karya asli. Di situs itu penulis dan pembaca dibiarkan untuk mencurahkan imajinasi mereka.

Mulai saat itu FFn jadi situs favorit yang dikunjungi Hinata. Hampir setiap punya waktu luang, ia akan mengaksesnya lewat ponsel. Itu dilakukan Hinata karena di sana ia banyak menemukan cerita roman antara pasangan Uzumaki Naruto dan Hyuuga Hinata, dua tokoh utama dalam anime Naruto. Kebetulan nama tokoh perempuannya sama dengan nama Hinata. Hinata sebenarnya suka semua pair mayor dalam anime Naruto selama itu pair normal, dalam artian tidak – maaf - homo dan lesbian.

Hinata menganggap tokoh Hyuuga Hinata sebagai cerminan dari dirinya dari segi fisik maupun sifat. Ia pemalu, gampang gugup, dan innocent, persis seperti dirinya di dunia nyata. Sebaliknya, Uzumaki Naruto adalah cerminan laki-laki pujaan Hinata. Ia pekerja keras, ramah, dan selalu ceria. Karena itulah kedua karakter itu jadi karakter favorit Hinata, sekaligus pair favorit. Saat itu Hinata menganggap Hyuuga Hinata hanya pantas dipasangkan dengan Uzumaki Naruto, begitu pun sebaliknya.

Tahun 2006 fandom Naruto bahasa Indonesia masih sepi. Jangankan untuk berburu fiksi roman NaruHina, yang non-roman dan non-pair saja jarang. Saat itu Hinata lebih sering masuk ke arsip English yang relatif lebih banyak. Meski sebenarnya bahasa Inggris Hinata belum bisa dikatakan bagus, ia masih sering membuka kamus saat menemukan kata-kata yang tak dimengertinya. Kalau sudah cinta FFn mau bagaimana lagi? Perbedaan bahasa bukanlah halangan.

Fiksi NaruHina bagaikan virus yang menyerang Hinata. Di saat Hyuuga Hinata di anime asli masih berjuang menyatakan cintanya dan masih saja diacuhkan Uzumaki Naruto, di FFn ada ribuan fiksi NaruHina yang lebih menarik. Wajar saja sih, anime Naruto aslinya bukan genre romance, jadi jangan berharap lebih.

Lama-kelamaan fiksi saja tak cukup. Deskripsi kedekatan NaruHina dalam FFn jadi membuat hati Hinata senang tanpa alasan yang jelas. Ia akhirnya browsing di internet mencari gambar-gambar NaruHina. Jadilah setelah itu ponselnya penuh dengan gambar NaruHina yang di-download-nya dari internet. Bayangkan saja dulu harga 1 KB data itu 12 rupiah, mahaaal. Untunglah kakaknya memberi tahu kalau biaya data operator itu bisa dipaketkan, dulu ada paket 10 ribu rupiah dengan data 35MB, cukup murah pada saat itu. Perburuan gambar NaruHina pun berlanjut lagi.

Menjelang akhir tahun 2006, sesuatu terjadi.

Teman laki-laki Hinata meminjam ponsel miliknya. Maklum saja, meskipun termasuk ponsel kelas menengah, tapi kualitas kamera 2 megapiksel-nya termasuk yang terbaik di masanya. Ponsel Hinata kerap jadi alat untuk dokumentasi kelas.

Teman yang iseng ditambah kecerobohan Hinata, membuat teman Hinata tersebut tak sengaja membuka halaman FFn. Hinata nampaknya lupa menutup halaman tersebut saat jam istirahat, ia hanya me-minimize-nya. Sedangkan teman laki-laki Hinata terlalu iseng hingga memilih rate M (Mature/Dewasa). Maka terpampanglah sejumlah fiksi rate M berbahasa Inggris.

Jangan salah paham dulu. Hinata tahu ada rate M di FFn, tapi ia tak pernah membukanya. Ia bertanggungjawab pada dirinya sendiri sehingga tak akan membuka konten 18 tahun ke atas tersebut. Tidak seperti anak-anak zaman sekarang yang membacanya, bahkan menulisnya tanpa malu meskipun masih belum cukup umur.

"Hinata, apa ini?" tanya teman Hinata ragu. Ia kurang fasih Bahasa Inggris seperti Hinata, tapi kalau sekedar kata-kata yang mengarah ke adegan mesum tentu saja ia tahu. Setelah memperhatikan lebih jauh, temannya mulai mengerti FFn isinya fiksi dari karya asli.

Wajah Hinata memanas. Lama ia terdiam, mencari tahu bagaimana cara untuk menjawab pertanyaan temannya.

"Itu cerpen," jawab Hinata sebisa mungkin terlihat tenang.

"Haha kau bisa saja. Aku tahu ini bukan cerpen biasa," kata temannya.

"Aku bersumpah tidak membuka yang versi dewasa… " kata Hinata lirih sambil menunduk. Ia berusaha mengecilkan volume suaranya agar tak terdengar teman-teman yang lain. Ia tak berani menatap wajah teman laki-lakinya.

"Hmm, jadi satu-satunya cewek di kelas yang jadi penggemar fanatik Naruto masih tidak apa-apa," kata temannya sambil berlalu. "Tapi kalau situs itu... errr itu tidak baik. Hehe."

Hinata menengadahkan wajahnya, melihat temannya berlalu. Ekspresi yang ditunjukkannya terlihat bercanda. Tapi Hinata tahu ia serius.

Ponsel Hinata tergeletak di meja. Buru-buru Hinata mengambilnya. Hinata beruntung teman yang menemukan FFn di ponselnya termasuk baik dan dewasa untuk ukuran anak kelas 6 SD. Ditambah lagi dia cukup dekat dengan Hinata sejak kelas 1. Kalau saja anak laki-laki lain yang menemukannya, pasti Hinata sudah jadi bahan ejekan sekelas.

Kata-kata temannya terdengar berulang-ulang di kepalanya.

"Tapi aku tidak membuka adegan yang vulgar …" gumam Hinata pelan, bicara pada dirinya sendiri.

Hinata memperhatikan teman-teman perempuannya. Ada yang sedang makan bento bersama, ada yang sedang foto-foto selfie, ada yang sedang ngerumpi, ada yang membicarakan mainan yang tadi dibeli, sebagian kecil ada pula yang sedang membaca buku pelajaran.

Kemudian Hinata menatap lagi ponselnya, melihat wallpaper NaruHina di sana. Di kelas ini hanya dirinya perempuan yang suka anime Naruto, anak laki-laki sih banyak. Kalaupun ada teman perempuannya yang suka anime, tentunya anime yang girly. Lalu Hinata membuka lagi halaman situs FFn bertema putih-biru itu. Di kelas ini hanya dia pula yang sering membuka FFn.

'Apakah FFn itu situs yang tidak baik untukku?' batin Hinata.

Bersambung…


.

.

.

Konjiki no Yami