"Kau menginjak kakiku! SETAAAAANN!"

"Hn. Tidak sengaja."

.

"Jangan merobek bukuku! BODOOOOH!"

"Hn. Minta sedikit."

.

"Kau sembunyikan di mana handphoneku, KAMPREEET!"

"Hn. Di hatimu."

.

"Berhentilah menggangguku, SASUKEEE!"

"Hn. Aku tidak dengar."

.

"Argh! Apa yang kau lakukan pada tasku SASUKEEE?!"

"Hn. Berisik."

.

"SASUSETAN..!"

"Hn."

.


Disclaimer :

Naruto © Masashi Kishimoto

Setan Tampan © Reggika Uchiha

Genre :

Romance & Humor

Rate :

T

Pair :

SasuxSaku

Warning :

AU, OoC, Typo bertebaran, GaJe, Mengakibatkan Mual dan Muntah, dll.

DON'T LIKE DON'T READ!

R&R please?


"Suffers in XI A"

Sakura's POV

Aku sungguh tak habis pikir dengan makhluk berambut pantat ayam itu. Untuk apa sih dia menggangguku?! Aku sungguh menyesal masuk ke sekolah ini, Konoha High School. Kalau tahu akan bertemu makhluk usil seperti itu lebih baik aku bersekolah ke International High School saja.

ARGH!

Namanya Sasuke Uchiha. Sasusetan. Sasu Kampret. Hampir setiap hari dia mengusiliku. Entah mengempiskan ban sepedaku, merobeki buku catatanku, melempariku dengan bola-bola kertas, menginjak kakiku ketika lewat di dekatku, dan puluhan keusilan lainnya. Apa-apaan dia itu? Kenapa hanya aku saja yang diusilinya? Kenapa kepada siswi lain dia biasa saja dan bahkan cenderung agak dingin? Ih. Menyebalkan. Aku tak percaya makhluk jelek seperti itu banyak disukai teman-temanku, Ino, Tenten, Matsuri, Temari, dan masih banyak lagi. Mereka bilang dia sangat tampan dan keren. Bahkan bisa jadi dia siswa paling tampan di sekolah kami. Tampan dari mananya? Pantatnyakah yang keren? Apa bagusnya sih dia? Rambutnya saja seperti pantat ayam begitu. Aku sedikit curiga, jangan-jangan dia siluman ayam! Kulitnya putih pucat, seperti hantu. Sok ganteng, sok keren, sok manis, dan sok-sok yang lain. Aku saja malas melihat wajahnya. Apalagi melihat seringainya yang membuatku selalu ingin mengenyahkannya dari muka bumi.


Aku sedang berjalan gontai menuju kelasku pagi ini, XI A. Mengerjakan PR Matematika semalaman membuatku sedikit mengantuk dan malas. Dan oh, jangan lupakan hari ini aku ada jam olahraga dan sialnya aku satu kelompok dengan Pantat Ayam, sejak kelas X. Aku tak tahu seberapa tebal dosaku sehingga Kami-sama menghukumku dengan mempertemukanku dengan si Pantat Ayam.

"Hn. Jelek!" Sebuah tepukan keras di pundakku dan suara berat yang sesungguhnya sama sekali tak ingin ku dengar pagi ini membuatku dengan terpaksa menoleh ke belakang.

"Apa? Jangan menggangguku Sasusetan. Aku sedang lelah." Kutepis tangannya yang masih menempel di pundakku.

"Hn. Aku tidak merasa mengganggumu." Seringai lagi. Sialan. Anak ini maunya apa sih?

"Terserahlah. Aku sedang malas berdebat." Kutinggalkan si Ayam dengan langkah yang masih gontai. Biarkan hari ini dia senang dulu. Aku benar-benar malas untuk berdebat dengannya. Teryata dia mengejarku dan mencegatku dari depanku.

"Hei Pink! Kau mau coklat?" Tangan putih pucatnya menyodorkan sebatang cokelat yang cukup besar. Aku tahu, dia pasti mau iseng lagi.

"Aku diet." Jawabku ngawur. Meski pun aku tidak termasuk kurus tapi aku juga tidak gendut.

"Hn. Bahkan ini baik untuk diet." Aku semakin curiga. Aku yakin dia mencampurkan sesuatu dalam cokelat itu.

"Ayolah Sasuke, aku tahu kau sedang usil." Tuduhku malas. Anak ini selalu saja menggangguku.

"Hn. Tidak. Aku sedang ulang tahun, aku sedang bagi-bagi cokelat. Tuh." Elaknya dan kemudian menunjuk Naruto dan Chouji yang sedang asyik dengan coklat yang serupa dengan yang ia sodorkan padaku. Dia kira aku tak tahu bahwa ulang tahunnya sudah sebulan yang lalu.

"Kau tidak memberikan cokelat pada Karin, hm?" Tanyaku sinis. Tadi saat baru datang aku melihatnya berpapasan dengan Karin dan dia tidak memberikan apa pun pada Karin. Karin yang notabene berstatus sebagai pacarnya saja tidak dibagi cokelat, mana aku bisa percaya padanya?

"Hn. Nanti kalau ingat." Tuh kan. Dia benar-benar mencurigakan.

"Sekarang kuingatkan ya, Sasusetan. Berikan cokelat itu pada Karin, jangan padaku." Kuputar kata-katanya tadi. Ha! Jangan meremehkanku, Sasuke Uchiha. Lupakah kau bahwa aku adalah siswi yang berada pada peringkat teratas saat masuk sekolah ini?

"Hn. Tidak. Dia bukan siapa-siapaku." Dan dia memang tidak pernah sekali pun mengakui Karin sebagai pacarnya ketika di hadapanku. Dan aku agak heran kenapa dia selalu begitu. Tapi kemungkinan besar dia playboy.

"Baiklah, baiklah. Sini cokelatnya." Kuulurkan tanganku padanya. Seringainya mengembang. Cokelat ini pasti berbahaya. Tidak, aku tidak akan memakan cokelat mencurigakan ini. Aku menerima cokelatnya karena malas untuk terus mendengarnya memaksaku untuk mengambil cokelat itu. Dia tidak akan berhenti sampai aku menerimanya. Aku tahu itu.

"Ini." Cokelat yang aku yakin berbahaya itu kini sudah berpindah tangan. "Hn. Kalau masih mau, minta saja padaku. Aku masih punya banyak." Ujarnya kemudian berlalu dengan santai meninggalkanku dan pergi ke luar kelas. Aku yakin dia kemudian bersembunyi di balik pintu dan menempel di dinding luar kelas, menguping, dan kalau aku berteriak karena dia berhasil mengerjaiku, dia akan muncul dan menepuk pundakku sambil berkata, 'Bagaimana kejutan dariku, Jidat? Kau senang? Syukurlah' dan kemudian berlalu meninggalkanku yang dongkol setengah mati. Hah. Maaf-maaf saja. Aku tidak sebodoh itu Sasusetan. Dan apa dia bilang tadi? Masih banyak katanya? Satu saja tidak akan kumakan, Pantat Ayam Jelek!

"Naruto! Mau cokelat?" Kudekati Naruto, berniat melepaskan diri dari cokelat mencurigakan itu.

"Maaf Sakura-chan. Kata Teme aku tidak boleh serakah.." Kasihan Naruto. Dia dikibuli Sasuke. Eh? Atau jangan-jangan mereka malah memang bekerja sama mengerjaiku? Apakah aku korban konspirasi?

"Kau Chouji?" Tanyaku pada Chouji. Chouji menatap nanar pada sebatang cokelat yang kusodorkan padanya.

"A-aku.. Aku juga sama dengan Naruto.." Aku yakin Chouji terpaksa menjawab begitu. Oh. Mungkin mereka tidak tahu jebakan apa yang ada dalam cokelat di tanganku ini. Sekilas cokelat ini memang terlihat aman dan menggiurkan.

"Naruto, apa kau melihat Sasuke-kun?" Tanya Karin yang baru saja muncul dan membuatku sedikit terkejut. Karin ya? Oh. Aku ada ide.

"Hei, Karin. Tadi Sasuke menitipkan cokelat untukmu padaku. Ini." Kusodorkan cokelat berukuran cukup besar itu pada Karin.

"Be-benarkah? Terima kasih Sakura!" Kemudian dia menyambar cokelat di tanganku.

"Benar. Naruto saja melihat saat Sasuke menitipkan cokelat itu padaku. Iya kan Naruto?" Aku memelototi Naruto. Melempar tatapan cepat–katakan–iya dengan tampang garang.

"I-iya Karin-chan. Chouji juga melihatnya."

Dan dengan berjingkrak, Karin meninggalkan kami bertiga. Aku menoleh dan tersenyum manis pada Naruto,

"Kau benar-benar teman yang baik, Naruto-chan." Dan Naruto bergidik ngeri mendengar ucapanku.


BRAK!

"Sakura! Apa yang kau masukkan dalam cokelat tadi?! Kenapa rasanya pedas sekali seperti balsem?!" Tanya Karin setelah menggebrak mejaku. Sudah kuduga. Ternyata cokelat tadi memang berbahaya.

"Duh, bagaimana ya, itu benar-benar cokelat dari Sasuke loh. Benar kan Sasuke?" Tanyaku dengan seringai lebar. Dari sini kelihatan Sasuke sedang jengkel. Kemudian aku memandang Karin dan berbicara lagi, "Tadi Sasuke memberikan cokelat ini padaku. Aku sudah curiga, dia pasti usil lagi padaku." Alis Karin mengeryit. Sasuke terlihat berwajah masam. "Saat kutanya apa dia tidak memberimu cokelat, dia hanya bilang 'Nanti kalau ingat', begitu." Aku menghentikan ucapanku lagi.

"Jangan bertele-tele Sakura!" Karin terlihat tidak sabar. Ha! Aku senang keadaan yang seperti ini. Aku memang kurang suka dengan Karin. Selain penampilannya yang terlalu berlebihan, kudengar dia juga suka membully setiap perempuan yang menyukai Sasuke. Pengecualian untukku karena aku memang tak pernah menyukai Siluman Ayam yang jadi kekasih tercintanya itu.

"Ya, ya.. Dan dia juga bilang padaku kalau kau bukan siapa-siapanya loh. Dan karenanya aku jadi sangat kasihan padamu, cintamu seperti hanya dipermainkan olehnya, sehingga aku memberikan cokelat itu padamu. Bagaimana? Aku baik kan?" Seringai masih menghiasi wajahku. Sasuke memicingkan mata dan menatapku jengkel.

"Be-benarkah itu Sasuke-kun? Ke-kenapa? Hiks.. Huweeee.." Dan tangisan Karin pun pecah. Semua teman-temanku melongo. Aku menyeringai puas. Jelas sudah Sasuke mempermainkan perempuan.

"Hn. Berisik, Karin." Ucap Sasuke dingin. Sedetik kemudian dia melirikku dan menyeringai. Entah kenapa perasaanku jadi tidak enak. "Sebenarnya aku salah memberikan cokelat pada Sakura. Yang pedas itu sebenarnya untukmu karena aku memang ingin minta putus." Dapat kulihat dengan jelas Karin sangat terpukul dengan ucapan si Pantat Ayam. "Tapi kalau Sakura sudah memberikan padamu, aku tidak perlu repot-repot mencarimu. Hn. Terimakasih, Sakura. Kau memang sangat pengertian." Seringainya semakin lebar.

"Hei! Kau ini bicara apa sih Pantat Ayam?!" Dia masih menyeringai. Aku merasa akan ada hal buruk terjadi padaku.

"Hn. Tenanglah, Sakura Sayang. Aku hanya tidak ingin merahasiakan ini lebih lama lagi." Sebenarnya apa sih maunya anak ini? Arah pembicaraannya makin lama makin tidak jelas. Aku semakin was-was.

"Aku tidak mengerti maksudmu, Teme. Sebenarnya kau ini mau bicara apa sih?" Naruto menimpali. Rupanya dia juga tak paham apa maunya si Pantat Ayam. Bukannya segera menjawab, Sasuke malah berjalan mendekatiku dan merangkulku dari belakang. Aku berusaha melepaskan, tapi tenagaku memang bukan tandingannya. Kutolehkan kepalaku ke belakang, kuharap dengan memelototinya bisa menghentikan kegilaannya ini. Tapi seringainya semakin lebar. Aku menginjak kakinya dengan kasar.

"Hn. Jangan menginjak kakiku saat aku sedang bicara, Sayang." Dia pura-pura terlihat memelas, namun beberapa detik kemudian seringainya kembali melebar. "Dan kalau kalian ingin tahu.. Sebenarnya Sakura ini adalah..

SELINGKUHANKU."


TBC!

Sasu, Ai Lop Yu udah complete tuh! Sasu Corner juga udah update! Jangan lupa baca ye, reviewnya juga saya tunggu :D


Pendek? Jelek? Garing?

Yah, mau gimana lagi? Hiks.. Saya masih saja belum bisa bikin yang lebih bagus dari ini.. *pundung di pojokan*


Yosh!

Seperti biasa,

Ngga review, pedang melayang!

Ngga jadi.

Tapi tetep,

R&R please? #PuppyEyesNoJutsu

Jangan cuma jadi silent reader, Ok? ;)

Biar saya lebih semangat bikin penpik ^_^