Vocaloid (c) Yamaha
.
.
Untukmu, yang berada nun jauh di sana.
Aku terdiam. Surai keperakan milikku sedikit melayang diterpa angin.
Bagaimana kabarmu? Kuharap kau baik-baik saja, karena aku sendiri juga baik.
Kuhirup wangi dari lembaran-lembaran buku baru. Wangi khas perpustakaan kota yang biasa aku kunjungi bersamamu.
Maaf atas yang terakhir kali. Aku minta maaf sekali lagi, karena aku tahu aku salah.
Aku berjalan melewati rak-rak buku. Tanganku menyusuri satu persatu sampul yang ada di dalamnya. Oh, kenangan lama. Dulu kita juga bertemu di sini, bukan?
Sudah berapa kali aku meminta maaf? Ah... aku capek menghitungnya, tahu. Kau sendiri tak memberiku jawaban apapun. Maaf karena sudah membuatmu marah saat itu.
Kuambil salah satu buku, dan membawanya ke meja penjaga perpustakaan. Aku menunjuknya. Mungkin aku bisa membaca buku kesukaan kita lagi, saat waktu senggang.
"Aku ingin meminjam yang ini," kataku tanpa basa-basi.
Aku akan datang ke tempatmu sesering mungkin, untuk menghiburmu. Meski kau tak menyukainya, haha.
Aku menarik turun topiku, lalu merapatkan jaket yang kukenakan. Aku akan pergi ke tempat-mu, sekarang.
Aku tak punya banyak waktu menulis surat ini. Kau tahu lah, sibuk pekerjaan. Aku harap kau suka oleh-oleh bunga dariku.
Aku sedikit berlari di tengah hujan gerimis, mengeratkan genggaman pada sesuatu dalam kantung jaketku. Kuharap benda itu tidak basah.
Aku masuk ke dalam sebuah toko bunga, dan keluar membawa sebuket bunga yang sudah aku bayar terlebih dahulu.
Sampai jumpa lagi, suatu saat nanti.
Aku berjalan, memandang tujuan terakhirku hari ini. Kuburan.
Segera kucari makam-mu, lalu menaruh sebuket bunga lili putih kesukaanmu, beserta secarik kertas. Aku tersenyum sedih.
With love,
"Halo, Len. Bagaimana kabarmu di atas sana?"
—Sukone Tei—
[End]
Review and/or flames are appreciated
