Author's Note:

Argggghhh kanon belom dapet ide buat ngelanjtin LAST STORY jadi kanon kasih yang ini dulu yaa fic terbaru kanon.. udh nganggur lumayan lama.. heheh xp

Tadinya mau di publish habis last story tamat. Tapi sayang juga.. =_= yasudah kanon coba publish aja deh

Disclaimer : Masashi Kishimoto sensei

rate : T

genre : Romance , friendship

Pairing : Sasu Naru, GaaNaru, dllll

warning : typo, (agak) OOC, AU, BL

dozoooo~~~

FRIENDSHIP AND LOVE… hmm?

000ooo000

Part1

.

"Cacukeeee…..tangakaaapp!" teriak seorang anak kecil manis berambut pirang sambil melompat dari lantai 1 kearah orang yang di panggil tersebut

"Naru! Lain kali jangan lompat dari lantai 1 seperti itu donk. Kalau kau jatuh gimana?" ujar salah satu anak yang sedang berdiri di sebelah anak yang di panggil cacuke itu. Si anak pirang yang di panggil Naru tersebut hanya memberikan cengiran lebar mendengar omelan salah seorang sahabatnya.

"Heheh gomen ne… Kiba, Nalu kan cuka loncat dali lantai 1. Lagian Cacuke kan pasti menagkap Nalu, ya kan Cacuke?" cengirnya berpindah ke anak bernama Cacuke itu.

"Hn, dengarkan kata-kata Kiba dobe, Kalau kau terluka bagaimana?"

"humph.. Cacuke teme." Si anak pirang menggembungkan pipinya

"Naru, kita beli es krim yuk?" ajak seorang anak berambut merah sambil menarik tangan si pirang.

"ayo! Ayo! Yang lainnya?"

"yang lain juga ikut ,ayo minna. Gaara traktir."

"yeyyyy!" teriak yang lain girang, kecuali anak dengan rambut raven

.

Itulah persahabatan yang dijalin oleh ke 6 sahabat. Ada Uzumaki Naruto anak berambut pirang yang sangat hyperaktif dan selalu ceria. Uchiha Sasuke anak berambut raven yang paling pendiam diantara semuanya tapi diam-diam sangat menyayangi Naruto, karena Naruto merupakan teman pertamanya yang mau menerima kejelekan sifatnya. Inuzuka Kiba anak berambut coklat dengan tato segitiga di kedua pipinya, merupakan anak yang sama periangnya dengan Naruto dan maniak anjing. Lalu ada Sabaku no Gaara anak laki-laki yang pendiam tapi paling mengerti ke 5 temannya serta selalu memanjakan Naruto. Kemudian ada si kembar Hyuuga, yang cowo bernama Neji anak yang pintar suka dengan buku paling dewasa sedikit matre dan yang cewe Hinata, gadis pemalu dan mudah gugup.

Mereka semua tinggal berseblahan, sehingga terjalinlah persahabatan itu. Naruto lah yang pertama kali mengajak mereka semua berkumpul. Hingga mereka tumbuh besar selalu bersama-sama. Hingga mereka menginjakan kaki di Sma.

.

.

.

-Konoha High School-

"Aaaaarrghhh! Aku terlambaatttt…." Teriak Naruto sambil berlari dengan mengigit roti bakar. Hari ini tahun ajaran baru di semester 2. Ia sudah kelas XII sebentar lagi lulus. Entah mengapa hari ini teman-temannya tak ada yang membangunkannya. Padahal biasanya Sasuke ataupun Gaara akan membangunkannya.

Sampailah ia di depan gerbang, tapi saat ia melihat kedalam gerbang kok sunyi senyap. Bahkan tak ada satpam yang menjaga di gerbang seperti biasa. Naruto menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu. Ekspresi wajahnya menunjukan kebingungan.

"Lho? Naruto sedang apa?" seseorang membuyarkan lamunannya

"Sakura? Kok kamu pakai baju biasa? Memangnya tidak sekolah?" Naruto memandang heran ke arah teman kelasnya itu.

"He? Sekolah? Naru kamu masih tidur ya? Ini kan hari minggu dan sekolah itu mulai hari senin yang berarti besok. Hahahahaha" Sakura tertawa terbahak-bahak.

Aaaaaaaaaaaahahahhahaha. Sebuah teriakan keras menggema di bumi (lebay). Dan Naruto langsung mengambil langkah seribu meninggalkan Sakura yang masih tertawa terpingkal-pingkal melihat kebodohan teman sekelasnya itu.

.

.

Begitu sampai di dekat rumahnya ia memutuskan ke rumah Sasuke dan langsung menerobos ke si empunya kamar, Dan langsung memeluk Sasuke. Sasuke yang sedang mendengarkan lagu lewat headsetnya kaget mendapat pelukan tiba-tiba dari Naruto.

"Heh! Dobe, apa yang kau lakukan? Lepaskan. Dan kenapa kau memakai seragam?" Sasuke berhasil melepaskan diri dari pelukan Naruto. Saat itu ia melihat wajah orang yang disayanginya sembab sehabis menagis yang ditanya pun hanya menunduk seperti menahan sesuatu

"Hei Naru, ada apa? Katakan sesuatu.. jangan membuatku cemas seperti ini" Sasuke mengguncangkan tubuh Naruto

"Kamu mau tau kenapa teme? Kamu tau kenapa?" Sasuke menatap Naruto dengan Khawatir.

"Hwaaa! Teme tau gak! Aku kira hari ini udah masuk sekolahhhhh makanya aku memakai baju seragam, terus pas sampai di sekolah ternyata sepi lalu Sakura-chan sedang lewat dan memberitahukan ku kalau hari ini hari MINGGU!" Naruto teriak histeris. Sedangkan Sasuke memandang tak perduli. Ia kira telah terjadi sesuatu dengan pemuda mungil kesayangannya itu.

"Hn, sekali dobe tetap dobe."

"Sasuke bakaaa!" ia lari keluar rumah Sasuke karena merasa di cuekin. Dan Sasuke yang sudah terbiasa menghadapi si pirang bodoh itu hanya menghela napas menyusul Naruto ke rumah yang biasa di datangin Naruto jika ia menyuekin dirinya.

.

Karena Sasuke cuek ia pergi kerumah Gaara. Tanpa diketahui di rumah Gaara sudah berkumpul si kembar Hyuuga dan Kiba, Naruto langsung mengahambur memeluk mereka semua. sama seperti reaksi awal Sasuke, mereka pun bingung dengan keadaan Naruto. Setelah tangisannya mereda ia mulai menceritakan yang terjadi dan disambut gelak tawa dari semuanya. Hanya Gaara yang tersenyum simpul sambil tetap diam dalam pelukan Naruto.

"Kau jangan terlalu memanjakannya Gaara" suara si manusia stoic terdengar di balik pintu membuat semuanya menoleh ke sumber suara

"Sasu kau sudah tau? Pasti dia kerumah mu dulu" ujar Neji

"Hn"

" Hahahah .. Naru-chann baka banged sih. Ya jelas lah kita gak bangunin kamu seperti biasa . namanya juga hari minggu. Hihiihihi" Kiba tertawa lagi

"Minna.. sudah sudah kan Naruto lupa. Namanya juga manusia pasti lupa, makanya Naru kamu juga jangan main Ps sampai tengah malam jadi linglung seperti ini kan" Gaara mengelus rambut pirang Naruto

"hwaa hanya Gaara yang mengerti diriku.. Naru sayang Gaaraa" Naruto kembali memeluk Gaara. Tanpa mereka semua sadari sepasang mata melihat hal itu dengan rasa cemburu.

.

.

-Ke esokan harinya-

Ke 6 sahabat itu sedang berada di kantin, karena saatnya istirahat. Seperti biasa Naruto memesan menu kesukannya Ramen dan orange juice sedangkan Sasuke hanya jus tomat Gaara dan Neji memesan sandwich , Hinata takoyaki dan Kiba Nasi goreng. Mereka makan dengan nikmatnya. Seluruh Konoha high school mengenal mereka ber 6. Terutama Sasuke dan Gaara yang menjadi incaran gadis-gadis. Dan Neji sebagai anak emas sekolah. Hinata yang popular dengan anak laki-laki. Kiba sebagai ketua Basket dan Naruto sebagai biang onar dan menjadi incaran cewe-cewe dan cowo-cowo karena memiliki wajah yang manis. Membuat para Seme tak tahan untuk memilikinya.

.

"Kyaaa Sasukee, aishiteruuu"

"Jangan sama aku aja"

"Nyaaa Gaara-kun kakkoiiii" begitulah teriakan para gadis-gadis setiap harinya. Gaara, Naruto dan Sasuke sekelas. Neji dan Kiba sekelas dan hinata sendirian di kelas lain.

"Kita balik dulu ya ke kelas jaa minna" Ujar Kiba

"Aku ke ruang Osis dulu ya" Neji melanjutkan

"a-aku kembali ke kelas juga .. jaa Naru-chan, sasuke, dan Gaara" Hinata meninggalkan mereka bertiga.

"Kita juga ke kelas yuk, aku mengantuk nih mumpung habis jam istirahat, Kakashi-sensei gak masuk aku mau tidur hoaammm." Naruto menguap lebar dan berjalan mendahului kedua sahabatnya. Sedangkan kedua orang itu hanya memperhatikannya dengan menggelengkan kepala. Sesampainya dikelas…

.

"Naruu-channn. Mau jadi uke-ku gak?" Sai si narsis menghampiri Naruto yang baru masuk kelas

"Apa? Ogahhhhh" Naruto bersembunyi di belakang Sasuke dan Gaara

"ayolahh I love you uke-ku… " Sai menarik tangan Naru

"Nghh.. sakitt lepasin Mesummm!" ia meringiis kesakitan karena tangannya di tarik Sai. Lalu tangan Sasuke memegan lengan Sai dan melepaskannya dengan paksa.

"Dia bilang sakit. Ga denger!" Gaara berbicara sambil melihat tajam ke Sai. Sasuke pun segera memberikan death glear khasnya.

"Cih, para kesatriamu selalu mengganggu!" jawabnya Sai sambil berlalu meninggalkan Naruto

"Naru, kamu gak apa-apa?" Gaara meperhatikan wajah Naruto yang masih memegang pergelangan tangannya yang sakit.

"Un, arigatou Gaara-kun, Sasu-teme" senyum Naruto ke mereka berdua

"Panggil namaku dengan benar dobe! " Sasuke berjalan menuju ke tempat duduknya yang tepat di belakang Naruto.

.

Jangan heran dengan kelakuan Sai seperti tadi. Dari awal masuk di Konoha High school ini, dia mengincar Naruto dan ada pula beberapa siswi dan siwa yang mengincarnya juga tapi tidak seagresif Sai. Mau gimana lagi salahkan Naruto yang memiliki wajah Manis untuk seorang pria dengan bola mata biru sapphire dan kulit tan yang eksotis. Berkali-kali pula Sasuke dan Gaara menjaga Naru dari seme-seme mesum dan di tambah oleh ke protektivan Sasuke kalau Naru dikepung siswi penggila fujoshi. Sekarang Naruto sedang tidak ingin memperhatikan pelajaran Iruka-sensei yang bisanya menjadi pelajaran favoritnya. Sasuke yang memperhatikan tingkah si dobe tersebut memandangnya dengan heran tentu saja masih dengan wajah stoic kebanggaanya.

Waktu pulang pun Naruto tak menampakan tingkah nya seperti biasa. Jalannya pun sedikit lunglai tak bersemangat. Tak hanya Sasuke yang merasakan perubahan orang tersebut yang lainnya juga. Saat Kiba dan Hinata mendekatinya, Naruto hanya tersenyum simpul dan seolah mengatakan "aku baik-baik saja". Lalu semuanya tak ada yang berani medekati pemuda itu. Padahal sebelum selesai istirahat di kantin ia masih seperti biasa dan sebelum pulang ia sempat di panggil Kurenai-sensei dan setelah itu beginilah yang terjadi.

.

.

-Malam hari-

"Naruuu… ayo turun waktunya makan!" teriak kaasan Naru dari bawah

"Naru, lagi malas makan kaasan, Naru ngantuk" balas Naruto teriak dari dalam kamar. Tak berapa lama kemudian kakak Naruto, Kyuubi masuk ke kamar adiknya tersebut.

"Heh bocah, kamu kenapa?" ujar Kyuubi sambil duduk di pinggir ranjang berwarna orange itu

"Heh orang tua! Aku mengantuk jangan ganggu"

"Baiklah kalo gitu daging yakiniku jatahmu kumakan ya."

"Makan saja" balas Naruto malas-malasan. Melihat reaksi adiknya yang biasanya rakus itu, Kyuubi mengerutkan dahinya dan meletakkan tangannya di dahi Naruto

"Kau sakit otouto?" sedikit khawatir di wajah niisannya itu

"Tidak, hanya… ah sudah lah nanti kalau saatnya aku akan cerita" Naruto kembali masuk ke dalam selimut

"Baiklah kalo ada apa-apa cepetan cerita ke niisan ya." Kyuubi keluar kamar Naruto dan mengatakan kepada kaasannya kalau jangan mengganggu Naruto malam ini. Kushina sang ibu dan Minato sang ayah hanya bisa menggelengkan kepala. Dalam pikirannya apa ini saat dimana seorang remaja mengalami pubertas.

.

Waktu telah menunjukan pukul 23.00 dan Naruto masih terjaga di kamarnya. Hanya earphone kesayangannya yang mengalunkan lagu-lagu kesukaannya sedang menemani. Ia masih memikirkan perkataan Kurenai-sensei tadi siang.

.

.

FLASH BACK

"Naruto, kamu bisa ke ruangan saya?" Kurenai sensei memanggil Naruto.

"Ha'I sensei.. ada apa ya?" Naruto menutup pintu ruang guru

"Begini Naru, kamu tau kan kelas saya akan membuat sebuah café untuk festival sekolah nanti. Boleh saya minta bantuan kamu?"

"Bantuan apa sensei?"

"Kamu mau kan menjadi salah Satu Maid café yang ku buat untuk festival nanti?"

"APA? Ke-kenapa harus saya? Apa tak ada murid lain?" Naruto masih shock mendengar perkataan senseinya itu.

"Yaa karena wajahmu sangat pas untuk menggait pelanggan. Mau ya Naru, kalau tidak mau kamu harus ikut pelajaran tambahan untuk mata pelajaran saya karena nilai bahasa inggrismu sangat buruk! Ini juga sekalian membantu nilai mu gimana? Apa kamu lebih memilih pelajaran tambahan dengan saya bersama Suigetsu yang nilainya rendah atau membantu café saya? Berikan jawaban itu besok Naru. Ok!" Kurenai-sensei tersenyum licik melihat ekspresi siswanya tersebut.

END FLASHBACK

.

Begitulah kiranya yang membuat Naruto kepikiran. Di satu sisi dia malas harus menjadi Maid, kenapa tak menjadi Butler saja sih, Di sisi lain ia tak ingin mengikuti pelajaran tambahan bersama suigetsu lagi.. ihhh orang yang mengerikan ke 2 setelah Sai. Setiap melihat Naruto selalu tersenyum memperlihatkan gigi-gigi taringnya itu dan mengedipkan mata ke dirinya. Naruto bingung harus memilih yang mana ia pun mengacak-ngacak rambutnya.

Tak berapa lama kemudian ia medengar sesuatu dari jendela kamarnya, seperti ada seseorang yang melemparkan kerikil. Saat ia menuju jendelanya dan membuka jendela tersebut ia terkena timpukan batu kerikil trsebut.

.

"Aduh.."

"Siapa sih yang ngelempar batu malam-malam! Ga ada kerjaan banget ni orang." Naruto ngedumel sendirian sambil mengusap jidatnya.

"Heh dobe! Siapa bilang aku tak ada kerjaan?" ujar suara dari rumah sebelah

"Teme! Isenk banget sih! Apa mau mu? Udah malem tau, kenapa kau belum tidur?"

"Kau itu daritadi sudah ku sms dan telpon tapi tak di jawab. Dan benar saja tebakanku kau masi terjaga hingga sekarang. Ada apa denganmu?" Tanya Sasuke. Yang ditanya hanya bengong menatap orang yang sedang bertanya.

"Sa-sa-ssuukee? Sejak kapan kau bicara lebih dari 5 kata?"

"Hn? Apa itu penting? Jawab saja dobe! Kau tau teman-teman yang lain mengkhawatirkan mu tau. Sikapmu berubah ada apa sebenarnya?" tanpa di aba-aba Naruto langsung menyebrang ke kamar sasuke yang jarak antar kamar mereka tak lebih dari 1 meter dan langsung memeluk Sasuke. Sudah kebiasaan Naruto dari kecil senang memeluk orang

.

"Teme.. aku bingung..hiks hiks" isaknya dalam pelukan Sasuke. Kali ini Sasuke membiarkan dirinya dipeluk oleh Naruto mungkin sahabatnya ini sedang dilanda kesusahan.

"Cerita Naru. Ada apa ?" Naruto melepaskan pelukannya dan menceritakan kejadian bersama Kurenai-sensei. Sasuke yang mendengar itu semua mulai mengacak-ngacak rambut pirang Naruto. Dan memberikan penyelesaian kalau dia lebih baik membantu kelas Kurenai sensei dibandingkan hanya berduaan dengan Suigetsu.

"Lagian kenapa nilai bahasa inggrismu bisa jelek sih? Kan sudah sering aku jelaskan pelajaran yang tak kau mengerti!" Sasuke mulai mengomel

"Heheh aku lupa lagi Suke.. kau tau daya mengingatku rendah." Cengir Naruto seperti biasa

"Hn, dasar usuratonkachi. Sudah tidur sana kalau besok sampai kesiangan ku tinggal kau" ancam sasuke

"Ehhh jangan donk Sasuuu.. iya iya aku tidur. Ow ya makasih ya sudah mau nemenin ku seperti biasa. Chu~" sebelum meninggalkan kamar Sasuke, Naruto mencium pipi pemuda raven itu.

"Cih dasar dobe" Sasuke tersenyum kecil dan menyembunyikan rona wajahnya.

.

.

.

Ke esokan harinya, Naruto menceritakan ke 4 sahabat lainnya. Dan reaksi mereka hanya menggelengkan kepala. Dikirain sesuatu hal besar sudah terjadi ternyata Cuma hanya hal itu dan Gaara yang paling membela Naruto mengatakan sebaiknya ia membantu cafe tersebut kan kasian juga apalagi itu kelasnya Hinata-chan, dan mereka kekurangan murid perempuan lagipula kelasnya tak mengikuti memeriahkan festival tahun ini. Dengan di iming-imingi membantu Hinata, akhirnya Naruto menghampiri gurunya tersebut.

"Nee.. jadi kau menerimanya Naru-kun?" Tanya Kurenai sensei

"Ha'I sensei saya akan membantu café itu." Jawab Naruto dengan ragu

"OK! Kalo gitu sekarang kamu ikut saya!" Kurenai sensei menarik tangan Naruto hingga ke kelasnya yang sedang sibuk meyiapkan café untuk festival sekolah nanti. Semua anak perempuan yang melihat kedatangan Naruto menjerit melihat sang primadona Uke itu membantu kelas mereka. Sehingga kesempatan menaikan jumlah pelanggan bisa meningkat drastis.

"Ino! Cepat kamu coba dandani Naruto dengan baju 'itu'. Buat sebaik mungkin" perintah Kurenai sensei kepada seorang gadis berambut pirang pucat yang di kuncir satu.

"Wakatta sensei. Ayo Naru-chan kamu kesinii." Ino menarik-narik tangan Naruto dan yang ditarik hanya pasrah walaupun sempat mengomel karena di panggil dengan embel-embel 'chan'.

.

Tak berapa lama kemudian….

AAAAAHHHHHHRRGGHHHH TIDAAAKKKK!

Terdengar teriakan yang sangat kencang dari arah ruang kelas tersebut. Dan keluarlah Naruto dalam sosok sebagaii….

.

"Naru-chaaannnnnn kawaiiiiii!" teriak cewe-cewe kelas tersebut sambil melihat Naruto dengan pandangan berbinar-binar dan yang para cowo melongo melihat sosok wanita imut dan manis di depan mereka. Dan mereka meneguk liurnya tak menyangka jika si cowo uke itu bila menjadi perempuan akan menjadi lebih manis.

Bagaimana tidak manis sekali, Naruto sedang memakai baju ala maid dengan renda-renda di bagian bawah roknya. Terus ia dipakaikan wig pirang panjang dan berdiri manis bando telinga kucing di kepalanya. Menambah kesan Moe di wajah imutnya itu.

"kenapa kalian melihat ku seperti itu hah?" Tanya Naruto kepada para pria yang masih tak mengedipkan matanya. Dan sebuah jitakan manis mendarat di kepalanya

"Ittaaii~ sakit senseiiii" ringis Naruto setelah mendapatkan jitakan dari gurunya itu.

"Beraktinglah sebagai wanita, sekarang kau menjadi maid" ujar Kurenai sensei sambil merapikan baju Naruto.

"Apa harus sekarang sensei?" Tanya Naruto dengan sedikit gemetar

"Iyaa donkk… semua yang jadi maid dan Butler disini juga berlatih menjamu tamu. Ayo Ino. Coba kau contohkan menjadi Maid yang moe kepada si nona Uzumaki ini." Perintah Kurenai sensei.

.

"Baik, sensei.. nah Naruto sekarang kamu ikuti gaya aku ya." Ino memberikan aba-aba. Lalu ia menunduk dan mengatakan 'irrashaimase goshujin-sama' atau kalau yang datang cewe diganti 'ohime-sama' lalu tersenyum dan mengepalkan kedua tangannya terus diletakan di kedua pipinya dan mengatakan hal yang makin membuatku merinding, yaitu 'nyaww~' . hweeee seperti suara kucing.

"Ayo sekarang coba kamu lakukan seperti Ino tadi!" perintah Kurenai sensei

"I-Irras-shaaimas-ssen goshu-jin sa-ma…Nyaa-aaww~" Naruto dengan tergagap mengikuti gaya seperti yang dicontohkan Ino dengan wajahnya yang sudah memerah total seperti tomat karena menahan malu.

Murid-murid yang berada dikelas itu termasuk Kurenai sensei, Manahan hidungnya agar tidak mimisan karena melihat wajah Naruto yang benar-benar MANIS.

.

"Argghhh sudah lah sensei,, ini kan pecobaan saja. Kalau sudah hari H-nya aku akan berusaha. Sekarang biarkan aku melepaskan baju berenda-renda ini!" Naruto meremas rok bajunya.

"Iya iya sudah sana kamu ke kamar mandi ganti baju, nanti pas hari H nya wajib datang. Hinata kamu awasi si Uzumaki ini ya" ujar Kurenai sensei.

"Ba-baik Sensei, ayo Naru-kun aku bantu melepaskn baju itu." Kata Hinata samba mengantar Naruto ke kamar mandi. Sepeninggal Naruto dan Hinata kelas itu kembali ramai membicarakan si pangeran uke

"Sensei, kali ini pasti café kita berhasil." Ujar tenten sang ketua kelas

"Hohoh iya donkk kan Sensei sudah memikirkan rencana ini" ketawa licik Tenten dan Kurenai sensei terdengar di seluruh kelas membuat Naruto yang jauh dari sana merinding.

.

.

"Hinata-chan, ini bajunya." Naruto memberikan baju yang tadi ia kenakan kepada Hinata.

"Baiklah aku kembali ke kelas dulu ya. Apa kau mau ikut Naru-kun?" Tanya Hinata.

"Tidak, aku mau ke kantin lapar. Ku tunggu di kantin ya Hinata-chan jaaa" teriak Naruto sambil melambaikan tangannya ke Hinata. Hinata pun kembali ke kelasnya.

Saat sedang berjalan menuju kantin tiba-tiba Naruto di cegat oleh beberapa orang.

"Hai Naru-chan… mau main sama kami?" ujar si pria berambut orange tua

"Ogah! Minggir kalian" Naruto segera menjauh dari si pria itu

"Etzz tunggu sayang, sebentar saja" pria yang satu lagi memegang lengan Naruto

"Gah! Apa-apan ini…" Naruto mulai ketakutan

"Kami Cuma mau bermain sebentarr mumpung si red head dan si stoic face tidak ada" si pria berambut orange tua itu mulai mendekatkan wajahnya ke tak bisa melawan karena kedua tangannya dikunci oleh pria berambut Hitam dan berambut perak.

'Glek, kami-sama… tolong akuuu…'

.

.

.

TBC…

Heehhe bersambung… maaf ya multy chap lagi

+di kroyok+

Ok! Minna… mind to Review my story?

+catty eyes no jutsu+

Wkwkwkwk xp,,,