Alone in the Dorm—

Chapter: 1/2

Author: REiRiN

Cast: HanJoo (Hansol – Byungjoo)

Warning: Seme!Byungjoo, Uke!Hansol, YAOI, NC-21, Klise, Plot-Rush, Typos, sedikit PWP—atau mungkin full-PWP ya ini teh xD, dll.

.

Disclaimer: Semua cast di sini adalah milik diri mereka sendiri dan orang-orang yang berhubungan dengan mereka ^^

.

FF pertamaku dengan cast member Topp Dogg ^^

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

ENJOY~

.

.

Byungjoo mengerjapkan kedua matanya, perlahan dan berkali-kali hingga terasa seperti satu irama dengan gerak jarum jam yang menggantung tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia baru bangun tidur, dan berniat mengambil sesuatu untuk bisa diminum, tapi yang menyambutnya di dorm ketika ia membuka kedua matanya dan keluar dari kamar hanyalah suasana dorm yang terlampau sepi dan secarik kertas yang tertempel dengan manisnya di lemari pendingin.

Ia masih berdiri di tempatnya, menghentikan niatnya untuk membuka pintu lemari pendingin dan malah memandangi selembar kertas yang sekilas tidak berarti itu. Ia masih belum sadar sepenuhnya dari rasa kantuk, dan tulisan di kertas itu terlalu kecil untuk dilihat oleh matanya yang bahkan masih belum terlalu fokus.

'Kami pergi keluar sebentar. Tadinya kami ingin mengajakmu, tapi karena kau tidur seperti mayat, dan membangunkanmu yang begitu hanya akan membuang tenaga saja jadi kami mengurungkan niat untuk membangunkanmu. Jaga dorm, dan usahakan untuk tidak mencoba mengacak-acak dorm ini ataupun dorm yang satunya~ ^=^

~Jenissi

P.S. 'Bersenang-senanglah' di dorm selama kami tidak ada~ :D'

"Hah?" Byungjoo membulatkan kedua matanya. Kali ini namja bersurai abu-abu itu benar-benar sadar sepenuhnya. "Jadi aku ditinggal sendiri di sini?"

Ia memelototi lembaran kertas itu, seolah itu adalah si penulis pesan yang dengan seenaknya meninggalkannya di sini—sendiri pula. Setidaknya mereka bisa menunggu kan. Lagipula hal penting apa yang ingin mereka lakukan sampai tidak punya waktu untuk menunggunya bangun dan langsung pergi meninggalkannya begitu saja?

"Lagipula… apa yang dimaksud dengan bersenang-senang?"

Byungjoo mengerutkan alisnya. Memangnya apa yang dimaksud oleh hyung tertua mereka itu? Tidak ada yang bisa dilakukannya untuk bersenang-senang di dorm kalau ia hanya sendiri, kecuali ya… mengacak-acak seisi dorm—itu keinginannya sih, tapi ia masih sayang nyawa.

"Aku ke dorm satunya lagi saja, siapa tahu ada sesuatu yang bisa kuacak-acak di sana~"

Ia menyeringai tipis. Sedikit balas dendam tidak masalah kan. Lagipula salah siapa yang meninggalkannya di dorm seorang diri. Jangan salahkan ia kalau isi lemari pendingin di sana hilang sebagian.

.

.

.

Byungjoo langsung keluar dari dormnya dan berjalan menuju dorm yang satu lagi, setelah sebelumnya mengganti pakaiannya. Dibukanya pintu dorm dan sama seperti di dormnya suasana sepi langsung menyergapnya. Bahkan tidak terlihat tanda-tanda keberadaan manusia selain dirinya yang masih mematung di depan pintu.

"Jadi aku benar-benar ditinggal sendiri di sini ya? Tega sekali…"

Ia menutup pintu, menguncinya lalu melangkahkan kedua kakinya masuk ke dalam. Ia baru sadar, ternyata dorm yang sepi ternyata bisa menciptakan suasana yang creepy seperti ini. Mungkin karena biasanya ada banyak orang di sini.

Lampu di seluruh dorm mati, tapi jendela-jendela tidak diselubungi oleh tirai jadi tempat ini tidak benar-benar gelap.

Brak.

Byungjoo tersentak. Tadi itu suara pintu tertutup—atau terbuka lalu tertutup? Entahlah. Ia seorang diri di sini, dan menurut apa yang dituliskan oleh Taeyang-hyung tidak ada satu pun member yang ada di sini—selain dirinya tentu, jadi siapa? Masa hantu? Tapi ini siang, memangnya hantu biasa keluar di siang hari? Itu kan menyalahi jadwal biasanya hantu keluar? -_-

"Byungjoo-ah~ Itu kau?"

Namja bersurai abu-abu itu sedikit terlonjak. Sebuah suara mengagetkannya ketika ia sedang sibuk dengan pemikiran anehnya sendiri. Ia menoleh ke asal suara dan seketika kedua matanya membulat, tubuhnya juga mematung. Kedua matanya mengerjap beberapa kali, dan di benaknya berseliweran banyak hal.

"H-hansol-hyung?"

Kalau saja ini situasi biasa mungkin ia akan senang dengan kehadirannya, ia juga jadi tidak perlu sendirian di sini kan. Yang jadi masalahnya justru ya, hyungnya itu sendiri. Berjalan ke arahnya dengan penampilan yang… ugh, membuatnya mematung…

Byungjoo menelan salivanya perlahan. Rasanya seperti waktu terhenti begitu saja hanya untuknya. Hansol berjalan ke arahnya, hanya mengenakan celana panjang hitam tanpa sehelai kain pun yang menutupi tubuh bagian atasnya. Ya Tuhan, ia jadi tidak tahu apakah harus menyesalinya atau malah bersyukur dengan keputusannya untuk pergi ke dorm ini.

"H-hyung?"

Hansol langsung memeluk leher Byungjoo ketika jarak mereka bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada lagi. Kedua iris gelapnya menatapnya sayu, dan Byungjoo baru menyadari kalau tubuh hyungnya itu berkeringat. Ia mengerutkan alisnya, pikirannya menjelajah kemana-mana, bahkan ia membiarkan Hansol yang kini menenggelamkan wajahnya di lehernya dan menciumnya juga menjilatinya beberapa kali.

Kelihatannya ia tahu apa yang sedang terjadi di sini. Dan kalau dikaitkan dengan isi pesan singkat hyung tertuanya tadi, rasanya dugaannya bisa terbukti benar.

"Byungjoo-ah… mmhh..."

Hansol masih menciumi lehernya, bahkan kini mulai menghisapnya dan meninggalkan jejak-jejak tipis kemerahan di perpotongan leher dan bahunya. Byungjoo segera tersadar, berusaha untuk tidak mengulas seringai di wajahnya. Kalau jadinya malah begini, ia jadi tidak menyesal sudah ditinggal di dorm hanya berdua saja dengan kekasihnya ini.

.

.

.

Di tempat lain…

"Ah, sudah mulai…"

Kim Taeyang memegangi laptop di pangkuannya, dan member lain berebut ingin melihatnya. Sementara di sebelahnya, Sehyuk hanya mengusap wajahnya sambil menggelengkan kepalanya. Ini gila—dan bodoh. Memangnya apa yang didapat oleh semua member kalau misalnya Byungjoo dan Hansol melakukan itu. Hanya iseng saja atau bagaimana?

Sangwon mengerjapkan kedua matanya. Ini baru pertama kalinya, ia melihat adegan ber-rate tinggi itu secara langsung ditambah yang jadi pemeran utamanya adalah salah satu dari hyungnya. Wajahnya memerah, dan sesekali matanya berusaha ia alihkan untuk tidak melihat ke layar laptop.

"Aku tidak tahu kalau anak itu diberi obat perangsang efeknya bisa seperti ini…" Itu suara Hyosang, dan selanjutnya ia hanya bisa menelan salivanya. Ini sama saja dengan menonton video yadong—hanya saja pemerannya adalah dongsaengnya sendiri.

Jadi ini semua memang ulah mereka… -_-

.

.

.

"Byungjoo-ah~ Apa kau tahu kenapa aku bisa merasa sepanas ini…?" Hansol bergerak tidak nyaman di pangkuan Byungjoo. Sementara namja yang lebih muda darinya itu duduk bersandar pada salah satu sofa yang ada di dekat situ. Hyungnya itu yang mendorongnya hingga kini posisi mereka berubah dengan Hansol yang duduk di pangkuannya dan menghadap padanya dengan kaki yang sedikit terbuka lebar. Tambahannya lagi, dia naked. Sementara dirinya hanya mengenakan celananya saja.

"Aku tidak tahu, hyung… mungkin pendingin ruangan ini rusak~?" Byungjoo mengelus pinggang hyungnya itu, terus turun hingga menyentuh sesuatu di antara selangkangannya. Tidak terlalu besar jika dibandingkan miliknya sebenarnya—dan sudah lumayan tegang. Memangnya sejak kapan hyungnya ini seperti ini?

Ia meremas kejantanan hyungnya perlahan, memainkannya sesekali bahkan mengocoknya dengan tempo yang berubah-ubah—cepat, lambat atau malah tidak terlalu terasa. Hansol memejamkan kedua matanya. Tangannya memeluk erat leher dongsaengnya itu, dan Byungjoo pun tidak tinggal diam. Ia langsung menciumi leher hyungnya, meninggalkan beberapa kissmark di tempat yang acak.

"Nghh… aahh… Byungjoo… ahhh…"

Hansol mendongakkan kepalanya, memudahkan akses Byungjoo untuk semakin gencar bermain di lehernya. Ia sadar sebenarnya kenapa tiba-tiba rasanya ia ingin melakukan sex seperti ini—walau awalnya ia juga bingung, terutama ketika semua member pergi keluar meninggalkannya di sini sendiri. Tapi tidak apa-apa sih, lagipula ia jadi bebas melakukan ini dengan dongsaeng yang dicintainya itu tanpa ada gangguan sama sekali.

Byungjoo mempercepat gerakan tangannya di penis hyungnya itu, semakin lama semakin terasa keras, dan ia yakin kalau sebentar lagi hyungnya ini pasti akan mencapai klimaksnya.

"Nghh… aahhh…"

Hansol semakin erat memegang leher Byungjoo, kali ini ia menundukkan kepalanya menyatukan bibirnya dengan bibir dongsaengnya itu—yang tentu saja dibalas dengan senang hati olehnya. Pinggulnya bergerak terus menerus, bergesekan dengan penis Byungjoo yang masih terbungkus di balik celananya, sesekali ia menekannya, menjadikan benda itu semakin menggembung dan terasa semakin keras mengenai holenya.

Ciuman biasa berubah menjadi lumatan, seiring dengan gerakan tangan Byungjoo yang masih berada di kejantanan hyungnya itu dan gerakan Hansol yang terus menggesekan holenya yang terbuka lebar di atas miliknya. Lidah keduanya saling beradu, membuat saliva mereka menyatu dan mengalir ke leher.

"Mmmhh…"

Suara desahan tertahan semakin terdengar keras. Sebelah tangan Byungjoo yang lain bergerak ke tubuh belakang Hansol, merabanya perlahan dan terus turun hingga ia menyentuh buttnya. Kedua jarinya ia masukkan perlahan ke dalam hole hyungnya itu, membuat tautan lidah keduanya terlepas. Namja yang lebih muda darinya itu mulai menggerakkan jari-jarinya di dalam hole miliknya dengan kecepatan yang hampir sama dengan gerakan tangannya yang sedari tadi mengerjai penisnya.

Rasanya ia tidak kuat lagi.

"Byungjoo… ahhh… terus… ahhh~"

Ia mencapai klimaksnya, dengan cairan sperma yang mengotori tangan Byungjoo dan juga sofa yang diduduki olehnya.

Hansol bersandar pada bahu Byungjoo, mengatur nafasnya sekaligus juga mengistirahatkan tubuhnya. Walaupun baru handjob saja, tapi tetap saja rasanya melelahkan.

"Kau sudah puas, hyung~?" Suara Byungjoo terdengar tepat di telinganya, dan ia langsung menegakkan tubuhnya sedikit.

"Hanya sampai aku klimaks, tapi holeku dibiarkan berkedut begitu saja? Apanya yang puas?" Hansol beranjak turun dari pangkuan Byungjoo, duduk di atas lantai dengan posisi agak menungging. Ia membuka lebar kedua kaki Byungjoo, lalu membuka retsleting dan juga celananya. Seketika penisnya yang cukup besar langsung terpampang jelas tepat di depan menjilat bibirnya perlahan, lalu menyentuh benda yang sudah tegak itu dengan sebelah tangannya, "bahkan benda ini pun belum mengoyak holeku dan membuatku mendesah keras~"

Byungjoo memejamkan kedua matanya. Hansol tidak hanya menyentuhnya saja kali ini, tapi juga meremasnya dengan keras lalu mengocoknya, membuat benda itu semakin memenuhi genggamannya.

"Owh, penismu ini ternyata masih bisa lebih besar lagi, Byungjoo-ah~"

Demi apapun, kenapa ia bisa mengucapkan kalimat itu seolah ia adalah anak kecil yang menemukan mainan yang menarik perhatiannya?

"Kalau begitu, kenapa hyung tidak memainkannya dan memanjakannya? Kurasa dia akan cukup menyukai mulutmu~"

Kedua mata Hansol berbinar dan ia langsung memasukkan benda itu ke dalam mulutnya. Benda itu langsung memenuhi rongga mulutnya dan sebagian malah tidak muat masuk di dalamnya. Hansol memainkan lidahnya, sesekali menghisapnya, sementara kedua tangannya terus meremas dan mengocoknya—bahkan sesekali memainkan twinballsnya.

"Ahh… terus, hyung… nghh…" Byungjoo memegangi kepala Hansol, sesekali meremas rambutnya dengan kuat ketika namja yang lebih tua darinya itu sengaja bermain-main dengan kejantanannya.

Hansol terus menggerakkan kepalanya naik turun, kecepatannya terus ia tambah dan itu membuat Byungjoo mendesah semakin keras.

"Hyunghh... aku mau… ahhh…"

Hansol langsung melepaskan benda itu dari mulutnya, tepat ketika namja yang sedikit lebih tinggi darinya itu mencapai klimaksnya. Spermanya mengalir, mengotori kedua tangannya dan ada yang mengenai wajahnya. Sebagian yang sempat masuk ke dalam mulutnya mengalir dari sudut bibirnya dan mengalir turun melalui lehernya.

"Hhh…"

"Byungjoo-ah~ Boleh aku membersihkan milikmu ini~?" Pipinya menggembung, terlihat seperti seorang anak yang merengek minta sesuatu—jelas kontras dengan apa yang baru saja dilakukannya dan juga tatapannya yang sayu.

"Tidak perlu meminta izin juga kau pasti akan melakukannya juga kan, hyung~"

"Mmhh…" Hansol menjulurkan lidahnya, ia mulai menjilati sperma dongsaengnya yang masih mengotori penisnya hingga tak tersisa sedikit pun.

Byungjoo memegangi dagu Hansol, lalu menarik hyungnya itu untuk kembali duduk di pangkuannya. Ia langsung menjilati lehernya, membersihkan spermanya yang mengalir dari mulut Hansol. Namja yang lebih tua darinya itu mendongakkan kepala, membuat Byungjoo semakin bebas bermain-main di leher jenjangnya. Terus naik ke atas melewati rahangnya dan berakhir dengan lumatan di bibirnya.

Keduanya kembali berciuman—kali ini langsung melumat dengan kasar, sambil saling meraba tubuh pasangannya. Lidah keduanya kembali beradu, dan Hansol dengan sengaja menggerakkan pinggulnya hingga penis dongsaengnya itu kembali mengeras.

Byungjoo melepaskan ciumannya, lalu menjilati sudut bibir hyungnya yang basah oleh saliva keduanya. "Kau mulai nakal, hyung~"

"Memangnya kapan aku tidak pernah nakal, hm~? Aku selalu jadi anak nakal kalau berhubungan dengan penismu dan holeku, karena itu aku harus dihukum kan~?" Hansol memegangi kepala Byungjoo dan memainkan surai keabu-abuannya, "lagipula… aku kan sudah bilang, kalau aku tidak akan puas sampai holeku terisi oleh penismu yang besar ini kan~?" Sebelah tangan Hansol bergerak turun dan meremas kejantanan Byungjoo perlahan.

Byungjoo menjilat bibirnya, lalu menyeringai. "Kau memang anak nakal yang harus dihukum, hyung~ Menungginglah dan biarkan holemu yang sempit ini diobrak-abrik oleh penisku~"

.

.

.

"AAAHHH! Mata dan telingaku yang masih polos~!" Itu suara Sangwon, dan volume suaranya cukup untuk membuat semua member yang masih terpaku memandangi layar laptop hyung tertuanya itu mengalihkan pandangan pada sang maknae.

Sangwon menutup telinganya, tapi kedua matanya masih fokus melihat apa yang terpampang jelas di layar laptop.

Aku lupa kalau maknae kita masih semi-polos… Batin Taeyang.

Yang begini kau sebut polos, kalau memang masih polos harusnya kau tidak usah melihatnya juga sekalian. Yang ini isi hati Jiho.

Sehyuk langsung beranjak dari tempat duduknya, wajahnya pucat dan jujur saja ia sebenarnya terangsang gara-gara menonton liveshow yang dilakukan dua dongsaeng yang hobi skinship itu. Memnita Taeyang membantunya? Ia pasti akan didiamkan selama tiga hari.

"Aku… ke toilet dulu…"

Dan dengan itu, sang leader segera menuju toilet, meninggalkan sepuluh orang di sana yang saling berpandangan lalu mengendikkan bahu tidak peduli.

Lebih baik kembali menonton.

Gulp. "Mereka hebat…" Ini suara Hyosang, ngomong-ngomong.

.

END? OR TBC?

.

a/n hai, ada yang tau ToppDogg? Saya lagi suka sama grup ini, dan kepincut sama HanJoo couple dan The oldest couple *lirik P-Goon sama Jenissi* #plak tapi saya malah gak ngasih dialog ke bias saya—jangankan dialog, disebut aja nggak… xD #DigeplakFansnyaNakta

Oke, mianhae, kalau saya bikin semua membernya jadi pervert gini. u_u

Ini mau di END di sini aja atau mau ada lanjutannya? ._. Lumayan lho satu chapter lagi.

Udah ah, saya gak mau banyak omong, sekian dari saya aja… xD

See You~

.

BEST REGARDS

REiRiN—

.