UnaOne present
•
•
Badboys
•
•
Cast: WinkDeep! JinSeob! Samhwi! Ongniel! (Side: HakWoong Minhyunbin Guanho)
Rate: T
Lenght: Chaptered
Disclaimer: Cuma minjem nama doang hehe
Warn! :Terlalu ngedrama, Kebayakan keju, Typo(s)!
•
•
Chapter 01
•
•
Pagi itu suara teriakan mendominasi ruang basket Hanguk School. Bagaimana tidak? Pemuda berambut hitam kelam itu mulai menunjang perut seseorang dikarenakan tidak sengaja berpapasan dengan matanya.
Jangan tanya siapa dia. Satu sekolah segan dengannya dan ketiga temannya. Dia adalah Bae Jinyoung, sang penguasa sekolah. Ahli Taekwondo, dan salah satu anak dari donatur terbesar di Hanguk. Begitu pula ketiga teman lainnya, Kim Samuel, Park Woojin dan Kang Daniel. Sama seperti Jinyoung, mereka juga suka menindas. Tak banyak juga yang menjadi korban terutama para siswa culun yang pakai kacamata bulat dan memakai kemeja sampai ke atas. Kata mereka bisa iritasi mata liat para siswa culun dihadapan mereka.
Kali ini korbannya adalah Lee Eiuwoong, murid biasa dan pengawas perpustakaan. Dia tak sengaja memandangi Bae Jinyoung dan sialnya Jinyoung menyadarinya. Dan kesialannya bertambah ketika kaki Jinyoung sudah menendang uluh hati Eiuwoong. Tentu saja Eiuwoong tersungkur keras, ia meringis kenapa tiba-tiba ia menjadi lemah begini.
"Akh... sakit sekali.."
Jinyoung cuma mendecih dan melangkah maju-ingin menambah tendangannya sebelum seorang berambut Honey Brown berlari dan menerjang Eiuwoong.
"UNG! KAMU KENAPA?!"
Dengan cepat Park Jihoon menaruh kepala Eiuwoong ke pahanya dan menepuk pipi Eouwoong agar selalu sadar.
"Uhuk... Jihoon pergi saja... aku tak apa"
Eiuwoong mengatakannya dengan tersedat. Jihoon menarik nafasnya sebelum bulir-bulir air mata jatuh bergantian melihat kondisi Eiuwoong yang begitu mengenaskan.
"Kau gila!? Setega apa aku meninggalkanmu Ung-ah?"
Tanpa sadar Jinyoung mengamati dirinya dan Eiuwoong dengan tatapan yang tidak diartikan.
"Sial.."
•
•
"DAEHWI! HYEONGSEOB! HYUNG! BANTU AKU!"
Teriak Jihoon melihat teman-temannya melintasi koridor lapangan. Tak perlu bertanya mereka langsung mendekati Jihoon dan memapah Eiuwoong ke uks.
"Jihoon-ah ada apa? Kenapa Ung menjadi seperti ini?" Tanya Seongwoo kepada Jihoon.
Jihoon hanya menggigit bibirnya dan mendelik ke arah Bae Jinyoung. Jihoon melangkah dan berhenti di hadapan Jinyoung.
"Jika kau ingin melampiaskan kemarahanmu! Lampiaskan saja padaku jangan pada Eiuwoong!"
Teriakan Jihoon menggema diseluruh penjuru. Siswa-siswa yang melihatnya hanya menutup mulut tak percaya.
Seorang Park Jihoon berteriak lancang didepan Bae Jinyoung?
Harusnya ini diabadikan.
"Jika sekali lagi kau menindas teman-temanku aku tidak akan mengampunimu" Telunjuk Jihoon terarah kedepan wajah Jinyoung.
"Berani sekali dirinya, hyung" Sahut Samuel yang berada tak jauh dari Jinyoung. Dan dibalas anggukan oleh Daniel dan Woojin.
"Tak ada kata maaf untukmu! Kau dengar!?" Teriak Jihoon sebelum menutup amarahnya. Dia berbalik dan melangkah pergi sebelum tangan mencekal lengannya dengan keras.
"SEMUA KELUAR DAN TINGGALKAN AKU DAN BOCAH TENGIK INI DISINI!"
Suara Jinyoung menggelegar sehingga tak butuh satu menit untuk siswa itu beranjak pergi.
Teman-teman Jinyoung juga melangkah pergi dan tersenyum sinis ke arah Jihoon.
"Semoga kau selamat bung" ucap Daniel sebelum benar-benar meninggalkan lapangan basket.
Dan tinggallah mereka berdua.
Jihoon menunduk dan menggigit bibirnya, tak peduli jika bibirnya itu akan berdarah. Satu langkah membuat jantung Jihoon berhenti. Keringat sudah membasahi pelipisnya.
Jinyoung melepaskan cekalannya dan membalikkan Jihoon dengan cepat. Tangannya terangkat mengambil dagu Jihoon dan tersenyum remeh.
"Kemana perginya ucapan pedasmu tadi hm?"
Jihoon hanya menutup matanya dan mencekram baju Jinyoung. Sakit sekali karena dagunya dinaikkan keatas agar sejajar dengan Jinyoung.
"Lepaskan tangan kotormu pada daguku"
Satu kalimat itu membuat Jinyoung menurut layaknya kucing jinak. Jihoon hanya mengelap dagunya dan balik menatap Jinyoung.
"Berlututlah padaku dan kumaafkan kau hari ini"
Bukannya berlutut Jihoon malah mendorong Jinyoung dengan kuat.
"Maaf. Tapi harga diriku terlalu tinggi untuk kau injak"
Dan akhirnya Jihoon meninggalkan Jinyoung dengan senyum remeh.
"Boleh juga anak ini"
•
•
"Bagaimana ini? Dia bahkan belum pulih juga?"
Cemas Hyeongseob, tangannya tak berhentinya menggegam tangan pucat Eiuwoong.
Beberapa saat kemudian pintu terbuka. Hyeongseob pikir itu adalah Jihoon jadi dia membuka gorden uks dan berlari untuk menyambut Jihoon.
Belum sampai ke pintu, dia dikejutkan oleh sosok yang bukan Jihoon tetapi Park Woojin.
Hyeongseob menunduk dan beralih pergi untuk menyelamatkan dirinya. Woojin yang melihatnya tersenyum kecil.
"Hey, jangan takut aku tak akan memakanmu"
Tau-taunya Woojin sudah ada dibelakang Hyeongseob dan memeluknya.
"Mati..."
"Dengarkan aku baik-baik.."
Nafas Woojin terasa menggelitik di telinganya. Jadi dengan cepat ia mengangguk agar dia bebas dari kukungan lelaki bar-bar ini.
"Mulai saat ini kau adalah kucing manisku. Bertingkahlah menurut atau aku akan menghukummu, mengerti?"
Jantung Hyeongseob berdetak lebih cepat, ia menitikkan air matanya dan mengangguk dengan cepat. Tangannya ia gerakkan agar terlepas dari kukungan Woojin.
Hyeongseob berlari kencang dan terduduk disudut uks, ia menutup bibirnya dengan tangannya. Menahan isak tangis yang memilukan.
"Apa salahku.."
•
•
Ong Seongwoo yang sedari tadi berada diluar lapangan menatap cemas koridor, karena Jihoon belum juga kembali.
Rasa cemas dan bersalah menggerogoti pikirannya. Seharusnya dia yang berada di posisi Jihoon, kan dia paling tertua.
Seongwoo duduk dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Pikirannya berkecamuk.
"Apakah Jihoon baik-baik saja?"
"Kenapa aku membiarkan Jihoon sendirian dengan berandalan brengsek itu?"
"Kasihan Jihoon mungilku.."
Seongwoo bergumam tak jelas dan tak menyadari bahwa didepannya sudah ada pemuda berambut cokelat terang yang menyamakan duduknya dengan Seongwoo. Tak hentinya ia tersenyum mendengar penyesalan Seongwoo.
"Apakah Jihoon baik-baik saja..."
"Aku tak yakin dengan itu"
Seongwoo terdiam di tempatnya. Seingatnya dia cuma sendirian dan suara siapa tadi. Seongwoo mendongak dan langsung bertatapan dengan mata pemuda itu.
Terkejut? Tentu saja.
Pemuda didepannya terkekeh kecil dan mengusap pelan rambut Seongwoo.
"Aku harap Jihoon baik baik saja, tapi kau tau kan Jinyoung itu sangat beringas dengan anak kutu buku seperti kalian kan?"
Ucapan lembut tadi berubah menjadi sinis. Seongwoo hanya tersenyum masam.
"Tak ada bedanya..." gumam batin Seongwoo
"Kalau kau mau aku dapat mengubahmu menjadi lebih modren"
Seongwoo hanya memutar kedua bola matanya malas, ia berdiri dan meninggalkan pemuda itu.
Kang Daniel hanya tersenyum dan menunjukkan gigi kelincinya.
"Aku suka diriku yang apa adanya"
Seongwoo mengatakannya dengan kuat, agar pemuda tersebut mendengar dan mengerti.
"Tapi kau terlalu kuno"
"Setidaknya walaupun kami kuno tapi hati kami jauh lebih bersih daripada kalian"
Setelah mengucapkan itu Seongwoo bergegas pergi ke perpustakaan dan membuat Daniel terperangah.
"Dapat kau.."
•
•
Lee Daehwi sekarang sedang berlari ke ruang guru. Mulutnya sudah gatal ingin melaporkan kegiatan kotor yang tadi dia lihat. Tapi sepertinya tuhan tak berpihak padanya.
Kenapa disaat genting seperti ini dia ingin buang air kecil? Duh sebaiknya dia harus mengurangi minum teh manis dingin di kantin.
Dirinya membelok ke arah toilet, dengan tergesa dia membuang airnya. Setelah sudah siap, dia mencuci tangan dan membuka kacamata bulatnya.
"Tanpa kacamata kau cantik"
Suara itu membuat Daehwi langsung cepat-cepat memakai kacamatanya dan bergegas pergi tapi suara itu membuatnya terdiam.
"Kau akan pulang dengan sia-sia jika kau mengadukan kami ke guru."
"Tau dari mana dia.." gumam Daehwi. Samuel yang melihatnya hanya tersenyum dan berbisik tepat ditelinga Daehwi.
"Jadi Daehwi sayang, jangan macam-macam, mengerti?"
Dan perlu Daehwi tekankan dalam hidupnya.
Samuel Kim berbahaya.
•
•
TBC/END
•
•
OK Hai hai semuanya, aku author baru sekaligus pertama kalinya membuat ff produce 101. Pair diatas itu semua ship saya. Saya kebetulan ingin menulis jadi terciptalah tulisan ini haha XD
Saya tau kok ini jelek dan butuh banyak koreksi. Jadi kalau ingin kritik/saran boleh nanti kritiknya aku jelasin di chap depan.
Maaf ya, saya ga berniat menjelek2an atau apapun saya hanya ingin menambah kreasi/? Pada watak tokohnya. Maaf juga udah nistain Ung sayang~
SAYA SUKA BANGET BAGIAN JINSEOB NYA HAHA XD udh ah bacot mulu.
Oke dadah~ Ketemu di UnaOne chap 2~ abis lebaran yah XD
Annyeong
UnaOne
