Monster Pinnokio

Desclaimer: Masashi Kishimoto

Pairing: SasuHina

Original Story: Phya Phyo

Rated: K

Gedre: Friendship, Humor

.

.

Check it out!

.

.

"Hosh… hosh… hosh…" Sasuke yang saat itu berusia 5 tahun sedang mencoba lari dari kejaran para murid perempuan di sekolahnya, yang sudah menjadi rutinitasnya selama seminggu ini. Padahal Kaa-sannya sering bilang kalau nanti Sasuke akan bertemu banyak teman baik di sekolahnya yang baru ini, tapi malah hal sebaliknya yang ditemui oleh Sasuke, Sasuke malah bertemu teman-teman yang menurutnya –em- ganas untuk ukuran anak seumurannya. Bayangkan saja anak kecil seperti dia harus berolahraga setiap hari gara-gara menghindari anak-anak perempuan yang seolah mau memakannya, padahal teman-temannya yang lainnya berolahraga satu minggu sekali. Sebagai murid baru, Sasuke merupakan anak yang cepat popular di kalangan teman barunya, apalagi di kalangan anak perempuan.

Setelah dirasanya situasi sudah aman, Sasuke mulai menghentikan larinya dan berjalan seperti biasa sambil mengatur nafas. "Ck, anak perempuan di sini lebih horror dari sekolah yang dulu," gumamnya.

Sasuke berjalan menuju taman belakang sekolah, dia berpikir kalau tidak ada satupun anak yang menemukannya di sana. Tapi ternyata setelah sampai di sana, ada seorang anak perempuan berambut pendek dan berponi sedang memberikan semangkuk susu untuk kucing dihadapannya. Sasuke menajamkan matanya, dia kenal anak itu, itu teman satu kelasnya, Sasuke cukup hafal dengan perawakan anak tersebut karena mengingatkannya pada tokoh kartun yang sering ditontonya setiap hari minggu, Chibi Maruko-Chan, ditambah lagi anak itu satu-satunya anak perempuan yang tidak mengejar-ngejarnya seperti anak lainnya.

"Ehm…" Sasuke berdehem cukup keras supaya gadis cilik di dekatnya ini menyadari keberadaannya, pasalnya Sasuke dan anak itu hanya berjarak 30 centi, tapi sepertinya gadis itu tidak menyadari kebaradaan Sasuke karena terlalu focus mengamati kucing di depannya, dan Sasuke kecil sangat benci diacuhkan.

Pundak gadis kecil itu sedikit tersentak karena mendengar suara asing yang tiba-tiba berada di dekatnya. Dia menengok ke samping dan mendapati sepasang kaki yang tak jauh lebih besar dari kakinya berada tepat di sampingnya. Perhalan dia mendongakkan kepalanya dan mendapati teman laki-laki barunya itu menatap tajam ke arahnya. "Eh?" sontak gadis kecil yang di dada seragam kirinya tertulis nama Hinata itu langsung bangkit dari posisi berjongkoknya tadi. "A-apa?" cicit Hinata pelan. Perlahan Hinata mulai memundurkan badannya dari Sasuke yang sampai saat ini menatapnya tajam, dan sukses membuat Hinata kecil yang pemalu itu ketakutan.

Sasuke menaikkan sebelah alisnya. Kenapa gadis ini terlihat seolah ketakutan padanya? Bukankah semua anak perempuan yang di temuinya seharusnya berteriak histeris dan segera mendekatinya, tapi kenapa gadis ini berbeda? Sasuke melangkahkan kakinya maju karena Hinata terus saja mundur dan membuat jarak untuknya dan Sasuke. "Hei!" ucap Sasuke kesal, karena semakin dia maju, semakin pula Hinata mundur.

"Ka-kamu… mau… ng-ngapain?" ucap Hinata takut. Hinata memposisikan kedua tangannya di depan dadanya untuk mencegah Sasuke yang terus berusaha mendekatinya.

Bukannya menjawab pertanyaan Hinata, Sasuke malah mendengus kasar dan semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuh kecil Hinata yang sudah terhadang tembok.

"Ber-berhenti Mos-ter Pin-pinnokio," cicit Hinata semakin takut karena sekarang dia tidak bisa lari kemana-mana lagi saat ini.

"Huh? Moster Pinnokio?" tanya Sasuke geram. Berani-beraninya dia memanggilnya dengan julikan aneh semacam itu. Apa? Moster Pinnokio? Kali ini Sasuke benar-benar marah, mata kecilnya itu dibuat melotot dengan alis saling bertaut, kedua tangannya pun dia lipat di dada kemudian memasang wajah khas anak kecil yang sedang marah.

Hinata semakin menciut, tubuhnya terasa seperti semut apabila berhadapan dengan Sasuke. Dengan ekspresi Sasuke yang seperti itu, Hinata beranggapan bahwa Sasuke seribu kali lebih menyeramkan dari pada Tom, si kucing bandel. "Kam-mu… Mons-moster P-pi-pinnokio, per-pergi! Hush! Hush!" Hinata mengibas-kibaskan tangannya menyuruh Sasuke untuk pergi. Bukan tanpa alasan Hinata menyebut Sasuke sebagai Monster Pinnokio, Hinata menyebutnya Sasuke seperti itu karena semenjak Sasuke masuk di kelasnya, Sasuke sama sekali tidak pernah ramah kepada teman-teman lainnya, tersenyum pun tidak pernah. Di tambah lagi Sasuke sering marah-marah kepada anak perempuan yang ingin duduk satu bangku dengannya. Itu membuat Hinata sejak awal mempunyai pikiran kalau Sasuke adalah sosok anak yang galak dan menakutkan seperti monster, dan karena karena hidung Sasuke yang menurut Hinata sangat panjang seperti Pinnokio, maka dari itu Hinata menjuluki Sasuke sebagai Monster Pinnokio.

"Kamu!" Suara Sasuke semakin meninggi, matanya makin melotot. "Kamu berani sekali mengataiku huh?" ucapnya geram sambil menunjuk-nunjuk hidung Hinata dan sesekali ujung jari Sasuke menyetuh hidung Hinata. Sasuke dapat melihat tubuh Hinata yang gemetar ketakutan. Seulas senyum kemenangan terpatri di wajah Sasuke.

"Hiks… hiks…"

"Heh?" Alis Sasuke mengkerut karena mendengar suara isakan kecil dari gadis di sampingnya yang sedang menunduk dalam.

"Hiks… hiks…" Bahu Hinata semakin bergetar. "Hiks… HUAA…" Suara tangisan Hinata terdengar sangat keras di telinga Sasuke.

Sasuke memundurkan badannya karena tangisan Hinata benar-benar membuat telinganya sakit. "Hei… anak kecil, berhenti menangis!" kata Sasuke sambil menutup kedua telinganya menggunakan kedua tangannya rapat-rapat, padahal umurnya tidak jauh berbeda dengan Hinata tetapi kenapa berkata seolah dia jauh lebih tua dari Hinata?

Bukannya menghentikan atau sekedar meredakan tangisnya, tangis Hinata semakin kencang terdengar.

Sasuke mulai panik, suara tangisan Hinata bisa mengundang banyak orang termasuk para guru dan anak-anak perempuan yang mengejar-ngejarnya, dan Sasuke tidak mau orang-orang itu sampai kemari. "Hei, berhentilah menangis," kata Sasuke mencoba membujuk Hinata untuk menghentikan tangisannya yang berisik itu.

"Hei kalian." Suara seorang guru perempuan tiba-tiba mengintrupsi. Guru tersebut segera menghampiri mereka berdua dan setelahnya berjongkok di depan Hinata. "Kamu kenapa nangis?" tanyanya lembut.

Hinata hanya diam saja dan beberapa isakan masih terus meluncur dari bibir kecilnya walaupun tidak sekencang tadi. "Sasuke?" Perempuan cantik tersebut beralih bertanya pada Sasuke karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Hinata.

"Gak tahu tuh, dianya cengeng banget," ucap Sasuke acuh sambil memalingkan mukanya.

"Hinata diam ya…," kata guru itu ramah sambil menghapus air mata yang berada di pipi chubby murid didiknya tersebut. "Sekarang kalian ayo masuk kelas," ujarnya sambil menggandeng Hinata dan Sasuke untuk membawa mereka masuk ke kelas.

Di perjalanan menuju kelas, Sasuke terus saja mencuri pandang ke arah Hinata. Bagi Sasuke saat ini Hinata adalah pemandangan paling membuatnya tertarik. Hinata yang hidungnya memerah seperti cherry, matanya sembab, bibirnya yang mengkerucut ke depan dan kedua pipi chubbynya juga mengeluarkan rona merah yang membuatnya terlihat sangat menggemaskan, ditambah lagi suara sesenggukan yang masih samar-samar terdengar itu membuat Sasuke tidak bisa menahan suara kikikannya, "hi.. hi.. hi." Tapi Sasuke segera menutup mulutnya dan membuang mukanya ketika Hinata menoleh ke arahnya.

Setelah sampai di kelas siswi-siswi yang tadi sempat mengejar Sasuke segera mengerubungi Sasuke lagi. "Duduk sama aku yuk," ucap salah satu anak dengan rambut cepol dua sambil menarik-narik lengan Sasuke.

"Cacuke duduk ama aku aja," ucap siswi lain berambut bubble gum yang juga menarik tangan Sasuke yang lain sambil memasang wajah puppy eyes. Bukannya tersentuh, Sasuke malah merasa jijik dengan anak perempuan itu.

"Hey, Sasuke itu duduk sama aku." Salah satu siswi yaitu si pirang datang dan segera melepaskan pegangan kedua siswi tadi dari Sasuke.

"Siapa yang mau duduk sama kalian huh?" ucap Sasuke tajam. Sasuke memberikan pandangan tidak sukanya kepada siswi-siswi tadi.

"Ta-tapi kan…"

"Dengar ya! Aku gak akan mau duduk sama kalian semua sampai kapan pun!" hardik Sasuke dengan penekanan di setiap katanya. Sasuke berjalan menjauhi mereka dan mendekat ke Hinata yang masih berada di gandengan guru tadi. "Kamu duduk sama aku!"

"Eh? A-aku? U-um… tapi…" Sebenarnya Hinata sangat ingin menolak ajakan anak laki-laki yang disebutnya sebagai Monster Pinnokio, tapi keburu tangannya ditarik paksa oleh Sasuke.

"Pokoknya kamu harus terus duduk di sini sama aku. Mengerti?!" Sasuke memelototkan matanya dan memandang tajam Hinata, cara ini sering dilihatnya di film dan menurutnya ampuh digunakan untuk mengancam orang, apalagi yang diancam hanya seorang gadis kecil yang penakut.

"U-um," jawab Hinata sambil menganggukkan kepalanya, karena takut monster di sampingnya mengamuk.

Mendengar jawaban Hinata, senyum Sasuke langsung merekah, setelah pulang sekolah nanti dia harus menceritakan teman barunya ini kepada Itachi-nii.

-Fin-

Huah.. My first fanfic nih..

Masih newbie, jadi gomen kalau masih banyak kesalahan di sini situ..

Ada yang berminat buat review?