.

.

.

-PROLOGUE-

.

.

.

.

.

.

.

Ketika tanpa kesengajaan ia melukiskan dirinya sebagai—

—berandal dan jenius.

.

.

Dua kata yang saling bertentangan, bagaikan surga dan neraka. Seperti bumi, mempunyai dua kutub yang tak pernah menyatu. Mempunyai sisi positif dan negatif. Memiliki arti yang berbeda. Tetapi ia memang sangat berbeda, tak ada yang menyamainya. Caranya berjalan penuh percaya diri, tatapannya setajam elang, suaranya dalam dan berat seolah mampu melumpuhkan mangsanya barang sedetik. Aura dominasi begitu kontras mengelilingi dirinya. Terlihat kuat. Begitu kuat, hingga tak ada seorang pun yang berani mengusiknya. Penyendiri yang suka berbuat onar. Wajah angkuhnya tak pernah absen dari televisi kampus sebagai penyandang 'indeks prestasi tertinggi' di fakultasnya. Seorang gangster kampus yang bercita-cita membuat sebuah pesawat untuk negrinya. Membuat bangga tanah kelahirannya.

Jenius

layaknya Einsten.

Kaya raya

seolah Bill Gates.

Ia tak sesempurna itu. Si jenius yang menderita, ia tak seoptimis 'Stephen Hawking' ahli fisika pengidap ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) yang masih hidup hingga sekarang. Dia hanya seorang berandal yang terkadang harus menginap di rumah sakit, tanpa tahu kapan akhirnya. Seorang hopeless akan hidupnya. Berandal yang tampak kuat tapi sebenarnya lemah.

.

.

.

.

Dia—

.

.

—Kim Taehyung.

Berandal jenius.

.

.

Tapi ketika ia menggambarkan seorang Jeon Jungkook—

Cantik mengalahkan model Victoria Secret.

Wajahnya seperti malaikat. Begitu manis. Ketika tertawa dia tampak berkilauan. Suaranya indah seolah mendengar suara dari surga. Penyuka musik dan penari handal. Pribadi yang sopan, disukai semua orang. Bukan penyendiri tapi tak memiliki teman. Dia hanya seekor burung dalam sangkar emas. Memiliki segalanya tapi tak bebas. Hidup di bawah kendali, seperti robot yang dikontrol oleh remote bernama 'ibu'. Harus selalu menjadi nomor satu. Tak ada kata kalah dalam hidupnya. Jenius dalam sains tapi bukan itu cita-citanya. Ia tak ingin dikenal sebagai penemu, tak ingin diingat sebagai ilmuan. Ia ingin semua orang tahu ketika ia mengekspresikan perasaannya dalam kata-kata indah, menyatukannya dalam not-not musik, menciptakan lagu. Penyanyi, ia ingin menjadi seorang penyanyi, hanya itu.

—menyedihkan.

.

.

.

Jeon Jungkook lebih beruntung dari berandal jenius itu, dari rivalnya, Kim Taehyung.

Tetapi, ketika Jeon Jungkook membuka matanya dan menyadari kejatuhan dari rivalnya , keegoisan yang diciptakan dan ditanamkan sang ibu dalam dirinya hancur tak bersisa. Dan seiring waktu yang mengambil alih semuanya, Jungkook membiarkan tangannya di gapai, membantu Taehyung untuk berdiri kembali.

.

.

.

It's okay come on when I say one two three forget it

Erase all sad memories

Hold my hand and smile

It's okay come on when I say one two three forget it

Erase all sad memories

Smile holding onto each other's hands

.

Hoping For More Good Days

(cause You Never Walk Alone)

.


Annyeong :D

Okay guys I come back with the new fanfiction :D . Not much I can say actually and this ff still processing. Disini aku berharap bisa bikin ff yang lebih baik dan berkesan dari sebelumnya, tentunya dari segi alur dan bahasanya.

Anyway, aku kasih teasernya , hope you will like it.

.

.

find me on twitter: 7whalien

Thanks :D