.
Tik… Tik…
Sasuke memacu motornya dengan kecepatan penuh. Gerung mesinnya memecah keheningan malam. Dia sudah mengendarai motor hitam itu bermil-mil jauhnya, tanpa sekalipun menurunkan kecepatan. Hingga dia tiba di depan sebuah rumah besar di sebuah perumahan yang masih sepi. Dengan tergesa dia turun dari motornya, meninggalkannya tergeletak di pinggir jalan.
Tik… Tik…
Dia berlari masuk ke halaman depan dengan gerbang yang tidak terkunci. Bom waktu terus berdetik di kepalanya sejak panggilan singkat dari pemilik suara dingin memuakan tadi. Membuatnya kalut dan semakin panik setiap saat. Sasuke membuka pintu ganda bercat putih pudar di depan rumah yang juga tidak di kunci. Dan saat melihat bagian dalam rumah besar itu, tulang-tulangnya seakan berlolosan dari sendinya.
Tik…
Dia sudah terlambat.
Boom!
.
.
"Reverse"
Disclaimer :
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
.
Pair :
Sasuhina, slight sasusaku n hinataxsasori
.
Don't like, don't read
Enjoy~
.
.
Sasuke termenung, menopang dagunya dengan kedua tangannya di ambang jendala. Matanya terarah ke taman kota yang berada sepuluh lantai di bawahnya, di depan gedung apartemennya, tapi dia tidak benar-benar memperhatikan.
Yang terbayang di kepalanya hanya sebuah senyuman manis milik seorang gadis dulu menjadi miliknya. Suaranya yang dulu selalu memanggil namanya dengan lembut, rambut hitam panjangnya yang selalu terurai di punggungnya, mata pucatnya yang berbinar nakal menatapnya, dan tangan halusnya yang dengan lembut selalu mengelus rambut Sasuke saat tertidur.
Sasuke menutup matanya rapat-rapat, menggertakan giginya, berusaha sebaik mungkin mengusir bayangan itu. Tapi sekuat apapun usaha Sasuke, rasanya sia-sia. Bayangan gadis itu seperti hantu yang terus menghantui Sasuke.
Gadis itu menyiksa Sasuke. Situasi ini menyiksa Sasuke. Membuatnya sakit secara rohani. Tapi dia sadar, ini semua kesalahannya sendiri. I deserve this, and even more. Someone should've kill me. Itu yang berulang-ulang dia ucapkan pada dirinya sendiri. Tapi tanpa dia sadari, dua kalimat itu malah menjadi pupuk bagi rasa bersalah dan rasa sakit di dadanya.
Sasuke membuka matanya, masih dengan rahang yang mengeras. Dia segera bangkit dari duduknya, mengambil kunci motor di side-tabel tempat tidurnya dan helm di meja ruang tamu. Keluar dari apartemen dan memacu motornya dengan kecepatan gila-gilaan. Seperti yang biasa dia lakukan di saat-saat seperti ini.
.
.
.
Waktu yang sama, kediaman Hyuga.
"Nona Hinata, Tuan Sasori sudah menunggu anda di bawah." Ucap seorang wanita muda dengan pakaian a la maid. Membuat lamunan Hinata terinterupsi. Tanpa menjawab, Hinata bangkit dari duduknya, melangkahkan kakinya keluar kamar, menuruni tangga untuk menemui tunagannya.
Pemuda itu sedang duduk di sofa. Mengetuk-ngetukan ujung sepatu hitamnya ke lantai. Saat matanya melihat Hinata, dia langsung tersenyum sumringah. Tapi yang Hinata lihat adalah senyum lebar milik sales yang menawari vacuum cleaner (yang katanya) paling canggih ke rumah-rumah. Dibuat-buat. Tidak alami. Membuat Hinata semakin muak. Tapi Hinata berusaha membalasnya dengan senyum yang sama pura-puranya. Tapi sepertinya tidak terlalu berhasil, kalau dilihat dari senyum Sasori yang seketika memudar.
"Kau baik-baik saja? Kau sakit? Apa kau mau kembali ke kamarmu dan beristirahat?" Sasori berkata dengan nada dan raut wajah yang dibuat berkesan khawatir. Tapi sayang sekali, Hinata bisa menangkap nada memohon di kalimat terakhirnya. Hinata menahan senyum masamnya dan mengangguk. Kebetulan memang itu juga yang dia harapkan.
Sasori tersenyum dan mengecup bibir Hinata sekilas. Rasanya hambar. Kemudian pemuda itu pamit dan meninggalkan rumahnya diiringi lambaian tangan dari Hinata, yang langsung kembali ke kamarnya dan menutup pintu. Mendesah. Dia menjatuhkan tubuhnya di ranjang king-size-nya dan menutup mata. Entah kenapa tiba-tiba merasa sangat lelah.
.
.
.
"Sasuke~" Sepasang tangan lembut mengalungi leher Sasuke dari belakang. Mengejutkan Sasuke yang sedang mengecek e-mail-nya. "Apa yang sedang kau lakukan?" tanya permpuan berambut merah muda itu dengan nada manja.
Sasuke mengabaikan pertanyaannya dan malah balik bertanya dengan nada datar. "Kau sendiri, apa yang kau lakukan di sini? Kau bahkan tidak mengetuk pintu."
"Aku hanya ingin datang mengunjungimu. Kau sama sekali belum mengambil job bulan ini. Ada apa denganmu?" tanya Sakura sambil mulai memainkan rambut Sasuke.
Sasuke melirik Sakura sekilas lalu kembali memakukan fokus matanya ke layar laptop. "Aku hanya sedang tidak bersemangat."
"Hah… Kau memang selalu tidak bersemangat, kan?" Sakura tersenyum dan menopangkan dagunya di pundak Sasuke. "Aku yakin bukan hanya itu. ini pasti masih tentang si tuan putri itu, kan?"
Sasuke tidak suka cara Sakura memanggil Hinata, tapi dia tidak menanggapinya.
"Kau tidak pernah sesensitif ini tentang masalah perempuan. Apa kau sudah berubah?" Sakura masih berusaha menarik perhatian Sasuke. Tapi yang diajak bicara masih tidak menunjukan tanda-tanda kalau dia mendengar.
Sakura tidak putus asa. Dia memutar kursi Sasuke hingga menghadapnya. "Tidakkah kau sadar? Dia keluarga pengusaha, dan tugas kita adalah melenyapkan orang-orang seperti mereka sesuai permintaan. Bukan salahmu kalau kau membunuh ibunya. Kau bahkan tidak tahu kalau nyonya Hyuga adalah ibunya! Itulah manusia. Menjadikan balas dendam sebagai tujuan. Dan kita adalah alatnya." Kata Sakura, masih dengan tangan terpaut di tengkuk Sasuke.
Melihat Sakura membuat sebuah ide gila melintas di kepala Sasuke. "Lagi pula, masih banyak perempuan yang memujamu. Yang bisa dengan mudah kau dapatkan. Not like your impossible-girl." Sakura berkata dengan nada seduktif. Sasuke tersenyum. "Dan maksudmu, kau adalah salah satunya?"
Sakura ikut tersenyum. Dengan berani memajukan wajahnya dan melumat bibir Sasuke yang langsung terbuka begitu menyentuh bibirnya. Mereka berciuman cukup lama. Ciuman yang basah dan menggairahkan.
.
TBC
.
A/N :
Aduh, masih ada yang salah, plis, ini sampe dua kali diedit, goblok banget emang, jadi saya ga bakal nyalahin readers kalo ada yg mengutuk-ngutuk saya-_-
Huft, buat sasuhina atau sasusaku lovers yg berasa gerah abis baca fic ini, MAAFKAN DAKUUU... T^T Maaf sebesar-besarnya... sumpah deh T^T Author sama sekali gaada maksud mancing pair war... Kemaren itu jadi ceritanya gini, author udah dikasih tau sama birubiru-chan soal protes-protes yg bakal muncul setelah baca fic ini, salah satunya tentang urutan chara... Tapi karena keadaan modem yg tinggal nunggu dikubur, ternyata modem saya hanya bertahan hingga proses pe-replace-an selesai, belom sempet ngedit urutan charanya (Pas baca 'problem loading page, check your internet connection' aku sampe gigit bantal-_-)... setelah itu saya bener-bener harus makamin modem bejat ntu.../lah kok modemnya yg disalahin
sekarang modem saya udah R.I.P. dan saya me-republish fic ini pake wifi sekolah, makanya readers harus nahan panas ampe pagi... Sekali lagi maafkan dakuu... T^T
buat yg udah baca fic ini sebelum republish tapi terlalu panas buat me-review, sekarang review yaaa... Please? *puppyeyes* (Tapi, eh, belum ada yg jawab, apa kissu ditolerir?)
buat yg baru baca, makasih kalo udah baca, n masih sama, review-nyaaa... *puppyeyes*
Kalo buat Vampire Uchiha-san sama CahayaLavender-san(eh, iya kan?), klik fav lagi ya? 'v'
Okey, this is ravenna-bitz, gutbaih /ala mega
THANKS TO : Guest, Birubiru-chan, Vampire Uchiha, cahaya lavender, hyde' riku, and all other reveiwers, sekali lagi, tanpa anda-anda semua, author ga bakal berkembang... *warm hug*
