NARUTO by Masashi Kishimoto
Pairing: SasuSaku
Warning: Chapter yang pendek, mungkin OOC
.
.
Chapter 1
Terik. Panas.
Sang surya tengah melemparkan panah-panah apinya menembus atmosfer bumi kala sepasang kaki tanpa alas berayun dengan kencang di jalan beraspal. Peluh memercik meninggalkan jejak kehitaman di belakang gadis itu. Pulasan riasan yang luntur hingga membuat wajahnya tampak seperti badut tidak ia hiraukan.
Ia hanya ingin berlari, sejauh mungkin dari tempat dan manusia-manusia yang mempunyai kuasa untuk menyatukan dirinya dan seorang lelaki dalam sebuah ikatan pernikahan. Menyeret gaun putih yang berat dengan kedua tangan mungilnya.
Pemandangan itu tentu saja menarik perhatian puluhan mata yang berada di bawah teduhnya atap-atap pertokoan di sekitar.
Gadis berambut senada dengan warna bunga-bunga mungil ciri khas negara jepang itu tersandung serta terjatuh beberapa kali, namun tekatnya sudah bulat.
Ia tidak akan menikahi manusia sombong berambut raven yang hanya mampu menggangguk saat orangtua mereka berusaha menjodohkan.
"Kenapa kau hanya bisa menggangguk?! Bukankah kau mempunyai kekasih? Tidakkah kau mencintainya?!" Lengkingan frustrasi melejit memenuhi isi ruangan besar dengan hiasan-hiasan antik.
Laki-laki itu tidak menjawab. Mata onyx-nya hanya menatap lurus ke depan, bertemu senyuman kedua orangtuanya.
"Kau ini laki-laki atau bukan? Jawab aku, brengsek!"
Umpatan demi umpatan yang ia lontarkan seolah menerobos telinga lelaki itu tanpa tersangkut satupun di pikirannya.
Sakura bukan seorang gadis yang memiliki kebiasaan menancapkan kata-kata kasar di hati orang lain. Tetapi keadaanlah yang memaksanya bersikap demikian. "Katakan sesuatu, manusia es!"
Rambut halusnya melambai saat ia memutar kepala dan melihat dua mobil polisi serta dua mobil berwarna hitam dikejauhan. Wajah putihnya semakin pucat sementara mata emerald-nya menampilkan kekhawatiran mendalam.
Dipacunya kaki jenjangnya yang terus terang hampir tak dapat lagi berlari. Telapak kakinya melepuh, lutut terasa sekenyal jeli.
Lorong di antara dua toko kecil di sudut jalan mendapat perhatian mata indahnya. Sekali lagi diangkatnya gaun yang telah terkoyak dibagian bawah.
Satu demi satu mobil melintas. Sesekali polisi serta para lelaki berjas hitam melongokkan kepala, memindai jalan raya dan sekitarnya. Tidak menemukan gadis itu, mereka pun bergegas memacu mobilnya kembali.
Di balik sebuah pembuangan sampah yang terbuat dari besi, Sakura menyatukan kedua tangannya dan menarik lutut hingga menghimpit dadanya. Napasnya masih memburu, keringat tak mau berhenti keluar dari pori-porinya. Tanpa ia sadari setetes kehangatan menitik di atas baju yang sudah tidak bersih.
Orangtua macam apa yang rela mengorbankan perasaan serta kehidupan anaknya demi kepentingan perusahaan?
Sakura bertekat tidak ingin menjadi seperti beberapa teman-teman seangkatannya yang diharuskan berhenti kuliah ataupun kerja, untuk memenuhi permintaan orangtua mereka.
Menikah, mengandung, melahirkan dan mengurus anak di rumah. Terjebak dalam rutinitas membosankan. Terpaksa menunduk mengikuti aturan yang terpancang dalam setiap inci kehidupannya.
Menikmati hidup, berkarir, melihat indahnya dunia luar, mencicipi ciuman pertama dengan orang yang benar-benar membuatnya jatuh cinta. Itu yang Sakura inginkan.
Dibiarkan dirinya larut sesaat dalam kekecewaan di bawah teriknya matahari. Dibiarkannya airmata lolos sesaat di atas gaun mahalnya.
Aku tidak akan kembali ke rumah itu. Aku akan menjalani hidup seperti yang kumau!
.
.
TBC
...
Ok, ini resmi fanfic pertamaku setelah sekian lama jadi reader. Ternyata jadi penulis tidak semudah yang dibayangkan, haha.
Oia, fanfic ini tiap chapternya kemungkinan isinya akan pendek-pendek. Tergantung yang nulis, haha.
