Just To Be With You
Chara : Sarutobi Sasuke and Kasuga slight [KenSuga]
Genre : Romance, Drama
Rate : Teen
Warning : AU, typo, gaje, jelek. Bila ada kesamaan ide, harap maklumi. Mungkin kita berjodoh #plak
Disclaimer : Sengoku BASARA hanyalah milik CAPCOM. Yukimura milik saya :9 *dikunai*
:chacha:
.
.
.
"Kenshin…senpai?" terdengar suara nyaring tengah memanggil nama laki-laki yang sangat ia sukai. Uesugi Kenshin. Dan pemuda maskulin itu hanya dapat membalikkan tubuh tingginya itu.
"…" sedangkan orang yang dipanggil itu hanya diam. Mata birunya hanya menatap gadis yang berada didepannya itu dengan datar. Pemuda itu membiarkan rambut hitamnya teracak-acak oleh angin.
"Ada apa?" Kenshin pun mulai mengangkat pembicaraan. Sekedar mencairkan suasana.
"Aku hanya ingin membicarakan sesuatu padamu..." sedangkan gadis itu hanya dapat memainkan ujung rambutnya yang panjang. Ia tertunduk. Ia kikuk.
"Katakan saja."
"Bisakah nanti kita…ke-kencan?" Kasuga pun bertanya terbata-bata. Bisa ditebak, sekarang wajahnya tengah memerah. "Di café seperti biasanya." Dan iapun melanjutkan pertanyaannya.
Dahi pemuda itu mengernyit. Kemudian, iapun tersenyum tipis, "Maaf, aku tidak bisa…" jawabnya singkat.
"Kenapa?" Kasuga pun membelalakkan matanya.
"Aku ada urusan."
"Oh…begitu, ya?" gadis pirang itu tertunduk lesu. Tersirat kekecewaan di balik pertanyaannya itu.
"Iya."
"Mu-mungkin lain kali…" ujar gadis itu. "Jaa, Kenshin-senpai."
"Jaa."
Dan keduanya pun kembali dengan arah yang berlawanan.
:chacha:
.
.
.
Sepanjang langkah, gadis itu terus menunduk setelah mendengar jawaban yang tidak menyenangkan baginya. Dengan langkah lunglai, iapun terus berjalan terhuyung-huyung di area sekolahan.
Sedangkan itu, terdapat laki-laki berambut oranye kemerahan tengah memakai headband hijau kesukaannya. Ia sedang bermain basket bersama kedua temannya, Date Masamune dan Sanada Yukimura. Mereka bertiga adalah teman akrab. Dan mereka juga sekelas dengan Kasuga, XI-C.
'Bukankah itu Kasuga-chan?' batin Sasuke keheranan.
"Ehm, minna, mainnya nanti dilanjutkan, ya? Aku sedikit lelah." ujarnya membubarkan permainan dengan seenak jidatnya.
"Eh? Doushite, Sasuke?" tanya sahabatnya berapi-api. Yakni Yukimura.
"Danna, aku kurang mood hari ini."
"Oh, shit. Aku tahu apa yang barusan kau lihat." sambung Masamune dari samping kanan Sasuke.
"Masamune-donno-"
"Shut up, Yukimura. I know what happened with him!" ujar pemuda yang menggunakan penutup mata di mata kanannya itu.
"Apa?" si pemuda ber-headband merah itu hanya bertanya dengan polosnya.
"Seorang gadis cantik berambut pirang, suitt...suitt..." godanya. Jawaban itu sukses membuat wajah Sasuke memerah.
"Hmm..." Yukimura pun berpikir keras. Kemudian, ia menebak, "Magoichi-san?"
"No."
"Uhm…siapa, ya?" tanyanya sambil memejamkan matanya. "Oohh… aku tahu. Kasuga-san, ya?" tanyanya dengan nada riang.
'Oh, tidak...' batin Sasuke. Wajahnya sangat memerah sekarang.
"Ha! You're right, Sanada!" jawab Masamune tertawa puas.
"Arrgghhhh! Diam! Kalian berisik!" Sasuke pun berteriak. Ia tak dapat mengelak apa-apa lagi. Dengan rasa malu, iapun meninggalkan kedua temannya yang tengah tertawa itu.
.
.
.
:chacha:
Sasuke's POV
Arghhh, sial! Aku tak tahu harus mengelak apa lagi tentang perasaan ini. Tapi memang, aku menyukai Kasuga sejak awal kami menjadi pengurus OSIS. Aku sangat mengaguminya. Wajahnya yang ceria, senyumnya yang manis, rambutnya yang unik. Terlebih lagi...ia sangat ramah dan baik hati. Siapa sih yang tidak suka pada dia?
Usai membayang-bayangkan tentang Kasuga, akupun langsung menepiskan itu. Sudahlah, aku tahu bahwa sekarang gadis idamanku itu sedang berpacaran dengan seorang senpai, Uesugi Kenshin, kelas XII-A. Merupakan atlet baseball di sekolah. Pendiam. Apa sih yang Kasuga suka darinya? Aku tidak mengerti.
Daripada terus sibuk memikirkannya, lebih baik aku mengistirahatkan tubuhku yang jenuh di hamparan rumput dan dihembus oleh angin sejuk. Itu cukup menyenangkan bagiku.
End POV
.
.
.
Sekarang musim gugur. Udara yang cukup dingin menghembus di permukaan kulit gadis itu. Kasuga yang menggunakan seragam sailor dengan kemeja putih dan rok biru hanya dilindungi oleh sehelai syal. Dia sedang bermenung di jendela café. Terdapat secangkir kopi susu di meja yang sudah satu jam ia pesan pun kian mendingin. Namun, secangkir kopi itu terus ia diamkan.
"Kenshin-senpai…" terus. Nama pemuda itu yang sering terlantun di bibirnya. Kasuga tak mengerti mengapa ia menjadi bodoh seperti ini.
Ia menunduk. Terdiam. Merenung. Jika dilihat-lihat dan dipikir-pikir, ia terlihat menyedihkan.
"Ah, lupakan. Diakan sedang sibuk. Jadi...ia tidak punya waktu untuk menemuiku, hahaha..." ujarnya dengan nada getir. Sekedar untuk menghibur diri sendiri.
Ia merasa menyedihkan.
Ya, menyedihkan…
.
.
.
Bertahanlah...
Sakit hati ini, kecewa hati ini...
Bukanlah apa-apa...
.
.
.
Tep...
Tep...
Tep...
Ketukan sepatu hitam sekolahnya terketuk di aspal jalanan. Tak lupa pula ia memakai syal untu menghangatkan diri diudara musim gugur. Terlihat juga daun momiji yang berguguran dan berserakkan di jalan. Indah. Kasuga sangat menyukai musim gugur.
Sedangkan Sasuke? Sudah dari pulang sekolah tadi ia membuntuti gadis itu. Ia heran, sedang apa gadis itu sendirian? Ia tampak seperti orang ling-lung.
Karena merasa penasaran, pemuda itupun langsung menghampiri Kasuga.
"Yo, Kasuga-chan!" panggilnya dengan ramah. Suaranya yang khas terdengar familiar.
DEG! Mendengar panggilan itu, jantung Kasuga pun berdegup dengan kencang.
"Ya? Ada apa, Sasuke-san?" tanya gadis itu mengerutkan dahinya.
"Sendiri?"
"Tidak lihat? Iya. Aku sendirian. Kamu?" tanyanya sambil mengejek. Tanpa sadar iapun menanyakan hal yang sama.
"Tidak lihat? Aku juga sendirian." jawabnya memberi boomerang untuk Kasuga.
"Sarutobi Sasuke no Baka!" wajah gadis itu bersemu merah tipis. Dan muncul empat siku-siku di dahinya.
"Ups… relax…hahaha." ujar pemuda itu dengan tato loreng di sekitar wajahnya itu. "Ngomong-ngomong, bagaimana kalau kita pulang bersama?" cengirnya seraya memberikan tawaran.
"..." Kasuga terdiam sebentar. Kemudian ia menjawab, "Baiklah...lagipula sekarang hampir sore. Dan juga, sudah lama kita nggak mengobrol." jawab gadis itu.
"Ayo." Ajaknya. Tanpa sadar, Sasuke menggandeng tangan gadis manis itu. Kasuga pun terhenyak. Tak bergerak.
"Ada apa?" Sasuke pun merasa keheranan.
"A-ano...tanganmu."
Sadar. Iapun langsung melepaskan genggamannya yang cukup erat itu.
"Maaf..." pintanya lirih.
"Hm, tidak apa-apa Sasuke-san." balasnya sambil tersenyum lembut. Ya, cukup melihat Kasuga tersenyum, Sasuke sudah merasa berbunga-bunga. Ia sangat menyukai gadis itu.
Ya, sangat suka...
:chacha:
.
.
.
Mereka berjalan kaki selama beberapa menit. Tepatnya 20 menit mereka berjalan kaki untuk pulang ke rumah. Rumah Kasuga tidak begitu jauh. Terlebih lagi, mereka sempat makan-makan di kedai ramen, traktir dango, dan beberapa makanan. Alasannya Sasuke mentraktir. Padahal, ia sangat ingin berlama-lama dengan Kasuga. Dan gadis itu sama sekali tidak merasa keberatan. Malahan cengiran khasnya kembali melebar. Sasuke sangat senang karena bisa membuat gadis pujaannya itu bahagia.
Tap.
Langkah pemuda itu terhenti.
Kasuga bingung. Mengapa pemuda itu tiba-tiba berhenti?
"Ada apa?" tanya si hazel itu.
"Tidak apa-apa." jawab si iris coklat tua itu. "Eh, kamu sudah sampai tuh. Rumahmu kelihatan." ujarnya berbasa-basi. Jari telunjuknya menunjuk ke rumah biru beratap pink itu.
"Oh ya?" tanya gadis itu. "Haha, benar. Arigatou sudah pulang bersama dan mau mengantarkanku pulang. Dan juga, ngobrol denganmu sangat seru, loh..." balasnya ketika ia baru sadar kalau sudah sampai.
"Iya, sama-sama..."
Ketika gadis itu hendak membuka kenop pintu, tiba-tiba saja Sasuke memanggil namanya.
"Eh, Kasuga-chan."
"Hm? Apa?" iapun menoleh. Dan kemudian membalikkan tubuhnya yang ramping itu.
"Itu..."
"..."
"Kasuga-chan. Anata ga daisuki..."
"Suki..." ungkapnya pada gadis itu. Wajahnya bersemu, walau hanya semburat tipis, namun Kasuga dapat menangkap ekspresi tersebut.
"..." sekali lagi. Gadis itu hanya diam.
"Kamu mau jadi pacarku?" tanya pemuda itu kikuk. Ia hanya ingin memastikan saja.
"..." Sasuke menunduk. Ia sangat takut mendengar jawaban dari si pirang itu.
Canggung. Kemudian gadis itu membuka suara. "Hah?". Wajahnya cengo mendengar pernyataan cinta dari temannya itu. Ia tak mau menyakiti Sasuke dengan penolakannya. Ia tak tahu hanrus mengatakan apa.
Apa?
"Sasuke..." Kasuga pun memanggil pemuda itu dengan lembut. Lebih tepat seperti cicitan.
"Ya?" tanyanya dengan waja berseri-seri. Tak lupa pula ia memasang senyumannya.
"Be-besok hari Kamis, kan?" tanya gadis itu gugup.
"Iya. Ada apa?" tanya Sasuke tidak mengerti.
"Sudah, ya? Aku mau mengerjakan PR dulu." dan gadis itupun memasuki daun pintu yang sudah terbuka daritadi. "Jaa..." lambainya. Kemudian ia meninggalkan Sasuke sendiri di depan pagar.
"Jaa..." dan pemuda itu hanya dapat membalas lambaian gadis itu. Terus, dan terus memandang punggung gadis itu sampai tak terlihat lagi.
Sakit…
Sesak…
Ia patah hati…
Namun, ia akan terus menunggu cintanya itu.
'Aku akan menunggumu, Kasuga-chan...'
'Karena aku mencintaimu...'
To Be Continued
AN : Fuaaahhh… XD hallo minna-san. Inilah cerita kedua saya di fandom ini. Entah mengapa saya demen benget sama pair ini. Saya mau membuat ini sejak lama. Hohoh #dibejek
Review, dan KriSan sangat diperlukan :3
See you…
Chacha Rokugatsu
