Man in Love (Anime Boy sekuel)

Pair: V-Kim Taehyung, Jeon Jungkook, etc

Romance/Friendships/Schoolife

YAOI, BL, BOY X BOY, TYPHOS, ABAL, OOC

.

.

.

I thought I never gonna falling in love

But I'm in love

Cuz I wanna love you baby

(IU-I'm in Love)

...

Sekuel 1: Double Date

Pelajaran jam terakhir rasanya berjalan terlalu lambat hari ini. Banyak siswa yang sudah terlelap dan membuat peta di buku catatan masing-masing sementara si guru setengah baya berkacamata masih betah mengoceh panjang lebar di depan kelas sambil mendecitkan kapur dengan tangan gemetarnya di atas papan tulis.

Jungkook—satu-satunya murid waras yang masih bertahan—tak berhenti berkali-kali melirik pada jam yang terpasang di sudut kelas di tengah kesibukannya menyalin materi pelajaran pada buku catatannya.

10 menit..

5 menit..

KRIIIIIING

Satu persatu siswa tersentak bangun mendengar bel berbunyi nyaring. Pintu keluar menjadi rebutan, semuanya langsung melesat keluar dengan segar bugar seolah rasa mengantuk sepanjang pelajaran tadi tak pernah ada.

Jungkook?

Oh, dia bahkan orang pertama yang berlari keluar kelas tepat ketika bel dibunyikan. Dan tak lupa, menggeret serta teman pendek berambut merahnya yang belum sadar sepenuhnya dari tidurnya.

Koridor dilalui dengan suara heboh, Jungkook berlari kesetanan bagaikan mengikuti perlombaan lari estafet dan dia mengabaikan pandangan shock dari setiap siswa yang berpapasan dengan mereka serta Park Jimin yang berlari di belakangnya sambil melontarkan variasi berbagai umpatan.

Jungkook tak mengurangi kecepatannya sampai mereka tiba di depan gerbang sekolah. Terengah, tubuh banjir keringat, dan langsung disemprot oleh Jimin.

"Kau gila?! Aku bukan monster sepertimu!"

"Maaf, aku lupa kaki-kaki pendekmu sulit berlari." Jungkook berkata dengan wajah bersalah, namun seringai jahil tak lepas dari bibirnya.

"Sialan, kau pasti sengaja." Jimin berjongkok lemas di dekat kaki sahabatnya, nyaris ambruk untuk tiduran di tanah kalau saja dia tidak ingat sedang berada di tempat umum. Oh, seharusnya stamina seorang pemain basket tidak seburuk ini.

"Sebentar lagi juga pasti segar lagi." Jungkook menjanjikan.

Dan benar saja, beberapa menit kemudian figur dua sosok lelaki berbeda tinggi badan dan warna rambut terlihat berlari menghampiri mereka dari gedung olahraga.

Wajah Park Jimin yang tadinya kusut berubah berbinar seketika. Jungkook memutar bola matanya.

"YOONGI-HYUNG!" Jimin sudah berlari menerjang duluan pada lelaki berambut hijau mint yang berlari di belakang dan hanya mengenakan kemeja sekolah. Kemudian mereka berpelukan melepas rindu seperti teletubbies.

Tidak deng. Karena shock tiba-tiba dipeluk oleh makhluk bantet yang entah muncul darimana, Min Yoongi justru refleks menendang organ vital di tubuh Jimin tanpa sengaja. Dan sekali lagi raungan ngenes terdengar dari Jimin yang merosot ke tanah sambil menggulung diri dan memegangi tubuh bagian bawahnya. Yoongi panik.

Oh, pertemuan pasangan bantet yang mengharukan. Dua manusia lainnya hanya bisa menyaksikannya dengan wajah sedatar panci teflon.

"Maaf, menunggu lama?" Kim Taehyung berjalan mendekati Jungkook. Beberapa helai rambut oranye melekat pada dahinya karena keringat, membuktikan bahwa lelaki itu baru saja bermain basket.

"Tidak, kami juga baru sampai." Jungkook menjawab kaku. Awkward.

"Begitu? Untunglah." Sudut-sudut bibir tipis Taehyung tertarik lebar membentuk senyuman cerah yang menyilaukan mata.

Shit

Senyuman Taehyung terlalu menyilaukan di siang hari yang terik. Bahkan hanya dengan mengenakan celana sekolah dan kaus olahraga setengah basah karena terkena keringat pun Taehyung terlihat sempurna sekali. Rasanya Jungkook butuh tabung oksigen sekarang.

"Jadi kita mau kemana?" Taehyung bertanya ketika pasangan bantet sudah pulih dan Jimin bisa berdiri lagi.

"Jungkook yang pilih tempatnya." Jimin berkata bosan, menggelayut manja pada Yoongi yang diam dengan wajah merah padam dan bibir terkatup rapat. Tumben tidak tsundere.

"Jungkookie?" Jungkook dikejutkan oleh Taehyung yang tiba-tiba merangkul bahunya dan mendekatkan wajah penasarannya.

Lagi. Darah naik dengan cepat ke wajah Jungkook. "Kemanapun?"

"Tentu saja!" Taehyung mengangguk antusias.

"Etto.. karena cuaca sedang panas bagaimana kalau kita cari minuman dingin?" Jungkook berkata lambat-lambat, berusaha menghindari kedua onyx membara Taehyung yang hampir membuatnya meleleh. Padahal cuacanya tidak sepanas itu, dia merasa panas saja karena wajah sempurna Taehyung yang terlalu dekat dengannya.

"Baiklah, kebetulan aku juga haus. Ayo berangkat!" Tangan yang bertengger di bahu Jungkook berpindah menjadi menggenggam jemarinya dan menariknya riang seperti bocah.

Park Jimin menyerukan kata-kata penyemangat tanpa suara untuk Jungkook ketika berjalan di belakang Yoongi, dan Jungkook rasanya ingin bunuh diri sekarang.

...

Caramel Macchiato yang dipesankan oleh Taehyung mengalir di tenggorokannya dan menghantarkan rasa beku sampai kepala.

Taman kota indah tempat mereka berada sekarang bahkan tak cukup menarik perhatian Jungkook. Perutnya bergejolak mulas melihat pasangan bantet duduk berdekatan di satu bangku panjang sambil saling berbagi earphone. Sok romantis.

(Bukan sok romantis, pasangan pada umumnya memang seharusnya romantis seperti itu, Jungkook.)

Ada sesuatu yang salah.

Gagal. Jungkook rasanya sedikit depresi menyadari bahwa kencan hari ini tak semulus yang ia kira. Bagaimana bisa ia sekikuk itu?

Padahal Jungkook telah mempersiapkan banyak hal untuk kencan pertama mereka setelah jadian. Dia tahu feels-nya pasti berbeda dengan ketika mereka melakukan kencan cosplay ngaco beberapa bulan yang lalu karena itu dia mengajak Jimin dan Yoongi double date untuk menemaninya. Jungkook bahkan sampai melakukan hal konyol seperti mempelajari 'kiat-kiat menjadi uke yang manis' dari sebuah doujinshi yang tak sengaja dia temukan di bawah tempat tidur Taehyung ketika membereskan kamarnya.

Namun itu semua sia-sia sebab setiap kali Taehyung mendekatinya atau melakukan skinship wajah Jungkook pasti akan langsung terbakar seperti seorang gadis remaja baru jatuh cinta di cerita-cerita shojo.

Bagaimanapun juga ciuman waktu itu masih tak bisa dilupakan dan membuat Jungkook mematung dengan wajah memerah seperti orang idiot setiap kali mengingatnya.

Mau tsundere atau mengumpat juga gengsi. Habis bagaimana bisa dia bersikap galak kalau ingin menjadi seorang uke yang manis?

"Jungkookie!"

Jungkook tengah menyeruput kopinya penuh emosi ketika kakak kelas—uhm sang kekasih—menghampirinya dengan cengiran lebar nan antusias. "Apa?"

"Ingin mengambil beberapa foto? Mumpung sedang pergi ke tempat bagus." Lelaki berambut oranye itu tersenyum, gelas kertas kopi di satu tangan dan tangan lain mengangkat smartphone.

"Untuk apa—maksudnya kenapa mendadak?"

"Mengabadikan moment, bodoh. Kau lupa ini kencan pertama kalian setelah hubungan kalian resmi?" Sembur Jimin mendadak, yang sepertinya sudah puas bermesraan dengan kekasihnya sehingga memutuskan untuk mengurusi percintaan payah sahabatnya. Sepertinya dari tadi dia sudah geregetan melihat kelemotan Jungkook hari ini.

"Jimin bisa menjadi kameramennya." Yoongi muncul di belakang Jimin, menyeringai.

"Baiklah, kalau begitu tunggu apa lagi. Ayo Kookie!" Jungkook belum sempat berkata-kata saat tiba-tiba Taehyung sudah menarik dan merangkul bahunya.

"Apa—jangan seenak.."

Tapi Taehyung tuli oleh protesan Jungkook dan malah melemparkan smartphonenya pada Jimin yang tampak puas. Jungkook juga tak bisa menolak Yoongi yang memaksa mereka untuk duduk di bangku panjang berwarna putih yang terdapat di taman itu lalu menyuruh mereka berpose.

Alhasil, Jungkook yang kesal sama sekali tak mau tersenyum, membuat alis Jimin menukik tak senang ketika lampu flash dari ponsel menyala pertama kalinya. Berbanding terbalik dengan Kim Taehyung yang nyengir lebar dan berpose peace sign seperti biasanya.

"Bibirmu direkat dengan lem atau apa sih? senyum sedikit, uke tsundere!" Jimin sudah mencak-mencak sebal di jepretan yang ketiga dan Jungkook masih juga cemberut. "Baiklah, 1..2.."

Pada jepretan yang keempat kali ini berbeda. Taehyung sengaja menarik jahil pipi Jungkook ke samping hingga bibirnya tertarik menjadi senyuman lebar. Jungkook kaget, spontan menolehkan wajahnya ke samping, membuat sisi pipinya dihadiahi kecupan gratis oleh si lelaki berambut oranye.

Momen itu sukses diabadikan oleh Jimin serta Yoongi. Dan hal itu tentunya tidak bisa tidak menyulut sifat tsundere yang sudah berusaha Jungkook buang jauh-jauh.

"KAU CARI MATI BRENGSEK?!" Wajah merah padam, Jungkook menyembur kuat-kuat di depan Taehyung yang menyeringai puas.

Pupus sudah mimpi menjadi seorang uke yang manis. Mungkin sikap tsundere itu sudah takdir, kalau kau mempunyai seme tidak waras seperti Kim Taehyung.

"Habis kau tidak mau tersenyum. Kau tidak manis kalau tidak tersenyum." Taehyung pura-pura sedih, namun rupanya gombalan itu cukup ampuh juga untuk membuat darah semakin naik dan memenuhi pipi Jungkook yang memanas.

Salah tingkah, tak tahu harus berbuat apa Jungkook memilih menarik dan mencubit bibir yang tadi dengan lancang mendarat di pipinya, membuat Taehyung mengerang sakit.

"Pembalasan." Dengus Jungkook sengit sambil terus menariknya.

Tetapi Kim Taehyung tetap bebal seperti biasanya dan bahkan masih bisa nyengir, meskipun sedikit kesulitan. "Kenapa mencubit bibirku? Kode minta ciuman yang lebih panas? Ah, mungkin yang tadi kurang."

"Mati saja sana, senpai mesum." Jungkook makin terbakar. Dia sendiri tidak tahu kenapa dari sekian banyak bagian tubuh Taehyung yang ada dia justru memilih bibir.

"Kalau aku mati kau pasti sedih." Kamera flash menyala lagi, Jimin cekikikan dan masih memotret. "Kookie, kau—ouch!"

Habis akal Jungkook mulai menggunakan cara bar-bar dengan meninju perut Taehyung. Lelaki berambut oranye itu justru tertawa masokis, semakin banyak disakiti oleh Jungkook yang malu-malu, semakin ia bahagia. Tetapi Taehyung juga tak tinggal diam, dia membalas serangan Jungkook dengan pukulan-pukulan ringan.

Pergulatan sengit pun terjadi sampai mereka harus berguling di tanah dan adu gelitik. Keduanya tertawa seperti orang gila, hingga membuat bingung pasangan lain yang sedari tadi menonton mereka.

Hingga tiba pada satu pose canggung, dimana entah bagaimana pasangan absurd itu berakhir dengan Jungkook yang menindih Taehyung di tanah.

Suasana dramatis mendadak tercipta. Musik romantis serta taburan konfeti-konfeti imajiner serasa melatari saat keduanya bertatapan lama dan menahan nafas dengan wajah memanas Jungkook yang hanya berjarak beberapa senti dari Taehyung.

Terus begitu selama beberapa menit, melupakan pasangan bantet yang berdiri dengan mulut menganga sambil pasang tampang cengo dan speechles. Jimin yang tak kuat menahan mual pun memutuskan meletakkan smartphone Taehyung dan segera menarik Yoongi untuk meninggalkan pasangan absurd yang tengah kasmaran.

Jungkook dan Taehyung tak peduli. Bahkan ketika ada seorang anak kecil yang sedang mengajak jalan-jalan anjingnya lewat, dan anjing putih itu menggonggong absurd pada mereka.

Ah. Dunia serasa hanya milik berdua, yang lain ngekos.

-Sekuel 1 END-

A/N:

Halo~ karena sedikit tidak puas dengan ending Anime Boy dan belum bisa move on dari tsun!Kook sama Taehyung-senpai, juga permintaan dari banyak readers akhirnya saya putuskan untuk membuat sekuelnya.

Sekuel ini akan terdiri dari beberapa bagian, dan beberapa di antaranya mungkin akan sangat pendek seperti drabble karena berisi kumpulan moment setelah Vkook jadian di Anime Boy. Tidak tahu apakah akan fast update atau tidak/ketawa evil/

Btw, ada yang ngerti teori BTS Wings yang katanya mirip-mirip sama buku Demian? Saya mabuk mencoba memahaminya.