Disclaimer: J.K Rowling

Pair: Alpha!Salazar x Omega!Godric, Alpha!Rowena x Omega!Helga

Warning: Muggles!AU, AR, Omegaverse, SLASH, boys love, girls love, bxb, gxg, yaoi, yuri, maybe some incest, misstypos, crackpair, alur gaje total

A/N: hai semuaa, saya kembali untuk menistakan para Founders, haha :D jadi di sini charanya campuran ya, ga cuma ada keempat Founders doang xD umur Salazar dan Rowena di sini sama yaoti 27 tahun, kalau Godric dan Helga juga sama yaitu 22 tahun, ini ide muncul ketika saya sedang iseng ngomongin soal Omegaverse dan Founders secara bersamaan, ini juga masih prolog kok, jadi harap kalian suka ya xD

DLDR! RnR if you want, but please Review~!

=o^o=

.

"Oi, tolong ambilkan berkas di meja sana," seorang pria menunjuk sebentar ke seberang ruangan.

Salazar Slytherin. CEO muda dari perusahaannya sendiri, disukai banyak perempuan (dan bahkan laki-laki) meski selalu memilih menghindar jika menyangkut sesuatu bernamakan romantisme, tak memiliki banyak teman akibat sikap dingin dan bermulut tajamnya (tapi memiliki banyak fans tentu saja), masih berusia 27 tahun jika kalian ingin tahu. Sebenarnya hanya pria biasa saja, berambut perak pendek dan sepasang mata tajam beriris hijau pucat dengan rahang tajam yang cocok pada wajah aristokrat nan angkuh miliknya, disempurnakan dengan badan tinggi serta tegap sekaligus, dan diiringi aura Alpha yang sangat kuat. Oh apa tadi lupa bilang? Ya, dia seorang Alpha sempurna yang diincar banyak Beta maupun beberapa Omega entah itu laki-laki maupun perempuan. Benar-benar pria yang biasa saja, bukan?

"Selalu menyuruh orang, dasar tuan muda!" Seorang wanita balik membalas kesal tapi tetap melaksanakan perintah.

Rowena Ravenclaw. Wakil direktur Salazar yang juga dipercaya sebagai tangan kanan Salazar kapan saja, keadaannya hampir seperti Salazar, populer di kalangan pria akan kecantikannya yang luar biasa, ditambah otak pintarnya yang selalu aktif, tapi juga lebih memilih pekerjaan daripada hubungan romantis, sepemikiran dengan Salazar dan bahkan usianya hanya berbeda beberapa bulan dari pria itu. Rambut gelap panjangnya lebih sering diikat ponytail tinggi dan jika senggang akan digerai, matanya beriris biru gelap yang hampir senada dengan rambutnya, tegas di luar tapi pecinta hal lembut, bertubuh ideal dengan tinggi semampainya, yang memiliki aura Alpha sekaligus. Seorang wanita Alpha, itulah Rowena. Sahabat karib Salazar semasa mereka sekolah dulu, karena sering bersama Salazar mereka selalu digosipkan memiliki hubungan 'lebih dari CEO dan wakil direktur' di majalah-majalah yang membahas apa saja yang dapat dibuat isu murahan.

"Kau tahu bagaimana dia." Pria yang lebih tua dari mereka berdua menyahut kalem.

"Diamlah, Lucius."

Lucius Malfoy, pria yang telah berkepala empat yang dekat dengan keluarga Slytherin, menjadi penasehat pribadi Salazar maupun Rowena, telah menganggap Salazar seperti anaknya sendiri meski dia telah memiliki anak. Lucius juga seorang Alpha yang menikah seorang Beta, Narcissa Malfoy–dulu marganya adalah Black. Anaknya bernama Draco Malfoy, sama seperti ayahnya, dia berambut pirang platinum dengan sifat arogan, juga seorang Alpha seperti Lucius.

"Setidaknya Lucius benar, Salazar."

"Kau juga diam, dasar burung."

"Hey!"

"Baiklah kalian berdua, kembali bekerja."

=o^o=

"Apa yang kau kenakan?" seorang perempuan menatap aneh laki-laki yang nyengir di depannya.

Helga Hufflepuff. Anak kuliah dari Universitas Hogwarts bersama sahabatnya, bukanlah orang yang terlalu famous di kampusnya, lebih memilih menjauhkan diri dari keramaian karena kadang membuat kepalanya sakit, bersifat kalem dan tenang, yang pasti juga pintar. Berambut pirang madu pendek setengkuk yang bergelombang, mata bulatnya beriris coklat kayu, dan berwajah manis tentunya. Helga dilahirkan sebagai Omega dan dia sedikit menyesalkannya, setidaknya dia ingin menjadi Beta daripada Omega, tapi takdir berkata lain dan akhirnya Helga menerimanya.

"Tidak ada, ini pakaianku yang biasanya," lelaki di sampingnya menjawab santai, memasuki tangannya ke saku jaket.

Godric Gyffindor. Anak kuliah dari Universitas Hogwarts yang sama dengan Helga–dia sahabat gadis itu, dia juga tidak terlalu terkenal di kampusnya meski dia bisa, katanya dia lebih suka ketenangan saja. Bersifat keras kepala, bersemangat, pandai tapi lebih suka mengandalkan Helga dalam mengerjakan tugas, terkadang bertingkah ceroboh. Warna rambutnya adalah merah kecoklatan, iris matanya tak biasa yaitu beriris semerah batu rubi yang memukau, dia tak memiliki tubuh seperti laki-laki normal, tubuhnya lebih kecil dan ramping. Dia terlihat seperti perempuan mungkin karena dia seorang Omega, sama seperti Helga, meski pas pertama bertemu di sekolah Helga sempat mengiranya calon Alpha, tapi sesungguhnya seorang Omega.

"Atau kau akan masuk masa heatmu?"

"Eeh? Tidak! baru seminggu yang lalu aku selesai!"

"Ya mungkin saja, karena sepertinya masaku hampir dekat."

"Kau punya obatnya, kan?"

"Tentu, 'Ric."

"Hai, kalian!" Keduanya menoleh, melihat tiga orang mendekati mereka.

Golden Trio yang terdiri dari Harry Potter, Ron Weasley, dan Hermione Granger. Golden Trio ini terkenal di kampus mereka, tapi ketiganya lebih dekat dengan Godric dan Helga, yang anehnya tetap tidak membuat Godric serta Helga tenar. Harry, Ron dan Hermione berbeda dua tahun dengan mereka. Ron serta Hermione adalah sepasang Beta yang menjalin kasih, sementara Harry sendiri salah satu Omega, yang kini dekat dengan Draco Malfoy.

"Oh, hai!"

"Mau masuk bersama kami? Kebetulan searah dengan kelas yang akan kami hadiri."

"Tentu, benarkan, 'Elga?"

"Yeah, tentu, ayo."

=o^o=

Rowena melihatnya di dekat danau saat dia akan pulang dari kantor, seorang perempuan manis bersurai pirang lembut sedang duduk sambil membaca buku dengan tenang, wanita itu terpesona melihatnya. Tapi dia hanya terus lewat. Dan keesokannya dia kembali lewat jalan yang sama, dan kembali menemukan gadis itu di tempat yang sama. Selalu begitu beberapa kali hingga Rowena memberanikan diri mendekatinya.

"Hei," sapa Rowena mencoba hangat, berhasil mengambil perhatian gadis itu, dan Rowena menahan pekikan senangnya melihat wajah manis perempuan tersebut.

"Oh, halo."

"Rowena, kau?"

Terdiam sebentar, gadis itu menjawab. "Helga."

.

Godric mulai curiga, dia menyadari sikap Helga sedikit berubah, Helga memang periang tapi rasanya sekarang Helga makin memiliki aura ceria di sekitar tubuhnya, setiap hari seperti itu. Godric memutuskan mengikuti Helga saat dia bilang dia pulang ke apartemennya, tapi nyatanya Godric membuntuti Helga yang ternyata bertemu dengan wanita tak dikenalnya di sebuah taman. Kening Godric mengerut melihat kebersamaan mereka, dia tak pernah melihat Helga ceria sekali tanpa dirinya.

Mendadak, seseorang menepuk bahunya dari belakang, membuat Godric hampir berseru kaget tapi mulutnya langsung dibekap. Pria itu mengisyaratkan diam padanya, menatap ke depan, arah yang sama yang Godric lihat tadi.

"Sudah kuduga ada yang tak beres dengannya," ujar pria di sampingnya ikut mengerutkan dahi.

"Maaf, siapa kau?"

Pria di sampingnya terdiam, tapi sesaat kemudian seolah ingin membuncahkan tawanya, tapi dia berhasil menahannya. "Kau sungguh tak tahu?"

"Tidak.."

"Salazar," ujar pria itu tersenyum tipis, "lalu namamu, manis?"

.

Benang merah mulai menyatukan mereka, membawa mereka ke perasaan bernamakan cinta, meski sedikit menyakitkan.

.

Salazar mengumpat keras pada laki-laki di depannya yang menyeringai lebar seperti maniak, "Sialan kau, Riddle!"

"Ck ck ck, seharusnya Tom saja sudah cukup, bukankah begitu?"

.

.

End of Prologue