disclaimer: bts © bighit entertainment

((taekook, au, drabble, creeps))


hands on me


"Kamu mengira kepercayaan bisa dibeli ...," Jungkook mengangkat dagu Taehyung. Yang bersangkutan memelihara pandangan kosong. Tidak balas menatap. "Benar begitu?"

"..."

Jungkook mengesah, dalam dan keras. "Sekarang kau sedang tidak dalam kondisi bisa mengelak, tapi betah bisu?"

"..."

Taehyung tetap diam bahkan setelah diberi beberapa menit untuk bicara.

"Kalau begitu, kamu tidak keberatan membayar dengan seruas telunjuk, kan?" Sambil tersenyum, Jungkook meraih pisau daging yang ditata rapi bersama silet-silet kecil dan gunting kebun. Sebelum Taehyung sempat cegah, Jungkook mengayun pisau dengan cepat, hingga telunjuk Taehyung mental ke sudut ruangan. Taehyung tak teriak, tapi telapak kakinya mengerut hebat.

Jungkook memungut telunjuk Taehyung yang copot, lalu mendekapnya seperti hidupnya tergantung padanya.

"Aku jadi ingat. Kamu selalu membuat janji padaku. Satu, satu, sampai jarimu habis dan kamu tidak menepati semuanya sama sekali."

"..."

"... Kamu tidak tertarik untuk bertanya apakah aku sedih?" Jungkook memasang raut kecewa. "Kupikir dulu kamu tidak sedingin sekarang, Taehyung."

Taehyung merasa terpanggil, mengangkat kepala dan menusuk mata Jungkook dengan tatapan penuh dendam.

Melihat itu, Jungkook mengernyit. "Jangan egois. Harusnya aku yang marah di sini."

Napas Taehyung turun-naik tak beraturan saat Jungkook mengambil gunting kebun dan pamer di depannya seperti dia bangga melakukan itu. Lalu, Jungkook kesetanan menggunting jari-jari Taehyung mulai dari kelingking sampai ibu jari, dan nampak sangat puas ketika menggunting jari tengah Taehyung. Yang bersangkutan tak bersuara barang satu nada, terpekik pun tidak.

Darah bercecer seperti kertas yang dikoyak kecil-kecil. Jungkook puas. Kini, jemari tangan Taehyung genap terkumpul di genggamannya.

Dia menciuminya satu demi satu; dengan kecintaan besar yang susah dinalar.

Menyadari Taehyung tak mengajukan protes dan geming saja, Jungkook bertanya sebagai inisiatif, "... Kamu pendiam sekali hari ini. Padahal kukira kamu bakal membenturkan kepalaku seperti biasanya."

Taehyung menggeretakkan giginya. Tapi tetap tidak bersuara. Airmatanya keluar kasar, saat Jungkook memasang wajah polos seperti tak paham.

Tatapan Taehyung padanya seolah berkata: cepat bunuh aku saja daripada kau berlama-lama dan membuatku makin ingin mengutukmu ke dasar Neraka.

"Aku tidak mau." Jungkook berkata, seperti menjawabnya. Dia lalu memicingkan mata, "Kamu tahu sendiri aku tidak bisa tanpamu, bukan?"

"..."

"... Aku lelah sekali terus-terusan bicara sendiri." Jungkook mengeluh.

Taehyung menggeliat dengan badan terikat, dan dia tahu penderitaannya tidak mungkin berakhir mudah di sini, sebab Jungkook berjongkok di depan wajahnya, mendekat ke telinganya, dan berbisik lirih:

"Oh. Baiklah. Aku tidak memaksamu bicara lagi." Jungkook tersenyum. Manis. Manis sekali. "Aku minta maaf ya, Sayang. Aku lupa sudah memotong lidahmu."


end.


sekarang jam berapa hayo. zula lagi pingin ngisengin orang yg masi melek wqwq. makaci udah baca. review bisa atuh :3