"Maid and Her Master" – Chapter 1: Be My Maid!

Disclaimer: CLAMP

Author: Ichigo-Choco (Nacchan Sakura & Racchan Maria)

~a/n~

Konnichiwaa~!

Saa saa minna-san, ini pertama kali ya kalian kenal kami? Atau mungkin kalian udah kenal kami lewat account FFN kami yang dimiliki secara individual? ^^ 3

Mungkin sebagian dari kalian ada yang mengenal kami, sebagai Nacchansakura dan Yukimaria/Akahime

Dan mungkin sebagian kalian belum mengenal kami

Karena itu,kita perkenalan dulu ya~!

Seperti yang kalian tahu, account FFN ini dimiliki oleh dua orang, Nacchan & Racchan. Kami memakai nama Ichigo-Choco karena itu memang makanan kesukaan kami w

Untuk mempersingkat, kalian bisa panggil kami "ChoIchi" saja ^^

Setiap cerita yang ada di account ini, sudah bisa dipastikan tidak hanya dibuat oleh satu orang, tapi oleh kami berdua. Semoga kalian senang dengan setiap cerita yang kami buat, karena butuh kekompakan, usaha dan kerja keras yang 'sama' untuk bisa bikin FanFic yang dibuat langsung oleh dua orang ^^

Ini Cerita pertama kami, yang terinsipirasi dari perbincangan aneh kami dari Wall-To-Wall Facebook.

Kami harap kalian suka, dan maaf kalau banyak misstyping ya! ^^;

Saa, salam kenal minna-san! Dan selamat membaca!

-Nacchan Sakura & Racchan Maria-

"Kepada Sakura, Anakku tercinta..

Maafkan ayahmu ini yang tiba-tiba saja pergi & meninggalkanmu sepucuk surat..

Aku akan pergi ke luar kota..

Mencari pekerjaan, dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya..

Ini semua demi membayar hutang kita yang sudah menumpuk selama ini..

Mungkin kau akan mengalami sedikit kesulitan karena para penagih hutang

Mungkin akan datang dan menagih hutang kepadamu..

Tapi aku yakin, anakku pasti akan mudah kabur dari para penagih hutang itu!

Nah, selamat berjuang, anakku.

Ayah selalu berdoa untukmu, dan ayah yakin Ibu dan Kakakmu mengawasimu dari surga.

Tertanda,

Fujitaka Kinomoto.

Sepucuk Surat yang kuterima dari ayah, terbaring di samping kasurku pagi ini. Entah reaksi apa yang harus kuberikan. Terkejut, marah, sedih, semuanya ada, tercampur dalam otakku. Akhirnya aku pun berteriak dengan kencang, dan hasilnya adalah para tetangga yang datang dan marah-marah kepadaku.

Tapi, siapa yang menyangka, bahwa hari ini juga, hidupku akan berubah.

Aku Sakura Kinomoto, Anak dari keluarga yang miskin dan memiliki banyak hutang. Hutang itu sebenarnya dipakai untuk pengobatan Ibu ku dahulu yang sakit jantung, dan disusul oleh kakak ku yang kemudian di ketahui terkena leukimia. Hutang kami semakin menumpuk saja setiap hari, ditambah ayah yang tak punya pekerjaan tetap sehingga uang nya tak cukup untuk biaya sehari-hari kami. Aku yang sebenarnya dilarang oleh sekolahku pun akhirnya terpaksa bekerja menjadi seorang maid di sebuah café. SMA ku terkenal sangat ketat akan pendidikan, jadi apapun yang terjadi aku pun harus menjaga rahasia ini.

"Tapi kenapa.. KENAPA ORANG INI MALAH MENGILANG?!!! GRAAAAAAH!!"

"Sakura-chan?? A-ada apa?"

"Ah, maaf, Tomoyo-chan.. hanya sedikit teringat sesuatu yang buruk."

"Begitu ya.. syukurlah, kukira ada apa."

Tomoyo daidouji. Sahabatku sejak kecil dan juga sesama teman kerja ku sebagai maid di café ini. Berbeda denganku, keluarga nya adalah keluarga yang sangat kaya raya, namun karena suatu alasan, dia memilih untuk hidup sendiri di sebuah apartemen sederhana dan memenuhi hidup dengan hasil kerja kerasnya sendiri.

"Eh?? Ayahmu menghilang? Kabur dari rumah?" Tanya Tomoyo-chan dengan polosnya, matanya yang indah langsung menatapku dengan aura Iba.

"Iya, begitulah. Mana dia meninggalkan setumpuk hutang lagi. Bagaimana kalau para penagih hutang itu datang.." Aku menjawab sambil membuka bungkus potato chips seharga 100 yen. Karena terlalu emosi, isi dari potato chips itu akhirnya berhamburan.

"Sakura-chan tinggal saja di apartemenku! Jadi kau bisa bebas bukan?"

"Jangan! Kalau seperti itu, nanti Tomoyo-chan juga bisa dijadikan target oleh mereka. Aku tidak mau kalau seperti itu."

"Sakura-chan.."

Belum selesai pembicaraan kami, tiba-tiba jam istirahat kami harus terganggu karena suatu keributan di Café. Kami pun keluar dari ruangan untuk melihat keadaan, dan ternyata ada sekumpulan berandalan menyeramkan yang mengobrak-abrik Café. Kudengar mereka berteriak nama "Kinomoto" , pasti mereka penagih hutang juga!!

"Hentikan! Jangan hancurkan Café ini lagi! Kalian para penagih hutang kan? Aku Sakura Kinomoto!"

Aku keluar dan berteriak ke arah mereka. Entah apa yang kulakukan, namun aku tidak mau kalau sampai ada korban hanya karena mereka ingin menagih hutang kepadaku.

"Jadi kau Sakura Kinomoto?" Tanya Salah Seorang penagih hutang, yang lalu ia menarik tanganku dengan kasar. "Katakan, Dimana ayahmu?"

"Aku tidak tahu. Dia pergi meninggalkanku pagi ini. Tanpa petunjuk apapun."

Aku berusaha untuk tidak memberitahu soal surat yang ayah tulis untuk terakhir kalinya.

"Jangan bohong! Cepat katakan dimana dia!" Dia mulai memegang wajahku dengan kasar, namun aku tetap menutup mulutku.

"Tunggu! Bagaimana kalau kita jadikan dia jaminan untuk Boss?" ucap seorang penagih hutang

"Untuk apa?!"
"Lihat saja, gadis ini cukup manis. Pasti Boss suka dengan wanita muda 'kan?"

"Betul juga ya. Kau, ikut kami!!"

"Tidak! Aku tidak mau dijadikan jaminan!"

Aku berusaha melepaskan diri, namun mereka terlalu kuat. Apalagi ada banyak orang yang membawaku secara paksa, aku yang hanya perempun seorang diri tak akan bisa menolak. Tomoyo-chan sudah berteriak dan berusaha mencegah mereka, namun ditampik oleh seorang penagih hutang. Aku lemas, aku sudah pasrah. Aku..

"Hentikan."

Tiba-tiba terdengar suara lelaki yang sepertinya baru saja turun dari mobilnya.. Dia berjalan mendekat ke arahku, rambutnya berwarna coklat tua, ditambah matanya juga yang berwarna coklat keemasan. Parasnya cukup tampan dan tunuhnya tinggi. Lelaki itu mengenakan seragam yang sama dengan sekolahku. Aku harap dia tidak mengenalku!

"Lepaskan dia. Dia adalah salah satu bawahanku, biar kuambil alih SEMUA hutang yang dia punya, dan akan kubayar pada atasan kalian sekarang juga. Jadi lepaskan dia." Ucap lelaki itu

"Kau.. jangan-jangan, kau itu..?!" salah seorang penagih hutang terlihat terkejut.

"Jangan-jangan kau adalah.. anak dari keluarga Lee, perusahaan Tesktil terbesar Dunia dan juga direktur dari perusahaan pembuat Software yang terkenal itu?!"

"Ya, benar. Anak yang kalian akan bawa itu adalah bawahanku sekaligus Teman sekolahku. Aku sudah ambil alih SEMUA hutangnya, jadi kuharap kalian tidak mengganggunya lagi. Atau.. aku akan laporkan kalian pada Ayahku. Cukup dengan uang, kalian akan terjebloskan ke dalam penjara. Bagaimana?" Jawab lelaki itu dengan entengnya, dan dengan senyumnya yang terlihat licik

"Ba.. Baiklah, kami mengerti!! Kami permisi dulu."

Para penagih hutang itu pun pergi, dan aku hanya bisa terduduk lemas. Aku melihat ke arah lelaki itu, namun entah apa yang harus kuucapkan. Aku sedikit lega dia mengambil alih hutangku dan itu artinya sekarang aku dan ayahku bebas, namun aku takut ada hal lain di balik semua ini. Kenapa dia membantuku?

"Sakura Kinomoto, bisa kau berdiri?" Lelaki itu mengulurkan tangannya

"Ung. Terima kasih."

"Sakura-chan! A.. apa kau baik-baik saja??" Tomoyo-chan mendekatiku dan memelukku sambil menangis

"Aku baik-baik saja,jangan menangis.." Aku membalas pelukannya

"Aku yang akan ganti kerugian atas kerusakan café ini, tolong tunjukkan aku dimana ruangan managernya. Aku akan berbicara dengannya." Ucap lelaki itu

"..Kenapa? kenapa kau membantuku? Kau itu… Siapa?" Tanyaku

Lelaki itu tidak langsung begitu saja menjawab pertanyaanku. Dia menarik tanganku dan memegang daguku dengan jarinya yang panjang. Dia tersenyum ke arahku, tersenyum licik.

"Kau pikir, semua yang kulakukan untukmu itu gratis? Tidak."

"…!!!" Aku terkejut. Apa maksudnya?

"Asal kau tahu saja, Ayahmu juga memiliki hutang kepadaku. Namun kudengar dia memiliki anak perempuan yang satu sekolah denganku dan berkerja sebagai Maid di sebuah Café. Kupikir, menarik juga menjadikanmu seorang maid di keluarga ku sebagai penggantian dari hutang ayahmu kepadaku juga sebagai bayaran tutup mulut karena.. melanggar peraturan sekolah? Walaupun sebenarnya ketua osis tidak boleh melakukan ini."

Aku sangat, sangat terkejut. Ternyata dia adalah ketua Osis di sekolahku, dan juga orang yang menjadikanku sebagai jaminan hutang ayahku?! Kupikir dia itu baik, ternyata sama saja! Dia ingin menjadikanku jaminan! Menyebalkan sekali!

"Apa kau bermaksud menjadikanku sebagai jaminan?!" Tanyaku

"Ya, walau tidak seperti mereka yang tadi baru saja pergi. Kalau mereka, ingin menjadikanmu jaminan untuk Boss mereka untuk jadi bahan pelecehan. Kau cukup bekerja menjadi Maid pribadiku, selama 2 tahun. Dengan itu hutang ayahmu lunas dan kau bebas. Bagaimana?"

"Tidak! Aku tidak mau!! Aku.."

"Kalau kau tidak mau, hutang ayahmu kepadaku akan bertambah 2 kali lipat. Dan ah.. tentu saja, satu sekolah pasti akan tahu kalau kau bekerja di sebuah café dengan baju renda-renda ala Maid seperti ini sepulang sekolah. Me-lang-gar per-a-tu-ran. Begitu kan?"

"Tapi..!!!"

"Sa-ku-ra."

Sejujurnya,aku berpikir kalau tawaran itu tidak buruk juga. Cukup menjadi Maid. Apalagi aku sudah terbiasa menjadi Maid, pasti tak akan sulit. Walau sebenarnya,aku agak tidak mau juga..

"…Baiklah, aku terima.." Jawabku

"Bagus. Sekarang bereskan pakaian di rumahmu, dan kita pergi ke rumahku." Ucap lelaki yang sedari tadi belum memberitahu namanya itu

"Mu, mulai hari ini juga?! Kau bercanda?!"

"Tentu saja tidak. Mulai hari ini,Sakura Kinomoto.. kau adalah Seorang Maid pribadiku. Dan mulai Hari ini juga, aku adalah Master mu, Lee Syaoran, juga ketua Osis mu di sekolah. Jelas, bukan?"

Ini..

Ini pasti mimpi kan?!

Siapapun.. sadarkan aku dari mimpiburuk ini!

Ternyata, semuanya bukan mimpi..

Lelaki berama Syaoran itu menuruh para bodyguardnya untuk masuk ke dalam mobilku. Terdengar suara Tomoyo-chan memanggilku, tapi aku tak bisa menjawabnya. Mobil itu mun melaju menuju rumahku. Syaoran menyuruhku masuk dan membereskan brang-barang yang perlu kubawa. Akhirnya setelah semuanya selesai, aku dibawa ke rumah Keluarga Lee. Rumah yang sangat.. besar. Seperti Istana keluarga bangsawan. Apa betul aku akan bekerja di Rumah seluas ini?

"Sakura. Sakura!!"

"Hoe? Ah! Maaf, aku melamun, Lee-sama."

"Tidak apa-apa. Ini adalah kamarmu. Kerjaanmu hanya membersihkan kamarku, menyiapkan sarapan untukku dan merapihkan ruang kerjaku. Kalau kau ada waktu luang kau boleh mengerjakan pekerjaan lain atau beristirahat." Ucap Syaoran

"Ah.. Baiklah. Terima kasih, Lee-sama." Jawabku.

"Mulai hari ini, panggil saja aku Syaoran. Walaupun kau memang Maid ku, tetap saja kita ini seumuran, apalagi kita satu sekolah. Baiklah, kau bereskan saja dulu barang-barangmu." Ucap Syaoran

Apa? Memanggil nama kecilnya saja? Rasanya sulit. Apalagi bagaimanapun juga dia adalah Masterku. Namun kalau aku tidak menuruti perkatannya, pasti ia akan memberitahu guru soal aku yang bekerja sambilan. Apa boleh buat..

"A.. aku mengerti. Syaoran-sama.." Jawabku

"CUKUP Syaoran saja." Ucapnya dengan tegas. Sedikit.. menyeramkan

"Baiklah.. Syaoran.." jawabku dengan pelan.

Syaoran meninggalkan ku dan akhirnya tersisalah aku sendirian di ruangan yang akan menjadi kamarku ini. Luar biasa, ruangan ini 3 kali lebih besar dari ruangan dapur di rumah ku. Apa betul ini kamar 'Maid'?

"Apa boleh buat.. demi rahasiaku, demi Ayah.. Aku akan berjuang!"

["Sakura! Cepat datang ke ruanganku dan bawakan aku secangkir teh! Jangan lupa pakai seragam Maid mu. Datanglah dalam waktu 5 menit!"]

Suara dari mana itu? Oh.. dari speaker yang terhubung ke ruangan Syaoran berada rupanya, sepertinya ia memanggilku nanti dengan Speaker ini ya? Aku merasa seperti tahanan saja.

"..A,APA??! 5 menit?!"

["Jangan banyak bicara, cepat datang!!"]

"Uhh.. Baiklah!"

Aku langsung memakai seragam Maid yang tergantung di lemari dengan terburu-buru. Aku pun berlari menuju ruangan Syaoran yang letaknya jauh dari kamarku. Bayangkan saja, rumah ini 3 tingkat dan luasnya hampir setara.. atau mungkin melebihi Tokyo Dome. Dan ruangan Syaoran berada di lantai paling atas dan paling ujung. Sementara kamarku di lantai paling bawah. Rasanya aku tak perlu melakukan diet setiap bulan, karena setiap hari aku harus berlari seperti ini.

"Ak.. akhirnya.. Sampai.. juga.." Aku sampai di depan Ruangan Syaoran. Aku sungguh lelah, nafasku terputus-putus karena berlari.

"Masuklah, Sakura. Kau sudah di depan pintu kan?" Ucap Syaoran dari dalam ruangan

"Ah.. baik."

Aku mengetok pintu sekali lalu membuka pintu berwarna emas itu. Terlihat sosok Syaoran yang sedang duduk dengan pakaian jas berwarna hitam dan dasi berwarna merah. Dia betul-betul tidak terlihat seperti murid kelas 1 SMA. Dia terlihat dewasa.

"Nah, mana teh yang tadi kusuruh kau bawa?" Tanya Syaoran

"Uh! A.. aku lupa saking paniknya.. maaf! Aku akan ke dapur dan membuatnya segera!"

Bodohnya! Aku lupa membuatkan teh untuknya karena terlalu semangat berlari. Dan sekarang, aku harus berlari LAGI ke lantai bawah untuk membuat teh di dapur. Bisa-bisa aku pingsan!

"Tidak usah. Sakura." Tiba-tiba Syaoran memegang tanganku dan menghentikan langkahku. Aku pun terdiam, aku tidak bisa berbalik atau beranjak dari tempat itu.

"Ah.. I.. iya?" Jawabku

Dia beranjak dari kursi tempat ia duduk, dan melepaskan genggaman tangannya. dia berjalan mendekatiku yang tak bisa berkutik. Apa yang akan dilakukannya? Kenapa tiba-tiba semuanya menjadi hening? Kenapa aku berdebar-debar?

"Sakura."

Tiba-tiba dia memelukku dari belakang. Aku terkejut, wajahku merona. Nafasnya begitu terdengar di telingaku, wajahnya dekat. Sangat dekat. Apa dia juga bisa mendengar debaran jantungku sekarang ini? Apa yang terjadi dengan mahluk ini?

"Sya.. Syaoran-sama?"

Tidak ada jawaban dari mulutnya yang biasa melontarkan kata-kata pedas itu. Dia melingkarkan tangannya, mendekapku dengan erat. Lalu kedua tangannya memegang sebuah pita yang terletak di kerah baju maid ku. Dan dia melepas pita berwarna merah itu, perlahan.. perlahan..

"Sy.. syaoran?! Apa yang kau lakukan?!" Aku reflek melepaskan pelukannya dan menamparnya dengan tangan kanan ku. Ouch. Pasti sakit.

"Kau.. berani sekali kau menampar Mastermu. Jangan salah paham. Kau pikir aku senang melihat Maid yang berpakaian tidak rapih dan bahkan memasang pita pun tidak bisa?"

"Ja.. jadi.."

"Aku hanya berniat membetulkan pita mu. Bodoh sekali. Berani juga kau menamparku."

Bo.. bodohnya! Aku sudah berpikir macam-macam. Apa yang aku lakukan?! Aku sudah mengira dia akan melakukan hal yang macam-macam (?) tapi ternyata aku salah paham. Aku sudah terlanjur menampar Master ku sendiri. Habis sudah..

"Ma.. maafkan aku, Syaoran.."

"Kali ini tidak apa-apa, kumaafkan. Tapi kalau kau berani bersikap kurang ajar seperti tadi lagi.."

Dia berbisik pelan ke telingaku

"Aku betul-betul akan melakukan sesuatu padamu, mungkin?" Ucapnya, sambil tersenyum seperti iblis.

Aku tercenggang.

"A.. APA MAKSUDMUUUUU?!!"

"Bodoh. Itu tidak mungkin kan? Kau ini gampang sekali dibohongi."

"Uh.. menyebalkan!"

"Apa, kau mau menantangku? Sa-ku-ra?" Kali ini dia tersenyum manis, senyum palsu. Semakin membuatku geram saja..

"YA! Aku menantangmu! akan kubuktikan dalam waktu dua tahun, aku akan menjadi Maid mu yang sangat sempurna, tak akan ada kesalahan dalam perkejaanku! Kalau aku menang, kau harus menuruti satu keinginan ku!"

Aku hilang kendali. Tanpa sadar aku berteriak, mengarhkan jari telunjukku ke muka nya, dan menantangnya. Aku bahkan sudah tidak peduli perihal dia adalah masterku atau bukan.

"Begitu, ya? Menarik juga. Kuterima.. tantanganmu." Jawabnya dengan enteng, dan senyumnya yang cool.

Mulai hari ini, aku akan berjuang! Akan kutunjukkan padanya, siapa yang akan jadi pemenangnya!

To Be Continued.