Pair : Ranmaru kurosaki and Ai Mikaze, sedikit scene Tokiya Ichinose dan Otoya ittoki –Uta no Prince Sama–

Warning : YAOI,Gaje,Shounen Ai,Boys Love,RAPE!, Gak tau lagi

Rate : M

Sinopsis : Lanjutan dari This Is Interesting Because You. Otoya-sensei meminta murid-muridnya menyampaikan perasaan pada teman sebangkunya, Ranmaru dan Ai yang tidak tau ttg tugas itu harus mendadak membuat kata-kata untuk satu sama lain. Tiba giliran Ranmaru dan AI untuk mengutarakan perasan masing-masing mereka, tapi Ai langsung berlari. Ada apa dengan Ai?! Yaoi! RanAi -utapri-.

NORMAL POV

"Ohayou~, Mika-chan.. sudah mengerjakan tugas dari Otoyan?" sapa Reiji saat memasuki kelas XI.1.

"Hm? Tugas apa? Aku tidak tau ada tugas dari Otoya-sensei, kapan dikasih?" tanya Ai dengan wajah polosnya, Reiji tampak berpikir sejenak.

"Tugas membuat kata-kata untuk orang yang kita sayangi, boleh puisi, pantun, lagu, atau hanya sekedar kata-kata. Ehm.. kalau tidak salah tugasnya dikasih sekitar 2 minggu yang lalu, apa kau tidak mendengarnya, Mika-chan?" Ai menggelengkan kepalanya, '2 minggu lalu, saat aku dan Ran bolos pelajaran? Ck,kenapa malah ada tugas seperti itu?' batin Ai kesal.

"Tugasnya dinilai hari ini lho. Lebih baik cepat dibuat sebelum Otoyan marah, Otoyan kalau marah serem lho. Aku keluar dulu ya, ada janji dengan Camus untuk menemaninya ke perpus. Jaa nee, Mika-chan" sepeninggalan Reiji, Ai menghela napas berat. Tiba-tiba kepalanya dipukul, lebih tepatnya dijitak.

"Aww.. ittai, apa yang kau lakukan?! Eh, Ran? Kenapa kau menjitak kepalaku?" marah Ai.

"Hahaha,,, aku hanya memberikanmu minuman, lagipula tidak baik pagi-pagi sudah melamun. Ada apa?" Ran menyondorkan sekaleng coffee pada Ai, lalu duduk disebelah Ai.

"Arigatou, aku memikirkan tugas dari Otoya-sensei."

"Tugas dari si merah itu? Tugas apa?"

"Tugas membuat kata-kata untuk orang yang kita sayang, boleh dalam bentuk apa saja. Aku bingung, aku sama sekali tidak pandai membuat kata-kata. Tugasnya dinilai hari ini pada pelajaran Otoya-sensei nanti." Jelas Ai panjang x lebar = luas persegi panjang #gk lucu ya?#

"Hanya itu? Kenapa bingung? Cukup sampaikan apapun yang ingin kita sampaikan pada orang itu, kata-kata itu sebenarnya tidaklah penting, yang penting itu perasaan yang ada dalam kata-kata si penyampai itu. Itu menurutku sih, hehehe.."

"Begitu, kalau begitu terimakasih, Ran-kun. Kata-katamu sungguh membantu." muka Ran sedikit merona melihat senyuman yang diberikan Ai saat mengucapkan terimakasih padanya.

Dokidoki de koware sou sen pasenLOVEHEY!The First Lesson in Saotome High School Will Starting – Are You Ready ?

"Minna-san, ohayou gozaimasu. Apa kalian sudah menyelesaikan tugas dariku?" tanya Otoya-sensei yang masuk ke ruangan bersama Tokiya-sensei.

"Ohayou, sensei. Sudah selesai!" ujar murid-murid kelas IX.1 bersemangat.

"Kita mulai dari Nanami-san dan Shibuya-san."

"Etto, sensei. Aku tidak tau bagaimana cara menyampaikannya, bisakah sensei memberikan contohnya?" tanya Nanami dengan pelan. Otoya tersenyum, lalu memberi isyarat agar Nanami dan Shibuya kembali duduk detempatnya dan meminta Tokiya-sensei untuk menemaninya memberikan contoh pada anak muridnya.

"Baiklah, aku dan Tokiya-sensei akan mencontohkannya, tolong diperhatikan dan ini hanya sekali siaran saja." Otoya maju perlahan mendekati Tokiya yang masih memasang wajah cool.

"To..Tokiya-san,, a-ano.. Maaf aku memintamu untuk menemuiku di jam pelajaran seperti ini. A-aku ingin membicarakan sesuatu padamu." Otoya-sensei tampak gugup,malu dan merona seakan didepan kelas hanya ada dia dan Tokiya-sensei.

"Katakan saja apa yang ingin kau katakan,Otoya-san."

"Etto.. aku.. aku menyukaimu,Tokiya-san. Aku menyukaimu sejak aku mulai menjadi guru disekolah ini, akumenyukaimu sejak kau mengajariku bagaimana berinteraksi dengan siswa, mengenalkanku pada sekolah ini, dan saat kau menyemangatiku ketika aku sedang terpuruk, ketika aku merasa gagal menjadi guru, kau menghiburku, mengatakan bahwa hal itu wajar saat kita baru menjadi seorang guru. Saat itu, aku sadar, bahwa aku menyukaimu, bahkan mencintaimu. Aku tau, aku seorang pria, tapi tidak masalahkan aku menyukai seorang pria? Aku tau kau akan menolakku, terimakasih sudah mendengarkanku, ku mohon jangan benci aku karena hal ini. Aku senang kau mau mendengarkanku. Arigato,Tokiya-san." Otoya-sensei menunduk dengan muka yang sedikit memerah, Tokiya-sensei hanya berjalan menuju Otoya dengan senyuman tipis, menarik tangan si rambut merah, membisikan sesuatu pada Otoya , " Akan kujawab pulang sekolah nanti" muka Otoya sukses memerah mendengar ucapan Tokiya.

"A – a,, kita lanjutkan pelajarannya." Otoya-sensei memanggil para muridnya berpasangan, hingga akhirnya tiba giliran Ranmaru dan Ai. Ai tampak kebingungan untuk mengucapkan apa yang ingin dikatakannya.

"Ada apa, Mikaze-kun? Apa ada masalah?" tanya Otoya-sensei bingung melihat Ai yang hanya diam.

"Ai-chan? Kau kenapa? Sakit?" tanya Ranmaru khawatir. Saat tangan Ranmaru hendak menyentuh kening Ai , tanpa sadar Ai berjalan mundur.

"Ma..Maaf,, aku tidak bisa." Ai berlari keluar kelas, tidak mempedulikan teriakan Ranmaru, Reiji , dan Otoya-sensei yang menyuruhnya kembali.

"Sensei, gomen. Aku permisi." Ranmaru berlari keluar mencari Ai, Otoya-sensei hanya melihat anak muridnya itu lalu kembali mengajar murid-muridnya setelah Tokiya pergi ke ruang guru karena dipanggil.

-Atap Sekolah-

'Ck,, kenapa aku malah lari? Kenapa aku malah takut mengungkapkan perasaanku? Kenapa aku ini?' batin Ai sambil menatap langit, bersandar pada sebuah kursi diatas atap sekolahnya itu.

Suara pintu terbuka, pintu yang menghubungkan atap sekolah dengan bagian dalam sekolah. Tampak sosok laki-laki tinggi berambut Silver terengah-engah menutup pintu tersbut.

"Ai-chan, apa kau sakit? Kenapa kau lari?" Ranmaru mengatur nafasnya perlahan, Ai tidak mempedulikan pertanyaan Ranmaru itu, masih menatap bentangan langit biru cerah yang berada didepannya.

"Ai-chan? kau kenapa?" tanya Ranmaru sekali lagi.

"Diamlah!" tiba-tiba Ai membentak Ranmaru, ia sendiripun terkejut bisa membentak orang yang diaa sayangi itu. Ranmaru sedikit kaget lalu kemudian menarik tangan Ai, mendorong tubuh mungil itu ke tembok/dinding.

"It's punishment time,Ai-chan. Bersiaplah." Ranmaru menahan tangan Ai ke atas si biru itu, kemudian menjilat pipi chubby Ai.

"LEPASKAN AKU,RAN! LEPAS!"

"Tidak, sebelum kau menceritakan apa yang terjadi padamu." Ranmaru melahap (?) pipi Ai lalu mencium bibir mungil Ai.

"Mmmph.. pas.. pmnnhp.. LEPAS!" Ai menggigit bibir Ranmaru, membuat kekasihnya itu langsung melepaskan ciumannya.

"Apa yang salah denganmu hari ini? Kau betul-betul butuh hukuman,AI-chan." Ranmaru langsung menarik celana seragam Ai, membalikan tubuh si mungil itu lalu memasukkan kejantanannya kedalam rectum Ai tanpa persiapan.

"ARGHHH! Ittai,Ra..n." Ai menjerit keras, dirasakannya tubuh bagian bawahnya terkoyak menjadi 2 bagian. Darah segar mengalir dari lubang rectum Ai, tapi Ranmaru tidak peduli. Ia terus menggoyangkan pinggulnya, menyondok rectum Ai dengan kasar, tidak peduli terhadap teriakan dan tangisan Ai.

"Hiks..Ran,,lepas.. sakit,Ran.. aku.. aku gak kuat..hiks.." Ai terus memohon pada Ranmaru untuk melepaskannya, rasa sakit pada tubuhnya kini ditambah oleh rasa kesal dan sakit dalam hatinya saat Ranmaru mengatakan suatu hal.

"Nggg.. tubuhmu nikmat sekali,Ai-chan.. nggg.." Ranmaru mengerang pelan saat rectum Ai meremas kejantanannya kuat.

Ai sudah tidak tahan lagi, digigitnya tangan Ranmaru yang mengunci tangannya lalu mendorong tubuh Ranmaru menjauh darinya, membuat kejantanan Ranmaru ikut tercabut (?) keluar dari rectumnya. Dengan tatapan dingin sambil menangis, Ai menatap Ranmaru.

"Aku. Bukan. Budak. Seksmu.! Ingat itu!" Ai pergi meninggalkan Ranmaru yang telah tersadar akan kekasarannya memaksa Ai tadi.

"Ai-chan,,Gomen ne." ucap Ranmaru lirih. Ia kemudian bangkit lalu berjalan pulangke rumah setelah mengambil tas nya. Dilihatnya gantungan robot berwarna biru muda yang pernah dibelinya saat melihat itu di toko, gantungan yang dibelinya karena mengingatkannya pada sang kekasih.

"Kenapa aku bisa lupa perasaan itu? Aku..aku benar-benar bajingan.. aku bahkan lupa, kalau aku menyukai Ai-chan dengan hati, bukan nafsu. Kenapa malah jadi begini? Kenapa?! ARgh!" Ranmaru berteriak frustasi saat mengingat hal-hal menyenangkan yang dilaluinya bersama Ai.

Sementara Ai hanya duduk diam dalam kamarnya –udah pulang–, memikirkan sifat Ranmaru yang berubah itu. Kata-kata yang diucapkannya pada Ranmaru masih terngiang dipikirannya.

"Gomen,Ran. Tapi aku harus mengatakan itu, maaf.. kumohon jangan berubah."

Apa yang akan terjadi pada hubungan Ranmaru dan Ai? Kenapa Ai marah pada Ranmaru? Tunggu Chap 2 nya ya.. :D

TBC

Gomennnnnn.. chap ini gak ada lemonnya dan juga gaje.. gomen ne,minna-san..

Untuk Fujo-san dan Baby-san karna mendukung saya. Untuk Minna-san yang lain,, mohon dukungannya juga ya. Arigatou.. Mohon reviewnya lagi ya.

.T.Y.