Summary: Setelah kesialan berlipat ganda yang diterima oleh Kardia, kira-kira siapa yang akan menerima kesialan selanjutnya? Akankah hari baru ini akan mendapatkan new bad luck king atau...

Disclaimed:

Saint Seiya belong to Masami Kurumada

Saint Seiya The Lost Canvas belong to Shiori Teshirogi

A/N: gomen lama gak muncul minna, ini muncul aja pake acara setengah culik laptop anak orang setengah nyolong jam ngerjain tugas pake komputer keluarga sama ganti akun #digebukortu

Gombal Competition

Chapter 6

"Kar, jangan mampus lu Kar, elu masih ngutang makan siang sama gue gegara kemaren kalah lomba renang."

Suara memelas nan gaje terus keluar berulang kali dari seorang pemuda berkuku panjang membahana dan memiliki rambut yang luar biasa fluffy. "Kar, awas kalo lu mampus Kar, sumpah di Cocytus sana nanti gue tusuk-tusuk elu pake Antares 100x."

Owh, ternyata masih saja ada lanjutannya, kali ini Scorpio abad 20 itu menepuk-nepuk pipi inkarnasinya dengan keras, "Kar, lu denger ucapan gue kan? Woi Kar jangan mampus!" Panik? Apa seorang Scorpio Milo panik? Apa dunia sudah terba—

"RESE' WOY! GUE CUMA MOLOR BUKAN MAMPUS!"

*BRANG! PRANG! BUK!*

"GYAAAAAAAA!"

Oh my God, sebaiknya kita berdoa supaya Milo tetap masih hidup setelah dilempar berbagai barang yang bisa dijangkau Kardia, walau sebonyok apapun muka dan badannya nanti, kishishishishi.

\(_\) \(_)/ (/_)/

"Astaga, mereka ribut amat sih? Gak bisa diem apaan?"

Whooops, sepertinya ada teman seangkatan/? Milo yang sedang IMS. Jelas terlihat dari raut wajahnya yang tidak senang, "Abang si kalajengking bego itu udah mampus? Kalo iya gue potong kambing Shura buat ngerayainnya."

"Woi! Jangan kambing gue, Li!"

Sebuah lemparan ember berhasil mengenai kepala Aiolia, sementara sang 'korban' memandang pelaku penganiayaan itu dengan kesal, "Terus apaan? Dombanya Mu gitu?"

Sebuah death glare mematikan langsung dilempar sang ahli reparasi Cloth kepada reinkarnasi Regulus yang manjanya ngalahin singa unyu itu,"Kamu mau saya buang kemana Aiolia? Itu domba yang saya rawat dari kecil." Death glare tersebut sukses membuat Aiolia mingkem semingkem mingkemnya

"Gimana kalo kebonya Alde?"

"Ya elah, kebo mana? Alde kagak ada melihara kebo keles." ucap Kanon yang main asal nimbrung malah membuat Aiolia ingin membuangnya ke kolam ikan terdekat, namun niatnya dihentikan oleh usulan DM, "Ikannya Dite gimana?"

Ide tersebut langsung disambut dengan penolakan seluruh saint yang ada, "Kagak ah, ntar kita kena cium semua. Merinding gue." namun sang Cancer abad 20 tersebut masih belum menyerah, "Kalo ikannya Albafica?"

Ucapan kepiting abu-abu itu membuat Minos langsung bangkit dari tempat duduknya (Yang pastinya selalu di dekat Albafica) sambil menyiapkan tali-tali benang/? di ujung jarinya, "Mau kena Cosmic Marionette gue lu semua?"

#BLETAK

Albafica mengibas-ngibas tangannya yang merah sambil menahan nafsu untuk membuang Minos ke kolam terdekat dan terpaksa puas dengan benjol sebesar telur ayam di kepala specter sedeng nan mesum satu itu "Maaf, ikan saya beracun."

Kurang memperdulikan ucapan si cantik nan beracun dari abad 18 itu, Aiolia dan Kanon merinding sambil memeluk abang masing-masing "Wa- walah, tu si Minus."

Mendengar namanya diubah sesuka hati sang pemegang surplice Griffin itu langsung bangkit walau dengan muka bonyok kayak habis dijadiin samsak tinju,"Nama gue Minos! Bukan Minus!"

"Minus! Soalnya otak lu rada minus!"

"Non! Otaknya emang udah minus keles! Pake amat sangat minus lagi!"

"Oh iya, lupa gue Li!"

"Btw masalah potong-potongannya, gimana kalo kambingnya Bang Cid sama Cula?"

"Hah? Cula mana?"

"Shu~ ra~" Alde main nyambung sambil ngelaguin nama Shura, Kanon ngangguk-ngangguk lagi lalu teringat satu hal, "Eeeh apa lo bilang? Kagak! Mau kena Excaibur? Lagian kan tadi udah dari awal nyaranin itu tapi Shura nolak!"

"Kalo gitu kepitingnya DM ajalah!"

"Oooh, loe semua pada mau mati ya? Oke! Gue kasiin kepiting gue! Abis itu gue pajang kulit muka loe-loe semua di kuil gue, myowahahahahahaha!"

"SOMVRET LO KEPITING SIYALAN!"

BAK! BIK! BUK! BRAK! BRAK!

Ckckckckck, kasihan Rin, pacarnya jadi bahan gebukan orang. Oh lupakan nasib DM yang jadi samsak massal, kalau diperhatikan baik-baik, tidak ada satu OC-pun terlihat kali ini, bahkan suasana hotel itu terlihat lebih sepi dari biasanya, kira-kira kemana mereka semua?

\(_\) \(_)/ (/_)/

"Demi Odin, ributnya..." gumam seorang gadis berambut ungu gelap yang sejak tadi duduk manis menyaksikan kerusuhan yang dibuat para bocah emas dari mini-computer yang dia pegang. Tawa kecil meluncur di sampingnya membuat gadis itu menolehkan kepalanya, "Apa?"

"Mereka memang seperti itu lho, Kosmos. Hyper active pake banget."

"Ternyata nggak jauh beda dengan para God Warrior."

Gadis di sampingnya mengibaskan rambut tebal belangnya ke belakang, "Sama-sama manusia kan? Sama-sama ada sisi gila nan kocak plus gaje gak ketulungan. Dan ngomong-ngomong kenapa kau memutuskan untuk ikut shopping denganku, imouto?"

"Liburan. Sekaligus hukuman dari Hilda-sama karena sudah membanting 4 God Warrior sekaligus." Kosmos menjawab tanpa sedikitpun rasa bersalah, malah gadis ninja itu terlihat puas dengan apa yang sebelumnya ia lakukan. Sweet Athena, Hades-sama... memangnya korban bantingan itu mahakarya apa!?

Rhea menghela nafas sambil sweatdrop mendengar ucapan dari anak bibi angkatnya, oke kebiasaan membanting -semua- cowok itu harus segera diubah —atau setidaknya dikurangi– sebelum tulang belakang siapapun yang dibanting gadis di sampingnya mengalami kerusakan permanen, "Jadi ceritanya seperti apa?"

Flashback

Pagi bersalju di Asgard merupakan hal biasa, namun ada yang tidak biasa dari tiga God Warrior yang sedang berkumpul dan berbisik-bisik di dekat patung Odin. Kelihatannya mereka sedang menghadapi masalah serius berupa pencurian daging.

"Bayangin aja, saking udah gak keitungnya sampe bosan gue ngedapet daging gue diembat sama peliharaan-peliharaannya Fenrir!" Surt yang dari tadi diam langsung memandang Sigmund, "Lah, berarti yang kemaren makan daging hiu gue?"

Dengan tangan gatal hendak menggeplak kepala rekannya yang bisa jadi lemot setengah mati, Sigmund mencubit pipi Surt sekuatnya dengan gemas, "Ya serigala-serigalanya Fenrir lah Surf!"

Mendapat perilaku tak berkemanusiaan tersebut, Surt memberontak sambil memasang wajah unyu yang membuat siapapun semakin gemas, "Gaaah! Jangan cubit-cubit! Mahal! Lagian nama gue Surt, kamvret! Surf itu detergen!"

Siegfred menghela napas sambil memberi tepukan lembut di kepala Surt, "Iya, nama elu Surt. Eikschnir Surt." Mendengar ucapan Siegfred dalam hati Surt merasa lega, masih ada rekan se-Asgard yang memanggilnya dengan nama asli, "Ah, Siegfried, kau memang baik."

"Kagak, gue ganti. Nama elu Smurf!"

"Bwahahahaha! Rasain lo Surf! Kena PHP-in itu enak banget kan?"

"Gak abang, gak adek sama-sama kampret! Emangnya gue biru di mata kalian?!"

"Iya, biru. Apimu."

"Dan Camus tercintamu juga biru! Lu kok lupa sih kalo pacar/? elu warnanya biru ?"

"Ember!"

Ribut-ribut antara Surf—salah, maksudnya—Smurf—salah lagi, maksudnya—Surt, Sigmund dan Siegfried memancing rasa penasaran Freya, "Kalian bertiga kenapa sih? Kok ribut-ribut kayak Asgard bakalan tenggelam?"

Ketiga God Warrior yang sudah saling jewer menjewer dan cubit mencubit itu segera menghentikan aktifitas mereka dan Sigmund langsung menjawab gadis itu, "Errr, tidak kok Freya-sama, apa anda melihat Fenrir?"

"Fenrir lagi main-main sama semua serigalanya."

Dengan kecepatan penuh dan ucapan terima kasih yang terdengar sayup-sayup dan sekilas di telinga gadis berambut emas itu, para korban serigala kelaparan Fenrir –yang diduga sudah 7 tahun enggak dikasi makan sama aktor GGS jejadian itu– langsung mencari sang pemilik yang digosipkan aktor GGS gak jadi tersebut.

.

.

.

"OI FENRIR!"

"WOI WOLVERINE!"

"WOY ALIANDO!"

#GUBRAK

Fenrir langsung bangkit sambil melempar berbagai batu es kepada dua pelaku terakhir yang memplesetkan mananya seenak dengkul mereka, "NAMA GUE ALIOTH FENRIR, WOY! EJA YANG BENER A-L-I-O-T-H F-E-N-R-I-R! PADA KAGAK LULUS TK APAAN KALIAN BERDUA!?"

"Ruese' lu serigala ubanan! Serigala-serigala elu kan yang tukang makan daging hiu gue!? Tau gak lu gue mesti berendam dalam samudra Antartika selama 6 jam dulu buat dapetin tu daging! Untung gue punya api gue plus udah ngerasain Freezing Coffin Bebeb Mumus gue! Kalo kagak entah gimana jadi gue, LU TAU GAK SAKITNYA TUH DIMANA HAH!?"

Ucapan Surt ditambah tindakan mengangkat kerah baju plus plus guncangan ala gempa bumi/? untuk Fenrir membuat kedua bersaudara yang tersisa sweatdrop dan jawdrop, sementara sang korban harus menerima nasib teler karena guncangan gempa dadakan yang dia terima.

"Woiwoiwoiwoi—Surf—I mean Smurf—I mean Expired Surf—BLAH! EIKSCHNIR SURT, PACAR TERSELUBUNGNYA SIGMUND, BERENTI! BUKAN SERIGALA GUE KELES!"

Siegfred yang mendengar ucapan Fenrir langsung menarik kerah sang abang dan menatapnya dengan deathglare paling mematikan miliknya, "Bang! Lu pacarin detergen expired itu tanpa sepengetahuan adek elo!?"

"Kagak! Woy Aliando! Lu ngefitnah jangan sembarangan!"

"UDAH GUE BILANG NAMA GUE ALIOTH FENRIR! A-L-I-O-T-H! ALI—"

"—ANDO! Lu serigala rese'! Nama elu susah amat! Gue plesetin ke artis keren malah lu tolak!"

"Tau' tuh si Wolverine!"

#GUBRAK

"KAPAN GUE MUNCUL SEBAGAI X-MEN!? ...Eh, tapi boleh juga sih..."

"BAZENG LU SERIGALA JEJADIAN!"

Seiring berseminya/? teriakan-teriakan membahana dari keempat Asgardian itu ke langit bersalju abadi Asgard, Kosmos dan Baldr yang baru kembali dari salah satu misi pemberian Hilda mendekati tempat kejadian perkara/? dengan kepala yang terasa dihantam palu berton-ton karena teriakan mereka.

"Hei, hei. Kalian ngapain berantem?"

Pertanyaan dari gadis berkulit eksotis yang entah sejak kapan mengabdi kepada Hilda itu sayangnya tidak ditanggapi, malah pertempuran/? keempat God Warrior itu semakin memanas layaknya api yang dicuri Prometheus sehingga memunculkan urat kekesalan di dahi Kosmos, namun karena semakin lama waktu berjalan dan keempat God Warrior itu masih belum berhenti...

"Baldr, aku diamkan mereka dulu."

Dan dalam beberapa detik tubuh para perusuh sudah terhempas ke tanah dengan indah/? diiringi melodi patahan yang cukup keras, membuat Baldr harus menyensor kedua matanya, sementara Kosmos berdiri dengan tenang di antara korban-korbannya sambil menepuk-nepuk kedua tangannya.

"Selesai."

.

.

.

"Jadi... Kosmos, kamu membanting mereka berempat karena kesal?"

Anggukan kecil dari Kosmos menjawab pertanyaan sang representasi Odin. Sementara wanita itu menghela nafas sambil memijat kepalanya, "Hmmm... mereka hanya mengalami patah tulang ringan, tapi kamu tetap harus dihukum, Kosmos. Karena saya masih sangat membutuhkan Siegfried." Mendengar ucapan Hilda, beberapa God Warrior jawdrop karena berpikir bahwa gadis itu sepertinya hanya membutuhkan Siegfried.

Baldr langsung membuka suara, takut kalau Kosmos diberi hukuman yang melelahkan, "Apapun hukumannya, tolong jangan tambahan misi, Hilda-sama. Princess baru saja pulang."

Hilda tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, dia tidak setega itu sampai membuat gadis kesayangan Baldr kelelahan karena hukumannya, "Tidak, dia harus liburan bersama teman dari Underworld-nya."

Kosmos dan Baldr menghela nafas lega, sebelum kembali bergidik saat didekati salah satu bawahan Hilda yang diyakini sebagai kolektor pedofil dari belakang. "Selamat bersenang-senang, Kosmos-chan."

"...Pedoreas, kubunuh kau."

"Cukup, Baldr. Loki-sama juga. Aku tak ingin mengorbankan dokter kita satu-satunya dan menambah jumlah pasien Fab-ner."

"Tunggu... mereka sama... FAFNER?!"

Kosmos hanya mengangkat bahu, lalu berjalan meninggalkan ruangan sementara Andreas (yang masih ditinggali Loki) dan Baldr sudah merinding hard rock membayangkan nasib para korban bantingan Kosmos.

End Flashback

"Astaga... Jadi sekarang mereka?"

Kosmos menggelengkan kepalanya, "Dirawat di lab Fafner." jawaban gadis itu memancing kerutan di dahi murid Gemini Paradox-Integra tersebut, "Yang mana tuh? Kok kayaknya pernah liat deh."

"Yang bongkok dan juga creepy."

"Yang nyandera Mu-nii-chan itu?"

Anggukan kecil menjawab pertanyaan Rhea, sesaat kemudian gadis berambut panjang membahana itu menggembungkan pipinya pertanda gadis itu tidak suka, "Dia jelek, jahat, gak berperasaan, gak salah tuh ntar mereka kena racun?"

"Tenang saja, ada Freya-sama dan Hagen kok. Andreas-sama mau membantu, tapi dia sedang sibuk dan ada sedikit gangguan dari Loki."

"Oke." Senandung riang menggantikan pouts kekanakan Rhea, dalam hati berharap ada sesuatu yang lucu menimpa Hagen, mengingat pemuda itu 11-12 otaknya dengan Hyoga. #jahatnyakaunak

Iris dark purple-nya menatap layar smartphone yang dia pegang, kemudian dia menatap gadis berkulit tan di sampingnya, "Makan yuk, Kosmos~"

Ucapan Rhea membuat matanya berkilat, kemudian sebuah kata yang nyaris dapat dipastikan meluncur dari bibirnya, "Coklat!"

"Brownies!"

Baik, sekarang mari kita tinggalkan mereka berdua. Karena sepertinya setelah ini toko-toko camilan akan kehabisan stok kue coklat mereka.

(TsukiRin: Disambar duo monster coklat itu... #dicekik)

\(_\) \(_)/ (/_)/

Back to the Gold Saints

Setelah Mu 'mengurus' DM yang baru saja menjadi samsak massal, seekor kucing/? mendatangi mereka, "Oi, Regulus-nya~ kenapa kalian gak ngumpul dan main sambung kata aja? Daripada diam-diam gini kan gak seru."

Regulus yang sedang asyik-asyiknya melamun mikirin pacarnya yang menghilang langsung jatuh kejengkang dengan super gak elit, "A- e- kok ada specter di sini!?"

Kucing nyasar itu langsung cemberut, "Aku kan cuma mampir-nya~, soalnya ada gosip baru-nya~" oh, abaikan akhiran '-nya~' specter itu, satu-satunya specter kucing yang dikenal Regulus hanya Caitsith Chesire!

"Ngapain elo kesini heh kucing kurus? Mau kena terapi akapuntur Antares?"

Kardia yang baru bisa bangkit dari tempat tidurnya langsung merasa semangat 45 karena seekor mangsa datang secara sukarela ke tempatnya/?, namun dia harus mundur karena di belakangnya sudah ada Pandora dan Rhadamanthys.

"Kenapa mendadak kita kedatangan tamu?"

Pandora menunjukkan sebuah undangan yang dilengkapi dengan tanda khas Ringo, yaitu cap buah apel merah segar menggoda/? Kepada para Goldies, "Kalian kira cuma kalian yang ikut? Kudengar banyak yang ikut dan salah satunya ada Kronos."

Aiolia yang mendengar ucapan Pandora langsung menghampirinya dengan kecepatan kilat, "K- K- Kronooossss?" Pikirannya melayang kepada Lithos, pelayan sekaligus adik yang dia sayangi selain Aika. Di satu sisi dia bersyukur karena Lithos tidak ikut, tapi di satu sisi dia juga khawatir kalau tiba-tiba Lithos diseret siapapun datang kemari.

'Aku harus melindungi Lithos!'

(Note: Aika: OC)

"Intinya kalian akan terkejut jika melihat yang lain datang kemari."

Milo mengerutkan dahinya, dia memandang Pandora dengan penasaran, mungkin beberapa karakter minor seperti Lionet Soma atau Galant atau Lithos sudah biasa, tapi tidak mungkin kan perempuan ular satu ini mendadak membawa seseorang kembali dari kematiannya?

Melihat reaksi Milo dan beberapa saint membuat Pandora tertawa, kemudian dia menjentikkan jarinya dan sedikit menyingkir. Terlihat seorang gadis datang menghampiri mereka, rambut putih panjang yang nyaris menyentuh lantai, wajah rupawan dengan bibir berwarna peach serta mata yang mirip dengan kristal itu seolah membuat jantung Camus berhenti berdetak saat melihatnya.

"Serena..."

\(_\) \(_)/ (/_)/

Nitsuki tersenyum sambil mengamati tabnya, kedatangan Serena memang merupakan salah satu dari sekian banyak rencananya, mungkin ini memang tidak adil bagi Thea yang masih dalam tahap PDKT dengan sang Aquarius, tapi dia ingin melihat apakah Camus pantas menerima gadis berkulit tan itu atau tidak, tidak mungkin dia membiarkan temannya menjadi bayangan dari gadis lain yang (diakuinya) memiliki pesona yang tidak dimiliki temannya.

Iris dark purple-nya jatuh kepada Thea, dia memiliki tubuh yang kencang dan rambut bergelombang yang selalu diimpikannya, iris orange sunset-nya yang berkilau sedikit keemasan saat sedang bersemangat membuat siapapun akan berhenti sejenak untuk memperhatikan warna indahnya ketika kilauan itu terlihat tanpa sengaja oleh mereka, belum lagi warna rambutnya yang sewarna madu. Ditambah dengan kulit tan eksotisnya yang membuatnya berpikir tentang lelehan coklat (lupakan pemikiran aneh Nitsuki), semua itu memberi nilai plus kepadanya.

Sekali lagi dia memandang Serena dari layar tabnya, kulit gadis itu agak pucat, dengan rambut putih dan warna mata yang membuatnya teringat akan kristal berkualitas tinggi yang berkilaukan, ibu kandung Siria memiliki nilai plus di sisi yang berbeda, ditambah lagi sifat mereka mungkin berbeda 180 derajat. Mungkin jika diibaratkan, Serena adalah bulan dan Thea adalah matahari. Lalu persamaan mereka adalah menaruh hati kepada balok es yang sama.

Gadis itu menghela napas, kemudian dia menyimpan tabnya dan menghampiri Thea yang masih memilih beberapa pakaian di sektor remaja. Koleksi-koleksi terbaru dan lengkap ada di mall ini, mereka sudah pergi keluar pulau dari pagi dan hanya meninggalkan secarik pesan di depan pintu kamar masing-masing. Kalau tidak bisa dijamin rencana hang out khusus para gadis akan dirusak oleh para kakak yang over protective setengah mati.

"Oi Nitsu, lu kangen apa sama 'suami' elu? Diem mulu, ntar baju loli kesukaan elu habis diembat orang, ngomel sepanjang bulan." Celetukan yang cukup menusuk hati dari Thea membuat gadis itu menghela napas, tapi ucapan Thea memang benar, dia pernah ketinggalan satu mode pakaian loli yang manis dan berhasil membuatnya kesal selama sebulan meskipun dia sudah memesan pakaian yang sama sebelum stok kedua datang.

"Iya iya, aku pilih baju dulu, jangan tiba-tiba ngabur ke Camus ya."

Godaannya tepat mengenai sasaran, wajah Thea langsung meranum merah, sementara Kana dan Ringo cekikikan melihat reaksi sang Ara, malas meladeni keusilan gadis yang sering dijulukinya rambut hutan itu, Thea berpura-pura kembali berkonsentrasi dengan pakaian yang akan dia pilih. Namun...

"Thea-mama kenapa mukanya merah begitu?"

"M- m- mama gak kenapa-napa kok!"

\(_\) \(_)/ (/_)/

"Serena..."

Pria berambut turqoise itu menatap gadis di depannya dengan tidak percaya, sementara yang lainnya hanya terdiam, Milo diam bukan karena terkejut, tapi karena cemas akan apa yang terjadi setelah ini.

Tiba-tiba Camus langsung memeluk erat gadis itu, seolah tidak mau melepaskannya lagi. Perilaku yang diluar karakternya itu membuat nyaris semua orang terbelalak, Deathmask yang awalnya hendak protes memutuskan diam ketika Aiolos memberinya isyarat untuk tidak mengganggu Camus saat ini.

Diam menjadi teman mereka selama beberapa menit, perlahan Camus melepaskan pelukannya dan mengelus pipi Serena, "Aku merindukanmu..." beberapa saint membeku total di tempatnya, Deathmask menatap Camus dengan tidak percaya. "A- e- i- itu... itu..."

Dite dan Shura menepuk pundak Deathmask bersamaan, kemudian kepiting itu menunjuk Camus sambil berteriak keras, "LU NGAPAIN BALOK ES!?"

\(_\) \(_)/ (/_)/

Setelah semua kembali dan berkumpul di ruang pertemuan, Nitsuki tersenyum di ujung meja makan sambil menatap ke seluruh ruangan, "Jadi, ada beberapa peserta yang baru datang, mungkin kalian masih ingat dengan Kronos dan Lithos."

Tangan gadis itu melambai ke arah Kronos yang memakai wujud manusianya, dewa bertubuh remaja kecil itu duduk di pojokan meja sambil terus menatap Lithos yang sedang duduk di pangkuan Aiolia, siapapun yang di dekat mereka mengeluarkan keringat melihat tatapan tajam Aiolia ke Kronos, kalau pandangan manusia bisa menyetrum orang mungkin Kronos sudah terkena setruman yang bisa jadi menghanguskan badannya luar-dalam.

(TsukiRin: Aku serius lho. (b*w*)b )

"Selain itu Thanatos, Rhadamanthys, dan Minos secara resmi juga diikutkan sebagai peserta kompetisi kita."

Minos sudah berusaha mencium pipi Albafica, sementara yang bersangkutan langsung meninjunya sampai menabrak dinding di belakang kursinya. Rhadamanthys hanya bisa mengusap wajahnya melihat kelakuan kakaknya sambil membatin, 'Ya Hades-sama...'

"Dan yang terakhir adalah Serena..."

Semua pandangan mata di dalam ruangan itu memandang ke arah gadis berambut panjang yang duduk di samping Camus, beberapa tersenyum kepadanya, ada yang menganggukkan kepalanya. Sementara ada juga yang berbisik satu sama lain, Siria yang duduk di dekat Serena hanya tersenyum polos sambil menatap ibu kandungnya.

Nitsuki tersenyum sambil mengangkat gelasnya, "Sa~ let's start our party tonight!"

Semua mengangkat gelasnya sambil tersenyum lebar, berbagai jenis gelas dengan berbagai jenis minuman dipegang tangan kanan mereka. "Kanpai~!"

Pesta berlangsung dengan meriah, nyaris semua orang menikmati pesta itu, kecuali Yoru yang mendadak dikirimi segunung berkas dan proposal yang harus dia periksa menggantikan Julian –yang sedang plesir entah kemana bareng Sorrento-, Thanatos yang lebih memilih membaca di sudut meja makan, Rhade yang mengawasi Minos, serta Thea yang mendadak jadi murung total.

Ajaibnya Rhea menikmati pesta itu bahkan dia mau duduk di tengah-tengah Defteros dan Aspros yang sedang menikmati makanan mereka, sementara sang diva berambut belang itu menikmati jus apelnya setelah dilarang mati-matian mencicipi wine. #ifyouknowwhoimean

Sementara itu Kana terus menempel kepada Thea, menjaga sang kakak, kalau-kalau saja ada godaan shinigami pirang a.k.a Thanatos yang sekarang berpura-pura sibuk dengan buah caturnya, maka dia siap memanggil batalion tengkoraknya. Deathmask yang melihat tingkah adik bungsunya hanya mengangkat bahu dan kembali meminum wine-nya.

"Ooi~ gimana kalau kita adain lomba minum wine?"

Para pengacau langsung memandang ke arah suara itu, sementara Thea –yang menantang mereka- menyeringai sambil mengambil sebuah botol wine yang masih penuh. "Kalian berani?" Kardia menyeringai sambil mengambil sebuah botol lainnya, "Kau akan kalah, bisa apa perempuan dalam lomba tanding minum?"

Manigoldo, Deathmask, Milo, Aldebaran, Hasgard mengambil botol wine masing-masing, Nitsuki yang baru saja hendak mengambil bagian langsung dihentikan oleh Aphrodite. Sambil manyun gadis itu menatap lurus ke arah para kontestan lomba minum dadakan tersebut. Hey, dia ingin membalas ucapan Kardia dan membuat kalajengking itu hangover keesokan paginya!

"Bersedia? Siap? Mulai!"

Masing-masing kontestan langsung meminum botol demi botol wine yang ada di dekat mereka, ukuran besar botol itu membuat pertandingan semakin menarik, terlebih lagi wine ini dibuat pada abad 18. Apakah ini akan menjadi keuntungan bagi Kardia dan Manigoldo?

Aiolia dan beberapa saint yang tidak ikut berlomba malah menonton mereka, mereka saling berdebat siapa yang akan bertahan sampai akhir. Masing-masing menjagokan saint dari abad masing-masing.

"Mmmm, kalau tidak salah Manigoldo sering ke bar deh, pasti Manigoldo yang menang!"

Ucapan riang Regulus membuat beberapa yang tidak yakin akan kemampuan minum Kardia menganggukkan kepala, sementara Aiolia berbisik dengan Kanon sambil melirik ke arah Deathmask yang sudah mengambil botol keduanya.

Ringo menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah kekasihnya, dia hanya bisa berharap agar tidak ada keributan yang membuat ruangan itu hancur.

\(_\) \(_)/ (/_)/

3 jam kemudian.

Semua kontestan telah tepar di tempat mereka, Kardia tepar duluan setelah menghabiskan 2/3 botol keempatnya Milo sudah dihajar Sophie dan Shizen saat meminum botol keempatnya, Manigoldo yang dipergoki Katarina terpaksa mundur saat botol ketiganya baru habis, Deathmask berhenti saat melihat ekspresi Kana yang mulai tidak enak dan saat itu dia baru meraih botol keempatnya, Thea langsung diseret pergi oleh Thanatos setelah menghabiskan botol kelimanya. Hasgard dan Aldebaran menang dengan meminum 9 botol berturut-turut tanpa henti.

Aiolos dan Sisyphus menggaruk kepala mereka, saling pandang setelah melihat betapa berantakannya ruangan itu seusai pesta. Sepasang reinkarnasi itu menghela napas lelah, "Nasib..." Sisyphus mengangkat bahunya sambil tersenyum pasrah, kehancuran yang dihadapinya sekarang dua kali lipat daripada yang biasa dihadapinya di abad 18. "Inilah nasib menjadi yang paling tua."

Sementara yang lain sudah tidur, sepasang Sagittarius itu membersihkan ruangan dibantu oleh Ringo dan Nitsuki. Well, hari ini berakhir dengan berbagai keributan tanpa ada yang berhasil meggombal.

~~~To Be Continued~~~