Kuroko no Basuke Fanfiction

"Realm of Death"

Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi

Rating : T

Warning : AU/Fantasy/Shounen-ai

A/N : Minna-san, Konnichiwa ~ Rencananya cerita ini bakal jadi multichapie baru yang author buat. Tapi, karena mulai bulan febuari ini author akan semi-hiatus, jadi author ga tau bakal lanjutin cerita ini cepet atau lama. Gomen ne *bow*

Happy Reading all,

With Love,

Zelvaren Yuvrezla a.k.a renchanz


.

.

Pernahkah kau mengetahui, diantara dunia yang kita diami saat ini, terdapat sebuah dimensi lain?

Dunia yang berbeda dengan Bumi kita berdiam, tempat dimana 'kematian' akan menunggumu disana. Tempat itu bukanlah sebuah Surga maupun Neraka. Itu adalah tempat dimana seorang 'Player' akan berkumpul dan meminta sebuah 'Wish' pada 'Emperor'.

Tatkala, seseorang pernah keluar dari tempat tersebut. Satu permohonannya dikabulkan oleh 'Emperor'. Tetapi, sampai sekarang tidak ada seorangpun yang mengetahui siapa, dan apa permohonan yang telah dibuatnya.

Maka dari itu, kini cerita tersebut menjadi sebuah Urban Legend baru, sebuah dimensi baru yang disebut sebagai "Realm of Death".

.

.

.

If, there is a place that can revive the precious one that died a long time ago,
Would you go and seek it? To call again the person that left you behind in this world?

.

.

.

.

oOo Realm of Death oOo

xXx Prologue xXx

.

.

Dibalik sebuah pepohonan yang menjulang tinggi, terdapatlah 2 orang pemuda yang tengah duduk bersebelahan. Pemuda dengan surai Blonde terlihat tengah menyenderkan kepalanya pada pemuda bersurai Navy.

Suasana ditempat itu terlihat begitu menyeramkan. Tempat yang nyaris tidak memiliki hawa kehidupan. Banyak pohon yang terlihat kering dan mati berada disisi mereka. Beberapa kabut pun menghiasi tempat tersebut. Bila, sosok makhluk hidup berada disana, pastilah kehidupan mereka tidak akan bertahan lama.

"Ne, Aominecchi. Sebentar lagi 'New Game' akan dilaksanakan oleh 'Emperor'. Aku tidak ingin berpisah denganmu-ssu." Ucap pemuda tersebut dengan suara yang lirih.

Pemuda dengan Surai Navy memeluk Kepala pemuda bersurai Blonde tersebut dari samping, Menuntun kepala tersebut untuk mendarat dengan mulus di dadanya yang bidang.

"Aku tahu, Kise. Sebenarnya aku tidak ingin berpisah denganmu. Tetapi kita adalah 'NPC' dan takdir kita akan menjadi lawan atau kawan hanya tergantung pada 'Player' yang memilih kita menjadi 'Guardian' mereka."

Kise menghela nafas kecil, ia menutup kedua matanya secara perlahan.

"Kuharap, tahun ini aku bisa berjuang bersama denganmu, Aominecchi."

"Aku juga, Kise," Kilat Sapphire dari pemuda berkulit Tan tersebut memandang tajam kearah sekitar, sebelah tangan yang ia letakkan di tanah kini mengepal dengan keras. "Aku tidak ingin berpisah denganmu."

- xXx -

Pemuda bersurai Raven memandang hampa danau yang berada didepannya. Sebelah rambut menutupi iris hitam yang senada dengan warna rambutnya.

"Sebentar lagi 'New Game' akan tiba," ucap pemuda tersebut. Ia menutup matanya sesaat lalu berdiri. Ia mengikat sisi lengan dari baju yang ia gunakan, pakaian yang menyerupai sebuah Hakama. Setelah ia mengikat bagian lengan tersebut, ia menutup matanya dan berjalan menuju danau tersebut.

Kakinya melayang diatas air, ia tetap berjalan hingga ketengah danau.

Lalu, setelah ia sampai, sebuah tarian yang begitu indah tampak ditengah danau tanpa kehidupan tersebut, seolah mengabaikan sekitarnya, pemuda tersebut menari dengan indahnya. Beberapa kepingan gambaran kini terpantul dari air yang diinjaknya saat ini.

Engahan nafas kini terdengar dengan jelas, ia bahkan belum sempat menyelesaikan tariannya. Tubuhnya rubuh secara otomatis di tengah danau. Tepat melayang diatasnya.

"Tahun ini, setelah sekian tahun berlalu dari akhir 'End Game' sebelumnya, sesuatu hal besar akan terjadi pada 'New Game' saat ini."

Mata pemuda tersebut kini menatap tajam kearah langit. "Aku harus memberitahu 'Emperor'."

- xXx -

Sebuah kaki mendarat dengan mulus dari langit. Ia berjongkok sesaat sambil melihat keadaan sekitarnya. Pemuda dengan iris Amethyst kini menengok kearah kiri dan kanan dengan cepat. Raut wajahnya langsung berubah menjadi bahagia ketika ia menemukan apa yang ia cari.

"Makanan~" Ucapnya dengan riang. Ia langsung mengambil beberapa buah yang berada disana. Dengan tingginya yang agak tidak lazim, mempermudah dirinya untuk meraih buah dari pohon yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiam.

"Setelah berpindah dari beberapa 'Dungeon', akhirnya aku bisa menemukan tempat yang bisa kuhinggapi~ Sekarang, aku tinggal menunggu hingga 'New Game' akan berlangsung~"

- xXx -

"Shintarou, sebentar lagi gerbang 'New Game' akan terbuka." Seseorang mengucapkannya dibalik sebuah kegelapan. "Aku ingin kau membunuh 'Player' yang tidak memenuhi kriteriaku. Mungkin beberapa diantara kalian semua telah ada yang kupilih untuk membantumu juga."

Pemuda bersurai Turquoise itu tercekat, ia memandang sosok yang berada didepannya itu dengan pandangan tidak percaya. "T—Tapi membunuh itu.."

"Kau ingat peraturanku saat ini, Shintarou? Karena aku adalah absolute, aku berhak memilih siapa yang akan menjadi 'Sacrificed' selanjutnya. Dan, kau, sebagai 'NPC' hanya hidup untuk mengikuti perintahku. Kau mengerti?"

Untuk sesaat, rona wajahnya kini terhalang oleh kilat dari kacamata yang dikenakannya. Pantulan bulan saat itu membuyarkan pandangan asli pemuda bersurai Hijau ini yang tampak begitu terkejut akan perintah dari penguasanya.

"Akan kujalankan tugasku, Emperor." Katanya sambil menundukkan kepalanya.

- xXx -

Pemuda bersurai Scarlet kini memandang beberapa buku yang berada di sekitarnya. Manik Deep Crimson-nya menatap dengan seksama buku yang menyerukan fakta tentang 'Realm of Death'.

"Permintaan apapun dapat dikabulkan 'kah?"

Tangannya kini mengambil sebuah bingkai berukuran 10x10cm dengan foto yang tertera di dalam figura tersebut. Tidak lama ia membalikkan figura tersebut lalu berjalan keluar. Ia membuka sebuah gerbang, lalu melintas keluar tanpa mempedulikan sekitarnya. Papan nama bertulis 'Akashi' terpasang pada pintu gerbang mansion tersebut.

- xXx -

Pemuda bersurai Icy Blue kini sedang duduk disebuah altar keluarga. Ia tengah berdoa kepada orangtuanya yang telah lama meninggal dunia. Saat ini, ia hanya tinggal sendiri dirumah peninggalan keluarganya. Meski relatif keluarganya menyuruhnya untuk tinggal bersama mereka, tetapi seorang Kuroko Tetsuya menolak tawaran tersebut.

"Okaa-san, Otou-san, hari ini aku akan pergi. Pergi ke tempat yang sangat jauh. Kuharap kalian berdua tidak mencemaskanku dari atas sana. Tetsuya akan berhati-hati disana. Lalu, tolong maafkanlah aku bila aku tidak bisa menjadi anak yang baik bagi kalian berdua. Aku telah memutuskannya, Otou-san, Okaa-san. Aku akan pergi ke 'Realm of Death'."

Kuroko kini mengakhiri doanya. Ia memandang dengan tatapan yang tegas, seolah ia telah siap dengan apa yang akan terjadi padanya.

- xXx -

Tentunya tidak seorang orang dapat memasuki 'Realm of Death'. Hanya orang-orang terpilih saja yang dapat menginjakkan kaki mereka untuk menjadi 'Player' pada tempat tersebut.

Bila, kau terpilih menjadi 'Player' ingatlah satu hal.

Hanya 1 'Player' yang dapat lolos hingga akhir dan mengutarakan 'Wish' mereka pada 'Emperor'.

Dan bila kalian gagal, maka nyawa kalianlah yang akan diambil sebagai bayaran telah menjadi 'Player' pada permaian ini.

.

.

So, Shall we begin?

Our 'New Game'.

.

~TBC~