Forever together

Ini sequelnya 'Okama'

Hari minggu di kediaman yang baru Sasuke beli 3bulan yang lalu sejak ia dipertemukan kembali dengan belahan jiwanya Naruto.

Kedua Uchiha yang memiliki model rambut sama dengan warna rambut yang sama juga, bahkan warna mata juga sama hitamya, jika keduanya diam nampaklah seperti anak kembar, jika mereka bukan ayah dan ana, itu juga kalau keduanya diam, ingat kalau keduanya diam lho!

Keduanya sedang duduk bersimpuh menghadap sofa yang telah ada tiga darah Namikaze melipat tangan di depan dada.

"Jadi Sasuke, setelah lulus sekolah kau langsung menikah?" Namikaze Naruto yang duduk ditengah dengan tatapan curiga memandangi orang yang dinikahinya tiga bulan yang lalu.

"Tidak, aku menikah setelah lulus dari universitas, lalu lahirlah Sasuru" Jawab Sasuke yang berusaha membuat puppy eyes, namun tetap tak bisa XD .

"Lalu? Jika begitu, kenapa Sasuru sudah berumur 11th seperti Menma maupun Kurama? Harusnya Sasuru masih duduk di sekolah dasar?" Naruto makin menaruh curiga kepada Sasuke yang menatap lurus dirinya.

"Ya, seharusnya kau masih disekolah dasar bocah." Menma memajang seringainya dan ikut bergaya seperti ayahnya untuk mengintrograsi Sasuru.

Kedua Uchiha menghela nafas bersamaan.

"Karena aku tidak DO-BE, bisa dikatakan sangat PINTAR..uumm tidak kalian juga bisa mengatakan aku sangat jenius, aku langsung bisa masuk sekolah menengah karena aku sudah cukup mampu untuk kesana, dan tentu aku masih berumur Sembilan tahun." Sasuru tersenyum bangga terhadap dirinya sendiri, Sasuke sang ayah yang berada disampingnya hanya menghela nafas panjang, karena dengan wajah yang sangat mirip, namun saat berbicara terlihat berbeda sekali dengan dirinya.

Naruto manggut – manggut mengerti, Kurama juga mengikuti gaya pamanya manggut – manggut walaupun tidak mengerti, sedangkan Menma memasang wajah masamnya karena tidak jadi mempermalukan Sasuru yang sering sekali menjahilinya.

Senin kembali datang, kembali datang juga hari semua anak bersekolah, dan semua orang tua bekerja.

"Kurama, say aaa.." Sasuru mendekatkan sendok yang ia pegang ke depan mulut Kurama, sedetik kemudian Kurama membuka mulutnya mengikuti intruksi Sasuru yang duduk di sebrang mejanya.

"Menma, say aa..akkhhh!" Dengan tegas Menma mendorong wajah Sasuru yang mulai mendekat dari arah sampingnya dengan kedua tangan. Sasuru sama sekali tak mirip ayahnya yang tenang dan terkesan cool.

Dua Uchiha beserta satu Namikazepun berangkat kesekolah bersama, dua anak kembar namun berbeda warna rambut, berbeda juga marganya, beserta satu lelaki paling pendek diantara mereka bertiga, dan paling banyak tebar pesona karena merasa tampan.

"Suchan! Suchan..!" ada gadis berambut blonde dengan mengenakan seragam SD melambai-lambaikan tanganya dari seberang jalan

"Ohh hey, Dahlia!" Sasuru berlari kecil menghampiri temanya yang bernama Dahlia di seberang jalan. Menma maupun Kurama hanya memandangi dari seberang jalan, sesekali si gadis SD bermuka merah, sesekali menampakan raut sedih, dan terakhir kali Sasuru mencium pipi si gadis lalu berlari kembali keseberang jalan dimana kedua saudaranya menunggu.

"Aku akan menelfonmu nanti, jaane!" Sasuru melambaikan tangan sembari tersenyum, Dahlia membalasnya dan kemudian melanjutkan perjalananya menuju sekolah yang berlawanan dengan sekolah Sasuru berada.

"Cantik sekali Sasuru! Rambutnya sepertiku, kekasihmu kah?" Kurama melingkarkan tanganya pada pundak Sasuru yang lebih pendek.

"Hanya salah satu wanita yang menyukaiku dari banyak wanita." Sasuru bergaya melipat kedua tangan di dada sembari tersenyum bangga.

"Monkey love huh..?" Menma tersenyum mengejek, Sasuru langsung kehilangan selera menyombongkan dirinya mendengar perkataan lelaki berambut hitam di sebelah kanan tubuhnya.

"I know I'm still kid, but I can be in the same class with you, and you? Only a piece of shit and brainless."

"Waa.. what!?" Menma dengan kasar memegang kerah seragam Sasuru, Kurama yang tadinya memeluk pundak Sasuru jadi menjauhkan sedikit tubuhnya.

"Nothing." Sasuru menyeringai disaat wajahnya hanya beberapa senti dari wajah Menma. Nampak Menma makin terlihat kesal.

BRUK

Sasuru sukses jatuh karena dihempaskan oleh Menma yang kembali berjalan menuju sekolah. Kurama memandangi Sasuru sejenak, lalu mempraktekan berbahasa dengan gerak tubuh

Kurama menunjuk bibirnya sendiri

Kemudian menunjuk arah Menma yang sedang berjalan

Meletakan dua jari telunjuknya di kepala, seperti tanda tanduk

Sasuru hanya mengerutkan alis melihat tabiat baru Blonde bloon di depanya, lalu kembali berdiri dan berjalan menuju sekolah bersama Kurama.

Sore hari yang seharusnya sekolah sudah sepi, masih terlihat ramai terutama di lapangan basket Konoha Middle School.

"Kyyyyaaaaa Sasuchan.. Sasu-chan !"

"Saaasssssuuuu-chhhhhaaaaaannn kyaaaaaaaa!" banyak kumpulan gadis mengerumuni batas pagar lapangan dengan terus meneriakan nama Sasuru yang sedang bermain basket bersama beberapa teman satu klubnya.

"Tch, the fuck!?" Menma yang baru saja keluar dari gedung sekolah mengutuki apa yang dilakukan para gadis berteriak kesetanan dari batas lapangan.

"Shut up Menma! Ohh! Dimana Kurama?" salah satu teman sekelas Menma menghadang. Menma tampak berfikir sejenak, untuk menjawab pertanyaan teman wanita sekelasnya ini.

"Kurama. . ." Menma membalikan badan dan memenadangi gedung sekolahnya kembali.

Ditempat lain, kurama sedang duduk bersila sembari memandangi papan shogi di depanya, suasana disekitarnya juga tenang, bahkan ada beberapa gadis juga yang ikut dibuat tegang. Kurama menjalankan bidaknya, lalu sang lawan yang tak memebutuhkan waktu berfikir langsung membalas dan menjalankan bidaknya sembari tersenyum.

"Kau itu bodoh, tapi tetap saja ikut club shogi." Sang lawan melipat tangan di depan dada, sembari tersenyum ramah melihat Kurama yang sedang meremas rambut blondenya.

"Jahat sekali senpai! Biarkan aku menang sekali." Menma memasang wajah berkaca kaca yang nampak sedih.

"Ahhh kurama-chan jangan sedih…"

"Aku bawakan susu vanilla kesukaanmu."

"Yoshi.. yoshi.. "

Beberapa gadis yang tadinya tegang, berubah menjadi gadis ramah dan memanjakan Kurama yang setiap kali main shogi pasti kalah.

"Goddamn.." ketua club shogi Utakata hanya menggaruk – garuk kepala yang tak gatal, dan menemani anggota lain bermain. Semenjak masuknya Kurama ke dalam club shogi, ruangan club menjadi tidak pernah sepi jika mkhluk blonde nan bodoh dan keras kepala sedang berkegiatan club. Para gadis akan datang untuk memandangi wajah Kurama saat sedang serius berfikir yang terlihat sangat macho, namun disaat sang Blonde kalah dalam permainan akan menunjukan wajah memelas yang imut dan menggemaskan. Jadilah club shogi yang awalnya tenang dan khitmat, menjadi rame jika sang blonde sedang putus asa.

Yak kembali ke Menma!

"Umm kurama sedang ada di club. ." Menma menjawab sedikit ragu, lalu kembali berjalan untuk, lalu tanpa sengaja Menma menempatkan pandanganya ke dalam lapangan, disaat itu juga nampak Sasuru yang sedang melompat untuk memasukan bola ke dalam ring.

"Kyyyaaaaaaaaaaaaaa Sasuru!" Kurama melonjak kaget, lalu dengan langkah sedikit cepat meninggalkan sekolah.

"Tadaima…"

"Okae…riii…" Menma lagi-lagi terdiam sesaat di tengah perjalananya yang akan menaiki tangga untuk menuju kamarnya, melihat pemandangan Sasuke ayahnya dan Naruto ayah lamanya yang sekarang menjadi sebagai ibu sedang melakukan akrobat dengan ayahnya Sasuke yang sedang menghimpit Okamanya Naruto di bar dapur, nampak Naruto yang mencoba mendorong Sasuke, namun sudah terlambat, karena nampak dengan jelas, okamanya Naruto telanjang bulat tanpa mengenakan apapun, ayahnya Sasuke yang nampak bertelanjang dan mencoba memasukan sesuatu dibalik pinggul okamanya Naruto.

"Sorry.." Menma menelan ludah, lalu berlari menuju kamarnya.

"Baka Sasuke!" Naruto memandang Sasuke sedikit geram, Sasuke memandangi langit sebentar, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Naruto.

"Hnn.." Sasuke mengangkat Naruto ala bridal dan memasuki kamar keduanya.

Jam 6 sore Sasuru maupun Kurama baru pulang kerumah bersamaan.

Sasuru yang baru saja selesai mandi mendatangi kamar Menma

"Men…ma?" Sasuru yang tanpa mengetuk pintu langsung nyelonong masuk dan memelankan panggilanya karena nampak Menma sedang tertidur dibalik selimut, Sasuru yang memang usil berjingkat mendekati kasur dimana Menma tidur.

"MEENNNNNNN…! "

"Ma…." Sasuru memelankan suaranya bersamaan saat ia membuka selimut yang menutupi badan Menma, namun saat dibuka nampak Menma yang bertelanjang tanpa mengenakan celana dalampun, padahal seragam atasanya masih menempel, Menma yang kurang peka hanya merubah posisi tidurnya, Sasuru terdiam sembari masih mengangkat selimut Menma yang ia buka paksa.

"Huh? Sasu-chan?" Kurama yang kebetulan lewat menghentikan langkahnya dan ikut memasuki kamar Menma.

"Sasu-ch—aw!" Kurama terjatuh kelantai karena dengan tiba-tiba Sasuru membalikan badan dan mendorongnya.

"Enngghhh…. Berisik sekali Kurama." Menma mulai tersadar dari death – sleepnya, menggosok matanya sembari mencoba bangun.

"Sa – sa – sasuru!" Menma tersadar dan berteriak kaget melihat untuk yang petama kalinya ada seseorang selain Kurama ada di kamarnya setelah ia tertidur.

Sasuru menoleh kea rah Menma sebentar, lalu mengangkat Kurama dan mendorong paksa keluar dari kamar, kemudian mengunci kamar hingga jadilah hanya ada Sasuru dan Menma di dalam.

"Waa… wa.. What?!" Menma yang sadar dirinya bertelanjang setengah memundurkan badanya hingga mentok di tembok sembari memegangi selimut yang menutupi dirinya erat disaat Sasuru mulai mendekat.

"Kau masturb—mphh . " Menma membungkam mulut Sasuru yang sudah tepat di depanya. Menma hanya menunjuan wajah terkejut sembari terus menutupi mulut Sasuru dengan telapak tanganya.

Keduanyaa terdiam dan hanya saling memandang.

.

.

.

"Waaahhhhh!" Kurama merasakan sela jarinya seperti dijitat, berteriak lalu melepaskan telapak tanganya yang tadi menutupi mulut Sasuru, dan kembali memper- erat peganganya pada selimut yang menutupi tubuhnya.

Sasuru menyeringai sembari mengeluarkan sedikit lidahnya untuk menyapu kedua bibirnya.

Semakin mendekatkan tubuhnya kea rah Menma yang semakin terpojok. Menma memejamkan matanya saat wajah Sasuru sudah hanya beberapa senti dari wajahnya.

.

.

.

"Menma! Menma! Menma!" suara teriakan Kurama yang disertai gedoran bertubi tubi dari arah pintu berhasil mengurungkan niat Sasuru.

"Dobe.." Sasuru bergumam kecil lalu beranjak dan membukakan pintu untuk Kurama.

"Huh?" Kurama melongo melihat Sasuru yang pergi, dan Menma yang duduk dipojokan seperti orang ketakutan.

"Jangan masuk!" Kurama menghentikan langkahnya yang akan menginjakan kaki kedalam kamar Menma.

"Uuhh baiklah, makan malam siap." Kurama kemudian pergi menyusul Sasuru yang sudah duduk manis di meja makan bersama ibunya Naruko.

Setelah mandi dan berganti pakaian Menma baru bergabung makan malam yang sudah dimulai beberapa saat lalu. Dan tak nampak Sasuru di kursinya, namun ada bekas makan dimejanya yang berarti Sasuru sudah selesai.

"Sasu-chan baru saja kembali ke kamarnya." Naruto menjawab pertanyaan anaknya yang walaupun sesaat sempat memandangi kursi dimana Sasuru biasa berada.

"Pasti Sasuru sedang menelfon wanitanya yang bertemu tadi pagi."

"Cantik sekali lho okaasan!" Kurama menyolek – nyolek pipi Naruko dengan sumpit.

"Benarkah? Siapa memangnya?" Naruto ikut antusias mengetahui Sasuke kecil sudah mulai berpacaran.

"Dahlia, rambutnya blonde panjang, dan badanya kecil sekali, lebih kecil dari Sasuru, aku ingin sekali memakanya!" Kurama juga sama antusiasnya, karena melihat paman kesayanganya Naruto menjadi antusias.

"Kau tau Dahlia, Sasuke?" Naruto melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Kurama pada ibunya tadi, menempelkan ujung sumpit ke pipi Sasuke.

Sasuke melirik pipinya sebentar "Teman SDnya." Jawab Sasuke singkat dan kembali memakan makananya.

Sedangkan yang dibicarakan sedang terlentang di lantai kamarnya, sembari menutupi wajahnya dengan bantal.

"The hell….!" Sasuru mengguling-gulingkan badanya ke kanan dan ke kiri sedari tadi sejak memasuki kamarnya, lalu terdiam lagi, kemudian menyumpahi dirinya sendiri dan kembali berguling-guling

Mencoba melupakan kejadian beberapa saat lalu di kamar Menma yang bersebelahan dengan kamarnya.

Hingga hampir pagi Sasuru baru mulai tertidur.

"Makan!"

"Makan!"

"Makan!"

Sorakan khas pagi hari milik Kurama maupun Menma membangunkan Sasuru yang baru dua jam memejamkan mata, dan mau tak mau Sasuru harus beranjak menuju kamar mandi sebelum dirinya terlambat.

Beberapa saat kemudian Sasuru sudah memakai seragam dan membawa tasnya menuju meja makan.

"Dua bakteri bodoh sedang melakukan hal bodoh dan makin terlihat sangat bodoh! Bersama satu lelaki tampan yang pintar menawan, sedang membaca Koran dan tak terganggu sama sekali dengan dua bakteri? Otousan!? Apa kau akan berubah menjadi bakteri juga?!"

Sasuru membatin selama perjalanan menuju meja makan, lalu meletakan kepalanya diatas meja karena memang sangat super duper mengantuk.

"Makan!"

"Makan!"

"Maaaaaaaakk…. Kan !"

Kening sasuru berkedut kesal

"Urusai DOBE!" Sasuru mengangkat kepalanya sembari member pandangan membunuh kepada dua dobe yang sedang menjalankan ritual paginya. Kurama langsung diam dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tanganya, sedangkan Menma tersenyum kecil dan melanjutkan ritual paginya dengan khitmat.

"Tch." Sasuru menyahut Koran yang dibaca Sasuke kemudian menutupi kepalanya. Sasuke hanya menghela nafas panjang karena memang tak tau harus bagaimana.

"Shut up! Menma ." Naruto yang menyiapkan makanan memberi pandangan mengancam pada Menma yang terlihat menganggu Sasuru. Namun Menma tak menggubris dan tetap melakukan ritual.

Datanglah Naruko membawa sebuah kardus.

"Shut up." Naruko menutupi kepala Menma dengan kardus yang ia bawa, barulah Menma terdiam karena memang pas sarapan sudah mau dimulai. Sasuru juga mengangkat wajahnya sembari menguap beberapa kali. Bersiaplah satu keluarga yang tidak jelas dan sangat rumit asal bin usul beserta silsilahnya sarapan pagi bersama.

TBC

(Lanjutan fic "OKAMA")