So Lucky

.

.

Hai~ saya penghuni baru FFN. Dan ini FF pertama rie yang rie publish ke FFN, rie masih amatir banget dalam urusan ini :') Selama ini rie Cuma baca baca aja, dan banyak banget cerita yang menginspirasi rie serta author author favorit. Semoga ada yang baca cerita abal ini ya :D Dan, salam kenal Kaihun lovers~~

.

.

By: jungrie12

Cast: Kim Jongin, Oh Sehun, Xi Luhan, etc.

Pair: KaiHun

Genre: Romance

Rated: T

Disclaimer: This story is mine, but not with the characters. They're belong to God. But, Kim Jongin is mine.

Warning: Typos everywhere; EYD gak sempurna; Amatir; Gak jelas

Don't Like? Don't Read!

Inget, kalo gak suka tinggal langsung klik tanda 'close' :)

..

.

So Lucky

.

Happy reading!

...

..

.

"Hun. Kalau boleh tahu, bagaimana tipe pria idamanmu?"

"Hmm..." Sehun terlihat berpikir, "Yang lucu.. yang baik.. yang perhatian dan.. yang lucu!"

Seperti itulah Sehun jika ditanya mengenai tipe idealnya. Namun, apa yang akan terjadi kalau seorang murid baru yang langsung dijuluki 'pembuat onar' pada hari pertamanya masuk itu mengaku menyukai Sehun? Oh, dan jangan lupakan. Namja itu pervert!

"Aku membencimu, Kim Jongin! Berhenti menggangguku!"

"Aku juga mencintaimu Sehunna~~"

"Sialan."

..

.

"Sehunie~~ kau mau main bersama hari ini?" Sehun mengerutkan dahinya, hari ini dia terlalu malas untuk pulang, tapi dia juga takut kalau eomma nya akan memarahinya nanti.

"Maaf, hyung. Sepertinya tidak bisa lagi, kau tahu sendiri eomma bagaimana kan." Sehun mengerucutkan bibirnya sebal, imut sekali.

Yang lebih tua terlihat menghembuskan nafasnya pasrah, hari ini dia tidak bisa main dengan Sehunnie nya lagi, "Hm. Baiklah, huh bibi Oh menyebalkan sekali. Padahal kan aku mau bermain dan berjalan-jalan dengan adik kecilku ini.. uh, imut sekali!"

"Yak! Lulu hyung! Lepaskan! Ini sakiitt.." Sehun memukul mukul tangan Luhan yang seenaknya mencubit pipinya itu sampai terlihat memerah, dan mengelus pipinya saat Luhan sudah mau melepaskan cubitannya. Sedangkan yang melakukan malah tersenyum kuda seperti itu, rasanya Sehun ingin mencekik hyungnya yang cantik ini.

"Yasudah, Sehunnie.. hyung pergi dulu ya. Sampai bertemu besok~" Luhan berjalan dengan terbalik, tetap menghadap kearah Sehun dengan tangan yang terus melambai padanya. Sehun tidak menanggapi, dia masih kesal karena pipinya yang masih terasa panas –karena cubitan Luhan tentunya.

Saat Sehun sudah mau berjalan, tiba-tiba saja dari sampingnya ada sebuah tangan yang dengan seenaknya melingkar di pinggang Sehun. Sehun menatap ngeri tangan itu, dan segera saja menoleh kesamping. Oh tidak!

"Hai, Sehunna~ Mau pulang?" Dengan cepat Sehun menghentakkan tangan Jongin yang melingkar dipinggangnya tadi dengan cukup keras, sehingga terlepas begitu saja. dia menatap pria disampingnya ini dengan tidak suka.

"Mau apa kau? Jangan menggangguku! Sana pergi!" Sehun berkacak pinggang dengan dahinya yang berkerut, alis yang bertaur dan satu lagi, bibirnya yang dikerucutkan. Membuat pria disampingnya menggigit bibir gemas, Sehunnya lucu sekali kalau bergaya seperti itu.

"Apa yang kau lihat? Ya! Kim Jongin jangan berpikir yang macam-macam!" Sehun menurunkan tangannya saat menyadari wajah aneh pria yang ternyata adalah Jongin itu. Wajahnya sudah seperti paman paman mesum.

"Sehunna lucu sekali~ kau pulang sendiri?" Jongin bertanya dengan suara yang dibuat-buat, dia tidak tahu harus bagaimana, dia tidak tahan dengan semua aegyo Sehun sih. Salahkan sendiri Sehun yang bertingkah seperti itu.

"Memang kenapa kalau aku sendiri?" Jongin tidak menjawab Sehun, dia langsung saja menarik Sehun yang terus-terusan berteriak tidak jelas sambil memukul-mukul tangan Jongin.

Ternyata Jongin mengajak Sehun ke tempat parkir. Apa maksudnya? Kenapa Jongin membawa Sehun kesini? Dia kan mau pulang. Kenapa semua orang hari ini aneh sih, suka seenaknya.

Tiba-tiba saja Sehun merasa tubuhnya terangkat.

Eh?

Terangkat?

Sehun membulatkan matanya saat menyadari kalau Jongin sudah menggendong Sehun ala bridal dan mendudukkan Sehun diatas motor Jongin. Ia sangat terkejut. Kenapa dia duduk disini?

"Tidak baik pulang sendirian, ini sudah sore. Jadi Sehun pulang denganku saja ya.."

Sehun yang masih terkejut tidak merespon ucapan Jongin. Ia juga tidak merasakan saat Jongin sudah naik diatas motor dan menstarter motornya. Ah, tidak lupa juga Jongin melingkarkan tangan Sehun dipinggangnya, lalu tersenyum kecil dan mulai menjalankan motor sportnya.

..

.

Sehun baru sadar kalau sekarang tangannya sudah melingkar sempurna dipinggang Jongin. Dia hendak melepaskan pegangannya kalau saja Jongin tidak tiba-tiba me-rem motornya dan membuat Sehun malah semakin erat memegang pinggang Jongin, malah sekarang sudah memeluk Jongin.

'Sial. Dia pasti sengaja. Cari cari kesempatan.' Ucapnya dalam hati sebal. Walaupun begitu, Sehun tidak melepas pegangannya. Biarkan saja seperti ini, toh dia juga takut kalau Jongin sengaja me-rem seperti tadi lagi. Demi kumis penjaga gerbang sekolah yang galak itu, Sehun masih belum mau mati!

Tapi entah kenapa, suasana sore seperti ini malah membuat Sehun nyaman. Angin sore yang menerpa wajahnya membuatnya sedikit menguap, sehingga sadar tidak sadar dia mulai menyandarkan kepalanya ke punggung Jongin, menyamankannya disana. Tidak lupa ia mengeratkan pegangannya pada Jongin agar tidak terjatuh. Dia mengantuk sekali rasanya.

..

.

Jongin tersenyum dibalik helm yang menutupi wajahnya. Ia dapat merasakan kepala Sehun yang bergesekan dengan punggungnya, seperti berusaha mencari posisi yang nyaman. Dan lagi, senyumannya makin lebar merasakan pegangan –atau pelukan– Sehun di perutnya semakin erat.

Jongin jadi tidak harus bersusah susah me-rem secara mendadak seperti tadi. Ya, benar. Tadi dia cuma modus saja me-rem, padahal tidak ada apa-apa. Hanya supaya Sehun tidak melepaskan pegangannya saja. Tapi sekarang, Sehun malah membuat Jongin tidak bisa konsentrasi karena kepala Sehun yang disandarkan dipunggungnya.

Jongin itu suka sekali dengan Sehun. Sejak pertama masuk sekolah barunya, dia langsung terpesona melihat Sehun yang menari dengan lembut tapi lincah. Jongin suka menari, jadi dia ikut ekskul tari disekolah. Kebetulan dihari pertamanya itu juga adalah jadwal ekskul tari. Nah disanalah dia melihat badan pria albino itu berliuk-liuk lincah. Dan juga jatuh cinta pada pandangan pertama.

Jongin memang pembuat onar disekolah. Di hari pertamanya saja dia sudah terlambat. Saat masuk jam kelas pertama, guru yang mengajar juga sangat galak. Jadilah dia dihukum berdiri didepan kelas sampai jam berikutnya, tapi dia malah kabur dan tidur di perpustakaan.

Jongin juga tidak sekelas dengan Sehun. Kelas Sehun berada disebelah kelas Jongin. Tapi Sehun sering bermain ke kelas Jongin untuk bertemu dengan teman-temannya, ada Tao dan Jongdae yang suka bercanda dan berisik. Jongin tidak suka kedekatan mereka. Dia cemburu sekali.

Jongin sudah sampai di depan rumah Sehun dengan selamat. Tapi dia tidak juga turun dari motornya karena Sehun masih memeluknya, ia hanya melepas helmnya saja sambil terus tersenyum seperti orang gila. Jongin sih bisa saja membangunkan Sehun, tapi dia tidak tega. Dia juga tidak mau munafik dan naïf kalau dia ingin sebentar lagi merasakan tangan Sehun yang memeluknya.

"Eungh.. apa sudah sampai?" Sehun mengucek matanya yang masih memburam. Padahal dia tidur tidak lama, hanya sekitar tiga puluh menit, itu saja sudah diajak Jongin berputar-putar.

Jongin yang melihat Sehun mengucek matanya lagi-lagi berusaha menahan diri supaya tidak mencium Sehun sekarang juga. Jadi dia hanya bergumam saja untuk menjawab pertanyaan Sehun.

Sehun yang sudah sadar, langsung saja dengan cepat turun dari motor Jongin dan berlari kearah pintu rumahnya, meninggalkan Jongin yang mengerjap bingung.

"Eh? Dia tidak bilang terimakasih? Dasar!" Jongin lagi-lagi tersenyum melihat tingkah Sehun yang lucu. Dia yang memang tidak turun dari motornya sedari tadi langsung menyalakan motornya lagi tanpa memakai helm, karena memang rumah Jongin ada didekat sini. Kebetulan sekali memang.

..

.

Sehun hari ini tidak ada yang mengantar. Biasanya dia akan berangkat dengan Baekhyun hyung, tapi hari ini hyungnya itu sudah berangkat pagi-pagi sekali. Eommanya bilang sih ada urusan pekerjaan. Dan jadilah sekarang Sehun harus berangkat naik bus.

Saat sedang menunggu sambil menendang nendang batu kecil didepannya. Sehun mendengar seseorang yang memanggil namanya, dan dengan cepat dia mengangkat kepalanya.

"CHANNIE HYUUNNGG~"

Sehun terlihat antusias sekali setelah melihat siapa yang memanggilnya tadi. Langsung saja Sehun memeluk pria berjas itu. Dia sudah rindu sekali.

"Hyung, kenapa baru muncul sih? Aku rindu~~" Sehun mengucapkan itu dengan menghentak-hentakkan kakinya manja. Sedangkan pria berjas itu kini mengusak kepala Sehun dengan senyum yang lebar. Sehun masih manja rupanya.

"Maafkan hyung ya, sekarang kau mau hyung antar? Kau mau ke sekolah kan?"

Sehun dengan cepat menganggukkan kepalanya. Asik! Tidak ada Baekhyun hyung, Chanyeol hyung pun jadi. Itulah yang ada dipikiran Sehun saat itu. Dia beruntung sekali, sekaligus senang bisa bertemu seniornya di sekolah menengah pertama dulu.

"Sudah tiga tahun ya, Hun. Dan kau tidak berubah. Masih manja." Sehun memajukan bibirnya setelah mendengar 'sapaan' dari Chanyeol setelah ditinggal begitu lama.

"Bercanda. Jangan marah ya. Nanti kau malah semakin jelek." Chanyeol lagu-lagi mengusak kepala Sehun dengan lembut, sambil sesekali melirik kearah Sehun yang masih merajuk karena dia masih harus focus menyetir.

..

.

Hari ini Jongin tidak terlambat datang ke sekolah, entah kenapa dia hanya ingin berangkat sedikit lebih pagi saja. Baru saja dia ingin menggerakkan kakinya masuk kedalam sekolah, namun terhenti saat melihat pemandangan yang membuat dadanya berdenyut. Sakit.

Jongin melihat–

"Sehun…."

Apa dia tidak salah lihat? Itu Sehun kan? Dan dia dengan seorang… pria. Dan mereka terlihat akrab sekali. Sehun yang mengerucutkan bibirnya, dan pria tinggi di depan Sehun yang mengusak rambutnya.

Yang membuat Jongin lebih sakit adalah, saat Sehun menunjukkan kelingking didepan pria tinggi itu, dan pria itu ikut menunjukkan kelingkingnya dan menautkannya dengan kelingking Sehun.

Kenapa rasanya menyakitkan. Jongin meremas jantungnya yang berdenyut dengan erat. Apa Sehunnya sudah punya kekasih? Tidak ingin melihat hal-hal yang membuatnya sesuatu di dadanya berdenyut ngilu lagi, Jongin pun segera pergi dari sana. Ia tidak kuat.

..

.

Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Dan seperti biasa, Sehun sudah duduk dengan Tao dan Jongdae, dengan posisi Sehun yang berada ditengah-tengah. Sehun berada dikelas mereka, yang berarti kelas Jongin juga. Tapi tiba-tiba Jongdae beranjak dari kursinya, membuat dua orang lainnya bingung.

"Eh? Jongdae-ya? Kau mau kemana?" Sehun sedikit berteriak karena Jongdae sudah ada didepan kelas.

"Minseok hyung mau bertemu denganku. Jadi, aku pergi dulu ya. Bye~"

Sehun dan Tao sweatdrop mendengarnya. Lagi-lagi pacaran. Dasar bebek sialan. Padahal Sehun kan kesini mau bermain. Ah, kalau Jongdae bertemu dengan Minseok hyung, berarti Luhan hyung sendirian dikelas? Sehun terkikik pelan membayangkan Luhan yang menggerutu karena ditinggal Minseok. Secara, Luhan hyungnya itu kan juga menyukai Minseok. Dia kalah cepat sih.

"Hun? Kau kenapa? Kau terserang penyakit gila ya? Senyum senyum seperti itu." Tao yang duduk disebelah Sehun hanya memandang Sehun dengan tatapan menyebalkan –itu menurut Sehun–.

"Tidak. Tidak ada. Aku hanya teringat Luhan hyung, dia kan juga menyukai Minseok hyung." Lagi-lagi terdengar kikikan dari bibir Sehun. Sedangkan Tao yang mendengar hanya mengangguk-angguk mengerti. Benar juga ya. Tapi kemudian dia mengerutkan dahinya.

"Lalu apa hubungannya? Kenapa memang kalau Luhan hyung suka dengan Minseok hyung?" Sehun menepuk keningnya. Tao ini bodoh ya?

"Minseok hyung kan sudah dengan Jongdae, bodoh!"

Tao yang tidak terima dengan ucapan Sehun langsung menjitak keras puncak kepala Sehun sehingga terdengar Sehun yang berteriak pelan karena jitakan Tao. Namun Sehun sedang tidak ingin bertengkar, jadi dia hanya diam sambil mengelus puncak kepalanya yang sudah menjadi korban tak berperikemanusiaan dari Tao .

"Hun. Kalau boleh tahu, bagaimana tipe pria idamanmu?" Sehun menghentikan acara mengelus kepalanya, dan ia menoleh kearah Tao. Lalu terlihat berpikir, wajahnya mendelik lucu.

"Hmm… Yang lucu.. yang baik.. yang perhatian dan.. yang lucu!" Kini giliran Tao yang menepuk keningnya. Lagi-lagi jawaban seperti itu. Harusnya dia tahu kalau Sehun akan menjawab dengan jawaban yang sama itu tiap ditanya tentang tipe ideal. Tapi Tao cukup terkejut kalau ternyata Sehun belum menyelesaikan ucapannya.

"Pokoknya…" Hening sejenak, "Yang seperti Channie hyung!"

Tao mengerutkan dahinya, "Channie hyung?"

Sehun mengangguk-anggukan kepalanya dengan antusias. Dan juga senyum yang lebar, sambil menatap Tao. Tao menatap Sehun tak percaya. Bukankah Channie hyung itu–

"Park Chanyeol? Senior kita sewaktu sekolah menengah pertama?" Lagi-lagi Sehun mengangguk.

"Kau tahu? Tadi pagi aku bertemu dengannya! Dan Channie hyung mengantarkanku ke sekolah. Kau tahu kan Tao, aku benar-benar rinduuu dengan Channie hyung setelah tiga tahun tidak bertemu! Dia makin tinggi!"

Tao sedikit membuka mulutnya, tak percaya. Pantas saja dia langsung menyebutkan nama Chanyeol hyung. Ternyata dia sudah bertemu Chanyeol hyung, itu berarti mantan seniornya itu sudah kembali ke Korea kan? Tanpa Tao sadari, dia ikut tersenyum kecil saat menyadari sesuatu. Tao melirik pintu kelasnya yang baru saja dibanting cukup keras oleh Jongin. Dia menatap Sehun yang masih asik dengan pikirannya sendiri dengan wajah senangnya. Tidak menyadari ya. Yaah, sepertinya ini akan menjadi waktu yang lama.

..

.

Jongin berjalan lemas dikoridor sekolah. Terlihat memikirkan sesuatu. Jongin tidak tahu harus kemana untuk mencerna apa yang tadi didengar. Jadi dia memutuskan untuk mengikuti langkahnya saja.

Ternyata Jongin sampai di atap. Huh, baguslah. Setidaknya tempat ini memang cocok untuk dijadikan tempat menenangkan pikirannya.

Juga hatinya.

"Jadi benar pria tadi pagi itu pacar Sehun ya. Pantas saja" Gumamnya pelan. Dia tersenyum getir saat mengingat pembicaraan Sehun dan Tao dikelas tadi.

Jongin dengar semuanya. Jongin sengaja duduk di bangku dibelakang Jongdae dan Tao, karena dia tahu kalau Sehun akan bermain ke kelasnya untuk sekedar ngobrol dengan kedua sahabatnya. Tadi dia pura-pura membaca komik dibelakang, tapi dia mendengar semua apa yang Sehun ucapkan.

Dia mendengar bagaimana tipe idaman Sehun yang seperti apa. Sampai nama seseorang yang Sehun teriakkan tadi. Pria yang bernama Park Chanyeol itu. Setelahnya dia memilih untuk tidak mendengar apa-apa lagi dan beranjak dari kursinya. Dan disinilah Jongin sekarang.

Jongin benar-benar merasakan sakit yang tidak biasa. Kalau tahu begitu, dia tidak duduk disana tadi. Lebih baik dia tidur dan tidak mendengar apa-apa. Dan besok dia bisa terus mendekati Sehunnya –atau sekarang sudah bukan lagi–.

Jongin sebenarnya sudah pernah mengatakan pada Sehun kalau dia menyukai namja albino itu. Tapi Sehun malah menjauhi Jongin, sepertinya Jongin ada di dalam blacklist yang harus dijauhi. Jongin tersenyum masam lagi. Jadi begitu ya. Sepertinya dia sudah benar-benar kalah. Sehun benar-benar benci dengannya. Apa dia harus menjauhi Sehun setelah ini ya?

Jongin menghembuskan nafas lelah. Dia memilih berbaring dan memejamkan mata sambil merasakan angin yang berhembus pelan. Menenangkan sekali. Jongin terlalu terbuai dengan hembusan angin sehingga ia pun tertidur disana.

..

.

Hari ini tidak seperti biasanya. Biasanya Sehun akan diganggu oleh pembuat onar sekolah, Kim Jongin. Tapi sekarang, Jongin malah seperti tidak mengenal Sehun. Dia hanya melewati Sehun begitu saja saat mereka berpapasan di lorong. Biasanya Jongin akan langsung merangkul Sehun atau berbuat hal yang seenaknya. Sebenarnya ini sudah berlangsung selama dua minggu sih. Sehun tidak mengerti kenapa dia merasa nyeri diperlakukan Jongin seperti itu.

Seperti sekarang. Sehun sudah pulang dari ekstrakulikuler menari, dia bertemu Jongin di ruang ganti. Tapi Jongin bersikap cuek, seperti menganggap kalau Sehun tidak ada. Entah kenapa, itu membuat Sehun sedikit merasa sakit di dada sebelah kirinya. Ada yang berdenyut disana.

'Oh Sehun kau kenapaa? Harusnya kan kau senang Jongin sudah tidak mengganggumu lagi..' Sehun berucap dalam hati, setelah itu dia menutup lokernya dan berjalan keluar.

Sehun mengeluarkan ponselnya dari dalam tas saat mendengar dering panggilan telepon. Chanyeol hyung menelepon. Tanpa pikir panjang Sehun langsung mengangkat teleponnya.

"Channie hyung!" Bukannya mengucapkan salam, Sehun malah langsung berteriak heboh.

Terdengar kekehan dari seberang sana, "Kau dimana hun? Kenapa belum pulang? Cepatlah~"

Sehun memajukan bibirnya sambil tersenyum mendengar ocehan hyungnya. "Ne. aku sudah selesai. Jangan mulai makan malam tanpaku ya, hyung! Awas saja kalau kau, Baekhyun hyung, dan Eomma berani makan tanpaku. Huh."

"Hm. Makanya cepatlah pulang. Sebelum aku menghabiskan semua bubble tea yang aku janjikan kemarin."

Sehun memelototkan matanya mendengar ucapan Chanyeol. Oh tidak, dia harus cepat pulang. Demi bubble tea rasa coklatnya. Dia tidak bisa membiarkan Chanyeol menghabiskan semuanya.

"Hyuunngggg… Jangan dihabiskaaan…" Sehun merengek lucu, setelahnya dia memutus panggilannya dengan wajah yang masih tertekuk. Dia masih diam disana, sampai seseorang menginterupsi. Dia sedikit kaget juga.

"Selamat ya, Oh Sehun." Sehun mengangkat kedua alisnya, bingung dengan apa yang Jongin ucapkan.

"Kau sudah punya kekasih kan." Diam sebentar, Sehun masih mencerna ucapan Jongin. Kekasih?

"Bahkan dia sudah sampai mengenal keluargamu… sepertinya aku memang sudah kalah ya." Jongin berucap pelan, tapi Sehun masih dapat mendengarnya. Dia sedikit berjengit mendengarnya. Maksudnya apa?

"Maksudmu apa, Jongin?" Akhirnya Sehun membuka mulutnya, dan menatap Jongin dengan tatapan yang sedikit tajam. Namun saat Jongin mengangkat wajahnya, ikut menatap Sehun. Sehun lagi-lagi dibuat terkejut saat melihat mata Jongin. Mata itu, seakan-akan memperlihatkan sebuah kesedihan yang sangat terasa. Tapi.. kenapa? Kenapa Jongin jadi seperti ini?

Jongin tersenyum lembut, sebenarnya Jongin tidak ingin mengatakan ini, ini sangat bertentangan dengan hatinya. Tapi akhirnya Jongin tetap mengatakannya.

"Pria yang bersamamu kemarin. Dia pacarmu kan? Selamat ya, Hun." Jongin diam, namun setelahnya dia mengucapkan sesuatu lagi. Sesuatu yang membuat Sehun tercekat. Terlalu terkejut.

"Harusnya kau mengatakan kalau kau sudah punya pacar. Jadi aku tidak perlu mengejarmu lagi, dan mengatakan juga melakukan hal-hal yang bodoh. Aku bahkan sangat sangat bukan tipe idealmu. Kau pasti merasa terganggu karenaku ya. Mungkin setelah ini aku tidak akan mengganggumu dan menemuimu lagi. Kau pasti senang kan. Ma–"

"Jongin…"

Jongin berdesir mendengar Sehun yang memanggilnya lembut. Berbeda sekali dengan biasanya. Tadi dia belum menyelesaikan ucapannya, tapi sudah dipotong oleh Sehun. Jongin beralih menatap Sehun, dan dia sedikit terkejut saat Sehun mendekat dan memajukan wajahnya pada wajah Jongin.

Jongin membulatkan matanya saat merasakan sesuatu yang kenyal dan basah menempel diatas bibirnya. Lama dengan posisi itu. Akhirnya Sehun melepaskan ciumannya dari Jongin, dan menatap Jongin yang masih mematung dengan mata yang besar.

Sehun terkekeh sedikit, "Kau lucu, Jongin-ah.."

Jongin menoleh saat mendengar Sehun memanggilnya dengan panggilan yang cukup akrab. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali, dan itu membuat Sehun kembali terkekeh. Jongin lucu sekali kalau sudah seperti ini.

Sehun sudah memikirkannya tadi saat keluar dari ruang ganti. Dia berharap Jongin mengejarnya dan kembali merangkulnya seperti kemarin-kemarin. Tapi ternyata, saat sampai diluar dia tidak merasa kalau Jongin mengejarnya atau mengikutinya. Dia kecewa sebenarnya, juga dia merasa sesak. Mungkin kalau Chanyeol tidak menelepon tadi, Sehun akan menangis juga.

Dan saat Jongin keluar tadi, sebenarnya Sehun sedikit senang. Tapi akhirnya senang yang dia rasakan itu langsung hilang saat mendengar ucapan Jongin, dan juga wajah Jongin yang sendu tadi. Apalagi saat Jongin mengatakan sesuatu tentang Chanyeol. Jadi Jongin sudah salah paham ya.

Sehun tersenyum mengingat kesalahpahaman Jongin. Tadi juga saat Sehun mencium Jongin, rasanya Sehun sudah ingin menghentikan ucapan pria hitam itu! Dia tidak suka melihat Jongin yang sedih seperti itu, apalagi itu karena dirinya. Sehun juga terhibur sekali melihat wajah Jongin yang terkejut dan malu-malu.

"Sehun… k-kau…" Lihat? Sekarang wajah Jongin bahkan sudah merah. Ternyata hanya karena ciuman, bisa membuat Jongin jadi menggemaskan seperti itu ya. Padahal kan biasanya Jongin yang suka memulai skinship dengan Sehun.

Sehun mengerucutkan bibirnya imut. Dia bersidekap didepan Jongin yang kini sedang memegangi bibirnya. "Itu hukuman untuk Jongin! Karena sudah mendiamkan Sehun seharian ini. Itu juga hukuman karena Jongin terlalu cerewet tadi. Huh.."

Jongin menatap pria yang lebih putih itu dengan pandangan tak percaya. Sehun terlihat imut kalau seperti itu. Tanpa sadar, Jongin tersenyum mendengar ucapan Sehun. Kenapa Jongin merasa kalau Sehun sedang mengucapkan sesuatu secara tidak langsung ya.

Jongin senang. Senang karena Sehun tidak suka didiamkan olehnya. Tapi kemudian senyum diwajah Jongin kembali luntur mengingat Sehun yang sudah punya kekasih.

"Tapi Sehun.. kau kan sudah punya pa–" Lagi-lagi ucapan Jongin dihentikan oleh Sehun yang langsung memeluknya. Jongin berjengit saat Sehun mengucapkan kata 'bodoh' padanya dan setelahnya dia bisa merasakan Sehun kembali menciumnya. Kali ini ditambah tangan Sehun yang sudah melingkar sempurna dileher Jongin.

Jongin makin terkejut saat Sehun sedikit melumat pelan bibirnya, mengajak Jongin untuk membalas ciuman Sehun. Jongin yang sudah seperti melayang mendapatkan ciuman seperti itu dari Sehun akhirnya ikut membalas melumat bibir tipis berwarna persik Sehun. Tangannya sebelah kiri sudah ada dipinggang Sehun, meremasnya pelan. Sedangkan tangan yang satunya ia gunakan untuk mendorong kepala Sehun, untuk memperdalam ciuman mereka. Dia suka rasa bibir Sehun yang terasa manis. Jongin rasa dia tidak bisa berhenti melumat bibir itu.

"Wahh, sepertinya kami mengganggu ya Hunnie~"

Sehun segera melepaskan ciumannya dengan Jongin saat sadar dengan suara yang memanggilnya. Sehun kaget, gugup, dan juga malu karena ketauan sedang berciuman. Begitu juga Jongin yang terkejut dan malu melihat pria didepannya yang sekarang sedang terkekeh geli.

"Hyuung~" Jongin mendengar rengekan Sehun pada pria itu dengan tetap menundukkan kepalanya, wajahnya sudah semerah apel sekarang.

Jongin agaknya selain terkejut dan malu. Dia juga takut. Takut dikira merebut kekasih orang lain. Ya, orang yang menghentikan acara berciuman mereka tadi adalah Park Chanyeol. Orang yang dianggap kekasih Sehun.

Tapi Jongin makin dikejutkan lagi saat pria itu memanggil seseorang yang sedang berlari kearah mereka. Sepertinya hari ini Jongin banyak terkejut. Untungnya dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Kalau tidak, sudah pasti Jongin ada di ruang Gawat Darurat sekarang.

"Tunggu sampai hyungmu mendengarnya, Hunnie~"

Jongin melirik kearah Sehun yang kini membelalakkan matanya. Dia seperti akan protes. Jongin makin tidak mengerti saat Chanyeol membisikkan sesuatu pada pria mungil yang dipanggilnya kemari. Pria mungil itu menatap kearahnya sebentar, kemudian kearah Sehun yang sudah ketakutan seperti sehabis menonton film horror.

"Sehunna! Kau darimana saja? hyung mencarimu karena kau tidak pulang pulang juga. Dan kau malah pacaran disini? Aku akan laporkan ke eomma!"

"BAEKHYUN HYUNG JANGAN!"

Sehun sudah akan menangis saat Baekhyun itu berteriak akan mengadu ke eommanya. Dia sudah menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya didepan wajah dengan tatapan memohon.

"Lalu, kau mau menjelaskan apa padaku Hun-ah~~? Berciuman panas?"

Sehun kembali memerah saat Baekhyun dengan blak-blakan menyebutkan ciumannya dengan Jongin tadi. Itu bahkan bukan ciuman panas –menurutnya–. Omong-omong tentang Jongin, Sehun baru melirik Jongin yang sekarang kelihatan bingung sekali. Sehun tersenyum geli.

"Dan kau? Kau pacar Sehun?"

Baekhyun mengalihkan tatapannya pada Jongin yang kini sudah kelihatan gugup. Bingung harus bagaimana. Dia kan belum resmi dengan Sehun. Tapi tadi dia sudah ketahuan mencium Sehun. Lalu dia harus jawab apa?

"Ah, sudahlah. Perkenalkan, aku Baekhyun. Oh Baekhyun. Aku kakak Sehun." Ucap Baekhyun mengenalkan diri dengan ramah.

"Ah, tidak. Sebentar lagi namamu akan menjadi Park Baekhyun, chagi~" Tiba-tiba pria tinggi bernama Park Chanyeol yang Jongin kira adalah kekasih Sehun maju dan melingkarkan tangannya di pinggang Baekhyun.

"Berhentilah, Park!" Baekhyun mengetuk kepala Chanyeol dengan kepalan tangannya membuat yang dipukul meringis, padahal itu tidak sakit. "Kenalkan, orang bodoh ini adalah tunanganku."

"Dan sebentar lagi akan menjadi suaminya~" Chanyeol terkekeh pelan. Sepertinya pukulan Baekhyun dikepalanya tidak membuat pria tinggi ini jera.

"N-ne..?" Jongin masih mencerna apa yang diucapkan keduanya. Tunangan? Suami? Jadi selama ini Jongin…

"Sudah kubilang kau itu bodoh." Jongin menoleh dan menemukan Sehun disana, sedang tersenyum geli kearahnya.

"Kau salah paham kalau mengira Channie hyung itu pacarku. Jelas-jelas dia tungangan hyungku." Kini giliran Baekhyun dan Chanyeol yang saling pandang.

"Jadi kau salah paham kalau Chanyeol itu pacar Sehun? Jadi tadi kalian sedang bertengkar ya.. baiklah, sepertinya kalian butuh waktu untuk menyelesaikan masalah kalian. Ehm, untukmu.. aku akan senang kalau kau mau bermain kerumah dan bertemu eomma. Dia pasti senang kalau tahu Sehun sudah punya pacar, ditambah lagi pacarnya sangat tampan." Baekhyun tertawa kecil melihat Jongin yang sedikit malu karena dibilang tampan. Setelahnya dia menarik Chanyeol untuk pergi dari sana. Meninggalkan Sehun dan Jongin yang kembali berduaan.

Kini Sehun dan Jongin sudah duduk disalah satu bangku depan sekolah. Suasana terlihat canggung sekali. Jongin yang masih mencerna, dan Sehun yang gugup. Tiba-tiba saja Sehun dikejutkan oleh Jongin yang menariknya, membuat Sehun kini menghadap kearah Jongin.

Jongin memegang pundak Sehun dan menatap Sehun tepat di mata. Dalam dan lama. Mereka saling menyelami diri kedalam mata keduanya, mencari-cari kesungguhan didalam sana. Masih dengan menatap Sehun dalam, Jongin berusaha mengeluarkan kalimat dari bibirnya. "Jadi?"

"Jadi?" Sehun mengulang kalimat yang sama. Juga masih saling menatap, enggan melepaskan tatapan masing-masing.

"Kau menyukaiku?" Jongin bertanya dengan pelan namun tegas. Sehun menanggapinya dengan anggukan. Dia tidak berbohong, dia memang menyukai Jongin. Selama ini, dia merasa nyaman dengan Jongin yang selalu mengikutinya, tapi berusaha ia tutupi. Dan sekarang, dia tidak mau menutupinya lagi. Dia tidak mau dijauhi Jongin seperti dua minggu belakangan ini.

"Kau bisa menjawabnya, Hun.." Jongin memerintah, dengan lembut.

"Aku menyukaimu, Kim Jongin. Sangat sangat menyukaimu. Ya, walaupun kau bukan tipe idealku. Tapi aku menyukai dirimu yang seperti ini. Meskipun kadang kau juga menyebalkan. Aku tetap menyukaimu, dan kau beruntung… Kim Jongin. Aku menyukaimu, oh tidak. Aku mencintaimu."

Belum ada sedetik Sehun menyelesaikan kalimatnya. Jongin sudah mencium bibirnya lagi, dengan tangannya yang masih memegang pundak Sehun. Bibir Jongin bergerak lembut diatas bibir Sehun, melumatnya pelan. Berusaha menyalurkan sesuatu yang sangat kuat. Sehun tahu, Jongin sangat sangat menyukainya –bahkan mencintai–, Jongin sudah sering megucapkannya dulu. Hanya saja, Sehun terlalu bodoh dan egois. Sekarang, dia sudah tidak mau egois. Dia membiarkan perasaannya terbang menuju Jongin.

Tangan Jongin kini sudah naik ke leher Sehun, mengusapnya lembut. Bibirnya masih melumat dengan sangat lembut, sesekali menyesapnya pelan. Membiarkan saliva mereka bercampur di dalam. Bibir Sehun sangat manis. Bibir yang sejak satu jam yang lalu sudah menjadi candu baginya. Sekarang, dia sudah mendapatkan apa yang diinginkannya. Yang selama enam bulan ini dicintainya. Oh Sehun-nya.

END

Kritik dan saran boleh?:') Akan lebih baik kalo kalian ngasih tau letak kesalahannya, rie masih amatir, ingat? Kkk~~

So, mind to review unni, saeng, oppa? ^^