Author : chen21ina
Title : Into The New World
Sequel Panggil Aku Ayah
Cast :
Kim Jongdae
Kim sehun
Xiumin
Kim Jongin
Rated :T
Jongdae tersenyum menatap foto wanita yang sangat di cintai nya, Kim Minseok . Walaupun usia nya semakin menua namun ingatan nya tentang wanita itu tidak akan pernah pudar . Senyuman Jongdae semakin lebar saat ia merasakan seseorang memeluk nya .
"Sehun-ah berhenti memeluk appa , jika para gadis melihat mu seperti ini bisa hancur reputasi mu sebagai kapten tim basket " bukan nya melepaskan pelukan dari sang ayah Sehun justru makin mempererat nya .
"Biarkan saja appa , seorang kapten pun ingin memeluk ayah nya . " Jongdae tersenyum ia sangat bahagia memiliki Sehun di samping nya , tidak akan pernah lagi ia mengabaikan putra nya ini . tidak akan pernah . Namun berbeda dengan Jongdae , Sehun merasa ada sesuatu yang kurang . Memang selama lima tahun ini Jongdae menepati janji nya , ia berubah menjadi ayah super . Tidak pernah ada sedikit pun hal yang terlewat kan jika itu menyangkut tentang Sehun , tapi Sehun tetaplah seorang anak remaja yang tidak hanya membutuhkan kasih sayang dari sang appa tanpa ia sadari ia sangat merindukan sosok eeomma .
"Astaga Jongin apa yang kau lakukan !" Jongdae dan Sehun saling bertatapan saat mendengar suara ribut-ribut dari arah luar . Karena penasaran akhirnya kedua lelaki beda usia itu pun membuka pintu untuk melihat ada kejadian apa di depan apartemen mereka . Ah sebagai catatan Jongdae dan Sehun kini tinggal di sebuah apartemen , belajar dari pengalaman dulu Jongdae hanya takut jika suatu ketika ada orang asing yang ingin mencelakai nya dan Sehun lagi . Setidak nya jika mereka tinggal di apartemen itu lebih aman karena ada petugas keamanan yang siap siaga 24 jam penuh .
"Jongin ?" Sehun menaikan sebelah halis nya ketika melihat Jongin teman sekelas nya lah yang berbuat gaduh .
"Oh Haii Sehun !" Jawab Jongin kelewat ceria , tanpa memperhatikan raut tidak suka dari wanita di sebelah nya .
"Teman mu ?" tanya Jongdae dan Sehun mengangguk .
"Kau pindah kemari ?" Kini Sehun yang bertanya dan di hadiahi anggukan semangat oleh Jongin .
"Dan kau tau , aku pindah tepat di sebelah apartemen mu Sehun-ah "
"Ehhem permisi , tapi mengobrol nya bisa di lanjutkan nanti saja ? kami harus membereskan barang-barang " Jongdae, Sehun dan Jongin pun menoleh kearah sumber suara . Suara wanita itu terdengar tegas dan menakutkan . Tidak ingin membuat suasana buruk Jongin segera berlari memasuki apartemen nya yang baru dengan membawa kardus berisi beberapa barang milik nya .
"Noona jangan terlalu galak pada Jongin , tadi aku yang menyapa nya terlebih dahulu . Maaf kalau itu membuat acara membereskan barang milik kalian jadi terhambat " Sehun berujar ia merasa tidak enak karena nya Jongin jadi kena marah.
"Noona ?" wanita itu mengulang panggilan Sehun pada nya .
"Kau ini noona nya Jongin kan ?" Sehun kembali bertanya .
"Eomma kenapa masih disini ?" Jongdae yang sedari tadi hanya menjadi penonton kini membulatkan mata nya saat mendengar Jongin memanggil eomma.
"Perkenalkan nama ku adalah Xiumin dan aku adalah eomma nya Jongin " Sehun dan Jongdae saling tatap . Benarkah wanita itu ibu nya Jongin ? berarti minimal usia nya sudah kepala 3 sedangkan xiumin terlihat seperti wanita berusia dua puluhan .
"Oh aku Kim Jongdae appa nya Sehun . Maafkan atas ketidak sopanan putra ku tadi " Jongdae segera mengambil alih situasi .
"Baiklah kami permisi " Setelah itu Jongin dan Xiumin pun menginggalkan Sehun dan Jongdae yang masih terkejut di tempat nya .
"Appa kau percaya jika itu ibu nya Jongin ? "
"Seperti nya tidak "
.
.
Tok
Tok
Xiumin menghentikan kegiatan nya yang sedang memasak , setelah mematikan kompor ia pun berjalan menuju pintu .
Ceklek
"Permisi apakah Sehun ada di dalam ?" Xiumin mengangguk untuk menjawab pertanyaan Jongdae . Wanita itu membuka pintu lebih lebar agar Jongdae bisa masuk . Sejak Jongin pindah ke apartemen , Sehun memang lebih banyak menghabiskan waktu nya di apartemen Jongin . Karena Jongdae sering kali pulang malam membuat nya merasa tidak betah sendirian di rumah akhirnya ia selalu main ke tempat Jongin. lalu saat Jongdae pulang laki-laki itu hanya akan menemukan apartemen yang kosong dan langsung memanggil sang putra untuk pulang.
"Anda baru pulang ? " Xiumin bertanya dan Jongdae hanya mengangguk "langsung mencari Sehun ?" kini Jongdae mengangguk lagi . Setelah meletakan segelas teh hangat untuk Jongdae , Xiumin pun berjalan ke arah kamar Jongin .
"Hun-ah ayah mu sudah menjemput" Sehun mengalihkan pandangan dari permainan games di smartphone nya ke arah Xiumin, tidak menunggu lama laki-laki berkulit putih itu pun sudah duduk disamping appa nya .
"Kalian mau langsung pulang ? makan malam lah dulu disini aku sudah memasak "
"Benar kata eomma , makan malam dulu . Masakan eomma ku adalah yang terbaik , kalian harus merasakan nya ! " Jongin tiba-tiba saja datang dan langsung memeluk Xiumin .
Mereka berempat makan dalam tenang ah mungkin tidak keempat nya karena Jongin sedari tadi tidak bisa diam .
"Aku tidak suka sayur eomma " Jongin melenguh manja , mungkin jika ini di sekolah Sehun akan senang hati memukul kepala Jongin . Bagaimana mungkin laki-laki itu bersikap sangat manja seperti ini .
"Astaga Jongin berhenti lah memilih-milih makanan , kau tau di luar sana banyak anak yang justru ingin merasakan enak nya sayuran . Tapi kau malah membuang nya begini " Jongin hanya mencibir mendengarkan nasihat ibu nya .
"Loh Sehun juga tidak suka sayur ?" Kini perhatian tertuju pada Sehun , yang di tatap hanya tersenyum malu .
"Oh Tuhan kenapa anak jaman sekarang susah sekali makan sayuran " Keluh Xiumin " Kalian tahu tidak jaman eomma masih muda dulu harga daging itu sangat mahal , jadi kami memakan sayuran hasil dari kebun maka dari itu aku sampai sekarang sangat sehat " lanjutnya .
"Appa tidak bisa memasak ahjuma " Jongdae tersedak makanan nya saat mendengar penuturan jujur Sehun " Kalau appa memasak rasanya akan sangat luar biasa, jadi kami lebih sering memesan makanan fast food atau memasak ramen, jadi aku tidak terbiasa makan sayur. "
"Astaga Kim Jongdae ! jadi selama ini kau memberi makanan untuk putra mu fast food atau makanan dari restoran begitu ? Untung Sehun tetap menjadi anak tampan dan pintar . Apa kau tidak tahu penting nya sayuran . " Jongdae hanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal , baru kali ini ia tahu jika xiumin memiliki sisi cerewet karena biasa nya mereka hanya bertegur sapa biasa . Dan ini adalah kali pertama mereka duduk dalam satu meja .
"Lalu apa yang kau makan jika sarapan hun-ah ?" Xiumin kembali bertanya .
"Susu dan sereal , sarapan terbaik ku sandwich " Ucap Sehun, kali ini Xiumin mengelus dada nya lalu melihat tajam ke arah Jongdae .
"Sehun-ah mulai besok jika kau bosan dengan menu sereal atau sandwich datang lah kemari untuk sarapan "
"Tidak perlu xiumin-ah . Terima kasih untuk tawaran nya " Jongdae menolak halus , rasa nya ia sedikit kesal . Tidak tahukah xiumin bahwa Jongdae sudah mati-matian mengurus Sehun dan sekarang hanya masalah menu makanan saja wanita itu seakan menuduh nya sebagai ayah yang becus mengurus asupan gizi untuk anak nya .
"kalau ajushi mau , mulai besok ajushi juga sarapan saja disini " Jongin akhir nya membuka suara setelah dari tadi menjadi penonton .
Namun Xiumin adalah seorang wanita yang peka , ia dapat merasakan perasaan tidak suka pada penolakan Jongdae tadi . Mungkin laki-laki itu merasa tersinggung dengan ucapan nya .
"Maafkan aku , aku tidak bermaksud apa pun " Sehun merasa hati nya teriris melihat wajah sendu Xiumin . ini mengingat kan nya pada Minseok dulu saat eomma nya masih hidup ia pun sering di marahi jika tidak memakan sayuran yang sudah di masak.
.
.
"Tidak ! Appa tidak mengizinkan mu " Jongdae berucap penuh penekanan.
"Ta-tapi "
"Sekali appa bilang tidak yah tidak ! " Sehun mengepalkan tangan nya , ia baru saja meminta izin kepada Jongdae untuk mengikuti kejuaran bela diri . Jongdae memang memasukan Sehun kedalam kelas bela diri hal itu bertujuan agar putra nya suatu saat nanti bisa mempertahan kan diri nya sendiri karena di jaman sekarang orang jahat jumlah nya tidak sedikit dan tidak dapat di pediksi . Namun Jongdae melarang pun bukan tidak beralasan , kejuaraan yang ingin Sehun ikuti adalah kejuaraan tarung bebas dimana setiap petarung bebas melakukan segala jenis ilmu bela diri selama ia berada di atas ring . Jongdae tidak ingin putra nya terluka , hanya itu .
"Kau tidak pernah mengerti anak mu sendiri !"
BRAK
Sehun menutup pintu dengan keras menyisakan Jongdae yang hanya dapat menghela nafas lelah.
Xiumin baru saja pulang dari kegiatan belanja bulanan , matanya tidak sengaja menangkap Sehun yang sedang duduk seorang diri di bangku taman dekat apartemen mereka .
"Heiii " Sehun sedikit tersentak saat merasakan seseorang duduk di samping nya .
"Kau kenapa Sehun-ah ?" Sehun tetap diam dan tidak menjawab pertanyaan Xiumin .
"Kata orang es krim bisa untuk menenangkan hati yang sedang panas , dan coklat bisa memperbaiki mood yang sedang kacau , ini ahjuma punya es krim coklat " Xiumin menyodorkan sebuah es krim coklat tepat di hadapan wajah Sehun .
" Ahjuma sebenarnya berapa usia mu ?" Sehun tak habis pikir ibu dari teman nya ini mengapa bersikap layak nya anak muda yang sedang merayu balita yang sedang menangis.
"Usia ku tujuh belas tahun , percayalah aku masih terlihat cantik walaupun memakai seragam sekolah " Kini Sehun tertawa , Xiumin sungguh lucu . Di sela-sela tawa nya Xiumin kembali menyodorkan es krim coklat yang tadi sempat di tawarkan kepada nya . Lama mereka dalam diam bahkan es krim pun telah habis namun tidak ada satu pun dari Xiumin atau Sehun yang berniat beranjak .
"Appa melarang ku mengikuti kejuaraan bela diri " Xiumin memfokuskan perhatian nya pada Sehun yang mulai bercerita .
"Aku menyukai bela diri, selain memdapatkan ilmu untuk bertahan itu juga bisa sebagai olahraga, dan aku menyukai nya . Apakah aku salah jika aku ingin mengikuti kejuaraan ? aku ingin membuktikan pada Appa bahwa aku mampu . Aku ingin membuktikan pada eomma ku bahwa aku dapat membuat nya bangga . Salah kah ?" Lanjut nya
"Ada alasan lain ?" Xiumin bertanya dan Sehun menaikan halis nya , alasan lain ? bagaimana Xiumin bisa tahu . Sehun hanya mengangguk untuk menjawabnya .
"Boleh ahjuma tahu "
"Hadiah nya sangat besar , sepuluh juta won untuk pemenang utama "
"Untuk apa uang sebanyak itu ?"
"Appa sebentar lagi ulang tahun , aku ingin membelikan sesuatu untuk nya . Sesuatu yang bernilai materi tinggi dan juga piala . Aku yakin aku akan menang " Ucap Sehun penuh percaya diri.
"Sayang " xiumin menjeda kalimat nya lalu ia melihat Sehun . mata mereka saling bertemu "Ahjuma rasa appa mu tidak melarang kau mengikuti kejuaraan itu , ia hanya terlalu menghawatirkan mu. Ia tidak ingin anak nya yang tampan ini terluka " Xiumin dengan lembut mengusap pipi Sehun .
"Ahjuma sangat mendukung jika kau ingin membelikan hadiah mahal untuk appa mu , tapi dari yang ahjuma lihat appa mu sudah berkecukupan dalam bidang materi lalu apa lagi yang kiranya belum appa mu miliki ? " Sehun terdiam dalam hati ia membenarkan segala ucapan Xiumin .
"Kau tahu nak , apa yang paling berharga yang di miliki appa mu ?" Sehun terdiam nampak berpikir .
"Perusahaan , appa membesarkan perusahaan dari nol sampai bisa sebesar sekarang " Sehun berujar penuh keyakinan . Dan Xiumin hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala nya.
"Tidak ada yang lebih berharga di bandingkan dengan dirimu Sehun , Bahkan ahjuma yakin appa mu rela kehilangan perusahaan nya di banding jika ia harus kehilangan mu " Sehun hanya terdiam mendengarkan setiap ucapan Xiumin .
" Bagi kami para orang tua , harta yang paling berharga adalah keluarga. Uang bukan segalanya , ahjuma juga percaya Appa mu tidak menginginkan hadiah mewah ia hanya ingin dirimu yang selalu disamping nya ."
Sehun merasa di tampar ia teringat saat kecil dulu Minseok tidak pernah membuatkan sebuah pesta besar untuk hari ulang tahun nya , hanya sebuah perayaan sederhana namun sangat berkesan dan penuh cinta . Tanpa disadari Sehun menangis , Xiumin yang melihat nya segera menghapus air mata dari wajah tampan sabahat anak nya ini namun bukan nya berhenti Sehun semakin menangis dan kini ia sudah berada dalam pelukan Xiumin .
"Hiks hiks eomma " tangisan itu begitu mengiris hati Xiumin , di usapnya pelan punggung Sehun
"Uljima , eomma disini sayang eomma disini " Xiumin terus melakukan itu sampai Sehun berhenti menangis . Sehun merasa sangat nyaman berada di samping Xiumin .Sangat.
.
.
.
Sehun menatap ragu pada pintu kamar Jongdae , Appa nya tersebut tentu sangat merasa marah dan kecewa apalagi tadi Sehun sudah membentak nya. Tapi ia juga tidak ingin membuat sang ayah kecewa lebih dalam . Sehun membuka pintu kamar perlahan , namun kamar itu kosong tidak ada tanda-tanda keberadaan Jongdae di dalam nya .
Ia menutup kembali pintu kamar , mencari keberadaan sang ayah . Sehun tidak bisa menahan senyum saat melihat ayah nya berada di dapur , dengan celemek berwarna biru ia terlihat sangat serius membaca resep .
"Appa " Jongdae mengalihkan tatapan nya pada sang putra yang kini tengah berjalan perlahan kearah nya .
"Maafkan aku , maaf karena sudah membentak mu , maaf karena sudah –" Sehun tidak melanjutkan kalimat nya karena kini Jongdae tengah memeluk nya .
"Appa maafkan " Ucap Jongdae sambil tersenyum . Sehun sedikit terkejut pasalnya walau pun Jongdae adalah pribadi yang lembut namun ia juga sangat keras , Semudah itukah Jongdae memaafkan nya . Tidak mau ambil pusing Sehun pun membalas pelukan sang ayah .
"Sekarang kau mandi setelah itu kita makan bersama " Sehun mengangguk dan segera melesat ke kamar mandi.
Tuutt
Tuutt
"Yoboseiyo " Jongdae tersenyum saat panggilan nya telah tersambung .
"Gomawo Xiumin-ah , terima kasih sudah menasihati Sehun " Ucap Jongdae tulus .
"Cheonma " Xiumin pun ikut tersenyum di seberang sana .
Tadi saat Sehun sedang bersama Xiumin , Jongdae melihat nya dari atas apartemen mereka . Melihat bagaimana putra nya itu mulai tertawa, bercerita dan terakhir menangis dalam pelukan Xiumin . Saat di tanya Xiumin hanya mengatakan jika Jongdae harus memaafkan Sehun .
"Appa masakan mu gosong " Jongdae tersadar dari lamunan nya , astaga bagaimana bisa ia melamunkan Xiumin dan melupakan masakan nya .
"Jadi kita makan apa ? ramen ? Fast food ? " Kini Sehun bertanya dan Jongdae melenguh lelah .
Melihat itu Sehun justru tersenyum lebar dan ia pergi keluar meninggalkan sang ayah . Tak lama Sehun kembali namun kini ia tidak sendirian . Anak laki-laki itu membawa Xiumin di belakang nya .
"Waaahh ajushi kau tadi memasak atau sedang percobaan membakar dapur ?" Jongin bertanya setengah mengejek .
"Sekarang duduk lah , biar aku yang menyelesaikan segala kekacauan ini " Jongdae hendak membantah perkataan Xiumin namun wanita itu berhasil membuat nya bungkam "Aku tahu kau lelah jadi lebih baik kau beristirahat saja , kau sadar tidak jika apartemen mu kebakaran maka tempat ku pun akan kena imbas nya " Jongdae akhir nya menyingkir membiarkan membiarkan Xiumin mengmbil alih dapur nya .
"Baiklah anak-anak kita selesaikan semua kekacauan ini . Sehun kau tolong cuci piring dan peralatan masak , Jongin kau buang sampah-sampah yang berserakan . Go !" Jongdae tersenyum dalam diam melihat interaksi ketiga nya ia seakan mendapatkan kembali sebuah keluarga .
Tidak sampai satu jam semua makanan sudah tersedia di atas meja , dan kali tidak ada yang gosong . Jongdae pun meminta Xiumin dan Jongin untuk ikut makan malam di sana yang tentu saja di hadiahi anggukan semangat oleh Jongin .
"Eomma besok jangan lupa untuk datang ke sekolah , aku ada tanding dance " Ucap Jongin di sela-sela kegiatan makan mereka .
"Awas saja jika kau melakukan gerakan erotis , eomma akan langsun menarik mu turun !"
"Ajushi juga besok datang kan ? Sehun pun akan bertanding basket , jika sudah Sehun turun ke lapangan pasti kami akan menang " Jongin berucap kembali .
"Akan ajushi usahakan "
"Tidak apa-apa aku tahu besok appa ada rapat penting kan ?" Sehun segera memotong ucapan Jongdae , ia memang mengatakan tidak apa-apa namun terlihat jelas raut sedih disana .
"Apa jam kau tanding berbarengan dengan jongin ?"
"Tidak , Jongin pukul sembilan dan aku bertanding pukul satu siang "
"Baiklah kalau begitu , kau yang semangat . Eomma janji akan menonton mu bertanding , ah kalau perlu aku akan membawa banner nama SEHUN yang besar . bagaimana ?"
"Astaga eomma kalau kau melakukan itu untuk Sehun aku yang malu " Jongin hanya mencibir .
"Eomma ?" kata Sehun .
"Iya " Xiumin menjawab polos , ia tidak menyadari adanya tatapan lain dari Sehun .
"Boleh kah aku memanggilmu begitu " lanjut nya " Bolehkan aku memanggil mu Eomma "
.
.
.
Tbc
.
.
Haaaaaaiiiii maafkan saya yang justru buat sekuel ff lain , padahal masih ada utang di ff 'peramal' . Tapi yah mau bagaimana lagi kehilangan ide buat lanjut yang peramal , tapi aku usahakan buat cepet fast update !
Hwang0203 : kamu tau apa yang kamu lakukan kepada ku ? aku nangis baca review mu .. Semoga ini tidak mengecewakan yah .
Kim hyomi : ini disini xiumin dapet peran kok ga Cuma nama doangan hehehehe , ini juga sequel nya udh di tulis ,, semoga suka ..
Okaiiii gomawo buat yang udah baca , buat yang udah review , kecup basah buat kalian semua ~
See you in next chap ^^
