Haii! Ini adalah fanfic pertamaku, dari dulu memang udah hobi bikin cerita sih. Tapi yang satu ini setidaknya di publish. Selamat membaca!
Fanfic: Kuroko no Basuke
Genre: Shonen-ai, BL, romance.
Pairing: Kise x Kuroko [ KiKuro ]
[c] Bakami
I'm Always Love You. Why You Can't Notice , Huh ?
"I'm always watching you. I'm always like you. I'm always love you. Why you can't notice my feelings?"
Menurutku dirinyalah satu-satunya dalam hidupku. Tanpanya hidupku terasa hampa. Tiap kulihat dia bermain basket di lapangan, hanya melihatnya, berbicara dengannya, itu sudah merupakan hal yang paling berarti dalam hidupku.
"Kurokocchi!" Panggil salah satu orang.
"Ada apa kise-kun?" Jawabku dengan datar.
"Apa hari ini kau ada acara? Atau ada keperluan?" Tanya kise-kun kepadaku.
"Tidak, memangnya kenapa?" Tanyaku dengan harap ia mengajakku ke suatu tempat.
"Bagaimana kalau temani aku ke supermarket? Ada yang mau ku-diskusikan denganmu." Ajak kise-kun dengan gembira. "Yah, tapi kalau kau tidak mau tidak apa-apa kok."
"Ah, tidak! Tidak apa-apa. Aku temani."
"Sungguh? Yay!" Teriak kise-kun dengan gembira seperti anak kecil.
Ya. Kise Ryouta, dialah orangnya. Ia seperti anak kecil, dan blak-blakan. Tapi itulah yang kusukai darinya. Saat pertama kali bertemu dengan dia di SMP, aku merasa dia menyebalkan karena ia selalu sok dekat denganku. Tapi aku berkali-kali dibantunya. Ya, selalu.
Saat melihatnya bermain di lapangan, hatiku selalu bersinar dan berdegup kencang. Saat kusadari saat itulah, aku merasa aku menyukainya. Tidak, aku benar-benar menyukainya.
Mungkin, tampangku yang datar, sifatku yang tidak peduli ini tidak akan mengambil kesempatan. Tapi untuk sekarang, aku benar-benar menyukainya. Yah mungkin suatu saat nanti, suatu saat nanti.
"Kurokocchi! Ayo cepat!" Teriak kise-kun dari kejauhan.
"Hosh hosh, sebentar. Aku sudah lama tidak lari, jangan cepat-cepat kise-kun." Aku berlari dengan sekuat tenaga, tapi tidak kuat. Dan tiba-tiba aku tersandung. '
"Hwoa!" Saat itulah aku terjatuh dengan posisi yang tidak jelas.
"Ku..kurokocchi!" Kise-kun berlari dengan sangat cepat untuk menghampiriku. "Apa kau baik-baik saja?"
"I..iya hanya tersandung, tidak perlu panik." Kataku sambil mencari saputangan dalam kantung.
Kise-kun mengeluarkan saputungannya duluan, dan mengelapkannya ke wajahku. Saat merasakan tangannya di wajahku, dadaku berdegup dengan sangat kencang. Walaupun begitu aku tidak boleh menunjukan wajah merah padamku ini.
"aa..anoo, kise-kun aku tidak apa-apa" Kataku sambil memegang wajahku, seperti menolak pertolongannya. "Lebih baik kita pergi sekarang."
"Tapi, kurokocchi kau berdarah." Setelah itu kise-kun langsung mengeluarkan lidahnya dan mencium pipiku. Tapi aku tidak berharap apa-apa dari situ, ia hanya khawatir tentang lukaku. Kise-kun hanya ingin menyembuhkan lukaku.
Ia hanya menjilat lukaku agar cepat sembuh. Walaupun begitu, dadaku tambah berdegup kencang. Semakin kencang, aku semakin khawatir.
"Nah, sekarang aku harap tidak apa-apa!" Kata kise-kun sambil berdiri dan menyodorkan tangannya untuk menolongku. Otomatis aku memegang tangannya dan menerima pertolongannya.
"Haha, terima kasih."
Apa yang kuharapkan? Apa aku berharap, hubungan kita bisa lebih dari ini? Haha itu tidak mungkin, kan? Kise-kun menyukaiku? Sembarangan, dia model, dia suka perempuan cantik, dia menyukai wanita bertubuh seksi.
Dia tidak akan menyukai cowok sepertiku, yang sedikit bicara, tidak bisa apa-apa. Keberadaanku bahkan tidak disadari banyak orang. Ya, cuman kise-kun yang peduli padaku. Apapun yang kubutuhkan, seakan-akan ia tahu. Semua kekhawatiranku, semua kecemasanku. Hanya kise-kun...
Seketika itu, aku tidak sadar telah mengeluarkan air mata. Dan hanya berdiri diam. Membiarkan kise-kun melihat padaku. Padahal, aku tidak ingin ia melihatnya. Aku tidak ingin menganggapku lemah. Tapi setidaknya, kita sahabat bukan?
"Ku..kurokocchi! Ada apa?! Kenapa kau menangis?" Teriak kise-kun dari kejauhan lalu mendekatiku karena mengkhawatirkanku. "Apa luka tadi masih sakit?"
"
Ah tidak, aku hanya sedikit ngantuk sampai mengeluarkan air mata. Hahaha" Jawabku polos, seakan itu adalah air mata biasa. "Jadi tidak usah khawatir. Oke?"
"Ah, aku terlalu khawatir ya? Oke-oke ayo!"
"Ya!"
Kali ini kise-kun berjalan menyesuaikan dengan langkahku. Ia berjalan dengan kaki kanan aku pun berjalan dengan kaki kanan, begitu pula sebaliknya. Kalo dipikir lucu juga, bisa berjalan bersama seperti ini. Aku hanya tersenyum kecil. Mungkin aku tidak perlu khawatir, asal semuanya berjalan seperti ini. Ya, selamanya seperti ini.
"Kurokocchi, kita sudah sampai!" Kata kise-kun menghapuskan lamunanku.
Ketika sampai, kulihat sebuah toko berwarna pink yang menjual aksesoris untuk perempuan segala umur. Aku ingin tau kenapa dia membawaku kesini. Jangan-jangan...
"Kise-kun kenapa kita pergi kesini?" Tanyaku seakan ingin tau.
"Ah, begini. Teman sekelasku, minocchi dia fansku. Sebentar lagi dia ulang tahun, dia ingin aku membelikan sesuatu untuknya. Sebagai gantinya dia juga akan memberikan imbalan kepadaku." Kata kise-kun menjelaskan.
"Kau tau? Imbalannya itu semua yang aku inginkan pasti dikabulkan, yah walaupun cuman satu hehehe."
"Oh..."
"Kenapa?"
"Tidak, tidak apa-apa."
Tsukiyo-san? Aku ingin tau dia perempuan seperti apa. Yang pasti dia adalah tipe kesukaan kise-kun. Kalau tidak, tidak mungkin kise-kun ingin membeli barang untuknya.
"Hmm.. aku ingin membelikan aksesoris. Kira-kira apa ya?" Tanya kise-kun kepadaku.
"Bagaimana kalau kalung? Atau gelang?" Jawabku.
"Boleh juga!"
"Bagaimana kalau ini?" Aku menunjukan ke sebuah kalung yang berbandul bola basket kecil. "Aku pikir ini bagus."
"Hahaha! Kurokocchi, kau benar-benar suka basket kan?" Kata kise-kun sambil tertawa terbahak-bahak. "Lagipula baca, itu untuk cowok!"
"Eh? Cowok?"
"Iya, disini kalau perempuan ingin membelikan sesuatu ke kekasihnya, juga bisa beli disini."
"Ooh, aku baru tau." Jawabku sambil tersenyum tipis.
Aku dan kise-kun berkeliling di dalam toko itu. Yah, mungkin karena aku bukan perempuan aku tidak mengerti apapun yang disukai perempuan. Lagipula aku juga tidak bisa mengerti perasaan mereka.
Tapi kalau kupikir, kise-kun bisa melakukan apapun yang dilihatnya. Hanya dengan berlatih sebentar ia bisa menguasai semua yang ia pelajari. Makannya ia selalu disebut " copy" Dia juga berkerja sebagai model, dia keren. Yah dia memang 'sahabat' terbaikku.
Entah kenapa, hari ini pikiranku banyak sekali. Semua tentang kise-kun. Aku tidak bisa berpikir dengan baik hari ini. Dan aku sudah lepas dari pikiran.
"Kise-kun..." Panggilku dengan agak sedikit bergetar. Air mata menetes sedikit demi sedikit. "Kise-kun... aku.. aku, menyukaimu."
"Hah? Apa maksudmu?" Tanya kise-kun seakan bingung dan khawatir. Tentu saja dia tidak akan mengerti apa yang kukatakan. Tapi tiba-tiba aku merasakan pelukan hangat didadaku.
"Benarkah? Kau menyukaiku?" Tanyanya
"Ki..kise-kun?" Tanyaku. Tanpa berpikir panjang kujawab. "Iya! Aku sangat menyukaimu, tiap hari, tiap waktu, aku selalu memikirkanmu. Tapi kau seorang model, kau pasti menyukai wanita yang cantik, seksi, dan menawan. Kau tidak akan menyukaiku yang seperti ini!"
Tangisanku dan teriakanku semakin keras. Tiba-tiba kise-kun melepaskan pelukannya dan membawaku keluar dari toko tersebut. Ia membawaku ke sebuah lorong kecil, ah iya lorong yang rahasia yang kita buat sewaktu di SMP.
Tiba-tiba ia menciumku dengan sekuat tenaga. Aku tidak tau mengapa, tapi aku hanya menerimanya, walaupun air mataku terus mengalir entah mengapa aku terasa bahagia. Bibirnya yang hangat, bibirnya yang lembut.
Ini semua milik kise-kun, aku memilikinya. Ciuman kise-kun semakin dalam, ia mulai menciumku menggunakan lidahnya. Aku hanya menerimanya, aku juga memainkan lidahku sedikit demi sedikit. Tanpa kusadari air liurku menetes karena ciuman maut itu.
Lalu, kise-kun berhenti menciumku dan menatapku yang masih mengeluarkan air mata ini. Entah apa yang akan dilakukannya. Apa itu merupakan kenangan terakhir? Apa aku tidak bisa bertemu dengannya lagi, berbicara dengannya lagi? Ah aku tidak ingin itu, TIDAK INGIN!
"Ah, kise-kun. Jangan pikirkan perkataanku lagi, itu hanya bercanda." Kataku sambil menghindari tatapannya.
"Apa kau bilang, semua itu hanya bercanda?" Tanya kise-kun dengan nada yang agak marah. Ia memalingkan mukanya, dan pergi meninggalkanku.
"TUNGGU!" Teriakku sambil memegang bagian belakang bajunya. "A..aku bukan bermaksud membohongimu! A, aku hanya takut dibenci oleh kise-kun, aku takut kita tidak bisa selamanya seperti ini. Aku takut aku tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu!"
"Lalu, kau anggap apa ciuman tadi?" Tanyanya jengkel. "Kau tau, perempuan yang bisa mengabulkan permintaanku itu. Apa kau tau aku meminta apa?"
Aku hanya menggeleng pelan, sebagai jawaban tidak tau.
"Aku meminta foto-fotomu, aku meminta data bagaimana keseharianmu disekolah, aku meminta bagaimana kau disekolah!" Kata kise-kun sedikit membentak. "Aku takut kau bakal dekat dengan kagamicchi yang hebat dalam basket itu, apalagi ia sempat belajar di amerika."
"Be...benarkah?" Tanyaku untuk meyakinkan. "Kise-kun kau tidak bohong kan?"
"Apa mataku terlihat berbohong? Apa aku pernah membohongimu?"
"ki..kise-kun. Kise-kun. Kise-kunn. KISE-KUNNNNN!" Tangisanku semakin keras setelah mendengar jawaban itu.
"Apa kita bisa selamanya bersama? Selamanya?" Tanyaku memastikan sambil air mataku yang terus bercucuran. Tanganku yang memeluk kise-kun.
"Ya, selamanya" Jawab kise-kun dengan singkat tapi melekat di hatiku. Dan ia menciumku di lorong itu sekali lagi.
" Do you really love me? If this is a dream, I just don't want to wake up forever. "
I'm always love you. Why you can't notice, huh?
- THE END -
Sequel: Please don't leave me kise-kun!
