Disclaimer: si jenius kece oke Yoshihiro Togashi. Pertama, kekurangan judul ide. Kedua, ini adalah request untuk ff NeoPika (okay…). Ketiga, orkes sibuk dan bentar lagi sekolah dan siapin UN tahun depan (urgh) jadi agak slow up-date chapter baru. Keempat, cerita ini dimasa Kurapika sudah jadi bodyguardnya Neon tapi ga sekarat mikirin Phantom Troupe jadi paksain aja masuk dalam alur hxh. Enjoy.


Belajarlah Bersosialisasi, Kurapika

"Hai Miaka, apa yang sedang kau lakukan hari ini?" Neon Nostrade sedang berbicara pada temannya di telepon. Di pagi hari yang cerah, dia hanya bermalas-malasan sambil berguling-guling di tempat tidur ukuran king size berkelambu miliknya. "Apa? Yang benar saja? Kasian sekali dia, lagian cowoknya kan udah dari awal di cap playboy." Temannya tertawa lewat telpon. "Hm… aku sedang apa ya? Biasa, bermalasan-malasan." Mereka berdua berbicara tentang hal lainnya. Lalu Neon menceritakan tentang beberapa bodyguard barunya, "Kau tau, ayahku sudah menyewa beberapa orang untuk menjagaku di pelelangan nanti." Neon mengubah teleponnya menjadi loudspeaker.

"Oh ya? Kamu sudah berkenalan dengan mereka belum?"

Neon meletakkan hapenya disamping bantal, "Aku sudah melihat mereka, tapi buat apa berkenalan? Semuanya terlihat sama saja membosankannya."

"Seperti apa saja mereka?"

Neon menghela napas, "Entahlah yang kuingat hanya beberapa saja. Ada perempuan dengan baju tank top, ada seorang perempuan pendek dan botak di bagian atas kepalanya. Sisanya ya… biasa saja. Lalu yang mencolok itu ada seseorang yang berpakaian norak, entah itu dress atau apalah! Jika kau melihatnya, pasti akan menahan tawa!"

"Benarkah?" Mereka melanjutkan ke pembicaraan lain. "Hey Neon, apakah kau bebas malam ini?"

"Tentu saja, apa di pikiranmu?"

"Karena banyak yang pada nganggur, aku akan mengadakan pesta santai di mansionku. Kita undang saja banyak orang."

"Hm, boleh juga. Lagipula aku ingin mendengar ceritanya Garett dan pacar- eh maksudku 'mantan' pacarnya" Neon tersenyum.

"Tentu tentu… Dan kau boleh membawa bodyguradmu"

"Urgh! Justru aku tidak menginkannya. Mereka hanya akan mengacaukan kesenanganku."

"Ya, terserahmu tuan putri. Malam ini, jam 7 ok."

"Yup" Neon menutup telepon lalu pergi keluar kamarnya. Meski rumahnya besar bagaikan labirin, Neon tidak pernah salah arah. Dia berlari menuju ruangan ayahnya. Dengan keras, dia membuka salah satu pintunya. "Ayah ayah ayah..." Neon memberikan senyuman termanisnya. "Aku malam ini pergi berpesta ke rumah Miaka ya!" Light Nostrade tentu memberinya izin pada anak satu-satunya yang ia miliki. Bagaimana tidak? Semua kekayaan keluarga Nostrade berasal dari kemampuan Neon untuk meramal.

"Rumah Miaka jauh," lalu dia melihat Neon yang sedang menatapnya dengan 'mata memohon', "tapi kurasa kau boleh pergi dengan syarat membawa 3 orang bodyguard" Ayahnya melanjutkan dengan pasrah.

"Ish ayaaaah! Aku tidak ingin membawa satupun dari mereka!" Neon terlihat kesal.

"Tidak bisa Neon" Ayahnya mengatakan itu meski tahu ia akan kalah.

Neon berpikir sesaat, hari ini dia kurang bersemangat berdebat melawan ayahnya. "Baiklah yah, tapi satu saja ya…"

"Yasudah"

"Yay!" Neon memeluk ayahnya lalu pergi meninggalkan ruangan. Hm… siapa yang akan kubawa ya? Neon berlari lagi menuju ruangan Dalzollene ketika, "aduh!" Neon terjatuh.

"Maafkan aku Miss Neon." Laki-laki berambut kuning yang ditabrak Neon lalu berlutut disampingnya dan mengulurkan tangannya.

Neon memantapnya. Aha! Pasti ini jodoh. Maafkan aku kawan, tapi hari ini kau yang akan kuajak. Harga diri Neon menolak bantuannya, lalu dia berdiri sambil melipat kedua tangannya. "Hmph! Gimana sih, kalau jalan liat-liat dong!"

"Maafkan aku-"

Iya teruslah merasa bersalah hah! "Terserah… Tapi kau harus ikut denganku sekarang ya!" Neon menarik tangan lelaki yang baru dia tabrak ke kamarnya.

"Siapa namamu, aku lupa." Bajunya itu hahaha…

"Nama saya Kurapika, Miss Neon"

"Ish… Jangan berbicara formal, itu sangat mengaggu kau tahu apalagi kata miss itu! Lagipula, hari ini kau harus menemaniku ke sebuah pesta," Dia harus ganti baju. Karena baju anehnya itu, nanti aku akan terlihat aneh membawa orang aneh. "Tapi cari baju untukmu dulu ya!" Hm…tentu aku tidak punya baju laki-laki, tapi dia itu mirip perempuan. Jadi aku akan berpura-pura bodoh saja dan mengira dia seorang perempuan atau memaksanya juga tidak masalah. Lalu ketika di pesta nanti akan kubuat Garett jatuh cinta padanya. Neon kau sungguh jenius! Hanya satu masalah, Kurapika tidak akan mempunyai dada. Yasudahlah. Neon memberikan Kurapika sebuah senyuman mencurigakan lalu Kurapika bergidik.

"Um, Mi- maksudku Neon, aku memiliki baju sendiri-"

"Hey, kau ingin kupecat di hari-hari pertama berkerjamu!" Neon masuk kedalam ruangan penuh baju lalu keluar dengan berbagai macam dress. "Baik Kurapika! Yang mana yang kau sukai?"

Kurapika menduganya. Neon pasti berpikir bahwa dia seorang perempuan. Kurapika hanya tersenyum padanya karena hal ini memang sering kali terjadi. "Neon, aku ini seorang lelaki-"

Bodo, "Apa! Kau seorang lelaki…" Neon tak dapat menahan tawanya, "maafkan aku Kurapika."

"Kau tidak bersalah, aku memang beberapa kali dikira seorang perempuan-"

"ckckck… Tentu saja aku tahu kamu seorang laki-laki, Kurapika. Tapi kecantikanmu harus digunakan malam ini ya! Jika tidak mau, ucapkan selamat tinggal pada perkerjaan barumu ini." Neon memberinya senyuman jahat. "Ini, pilihlah. Secara pribadi, aku sih suka yang strapless dress hitam ini. Kau ingin memakai yang mana?"

"N-N-Neon, a-apa kau serius?" Kurapika terlihat memerah.

"Tentu saja! Dan ingat, pe-ker-ja-an-mu akan di pertaruhkan jika kau menolak."

Kurapika, pikirkan harga dirimu… Tetapi- aduh, itukan baju dress untuk seorang perempuan! Pikirkanlah dulu. Semua ini harus kau lalui demi mempertahankan pekerjaan. Lagipula, Leorio, Gon, dan Killua tidak ada disini. Ingat tujuanmu, demi pelelangan Yorknew- "Baiklah Neon, terserah padamu saja." Kurapika terlihat seperti seseorang yang kehilangan jiwanya.

Neon memperhatikan Kurapika, "Rambutmu kuning, matamu biru, maka…" lalu melihat beragam dress miliknya, "sepertinya kau lebih cocok dengan dress warna scarlet selutut ini." Neon melemparkan dress itu padanya. "Gantilah di dalam, aku ingin melihatnya."

Ironi… Kurapika terhuyung-huyung memasuki ruangan baju untuk berganti.

Beberapa saat kemudian Neon sudah tidak sabar, "Kurapika sudah selesai belum!"

Kurapika mengepalkan kedua tangannya dan menunduk. A-apa yang harus kulakukan! Ini sangatlah memalukan.

"Kurapikaaaaa, apakah kau kesulitan memakainya?" Neon mengetuk pintu rangan ganti sangat keras. "Jika kau tidak keluar maka aku akan masuk-"

Kurapika membuka kedua pintu. Mukanya sangat merah karena malu dan dia bahkan tidak menatap Neon. Mereka berdua terdiam.

Neon terkejut, dia sama sekali tidak menyangka Kurapika akan secantik ini. Dia berubah marah, "KURAPIKA GANTILAH KE BAJU LAKI-LAKI!"

A-apa salahku?, pikir Kurapika.

Neon mendorongnya kedalam dengan kasar lalu menutup kedua pintunya. Hmph! Cantiknya bahkan melebihiku, nanti dia akan menarik perhatian banyak orang dan mereka semua akan mengabaikanku.

Berbeda dengan sebelumnya, Kurapika sangat cepat mengganti pakaian. Wajahnya berubah bahagia dan akhirnya keluar ruangan ganti, "Neon, ini berarti aku akan memakai baju laki-laki kan?" Kurapika tersenyum padanya. Dia tidak mengerti kenapa Neon bersikap seperti tadi.

Neon berubah merah melihat wajah tersenyumnya dan membuang pandangan. "Ya, tapi harus baju casual."

Kurapika masih tersenyum padanya. "Tentu, dan acaranya pasti malam ini." Dia terdengar sangat lega tidak harus menjadi seorang perempuan.

HMPH HMPH HMPH! "Jam enam kita berangkat. Kau boleh pergi sekarang."

Kurapika meningalkan Neon di kamarnya.

Sepertinya planmu gagal hari ini Neon, katanya pada diri sendiri lalu melipat kedua tangannya.


End of chapter 1