Halooo halooo banduuung~ Eh salah.
Haloo para readers yang saya cintai muah muah *hoek*. Ini fanfic pertama saya. Te-hee ^^ Sebelumnya saya mau berterimakasih kepada Matsumoto Sayaka-nee chan, nekochan lovers-senpai, Luxam-senpai, Ayashi Dina dan masih banyak yang lainnya yang telah membantu saya secara langsung dan tidak langsung untuk membuat fic ini #plak. Akhirnya fic ini dipublish juga setelah sekian lama menunggu~ huohuo dan saya tak menyangka fic ini dipublish tepat pada tanggal ulang tahun saya #curcol *dihajar readers* Ohiya fic ini saya masukan di fandom Kuroshitsuji dan tidak di Xover karena ada sedikit masalah.
Awalnya mau bikin genrenya yang Fantasy and Humor. Tapi entah kenapa kepikiran, kayaknya bikin Fanfic Mystery and Humor lebih menantang #curcollagi. Anyway, tokoh-tokoh Naruto disini anggaplah sudah di masa dewasa alias Naruto Shippuden. Okelah tidak usah banyak berbasa-basi. Skip saja pembuka yang gaje ini. Don't like? Don't read!
Chapter 1: The Missing Hokage
Disclaimer: Yana Toboso milik Kuroshitsuji, Masashi Kishimoto milik Naruto, Saya milik fic ini.
Warning: Garing, abal, gaje, aneh, typo, OOC, dapat menyebabkan kantuk dan kanker, de el el.
Summary: Ciel Phantomhive mendapat misi dari sang ratu untuk mengusut kasus di Konohagakure, yaitu sang Hokage ke-5 (baca: Tsunade) menghilang tanpa jejak. Ciel dan butlernya yang yang multi-talented inipun beraksi dibantu oleh Naruto dan kawan-kawan seperjuangannya. Kelanjutannya? Baca sendiri~
Selamat menikmati, eh membaca!
Suatu hari, tinggalah seorang putri dengan ibu tirinya di sebuah istana. Sang ibu tiri alias ratu mempunyai sebuah cermin ajaib…
Ciel: Woy! Perasaan di script gak kayak gitu deh ceritanya…
Author: Oh ya? *baca ulang script*
Ciel: *lempar apel* dodol! Itumah script cerita putri salju!
Author: Gyaaa! *ngusap-ngusap kepala yang kena apel* Nee, gomen bocchama. Saya lupa.
Ciel: *sweatdrop*
Author: Oke oke, diulang. Three...two...one...TARIK MANG!
Di Inggris, tinggalah seorang bangsawan kaya muda yang bernama Ciel Phantomhive. Ciel ini terkenal dengan kelici—kepiawaiannya dalam berbisnis. Ia tinggal bersama butlernya serta tiga pelayannya yang setia. Butlernya bernama Sebastian Michaelis. Ia terkenal dengan multi-talented nya dan mukanya yang mesu—ganteng. 3 pelayannya adalah Maylene, Finny dan Bard. Maylene adalah seorang maid yang cerob—cekatan dalam bekerja. Finny adalah tukang kebun yang bod—pandai dalam berkebun. Dan Bard adalah koki yang pay—handal dalam memasak *Author batuk-batuk*. Oh iyaa kita melupakan satu orang lagi, yaitu pak Tanaka. Beliau ini adalah seorang kepala pelayan yang sudah lama bekerja pada keluarga Phantomhive. Kesehariannya adalah minum teh sambil berkata-kata yang (nggak) bijak "Ho...ho...ho...".
Pada suatu hari sang butler mes—eh, maksudnya multi-talented ini masuk keruang kerja Ciel sambil membawa sebuah surat dari fansnya, eh salah maksud saya dari yang mulia ratu.
"Assalamualaikum tuan..." sapa Sebastian kepada Ciel.
Heh? Sejak kapan Sebastian ngucapin salam?
"Hn, ada apa?" jawab Ciel acuh tak acuh sambil membaca koran Kompos.
"Tuan, kalo gak jawab salam dosa lho. Salam itukan doa." kata Sebastian nan polosnya. Oh rupanya sudah tobat dia dari keiblisan dan kemesumannya.
"Ah iya deh terserah. Ada apa?" tanya Ciel lagi sambil menurunkan korannya sedikit dan menatap Sebastian..
"Beini tuan muda. Ada surat dari yang mulia ratu." jawab Sebastian sambil menaruh suratnya dimeja Ciel, lalu menaruh tangan kiri dikepala, tangan kanan dipinggang dan garuk-garuk layaknya orangutan di ragunan. Eh salah ya?
"Oh?" kata Ciel lalu mengambil surat tersebut dan membacanya.
Isinya:
'Halo Ciel ku yang manis. Apa kabar? Aku yakin kau pasti sehat-sehat saja. Begini, Ciel ku sayang. Aku ada misi penting untukmu. Kau tahu negara jepang kan? Nah, kemarin sebuah desa bernama Konohagakure—yang terletak di Jepang pastinya—meminta bantuanku untuk mengusut kasus tentang Hokage—pemimpin desa mereka—bernama Tsunade, yang tiba-tiba menghilang. Nah Ciel ku yang manis, aku yakin kau pasti bisa kan menjalankan misi ini? Pasalnya nona Tsunade itu adalah teman lamaku. Jangan khawatir, aku sudah menyiapkan tiket kereta ke Jepang untukmu. Dan nanti, pihak dari Konohagakure akan menjemputmu. Kuharap kau tidak mengecewakanku ya, Ciel.
Salam manis,
Ratu Elizabeth'
"Hn..." hanya itu komentar dari mulut Ciel setelah membaca surat itu. Ck, irit kata banget ya.
"Bagaimana tuan muda?" tanya Sebastian yang tiba-tiba nongol kayak iblis—eh emang iblis deng—di samping Ciel.
"Sebastian, siapkan semua barang-barangku. Kita akan ke Jepang."
.
.
Esok paginya, hari yang cerah citicitcuit untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
BRUAK! BRAK!
PRANG! KROMPYANG!
DHOOR! DUAAR!
Ho...ho...ho...
Suara-suara mistis seperti itu sudah biasa ada dirumah keluarga Phantomhive. Mari kita abaikan saja~
"Bangun tuan muda, sudah pagi." kata Sebastian sambil membuka gorden kamar Ciel yang bergambar hentai, eh maksudnya rantai.
"Ngh..." respon Ciel sambil kucek-kucek mata. "Jam berapa sekarang?" tanya Ciel yang sudah duduk ditempat tidurnya.
"Jam 7 tuan." repon sebastian yang sedang mencari-cari baju dilemari yang cocok untuk sang tuan muda hari ini.
"Jam berapa kita berangkat ke Jepang?" tanya Ciel lagi sambil nguap lebar-lebar. Seekor lalatpun lewat namun keburu ditangkep sama si butler multi-talented ini.
"Jam 8 tuan." jawab Sebastian dengan santainya sambil memakaikan baju bocchannya itu.
"APA?"
.
.
Karena perjalanan Ciel dan Sebastian ke Jepang membosankan dan juga gak penting untuk diceritakan (halah emang dasar authornya aja yang males ngetik) maka, TARAA! Sekarang Ciel dan Sebastian dengan ajaibnya sudah sampai di Jepang.
"Nah tuan muda. Kita sudah sampai di Jepang." kata Sebastian mengambil 2 koper extra besar yang berisi barang-barang milik Ciel.
"Oh, ini yang namanya Jepang?" tanya Ciel terkagum-kagum.
Aduh Ciel, yang nyiptain lu itu ya, tinggalnya di Jepang. Masa gatau Jepang?
Okeh okeh skip saja omongan author yang gaje bin abal itu.
"Yes my lord." jawab Sebastian. "Kita tinggal menunggu pihak dari Konoha saja untuk menjemput kita. Bukankah begitu tuan muda?" lanjut Sebastian lagi.
"Hm..." jawab Ciel. Hoh, Irit sekali kata-katanya. Ck ck, mentang-mentang BBM lagi krisis nih ya, jadinya serba hemat.
Beberapa saat kemudian, datanglah seorang berambut putih jabrik dengan muka yang memakai penutup muka atau apapun itu sejenisnya. Headbandnya menutupi sebelah mata. Tampangnya juga sama seperti Sebastian. Mesu—maksudnya, cool. Ia datang bersama 3 orang yang lebih dewasa dari ciel. Yang satu, seorang laki-laki berambut jabrik warna orange. Mukanya daritadi cengar-cengir gaje kayak orang gila dari pasar yang ujung-ujungnya kesasar. Satunya lagi, laki-laki juga. Rambutnya berwarna hitam seperti nanas. Dari mukanya saja sudah kelihatan kalau ia pemalas stadium unlimited. Yang terakhir adalah perempuan. Rambutnya blonde dikuncir empat. Kalau, si mes—pria berambut putih, laki-laki berambut jabrik dan laki-laki berambut nanas tadi memakai headband yang berlambang sama, maka perempuan ini headbandnya berlambang berbeda dan membawa kipas super gede. Author yang gaje ini berfikir, seberapa panaskahnya Jepang? #ganyambung.
"Permisi, apakah kalian ini utusan dari Inggris, yang bernama keluarga Phantomhive?" tanya sang rambut putih mendahului.
"Ya. Perkenalkan nama saya Ciel Phantomhive. Kepala keluarga sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Phantomhive." jawab Ciel sambil membungkuk dengan sombongnya. Ck, saya aja pewaris hak cipta Kuroshitsuji yang ke-2012 gak sombong.
"Dan ini butler saya," lanjut Ciel lagi sambil menujuk ke-arah Sebastian.
"Perkenalkan. Saya Sebastian Michaelis, butler dari keluarga Phantomhive," kata Sebastian segera sambil menaruh tangan kananya di dada sebelah kiri dan membungkuk.
"Oh, nama saya Kakashi Hatake. Utusan dari Konohagakure," kata si pria yang ngaku-ngaku Kakashi ini sambil membungkukan badan juga.
"Aku Naruto Uzumaki! Utusan dari Konoha!" jawab si pria rambut jabrik bernama Naruto sambil menepuk-nepuk dadanya. Lagi istighfar ya? #plak
"Shikamaru Nara dari konoha," kata si rambut nanas dengan malas-malasan.
"Saya Sabaku no Temari. Utusan dari Sunagakure yang ditugaskan untuk membantu Konohagakure juga," kata si rambut kuncir empat sambil membungkuk.
"Jadi, bagaimana sebenanya kasus ini?" tanya author yang ikut nimbrung.
"Hoy author, bukannya lu yang nyiptain cerita ini? Kenapa malah nanya sama kite-kite?" timpal Ciel dengan OOC.
"Ohiya ya..."
GUBRAK
"Ehem...jadi, bagaimana sebenarnya kasus ini?" akhirnya kali ini Sebastian yang buka mulut...
Heh! Itu kata-kata aye tadi kan? Dasar tukang kopas...
"Begini, Hokage alias pemimpin desa kami, nona Tsunade, 2 hari yang lalu dikabarkan hilang. Saat nona Shizune, asisten pribadi nona Tsunade, masuk kedalam kamar beliau, ia tidak ditemukan lagi. Sebelumnya Shizune-san berkata bahwa ia mendengar ada ribut-ribut di kamar sang Hokage kelima ini," jelas Kakashi, singkat, padat dan gak jelas.
"Oh saya mengerti," angguk Sebastian.
"Kami sudah mengerahkan seluruh tenaga yang ada. Namun keberadaan nona Tsunade belum juga dapat diketahui. Jadi kami meminta tolong bantuan anda dengan sangat, berhubung katanya di Inggris anda adalah bangsawan yang hebat," lanjut Kakashi lagi sambil bertekuk lutut dihadapan Ciel.
"Hm, tenang saja. Kami pasti akan membantu dengan sebaik mungkin." kata Ciel ngangguk-ngangguk.
"Baiklah. Sekarang mari saya antar ke Konohagakure,"
.
.
KONOHAGAKURE NO SATO
"Nee, Kakashi-sama, Naruto-kun, Shikamaru-san dan Temari-san lama sekali..." gumam Shizune cemas sambil mondar mandir di kantor hokage.
"Shizune-sama, tenanglah. Pasti mereka datang sebentar lagi," kata Sakura menenangkan.
Baru saja dibilang oleh Sakura, tiba-tiba pintu di buka dengan kencangnya.
BRAK!
"Kami dataaaang!" teriak Naruto yang bisa membuat seisi ruangan itu tuli.
"Naruto! Bagaimana?" tanya Shizune tanpa ba-bi-bu lagi.
"Nah, kami sudah membawa 2 orang yang akan membantu kita!" jawab Naruto sambil menunjuk kearah Ciel dan Sebastian.
"Ehem, perkenalkan saya Sebastian, butler dari keluarga Phantomhive di Inggris. Dan ini adalah tuan muda Ciel Phantomhive. Kepala keluarga sekaligus pewaris tunggal dari bangsawan Phantomhive," kata sebastian tanpa berbasa-basi sambil membungkukkan badannya.
"Oh, salam kenal. Namaku Shizune asisten pribadi dari nona Tsunade. Dan ini Sakura, murid dari nona Tsunade," balas Shizune.
"Jadi, bisakah anda ceritakan lebih lanjut tentang peristiwa ini?"
Flashback
Pada malam itu, Shizune dan tonton, babi peliharaannya, sedang stay-calm di kamarnya. Shizune hanya mengerjakan setumpuk tugas yang diberikan oleh Tsunade.
"SHIZUNEE!" teriak Tsunade dari dalam kamarnya. Histeris. Persis kayak tante-tante girang kehilangan berliannya yang segede bakso pak Kumis.
Shizune terlonjak kaget dan segera menuju kamar sang hokage. Pasalnya, kalau Tsunade sudah berteriak seperti itu, pasti ada hal penting dan jika tidak dijalankan, kamar sang hokage yang luar biasa tenaganya itu bisa menjadi korban tragis.
"I-Iya Tsunade-sama! Ada apa?" tanya Shizune segera sambil membuka pintu kamar Tsunade dengan kasar.
"Shizune! Aku haus. Tolong ambilkan ocha.'' kata Tsunade dengan santainya. Shizune sweatdrop. Author juga sweatdrop.
"E-eh apa? Aku dipanggil kesini hanya untuk ini?" tanya Shizune masih tak percaya.
"Iya, memangnya kenapa?" tanya Tsunade yang melirik kearah Shizune dengan tatapan 'manis'.
"E-eh tidak apa-apa nona Tsunade! Akan saya ambilkan!" jawab Shizune yang segera berlari mengambil Ocha untuk sang hokage tercinta. *author batuk-batuk lagi*
.
.
Setelah Shizune mengambil Ocha untuk Tsunade, ia bergegas kembali kekamar sang hokage tersebut. Ditengah jalan...
"AAAKH!" teriak Tsunade. Kali ini kayak ibu-ibu abis dari pasar dompetnya kemalingan yang isinya paling uang recehan.
"Ts-Tsunade-sama!" kata Shizune kaget mendengar teriakan dari nona Tsunade yang berarti minta tolong itu. Ia segera lari menuju kamar hokage . Sesampainya disana, para anbu sudah tiba terlebih dahulu. Namun sayang, Tsunade sudah lenyap, hilang, raib, vanishes, disappears and whatever.
End of Flashback
.
.
Saat ini, Sebastian dan Ciel sudah berada di sebuah penginapan yang disediakan khusus untuk mereka.
"Jadi Sebastian, menurutmu bagaimana?" Tanya Ciel yang sedang sibuk membaca majalah.
"Hm, saya harus mencari bukti-bukti terlebih dahulu tuan. Jika tuan menginginkannya saya dapat mecarinya sekarang juga," kata Sebastian sambil menuangkan teh kedalam cangkir.
"Hm, baiklah. Bawakan semua bukti-bukti dan informasi yang ada, malam ini juga!" perintah Ciel yang masih asik membolak-balik majalahnya.
"Yes My Lord."
.
.
To Be Continued~
Hoho akhirnya chapter satu yang gaje ini selesai juga ^^ Maafkan saya kalau lawakannya gaje dan garing kriuk-kriuk kayak kerupuk palembang yang dibawa sama sodara saya liburan kemarin. Sebelumnya saya ingin berterima kasih pada para pembaca yang sudah mau membaca fanfic saya ini. Saya sangat menghargainya sepenuh hati dan sepenuh jiwa~ #lebay.
Eh, tapi beneran deh, saya sangat amat berterimakasih pada para pembaca. Karena ini fic pertama saya jadi saya harap para readers yang baik hati mau menyumbangkan kata-katanya, sebaris, dua baris, yeah berapapun saja bolehlah. Saya persilahkan jika ada saran/kritikan dan kawan-kawannya. Jadi...
Tolong review ya?
ARIGATOU ^^
