Standard Disclaimer. Semoga chingu LuMin/XiuHan shipper suka. Karakter lain muncul sesuai alur. Yang bercetak miring itu karakter sedang mengenang(Flashback) kecuali kalau misalkan satu kata berarti itu bukan bahasa Indonesia.

.

.

Namanya Luhan, pria Beijing berparas ayu, dia cantik dan semua orang mengakuinya, karena pengakuan itu, menmbuatnya jengkel setengah mati. Baiklah mari kita ganti kata ayu dengan tomboy. Disbanding pria cantik Luhan lebih pada cewek tomboy. Ini lebih gila, hey dia lelaki. Tulen dan manly, sayangnya tidak ada yang percaya.

"Bisakah kau hentikan pembicaraan ini, ini menyebalkan dan menjengkelkan." Luhan berkata keras, menunjukan kalau dia tidak suka dengan pembicaraan ini. Baiklah, mari kita ganti bahan obrolannya.

Namanya Luhan, dia adalah pria Beijing, lahir 20 April 1990. Diusianya yang menginjak 27 tahun dia belum bekerja, ah bukan, tidak bekerja atau pengangguran, dia pengangguran akut – pengangguran garis keras, hidupnya hanya dihabiskan untuk main-main, sepak bola, kotak rubik, kopi dan masih banyak lagi, intinya itu semua tentang kesenangan sesaat.

"Itu bukan kesenangan sesaat, seperti itulah hidupku" Luhan menyela dengan wajahnya yang sudah padam, dia marah sekali jika kalian ingin tahu.

Mari abaikan teriakan Luhan, saya akan melanjutkan. Luhan punya seorang adik, adik Luhan bertubuh tinggi tegap, sangat tampan dan cold personality adalah kepribadiannya, adiknya Luhan adalah kebanggaan keluarga, diusianya yang masih muda dia sudah memiliki karir yang cemerlang, dia pintar, tampan dan mapan, semua orang suka, dan sayangnya dia memiliki kakak yang tidak berguna Luhan namanya.

"Itu menjengkelkan" kata adik Luhan.

Bisa dibilang, Luhan itu satu dari sekian banyak orang yang memiliki hoki sangat bagus, meski dia pengangguran dan tidak punya masa depan tapi dia adalah anak sulung dari keluarga kaya, ayahnya memiliki perusahaan besar yang sekarang dikelola ibunya dan ayah tirinya, jadi ayah Luhan sudah meninggal dan ibunya menikah lagi, dari pernikahan itu Luhan mendapat adik, jadi ia dan adiknya adalah beda ayah. Kita bahas nanti masalah Luhan dan adiknya.

Tapi dia hidup sendiri, disebuah apartemen sederhana di ibukota. Semua yang dimiliki Luhan adalah barang yang sederhana, ingat meski dia kaya namun dia adalah pengangguran, jadi semua yang dimiliki Luhan adalah yang bisa dibeli dengan harga murah dan merupakan barang-barang sederhana, kebanyakan benada-benda itu dibelinya ketika ia masih sekolah, saat dia masih mendapatkan uang bulanan yang banyak, setelahnya sampai sekarang itu menjadi barang antik, barang kuno kata teman-temannya. Karena uang bulanan dari orangtuanya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari – miris.

Intinya hidup Luhan adalah sesuatu yang sangat tidak diinginkan oleh orang lain, Luhan pengangguran, katakan saja dia sangat tampan – untuk mengganti kata ayu, namun dia tidak punya pekerjaan dan masa depan, lalu dia pemalas dan tidak berguna sebagai lelaki, pantas kan kalau orangtuanya lebih menyayangi adiknya.

"Setidaknya aku tidak culas" Luhan pergi dari tempat, sebelum narator selesai membacakan narasi, seperti itulah Luhan.

Kamera mati.

Selesai.

a EXO Fanfiction

by

Damchoo

Sebanyak apapun aku memikirkannya, memang tidak ada yang bisa aku lakukan. Hati Luhan berkata sambil kakinya terus berjalan menyusuri jalanan ditepi danau sore ini. Hati Luhan sedang mendung, dia sedang bermuram durja, tapi cuacanya sangat tidak mendukung, cuacanya sangat cerah indah dengan angin segar bertiup sepoi-sepoi. Dia mendesah, tidak biasanya cuaca secerah ini.

Seindah ini dan dia jadi menyesal keluar rumah. Luhan jadi berfikir, jika saja cuacanya, mendung, hujan lebat badai kalau perlu mungkin hatinya akan sedikit terobati, setidaknya ada yang menemani kemuraman hatinya, tidak dia sendiri yang merasakan kesusahan, dia akan merasa sedikit diterima.

Jdar. Luhan terkaget kemudian, ketika bunyi petir menyambar begitu besar, apakah doanya diterima? Didengar? Kemudian dikabulkan? Jdar.

Petir menyambar lagi, tidak lama setelah itu rintik hujan mulai turun, grimis kecil, hujan agak besar, hujan besar, kemudian angin bertiup kesana kemari, langitnya berubah gelap dan Luhan masih berdiri disana padahal hawa sangat menakutkan.

"Setidaknya masih ada yang menemaniku" kata Luhan, mendongak menatap langit dan air matanya yang perlahan turun, membasahi wajahnya yang sekaligus memberikan rasa hangat.

Seonggok tubuh berbalut serba hitam terbaring ditengah jalan, cairan abu-abu seperti lelehan perak mengalir dari bagian yang ditekan, tangannya yang kecil menekan pada kakinya yang tanpa alas. Apakah kakinya terluka?

Luhan membuka matanya dengan cepat ketika dia seperti bisa melihat kejadian aneh, apa itu? dia seperti paranormal yang bisa melihat kejadian dan sedikit tertegun ketika dia berada ditempat dimana orang itu sedang terbaring, orang? Apakah dia manusia? Cairan apa yang keluar telapakan kakinya? Itu terlihat seperti lelehan perak, berwarna abu-abu mengkilap.

Luhan memutar tubuhnya, memastikan kalau dia hanya berhalusinasi, tapi ketika dia berputar kebelakang, ia melihatnya. Seonggok buntelan hitam terbaring. Apakah itu sama seperti yang dia lihat dalam bayangannya tadi?

Sakit.

Mata lelaki itu membuka lebar, siapa yang baru berteriak itu, lalu tanpa diduga kakinya melangkah maju. "Apa kau terluka?"

Sijubah hitam mengangkat kepalanya, astaga. Luhan terkaget ketika melihat wajah yang diangkat dengan perlahan itu. Matanya tajam, runcing dan terlihat menyedihkan, apakah dia baru dibuang keluarganya? Hey tapi tidak perlu semenakutkan itu kan? Luhan juga kan angin lalu bagi keluarganya.

"Aku tidak akan berbuat jahat padamu aku hanya ingin bertanya."

Sijubah hitam mengerjapkan matanya, sedikit sulit bagi Luhan memperhatikan karena hujan sangat lebat, dalam benaknya ini badai. Bentuk cinta dewa yang masih menghargai hidupnya.

Perlahan Luhan menarik kaki kecil sijubah hitam dan dia tertegun, kaget dengan apa yang dilihatnya, ya tuhan apa ini? Ini benar-benar lelehan perak? Luhan mundur ketika dia melihatnya, lelehan perak dalam halusinasinya, dia merasakan takut. Dia bukan manusia.

Luhan bersiap pergi dari sana, kabur untuk menyelamatkan diri karena dia takut, tapi baru dia akan berdiri, mata itu bertemu tatap dengannya. Mata yang cantik, benar-benar cantik sampai membuat Luhan jatuh cinta. Dia mengerjap dua kali.

Tolong aku.

Bibirnya tidak bergerak, tapi Luhan mendengar dengan jelas permohonan itu. Sebelum Luhan sempat bereaksi tubuh sijubah hitam jatuh, ambruk ditanah.

Lelehan perak dari kakinya menderas, meleleh sampai mengenai ujung sepatu Luhan. Untuk sejenak dia hanya berdiri mematung, menatapnya tanpa melakukan apapun. "Makhluk apa ini? Makhluk sejenis apa yang memiliki mata secantik itu"

.

.

.

Aku tahu masih banyak tanggungan fanfic, tapi aku sudah terlanjur ngetik ini dan nggak bisa ngebiarin ini tersimpan di laptop gitu aja. Jadi aku post.