A Seventeen Drabble.
"Rose."
Wen Junhui x Xu Minghao
Rate K
© Lee Mico Malfoy
[!] BoysLove. AU. Alur kecepetan. Typos. OOC. DLDR .g :)
Minghao tampak merengut kesal. Ditengah cuaca yang panas terik seperti ini, ia harus berdiri dipinggir jalanan untuk menjual bunga satu keranjang penuh bunga mawar merah yang baru saja dipetik ibunya tadi pagi. Kalau kalian mengira Minghao merengut karena tidak ingin membantu ibunya berjualan bunga, kalian salah besar. Minghao merengut karena ia harus menjual 1 keranjang bunga tersebut sampai habis, karena ini merupakan hukuman dari ibunya sebab pemuda imut itu terlalu asik mengikuti eskstakulikuler dance disekolahnya sampai ia lupa waktu untuk menjemput adik kecilnya siang tadi.
Minghao menghela nafas panjang. Belum ada 1 tangkai pun bunga yang terjual. Sebenarnya, bukan tidak ada yang mau membeli mawar-mawar merah nan merekah tersebut, tapi Minghaolah yang sedari tadi hanya berdiri diam tanpa berniat menawarkan bunga-bunga cantik tersebut.
Minghao melirik ke sebelahnya, dimana banyak orang tengah berkumpul mengerubungi seorang pemuda tampan yang tampak tengah menggambar ntah apa untuk diberikan pada orang-orang tersebut. Haruskah Minghao menawarkan bunganya pada orang-orang itu? Minghao sempat memikirkannya. Namun, ia merasa malu. Ayolah, bagaimana pun dia ini laki-laki. Sedangkan yang biasanya menjual bunga kan perempuan?
.
.
.
Seorang pemuda tampan tampak sibuk memperhatikan sosok yang berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk. Menatap seorang pemuda kurus berwajah imut yang tampak kebingungan dengan satu keranjang bunga mawar merah.
"Maaf, apa anda tau apa yang dilakukan pemuda dengan sekeranjang bunga mawar disana itu?" Junhui, si pemuda tampan tadi bertanya pada seseorang yang kini telah ia lukis wajahnya. Ya, Junhui adalah seorang pelukis jalanan. Kemampuan melukisnya patut diacungi jempol, terlebih soal menggambar sketsa wajah seseorang, ia bisa menyelesaikannya dalam waktu cepat dengan kemiripan yang sangat.
"Ah, aku rasa ia sedang menjual bunga dalam keranjangnya itu, tapi ntah kenapa ia malah diam, bukan menjajakan bunganya." Jawab lelaki paruh baya yang ditanyai Junhui. Pemuda tampan itu mengangguk paham, mungkin pemuda itu merasa sulit untuk menjajakan bunganya?
Sebuah ide tiba-tiba muncul bersama cengiran si tampan.
"Ah, tuan, bagaimana jika anda membayar saya cukup dengan 2 tangkai bunga yang dijual pemuda itu?" Pria paruh baya tadi tampak berfikir sejenak, lalu mengangguk setelahnya.
.
.
.
"Maaf anak muda, apa kau menjual bunga ini? Berapa harganya?" Minghao sedikit terkaget ketika melihat seorang pria paruh baya menghampirinya tiba-tiba.
"A-ah.. Iya tuan. 1 tangkai hanya 1000won." Minghao tampak tersenyum canggung.
"Aku ambil dua, nah ini 2ribu won mu."
"Eh? I-iya. Terima kasih banyak tuan." Minghao tersenyum ceria kala memberikan 2 tangkai bunga pada pria paruh baya tersebut. Ah, akhirnya ada bunganya yang terjual juga. Tanpa ia sadari, ada orang lain yang kini tampak tertegun kagum melihat senyuman di wajah manisnya.
Tidak lama setelah pria paruh baya tadi pergi, ada orang lain yg kembali membeli 2 tangkai mawar miliknya. Minghao kembali tersenyum cerah. Orang-orang silih berganti membeli 2 tangkai mawar miliknya. Namun ada hal yang menurutnya aneh. Setiap orang yang membeli mawarnya, selalu datang dari arah pemuda yang dari tadi tampak sibuk menggores pensilnya diatas kertas, dan setelah membeli, mereka memberikan mawar tadi pada si pemuda bersurai keemasan tersebut. Namun pada dasarnya Minghao memang bukan orang yang terlalu mau tau urusan orang, ia hanya acuh dan kembali tersenyum bahagia ketika 2 tangkai mawar terakhirnya terjual. Senyum lebar nan manis merekah terpatri di wajah pemuda imut tersebut.
Minghao bersyukur bunganya habis terjual. Ia kini tampak menghitung hasil penjualannya hari ini. 20ribu won. Ini artinya, ia bisa pulang ke rumah dengan tenang.
"Ah sial, kenapa harus lepas segala sih, aku kan ingin langsung pulang." Bibir pemuda manis itu mengerucut imut kala menyadari tali sepatunya terlepas. Minghao berjongkok sejenak, guna membenahi tali sepatunya yang lepas. Ia sedikit terkaget ketika tiba-tiba sepasang kaki berhenti dihadapannya. Ia mendongakan kepalanya, dan mendapatkan seorang pemuda tampan bersurai keemasan tersenyum dengan membawa seikat bunga mawar... yang tadi dijualnya?
"Halo, namaku Junhui. Siapa namamu?" Dan Minghao merasa wajahnya mendadak panas.
Fin.
WOY APAAN NIH CO?!
GATAU. SUER MICO GATAU INI APAAN WKWKWK.
GARA-GARA NGELIAT BUNGA MAWAR TIBA-TIBA KEFIKIRAN IDE BIKIN INI DRABBLE.
TOLONG JANGAN TIMPUKIN DEDE BOCIL(?) AKIBAT KEKURANGAN FIC JUNHAO JADI BIKIN DRABBLE GAJE INI EHEHE. INI JUGA CUMA BIKIN SEJAMAN, JADI MAKLUMI KALO ANEH KARENA YANG NULISNYA JUGA ANEH.
UDAH AH, INTINYA, YG UDAH BACA REVIEW PLEASE? MEHEHE.
- SALAM CINTA — MICO -
