Tittle : Kisah Lee Hyukjae
Rate : M+
Genre : Gax tau genrenya apa.. :3
Pair : HaeHyuk
Disc : HaeHyuk punya polarois, HaeHyuk juga punya SM, ortunya, dan Super Junior, kalo mau ngeklaim, klaim aja. saya hanya mengklaim KyuMin aja.. #digamparJoyers
Warning : TYPO Berserakan, No edit, Bahasa FULGAR, bahasa gax sesuai EYD, INI HANYA CERITA, mian kalo ada yang tersinggung.
Taraaaaa.. saya kepikiran ini setelah dikirimin temen saya link video yadong yaoi. Dan sepertinya ini pantes bila dibuat HaeHyuk. Mian kalo garing, mian kalo tersinggung, mian kalo ceritanya jelek. Cha,, baca aja yuk.. gax usah banyak bacot lagi.
Chapter 1
Kisah Lee Hyukjae
Aku Lee Hyukjae. Aku adalah pelatih dancer di salah satu sekolah seni di Seoul. Dulu aku adalah namja stright. Aku mudah sekali mendapatkan yeoja, bahkan mudah sekali meniduri yeoja – yeoja itu. Bukannya aku pamer, memang tubuhku yang proporsional mampu menarik perhatian para yeoja. Ditambah lagi sixpack yang aku miliki sekarang ini. Jangan lupakan kejantananku yang bisa menyaingi sebuah botol air meneral ketika sedang menegang. Sampai suatu ketika, ada kejadian yang membuatku berubah haluan.
Berawal dari sebuah chatting. Aku bertemu dengan seorang namja yang ingin mengajakku threesome dengan pacarnya. Awalnya aku berpikir dua kali. Tapi sedetik kemudian, aku memutuskan menerima ajakan itu. Apa salahnya melakukan threesome dengan orang lain. Toh aku juga sering melakukan sex party dengan teman – temanku. Aku di undang ke rumah namja itu.
Tak ku sangka, ternyata pacar namja itu adalah seorang namja juga. Dia gay. Aku kaget bukan main. Tapi mau bagaimana lagi. Aku sudah mengiyakan ajakan itu. Tak enak hati aku kabur begitu saja. Dengan terpaksa aku mengikuti permainan itu.
Sejak kejadian itu, aku tak bisa tidur. Aku selalu terbayang kejadian itu. Aku tak bisa melupakan jilatan, hisapan, dan kocokan kedua namja yang membuatku berubah itu. Suatu ketika, aku memberanikan diri untuk menelpon namja itu dan aku katakan bahwa aku menginginkan disentuh olehnya dan namjanya. Bak bagaikan mendapat jackpot, namja itu mengiyakan tawaranku. Akhirnya setelah mengatur jadwal, aku kembali bermain sex dengan kedua namja itu.
Sejak saat itu, hubanganku dengan yeoja mulai berkurang secara perlahan. Ini adalah pengalaman yang ingin aku ceritakan saat aku berada di fitness center di Seoul. Hari itu aku berlatih seperti biasa. Aku hanya ingin menjaga sixpack yang telah ku bentuk susah payah selama 3 tahun lalu.
Seperti biasa aku melakukan pemanasan dulu, lalu aku langsung menuju sepeda statis untuk permulaan. Tak sengaja aku melihat sekitar, dan ku lihat ada seseorang yang sedang memperhatikanku dari jauh. Tak ku hiraukan namja itu. Aku kembali asyik mengayuh sepeda ku.
Tiba – tiba, namja itu menghampiriku dan menaiki sepeda statis yang ada disebalahku. Sontak aku terkejut dibuatnya. Namja itu sangat tampan. Wajahnya putih, senyumnya sangat menawan. Tapi terlihat dari lika liku tubuhnya, dia seperti anak kecil. Dia tak lebih tinggi dariku. Dia kembali tersenyum dan kali ini, aku membalasnya. Sejenak kami tenggelam dalam obrolan ringan tanpa menghentikan ayuhan kami pada sepeda statis.
"annyeong." Sapanya.
"annyeong." Balasku sekenanya.
"member baru ya? Kenalkan. Nan Donghae imnida." Tanyanya sambil memperkenalkan diri.
"ani. Aku sudah hampir dua tahun disini. Tapi aku lebih sering berlatih saat sore. Nan Hyukjae imnida."
"wah. Pantas saja." Jawabnya singkat. Tak sengaja aku melihat dari ekor mataku, dia memperhatikan sesuatu yang ada di clanaku.
"waeyo?"
"ani. Hanya memujimu. Badanmu bagus untuk seumuranmu." Pujinya.
"gomawo. Kaupun sama."
Kami pun akhirnya asyik mengobrol. Namja itu bernama Lee Donghae, seorang barista di salah satu cafe terkenal di Seoul. Setiap pagi dia datang ke tempat fitness ini. Lalu malamnya dia bekerja di cafe. Kami banyak bertukar cerita, mulai dari keseharian, pekerjaan, keluarga, mantan pacar, hingga ke arah seksual. Dari obrolan itu, kami langsung conect. Setengah mengecilkan suara, kami mulai bercerita tentang pengalaman sex kami. Ternyata kita sama. Pantas saja dari tadi dia memperhatikan dengan lekat tubuhku dari atas sampai bawah. Aku tahu dia menginginkan ku. Pikiran jahilku muncul. Aku ingin menggodanya.
"hey, dari tadi kau memandangiku lekat sekali."
"eeh? A aaniyo." Agak sedikit tergagap, Donghae menjawabnya. Mungkin dia kaget aku memergokinya.
"hahaha. Mengakulah."
"heuh. Ketahuan ya. Hehehe. Ne. Aku dari tadi mengamatimu. Kau boleh juga. Sepertinya yang ada dibalik situ boleh juga." Kata Donghae sambil menunjuk arah selakanganku dengan ekor matanya.
"kau ingin ini?" kataku sambil menggodanya, mengelus elus pelan selakanganku.
"shit. Kau membuatku horny sekarang, Hyuk. Fuck. Kau membuat penisku berontak sekarang." Katanya frustasi.
"hahahaha. Mau ku bantu menuntaskannya?" godaku lagi.
"tentu saja pabbo. Kau yang membuatku horny. Jadi kau harus bertanggung jawab sekarang." Katanya pelan, namun tetap ada nada frustasi dari kata – kata itu.
"baiklah. Kalau begitu mari kita selesaikan ini. Aku tak sabar ingin mencicipi penismu yang sudah turn on itu." Bisik ku seduktif di telinganya.
Segera Donghae bangkit dan membawaku ke kamar mandi. Kebetulan dikamar mandi sedang sepi. Dengan kasar Donghae memasukkanku ke dalam salah satu bilik toilet itu dan menguncinya. Dengan kasar pula dia membuka celananya dan menyembul lah penis Donghae yang gemuk, panjang, dan dikelilingi urat – urat yang keras. "hell. Ini baru penis yang aku pengen." Batinku. Entah dorongan setan apa, aku langsung menggenggamnya. Mengelusnya pelan.
"oooooh.. come on Hyuuk,, aaaah."
"kau tak sabaran sekali Hae –ya."
"Hyukieeeeh~,, jaa aaah ngaan menggodaa aah kuuuh." Katanya terbata – bata keenakan dengan sentuhanku.
"Hae, penismu sungguh besar, panjang, dan berurat. Apa kau sering melatihnya?" tanyaku seduktif sambil menjilati ujung kepala junior itu.
"hell. Shiit. Kau membuatku jadi tambah horny pabbo. Cepatlah."
"kkkkkkkk." Aku terkikik geli melihat tingkah Donghae saat menahan horny nya. "arraseo Hae. Kau diamlah. Ikuti saja permainanku."
Aku mulai mengocok pelan penis Donghae. Menjilatinya dari ujung kepala hingga pangkal batangnya. Tak lupa ku mainkan twinsball yang menggantung indah minta dimanjakan.
"aaaaah,, Hyukiee~ more Hyukie,, aaaaah,,, yeeeaaaach." Rancau Donghae tak jelas.
"eeeeeemb." Aku hanya membalas dengan senyuman biasa. Tak nampak memang. Karena aku sedang mengulum Hae junior. Sungguh itu sangat nikmat. Pas sekali dimulutku.
"aaaaah.. faster babeeeh~." Pinta Donghae.
"as your wish babeh~" jawabku semangat.
Aku memaju mundurkan kepalaku lebih cepat. Tak lupa tangan kiriku memainkan twinsball Donghae dan tangan kanan ku mengocok junior yang tak muat di mulutku.
"aaaaah.. Hyuk eeeeh iieee.. a aaaku~ aah.. maaau kee aaah luaaar~.
"keluarkan saja Hae. Aku akan menampungnya dimulutku." Jawabku lantang.
Aku makin mempercepat kocokanku. Tak lama kemuadian, aku merasakan ada yang berdenyut di mulutku.
"aaaaah,, HYUKIE~"
CROOOT
CROOOT
CROOOT
Cairan kental berwarna putih dan berbau anyir menyembur di mulutku. Aku meneguknya perlahan. Sengaja aku tak menghabiskannya karena aku ingin berbagi dengan Donghae. Aku meringsut(?) berdiri menyejajarkan wajahku dengan wajahDonghae. Lalu aku menciumnya. Perlahan tapi pasti. Lumatan – lumatan kecil kami lakukan.
Ku gigit bibir atas Donghae agar aku memiliki akses untuk masuk. Dan benar saja, Donghae lalu membuka mulutnya dan membiarkankanku mengabsen semua yang ada di dalamnya. Tak lupa aku tuangkan cairang yang tadi ada di mulutku. Donghae menelannya dengan sangat pelan sambil terus melumat bibirku. Tak ayal, saliva kami juga saling bertukar. Saat Doghae melepas pagutan kami, ada saliva yang sedikit menetes dari ujung bibir ku dan bibir Donghae.
"nikmat? Eeum?" tanyaku menggoda.
"sungguh luar biasa. Tapi sayang aku belum sempat merasakan penismu yang besar ini Hyukie." Jawab Donghae sambil menggerayangi selangkanganku.
"nanti kita teruskan Hae. Aku harus mengajar setelah ini. Kau bisa menghubungiku nanti." Aku keluar dari toilet dan menuju tempat tas dan barang – barangku aku titipkan.
Setelah berbenah dan membersihkan diri, Donghae menyusulku ke depan.
"arraseo. Aku akan menghubungimu nanti." Kata donghae sambil menunjukkan senyumnya.
"oke. Aku pergi dulu. Bye~."
"bye~."
*Skip Time*
Saat ini aku sedang mengajar dance. Donghae mengirimi ku pesan. Aku terkikik membaca pesan itu.
From : 08xxxxxxxxxx (gax tau nomernya karena baru sms. Jadi belum di save)
Hyukie, nan Doghae imnida. Hey, aku ingin berdoa semoga cepat malam. Biar aku bisa menikmati kuluman dan jilatanmu pada penisku yang besar dan berurat ini. Aaah~ aku juga ingin menikmati penismu juga. Aku yakin penismu tak lebh besar dari penisku. Uuuh~ dan lagi, aku juga ingin menikmati hole sempitmu yang berwarna pnk dan berkedut minta diisi penisku.. uuuuh~ pasti sangat sempit dan nikmat.
Aku balas sms Donghae.
To : 08xxxxxxxxxx (belum di save sama Hyukjae)
Yaaak, Hae,, kau membuatku horny sekarang. Uh, aku harus menuntaskan ini segera. Aku juga tak sabar kau masuki hae. Pasti sangat sempit dan aku yakin hole ku akan menjepit penismu dengan sangat kuat. Uuuuuuh~.
Tak lama, aku dapat balasan lagi.
From : Donghae
Ahahaha. Uuuuh~ Fuck U Hyukie. Aku ingin memasuki mu semalaman nanti. Tak akan ku lepaskan penisku ini dari hole mu. Cha, datanglah ke apartemenku malam ini.
To : Donghae
Ahahaha. Arraseo Hae. Sampai ketemu nanti malam.
*Skip Time*
Aku tak sabar ke apartemen Donghae. Aku menggunakan setelan kaos dan denim jeans agak pudar warnanya. Setelah sampai di apartemen Donghae, aku naik ke lantai 8 ke kamar apartemen Donghae. Aku menekan bell apartemennya. Dan sedetik kemudian, Donghae membukakan pintu dan menyuruhku masuk. Aku duduk di sofa yang ada di depan tv. Sementara Doghae berjalan masuk dapur. Mungkin menyiapkan minum dan cemilan untuk kami.
Tak lama kemudian, Donghae keluar membawa cemilan dan da gelas minuman. Dari aromanya, aku yakin itu pasti Tequila. Dan, benar saja dugaanku. Dia membawa Tequila.
"chaaa. Ini untukmu."
"gomawo, Hae."
"hehehe. Sebelum melakukan rutinitas, mari kita nyemil dulu. Biar kita tak kelelahan sampai pagi." Kata Donghae sambil menunjukkan senyumnya.
"yaaak, Hae. Lihat saja nanti. Kau akan terus berteriak memanggil namaku sampai kau benar – benar lelah." Balasku sambil menggoyangkan gelas untuk makin membuatnya panas.
.
.
.
TBC
A/N : aku bingung mau lanjutin gimana. Ide ini tiba – tiba langsung menghilang gitu aja. Dan saya sudah buntu. Mianhae.. Cha,, RnR yaaaa...
