Author's Note : lama tak jumpa minna-san! =) ini adalah fanfic dadakan yang aku buat, harap kalian menikmatinya.. ^^ aku terinspirasi dari manga yuri yang judulnya 'GirlxGirlxBoy' =P

Disclaimer : Masashi Kishimoto.

Rate : T+

Pairing : SasuNaru

Warning : BL, OCC maybe?, typo, dll.

Genre : Romance

BoyxBoyxGirl

By : yukka-keehl

Naruto pikir ini sangat lucu, mengapa mendapatkan cinta itu selalu sulit untuknya?

Naruto tak habis pikir.

Ia sudah rela pindah ke sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya hanya untuk mengejar wanita yang ia suka, dan kini ia hanya bisa tersenyum getir saat mengetahui wanita yang dicintainya mencintai musuhnya, Sasuke Uchiha.

Dan sialnya lagi, di asrama sekolahnya, ia sekamar dengan Sasuke! Benar-benar cinta itu menjerumuskannya ke dalam neraka.

Naruto sendiri merasa aneh kepada dirinya, mengapa ia bisa-bisanya menyukai Sakura Haruno, wanita berwatak keras, dan menyeramkan itu. Ada banyak wanita di luar sana yang menyukainya, lalu mengapa yang ia suka harus Sakura?

Naruto hanya mengelengkan kepalanya, ia tidak tahu mengenai itu.

Saat ini adalah waktu makan siang, tentu saja Naruto ingin sekali makan bersama dengan Sakura. Namun, karena Sakura ingin makan bersama Sasuke, terpaksalah Naruto makan bertiga bersama Sakura dan Sasuke.

Apakah ini cinta segitiga? Naruto bertanya-tanya. Tapi tidak, ini belum bisa disebut cinta segitiga. Naruto bahkan tidak tahu siapa yang disukai oleh Sasuke. Oh.. ya ampun..

Naruto sama sekali tak mau berpikir bagaimana jika Sasuke ternyata menyukai Sakura juga. Ya, tentu saja jika itu yang terjadi, tak ada pilihan lain kecuali mengalah.

Tapi itu bukanlah cara hidup Naruto. Naruto? Mengalah? Haha, dia pasti bercanda.

Sebenarnya hubungan mereka bertiga itu sudah diketahui banyak orang, dan sering sekali menjadi bahan pembicaraan, apalagi didorong oleh kepopuleran Sasuke dan Sakura karena paras wajahnya.

Ya.. Naruto tahu ia ikut populer hanya gara-gara hubungannya dengan orang-orang populer.. tapi apa pula peduli Naruto? Yang penting ia bisa mendapatkan cintanya, itulah tujuan mengapa ia pindah ke sekolah ini, mengapa ia menerima sekamar dengan Sasuke, dan mengapa ia kini masih bertahan hingga saat ini.

"Sakura, ini yang ke sebelas kalinya, aku menyukaimu Sakura." Tegas Naruto tanpa ragu-ragu.

Sakura mengerenyitkan alisnya, "Dan ini yang ke sebelas kalinya juga Naruto, yang aku suka itu Sasuke."

"Aku mengejarmu sampai kemari, dan kau bersikap seperti itu padaku." Naruto memanyunkan mulutnya kesal.

"Siapa suruh kau mengejarku, Naruto. Dari dulu sudah kubilang, aku tak pernah menyukaimu, Naruto."

"Kau jahat Sakura, setidaknya kau menghargaiku."

"Kalian ini berisik sekali. Apa kalian tidak bisa diam selagi makan siang?" Sasuke angkat bicara.

"Maafkan aku Sasuke sayang.. tapi ini gara-gara Naruto yang memulai.."

"Enak saja kau salahkan aku? Lagipula siapa yang membuat hubungan kita menjadi rumit seperti ini? Cih," Naruto memalingkan muka dengan rengutan jengkel di wajahnya.

"Huh.." Sakura memandang sinis Naruto.

Sasuke menghela napas, baginya kejadian seperti ini sudah menjadi hal yang biasa. Walaupun mereka baru sekolah selama 2 minggu di sekolah itu, tetap saja bagaimana Sasuke tidak terbiasa kalau Sakura dan Naruto bertengkar hampir setiap jam.

"Sasuke.. mengapa tidak kau katakan siapa yang kau sukai?" Sakura memegang tangan Sasuke dan menatap matanya.

Sasuke terdiam, "Ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan hal itu, Sakura."

"Sasuke.. Sasuke.. kau selalu malu-malu.." goda Sakura.

Sasuke tak lagi memperhatikan Sakura, kini yang ia perhatikan adalah pemuda berambut pirang dan bermata biru yang indah.

Sasuke tahu saat ia melihat ekspresi Naruto, sepertinya Naruto sedang resah.

'Dia pasti takut kalau aku akan menyukai Sakura.' Pikir Sasuke, ia sempat tertawa geli di dalam pikirannya.

Sasuke menyeringai ketika suatu ide melintas di kepalanya, 'Tunggu saja malam ini, Naruto.. aku akan memberitahukan padamu siapa orang yang kusuka.'

-O0O0O0O0O0O-

Naruto membuka pintu kamar mandi, handuk kecil berada di lehernya dan rambutnya sangat berantakan. Naruto hanya memakai celana pendek, dia tidak memakai kaos sehingga tubuhnya kini terekpos bebas.

Naruto dapat melihat teman sekamarnya sedang duduk di pinggir tempat tidur, tapi ada yang aneh dengan tatapan pemuda berambut hitam itu.

Entah mengapa Naruto merinding melihatnya.

"Apa yang kau lihat, Sasuke?" tanya Naruto dengan tatapan tajam.

Sasuke tidak menjawab, ia hanya beranjak berdiri dan mendekati Naruto. Setiap satu langkah Sasuke mendekat, Naruto mundur satu langkah. Naruto pikir ini konyol, mengapa ia harus merasa takut ketika Sasuke mendekatinya.

Tapi tetap saja Naruto tak bisa tenang dan membiarkan Sasuke mendekatinya, nyatanya kini ia semakin melangkah mundur dan memasuki kamar mandi.

"Ada apa Naruto? Mengapa kau menghindar dariku?" Sasuke menyeringai.

Naruto tidak menjawab, ia hanya melangkah mundur hingga ia menemukan dinding kamar mandi yang basah di belakang punggungnya.

"Sial." Umpatnya dengan suara kecil.

"Naruto.. kau begitu menawan.." Sasuke secara tak terduga mengusap lembut pipi Naruto, membuat wajah Naruto merah padam.

"Diam kau, Uchiha, jangan main-main denganku." Naruto tak kehilangan akal sehatnya dan menepis kasar tangan Sasuke.

"Naruto.. jangan kasar begitu.. kita akan bermain malam ini.." Sasuke memegang kuat tangan Naruto dengan kedua tangannya. Karena kekuatan Sasuke lebih besar dari Naruto, Naruto sama sekali tak bisa melawannya.

"Apa yang kau maksud, Sasuke?"

"Jangan pura-pura tak tahu, Naruto.." Sasuke mulai mendekat dan mendekat, kini wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja.

Naruto bisa merasakan bibirnya menyentuh sesuatu yang lembut dan basah. Sasuke melumatnya, menghisapnya, dan menggigit bibirnya lembut.

"ngh.." Naruto tak bisa menahan desahan yang keluar dari mulutnya seberapa besar pun ia mencoba.

Karena dari awal Sasuke lah yang mengendalikan bibir Naruto untuk membuka ataupun menutup, maka Sasuke tidak kesulitan untuk menyusupkan lidahnya ke mulut Naruto dan menyelusuri setiap inchinya.

Naruto merasakan sensasi berbeda saat ini, ia merasa dirinya panas dan bergairah. Oh ayolah.. ini pasti mimpi. Dan tak mungkin ia merasa panas hanya gara-gara pemuda yang sedang menikmati bibirnya ini.

Disamping itu, Naruto bertanya-tanya mengapa Sasuke melakukan ini terhadapnya. Mungkin Sasuke sedang bergairah, tapi mengapa harus dia yang menjadi sasaran, padahal Sasuke bisa saja mencari wanita lain.

Akhirnya, ciuman mereka berhenti disaat mereka membutuhkan oksigen.

"Mengapa Sasuke..hah.. hah..." Naruto bertanya terengah-engah.

"Naruto.. biarkan aku membuatmu menangis untuk malam ini..." rupanya ucapan Sasuke membuat wajah Naruto yang sudah panas semakin panas.

"Teme, jawab pertanyaanku, jika kau ingin melepaskan gairahmu, mengapa tidak kau cari saja wanita lain.."

Sasuke hanya tersenyum, "Dasar dobe.. kau masih belum mengerti, hn?"

Naruto menautkan alisnya bingung.

Tanpa pikir panjang, Sasuke langsung mengendong Naruto.

"Kyaaa.. apa yang kau lakukan Sasuke?"

"Dobe, kau ini ringan sekali.. hah, pantas saja, soalnya makananmu hanya ramen."

"Berisik! Kau selalu mengalihkan pembicaraan dan sebaiknya turunkan aku!" Naruto memukul-mukul dada Sasuke lumayan keras.

"Diamlah dobe.. kau ini ingin segera ku f#%k ya?"

"Hah! APA?"

BRUK

Naruto dijatuhkan ke tempat tidur dan kemudian Sasuke merebahkannya.

Naruto yang sejak tadi memang sudah seperti tomat hanya tersenyum aneh kepada Sasuke.

"Kau mau melakukannya padaku, Sasuke?"

"Tentu saja, kenapa tidak?"

"Ayolah.. mengapa aku, kau cari saja wanita lain, asal jangan Sakura."

"Dobe.. dobe... kau begitu menyukai Sakura, hn? Padahal aku begitu mencintaimu, Naruto."

"A...A..APPA?"

To Be Continued

Author's Note : tolong kritik dan sarannya minna-san... =)

Aku membutuhkan reviewnya untuk menentukan mau dilanjutkan atau tidak...

Please review..

Be honest with me.. if you want to flame, then flame... =)