Disclaimer

.

Nagi no Asukara © Okada Mari

P.A Works Project-118

.

Membisu © Oreo Ivory

oOo

Ada hati yang retak secara imajiner, saat Tsumugu mendengar Chisaki menangis. Mengisak dalam keheningan dan kegelapan, menolak menunjukkan pada ia maupun kakeknya. Ketegaran yang setiap pagi ia tunjukan, lenyap begitu saja kala malam telah datang bertandang.

Meski ingin memeluknya, menenangkannya, dan menghapus air matanya, Tsumugu hanya bisa terpaku di depan pintu. Diam, hanya mendengarkan dalam kebisuan dari balik sekat dinding. Tsumugu akan menjadi pendengar setia, hingga Chisaki letih dan lelap dengan pipi yang basah.

Saat malam telah merangkak terlalu jauh, dan segalanya menjadi senyap, Tsumugu akan membuka pintu. Di sana ia akan menemukan Chisaki meringkuk dengan tidak nyaman. Kemudian ia mengulang kembali secara repetitif kegiatannya : membenarkan posisi Chisaki, membentangkan selimut, menghapus lelehan air mata, menyampirkan poni yang memanjang, mengusap kepalanya, dan membisikan kata 'maafkan aku'.

'Maafkan aku' akan selalu menjadi kata yang tak terucap, mengendap dalam-dalam di dasar hatinya, bersembunyi hingga malam tiba dan Chisaki akan terlalu lelah untuk mendengarkannya. Tsumugu takut pada kenyataan, takut pada reaksi yang belum terjadi, takut pada kesedihan yang tak mampu ia tanggung, takut pada penyesalan. Ia takut sebab ia tahu bahwa dialah penyebab Chisaki memiliki luka yang menganga.

Jadi ia memilih bisu, bertindak acuh, tidak mau tahu, dan meretakkan hatinya sendiri secara perlahan. Ia akan pura-pura bahwa senyum Chisaki saat matahari kembali terang adalah nyata. Senyumnya bukan kepalsuan dan ungkapan semu untuk menenangkan kakeknya. Tawanya adalah kebenaran yang ia coba yakini.

Tapi siapa yang sedang coba ia bohongi?

Chisaki masih akan menatap kosong pada laut yang membeku.

Chisaki masih menangis dalam gelap malam.

Chisaki masih meratap pada desanya yang berada di dalam sana, tak tersentuh.

Desanya, teman-temannya, mengendap di kedalaman waktu. Meninggalkan Chisaki yang terus tumbuh sendiri. Detik demi detik terus menyusut dan mereka masih hilang.

Tsumugu tidak pernah bisa mengubah masa lalu. Sebut saja ia egois, tapi ia tidak bakal melakukannya. Karena, meski Chisaki menderita dalam kesepiannya, Tsumugu masih bisa tetap bersamanya.

Ia mungkin tidak dapat menghapus masa lalu, tapi ia bisa menulis masa depan. Masih ada waktu yang bisa dilewati dengan penebusan. Ia akan melakukan apa saja agar kekosongan dan kehampaan Chisaki bisa hilang. Ia hanya berharap waktu terus berdenyut dan memberi kesempatan padanya.

oOo

End

oOo