Chapter 1

"Kak Tenten?"tanya seorang anak lugu.

"Hn? Ada apa, Neji? Kau jangan memanggilku dengan 'kakak'"katanya mengancam.

"Hiii~ Kakak jahat!"kata Neji kecil ketakutan.

"Habis, kau memanggilku dengan sebutan 'kakak', padahal kita ini seumuran"katanya dengan dingin.

"Ah, maaf. Habis kakak hanya satu-satunya orang yang ingin membantuku dan ayahku ini"kata Neji tersenyum.

Mukanya Tenten pun memerah

"Ah! Sudah hentikan senyumanmu itu, kecil"kata Tenten sambil malu-malu.

"Tuh kan, kak Tenten mukanya merah"kata Neji tertawa kecil.

"Ah! Sudah diam! Atau tidak kubunuh kau!"kata Tenten malu.

"Ah, kakak jahat!"kata Neji kesal tapi tersenyum.

"Biarin! Sini, kukejar kau"kata Tenten sambil mengejar Neji kecil.

"Ahaha…."Neji kecilpun tertawa.

Hari itu, dimana aku sangat bahagia sekali bisa bertemu dengan orang yang peduli kepadaku, selalu membantuku, dan lalu mencintaiku. Tetapi, kenangan itu mulai retak ketika Kak Tenten harus pindah ke negara Suna, tanpa alasan yang jelas, ia pergi meninggalkan ku, selamanya…

10 tahun kemudian …

"Neji, kau tidak sarapan?"tanya Hiashi.

Akupun terdiam…

"Ayah, akhir-akhir ini kakak kehilangan keceriaannya sejak saat itu…"bisik Hinata ke ayahnya.

"Hmm… Begitu, tidak apa-apa jika ia tidak ingin makan karena hal itu"Hiashi menasihatinya.

"Iya.. Ah, ayah. Sudah waktunya berangkat, aku sama Kak Neji pergi dulu yah"kata Hinata terburu-buru.

"Iya, berhati-hatilah"kata Hiashi.

"Hinata, ayo naik ke mobil sekarang"kata Neji.

"I..iya kak"Hinata terbata-bata.

SMA Konoha, dimana sekarang aku bersekolah, bersama teman-temanku, walaupun tanpanya, aku begitu ceria, karena aku …

"Hoi, Neji"panggil Lee.

"Iya? Kenapa?"tanyaku kepada Lee.

"Huff.. Jujur saja, aku tak merestui hubungan kalian berdua"katanya menghela nafas.

"Memangnya kenapa?"tanyaku.

"Kau tahu, jujur saja, dia itu anak ternakal di SMP Konoha, kau masih ingin saja berpacaran dengannya? Apa kau sudah gila? Kau, Hyuuga Neji, anak terkuat di SMA Konoha, mau berpacaran dengan anak ternakal di SMP Konoha?"kata Lee.

"Yah… Suka-suka diriku ingin berpacaran dengan dia atau tidak, tapi …"kata-kataku terbata ketika pacarku mulai menghampiriku.

"Neji chan~~~~!"sapanya manis.

"Heh? Sakura chan?"tanyaku sambil tersenyum.

"Ah! Kalau begitu, aku pergi dulu. Sepertinya aku mengganggu kalian"kata Lee mulai kesal.

"Ah, Lee chan. Ga pa pa kok, kau tidak mengganggu"sapa Sakura dengan manis.

"Jangan panggil namaku dengan sebutan 'chan', brengsek"katanya marah, lalu meninggalkanku dan pacarku di kelas sendirian.

"Hemm, Neji chan? Kok kamu gitu banget sih sama aku? Aku nungguin kamu tahu di kelasku..?"tanya Sakura.

"Ah, aku tadi baru saja ingin menghampirimu, tapi…"kata-kataku mulai terpotong ketika Kankurou lari terengah-engah dan menghampiriku.

"Neji, ada berita baik yang ingin kusampaikan"katanya terengah-engah.

"Ada apa memangnya?"tanyaku.

"Di kelas kita nanti, bakal ada murid baru, dia murid pindahan dari Suna, seingatku, dulu dia pernah tinggal di Konoha, orangnya sudah baik, cantik, pintar pula"kata Kankurou memuji.

"Tunggu..!"pikirku.

"Kenapa?"tanya Kankurou.

"Aku sepertinya mengenalnya…"kataku ragu-ragu.

"Siapa dia?"

"Dia teman lamaku, Tenten. Ah! Aku sudah tak ingin memikirkannya lagi! Dia pindah ke Suna tanpa alasan yang jelas, dan hal itu yang membuatku sangat membencinya, aku sudah tak ingin menyukainya lagi…"kataku marah.

"Neji! Jangan berprasangka buruk dulu!!!!!! Mungkin dia ingin memberitahukan alasannya kepadamu kenapa ia pindah ke Suna"kata Kankurou menasihatiku.

"Biarkan saja, lagipula, aku sudah punya pacar. Kenapa aku harus pacaran dengan orang yang sudah melukai hatiku?"kataku.

"Urgh! Kau memang…"kata Kankurou sambil memegang kerah bajuku.

"HENTIKAN!!!!!!!!!!!" teriak Sakura.

Suara orang berlarian mulai menghampiri kelasku…

"Ada apa ini?"tanya Temari.

"Kankurou-kun!"kata Hinata kaget.

"Apa yang kalian lakukan? Oh, ternyata ada anak SMP Konoha yang super bandel itu yah.. Kau mau apa kesini?"tanya Sasuke.

"Ah, Sasuke-kun…"kata Sakura terbata-bata.

"Kau sedang apa disini?"tanyanya mulai kesal.

"A…Aku.."

"KAU SEDANG APA DISINI…."tanyanya marah.

"Aku…"

"Eh, kamu tuh masih junior udah berani banget kesini, mana di kelas 11. Emangnya kamu disini amu ketemu siapa?"tanya Temari.

"Aku…"kata Sakura mulai terdiam sambil menunduk.

Lalu…

"Ribut-ribut apa ini?"tanya salah satu guru, dan itu adalah Guru Asuma, bersama Lee, dan juga murid baru.

"Ah, Asuma sensei.."kata Kankurou.

"Sudah, ayo kita cepat masuk kelas. Ada murid baru yang ingin kuperkenalkan pada kalian"katanya.

Temari pergi ke kelasnya, lalu diikuti oleh Hinata, Sasuke, dan Sakura…

"Ah, hari ini kita kedatangan murid baru. Mungkin saja diantara kalian ada yang sudah mengenalnya"kata Asuma sensei.

"Iya, sensei"seru anak-anak.

"Kamu, ayo masuk. Tak usah malu-malu"ajak Asuma sensei.

"I…iya, sensei…"katanya malu-malu.

Ia berjalan menghampiri kelasku, berjalannya masih ragu-ragu, ekspresinya masih terlihat malu-malu, tetapi ia berusaha untuk tersenyum.

"A… Nama saya Tenten, saya murid pindahan dari negara Suna. Sa… salam kenal semuanya…"katanya sambil menunduk.

"Salam kenal juga…"anak-anakpun menjawabnya.

Ketika ia bangun dari tundukkannya, ia melihatku dengan tatapan sedih, aku tidak mengerti, kenapa ia harus melihatku dengan tatapan sedih? Apakah ia masih menyayangiku, atau mungkin hanya ingin mencari perhatian kepadaku? Ah, aku sudah tak ingin memikirkannya lagi, sudah pindah tanpa alasan, sekarang ia mulai menatapku dengan tatapan sedih…

"Apa diantara kalian ada yang mengenalnya?"tanya sensei.

Tidak ada yang menjawab, kecuali hanya Kankurou, tetapi iya tidak menyebutkan kata 'iya, aku mengenalnya', melainkan…

"Sepertinya, aku mengenal 1 orang yang pernah bertemu dengannya"katanya.

"Siapa itu?"tanya sensei.

"Coba tanya saja pada Hyuuga, dia MUNGKIN mengenalnya"katanya sinis.

"Ah, aku tidak…mengenalnya…"kataku pelan.

"Oh… tidak mengenalnya… Jangan sedih, Tenten chan. Lagipula, dia kan sudah punya pacar, dan baru saja ia mengejekmu…"kata Kankurou makin sinis.

"Diam kau!"kataku mulai marah.

"Wah, wah, Hizashi mulai marah…"katanya dan ia baru saja memanggilku dengan 'nama ayahku'.

"Diam kau…"kataku.

"Emm… Su..sudah..Hentikan…"kata Tenten mulai meredakan amarahku.

"Kubilang diam! Lagipula! Kau ini murid baru, aku tidak mengenalmu dan aku bukan siapa-siapa kau! Jadi kau jangan menghalangi pertengkaranku!"kataku mulai marah.

"Ah…"ia pun kaget.

"Kenapa ini? Kenapa hatiku mulai terasa sakit? Apakah penyakitku ini mulai kambuh lagi? Atau ini perasaan yang orang-orang alami"katanya dalam hati.

"Kepalaku…serasa ingin pecah, saraf-sarafnya seperti ingin putus!"katanya mulai kesakitan.

Ia menutup telingannya agar ia merasa baikan, tetapi…

Asuma sensei kaget begitu melihat Tenten…

"Kau baik-baik saja?"tanyanya.

"Iya, sensei.."kata Tenten dengan lemas.

"Ah! Sensei! Telinga Tenten mulai berdarah!"kata salah satu murid.

"Apa?"tanya sensei kaget.

"Da..darah…"kata Tenten sambil melihat kedua tangannya yang berdarah.

"TIDAK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"ia pun histeris.

Kenapa? Kenapa mulai kambuh disaat yang tidak tepat? Kenapa? Ke…na…

BRUK!

Tenten jatuh pingsan…

"Tenten…"kata Kankurou kaget.

"Kenapa ini…?"tanya Asuma sensei.