Naruto milik Masashi Kishimoto
AU, plotless. T for cigarette.
.
.
Asing
.
.
"Beli apa?" tanya Sakura pada calon pembelinya. Senyumnya pudar ketika ternyata sang pembeli adalah seseorang yang amat ia kenali. Hijau emerald, hijau susu. Kedua mata yang sama warna, tapi tak sama itu bersiborok.
Gaara?
Ingin sebenarnya Sakura menyapa seperti itu. Tapi tidak bisa. Ada orang tuanya di toko mereka. Ia terlalu malu.
"Rokok," jawab Gaara singkat mengalihkan pandangannya pada etalase berisikan berbagai merk rokok.
"Rokok apa?" tanya Sakura pelan. Ia sibuk memerhatikan rambut merah Gaara yang menutupi dahi dan samping-samping tulang pipi, dengan kepala yang ditutup helm dengan kaca dibuka.
"Ice blast."
Sakura langsung menatap isi etalase rokok segera setelah Gaara kembali menatapnya. Gadis itu benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ia hanya bingung harus bersikap seperti apa.
Bagaimana pun Gaara pernah menjadi seseorang yang amat baik padanya dan berubah sekejab mata menjadi orang yang tidak Sakura kenali karena sesuatu. Masalah yang sebenarnya tak pernah dimengertinya.
Sakura menyerahkan sebungkus rokok tersebut sambil menyebutkan harga, ia sama sekali tidak menatap Gaara. Yang ia tahu, pria itu sedang merogoh kantung celana untuk mengambil dompet dan uang.
Mungkin ini salah satu kesalahan Sakura. Terlalu malu untuk bersikap saling kenal di depan orang tua yang ada di toko keluarganya. Mungkin inilah salah satu penyebabnya. Gaara tersinggung tidak diakui.
Gaara menyerahkan uang, Sakura menyerahkan kembalian ketika Gaara sedang menyulut rokoknya.
"Terima kasih," ucap Sakura selayaknya penjual. Tapi Gaara tidak menjawab apa pun, dia pergi begitu saja setelah mengambil kembalian dan mengantonginya tanpa menatap Sakura lagi. Layaknya pembeli yang lain.
Deru gas motor Gaara terdengar menjauh.
Sakura merasa tidak mengenal Gaara sama sekali. Dulu Gaara baik, sangat baik. Bahkan Sakura cenderung ketergantungan dengannya karena selalu meminta bantuan Gaara.
Tapi Gaara yang sekarang tidak dikenalinya.
Sama sekali tidak dikenalinya.
"Maaf." Kira-kira seperti itu isi pesan singkat yang baru saja Sakura kirim ke nomor ponsel Gaara yang masih disimpannya.
Tak ada balasan mau pun laporan terkirim. Sakura mencoba menghubungi nomor tersebut.
Dugaannya benar, nomor itu sudah tidak aktif.
.
.
Fin
