Bleach by Tite Kubo
Lady Street Racer by RiiXHitsuHina
Fanfic keduaku!!!!! Yohohoho! Yohohoho!!
Tancap gas trusss!!!!
Chapter 1
Motorcycle Action X-Tra!
-LSR-
Pagi itu, udara sangat dingin menusuk kulit Hinamori Momo, seorang pelajar kelas 3 SMP. Gadis berumur 14 tahun itu pun langsung bangun dari tidurnya karena suara alarm alam.
"Kukuruyukkk!!!!"
"OMG! Iya, iya ayam! Aku bangun! Aku bangun! Menyebalkan…"
Setelah Momo selesai bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, ia pun turun dari kamarnya yang berada di lantai 2 rumahnya.
"Oh, Momo. Selamat pagi. Sudah siap menyambut semester baru?", sapa nenek Momo, Hinamori Remu yang sedang minum kopi paginya.
"Pagi juga nek!! Sudah pasti aku siap dong! Aku kan cucu nenek!", balas Momo.
"Hohohoho!! Itu baru cucu nenek!!", nenek tua itu pun melanjutkan sarapan paginya (a.k.a: Koran campur kopi.)
"Ayah dan ibu sudah pergi kerja ya, nek?", tanya Momo.
"Ah, iya. Sejak kematian kakakmu, Sousuke dan Ranochi bekerja makin keras."
Wajah Momo menjadi sedikit muram, "Yah, ayah dan ibu jadi jarang di rumah. Tapi aku juga gitu sih! Hahah!", katanya sengaja menghibur diri.
"Ya sudah! Pergi sekolah sana! Syuh! Syuh!", ejek Remu.
"Ok, ok, kek! Bye, bye!"
"Ya! Bai, bai!"
-LSR-
BRUM! BRUM! Terdengar suara motor yang dalam dan berat dari garasi rumah Momo.
"Kira-kun! Sudah lama nunggu ya?", teriak Momo pada seorang pemuda berambut kuning dengan model yang aneh –ditabok Kira FC-.
"Belum terlalu lama kok, Hinamori.", jawab pemuda bernama Kira itu.
Kira Izuru adalah supir Momo. Tugasnya mengantarakan Momo ke sekolahnya, SMP Desa Puteri, tapi tidak menjemputnya, karena Kira juga seorang mahasiswa. Dan sekolah Momo, SMP Desa Puteri, meskipun namanya seperti itu, SMP itu adalah sekolah umum, bukan sekolah puteri.
Uniknya, sebagai seorang supir, Kira menggunakan sebuah motor sebagai alat antar-jemput. Itu dikarenakan permintaan Momo.
"MAX 5!!! HAHA! Aku senang bertemu denganmu!", teriak Momo begitu melihat motor milik Kira.
"Hinamori, itu cuma motor!", kata Kira tertawa geli saat melihat Momo memberi salam pada sebuah benda mati.
Momo sangat menyukai motor-motor buatan perusahaan MAX. MAX sendiri adalah singkatan dari Motorcycle Action X-Tra. Meskipun motor-motor MAX hanya sepeda motor, tapi tenaganya sudah setara dengan motor balap.
MAX, sejak berdiri 9 tahun lalu telah mengeluarkan 5 buah motor andalan, dan yang paling baru adalah MAX 5. MAX 5 tergolong sebagai motor yang sangat langka dan mahal. Kira sendiri dapat membeli MAX 5 karena bantuan dari keluarga Hinamori.
"Sudah siap berangkat, Kira?", Tanya Momo sambil melemparkan sebuah helm berwarna merah ke arah Kira.
Wajah Kira langsung menjadi pucat, "Wohohoh! Stop, stop, stop!! Hinamori, bukankah kamu sudah berjanji kalau semester kemarin akan jadi semester terakhir kamu mengendarai MAX 5?", Kira menagih janji.
"Aku lupa! Sudahlah Kira-kun… Ayolah…", bujuk Momo dengan wajah yang memelas seperti anak anjing. Kira pun tidak sanggup melawan kemanisan yang dimiliki aleh Momo.
Dengan menyesal, Kira mengatakan, "Ough.. Baiklah…", tapi dalam hatinya, ia berpikir, "Ya Tuhan, berkatilah hamba-Mu! Semoga aku selamat sampai di tujuan..".
Momo yang sudah siap di atas motor berteriak dengan girang pada Kira di belakangnya, "Sudah siap, Kira-kun?".
"Tidak akan per…", BRUMM!!!! Momo menggas motornya, "NAAAAHHHH!!!!!".
Momo mengendarai MAX 5 dengan 'gila'. Kecepatannya mendekati 98 km/jam.
Setelah beberapa saat mengebut dan kabur dari kejaran polisi, kini ia berada di belakang sebuah truk yang lamban, sementara saat ia memiringkan kepalanya ke sebelah kanan badannya, ia melihat sebuah bus dengan kecepatan tinggi di arah yang berlawanan.
Momo yang merasa tertantang dengan posisi motornya saat ini langsung mengambil 'posisi' untuk menyalip truk di depannya.
"Kira-kun, pegangan!!", teriaknya.
Dan Momo memacu motor itu, hampir mendekati kecepatan maksimal MAX 5, yaitu 120 km/jam. Jantung Kira serasa hampir berhenti berdetak saat Momo berhasil melewati truk dan bus itu yang memberi Momo celah hanya sekitar 1 meter untuk 1 detik. Jika Momo telat melewati celah itu, maka habislah mereka berdua.
"Yaa~~~ ha!! Yatta! Kita berhasil, Kira-kun!", padahal, Kira sudah memebeku.
CKIIT!! Momo berhenti , salah, mengerem mendadak. Helm Kira menghantam helm Momo ke depannya, "Aduh!", teriak Kira.
"Baiklah, Kira-kun. Karena aku sedang semangat hari ini, kamu boleh memilih lewat mana kita akan menuju ke SMP Desa Puter hari ini.", tawar Momo, "Lewat jalan tikus atau jalan raya?"
Kira berpikir berat. Lewat jalan tikus maupun jalan raya, selama Momo yang mengendarai pasti sama saja bahayanya, tapi karena ia sudah cukup kapok melewati jalan raya, ia memilih jalan tikus, "Bagaimana kalau lewat jalan tikus saja, Hinamori?"
"Baiklah! Kita lewat gang Karakura saja ya!".
"Gang Karakura?! Tapi motor tidak muat melewatinya!"
"Bukankah itu yang disebut jalan tikus bagi motor?"
Tanpa mempedulikan peringatan Kira, Momo mulai menggas motornya lagi, sampai ban depan motornya terangkat. Kira yang ketakutan hanya bisa memegang pinggang Momo, sambil menikmati lekukan-lekukannya…
Dengan kemahirannya, Momo melewati seluk-beluk gang Karakura yang sempit dan berbelak-belok hamper dengan mulus, kecuali saat mereka berdua menabrak ranting pohon. Beruntunglah mereka karena ranting pohon itu hanya penuh dengan daun, bukan kayu.
Setelah beberapa saat mengendarai motor melewati jalan tikus, jalan raya, dan jalan pematang sawah, akhirnya mereka sampai di halaman sekolah SMP Desa Puteri.
"Hehehe.. Maafkan aku atas daunnya, Kira-kun.", kata Momo sambil turun dari atas MAX 5 dengan rambut yang agak kacau.
"Ya, tidak apa-apa, Hinamori. Lagipula aku sudah mulai terbiasa selama 3 bulan ini.", balas Kira yang sedang membersihkan rambutnya dari daun-daun yang menempel.
"Oooh! Aku baru ingat! Sudah genap 3 bulan ya Kira-kun menjadi supirku!? Ini patut dirayakan!", tapi tiba-tiba, wajah Momo tampak bersedih, ia mengingat suatu hal yang pahit, "Berarti, sudah 3 bulan juga Kak Nemu meninggal.".
"Hinamori…", Kira tidak tahan melihat Momo yang bersedih.
KRIIING!!! Bel tanda masuk SMP Desa Puteri sudah mendahului Kira sebelum ia dapat menyelesaikan kalimatnya.
"Ah, aku harus masuk ke kelas! Sampai nanti, Kira-kun!", dan Momo pun berlalu.
--LSR--
Saat istirahat di SMP Desa Puteri
Segerombol anak perempuan di SMP Desa Puteri terlihat sedang duduk di bawah pohon sawo, menikmati bekal makan siang mereka. Mereka tidak lain adalah Rangiku, Inoue, Rukia, dan Tatsuki.
"Huuh… Lama sekali Moo-chan! Aku sudah lapar!", rengek Rangiku.
"Sabar saja, kak! Momo mungkin sedang mengambil kotak makan siangnya!", balas Inoue.
"Iya! Iya! Kudengar dari kelas sebelah tadi, Momo histeris saat bekal makan siangnya hilang. Seisi kelas tertawa keras!!!", tambah Tatsuki.
"Semuanya memang tertawa keras, Tatsuki, tapi seisi kelas jadi ikut dimarahi juga oleh Bu Yoruichi. Aku juga kena getahnya!", kata Rukia kesal, "Bu Yoruichi kira ada yang iseng di kelas dan menyembunyikan bekalnya Momo, padahal Momo cuma lupa kalau di mana ia meletakkannnya."
"Maafkan aku Rukia. Memangnya bekalnya Momo sudah ketemu?"
"Ah! Itu Momo!", kata Inoue saat melihat Momo yang berlari kearah mereka dari kantin, "Momo-chaaan bekalnya sudah ketemu?!", teriaknya pada Momo.
Momo hanya menjawabnya dengan mengangkat sebungkus nasi kuning di tangan kanannya.
"Tampaknya bekalnya belum ketemu.", timpal Tatsuki.
Tatsuki dan Inoue adalah murid dari kelas 9. B SMP Desa Puteri, sementara Rangiku, Rukia, dan Momo adalah murid kelas 9.A. Satu-satunya kembaran di angkatan ini adalah Rangiku dan Inoue, tapi Inoue memanggil Rangiku kakak karena Rangiku lahir 15 menit lebih awal darinya.
"Maafkan aku hosh, aku harus mengantri hosh di kantin untuk membeli nasi hosh kuning ini!", nafas Momo terengah-engah sehabis berlari dan berdesak-desakkan.
"Tidak apa-apa. Kami mengerti kok, Momo..", balas Rukia. Dan mereka pun makan bekal makan siang mereka.
Sementara yang lain asyik makan sambil mengobrol, Rangiku dan Tatsuki asyik membaca majalah Sport Racer kesukaan mereka hingga melupakan makan siangnya.
Inoue memulai pembicaraan, "Ne, ne, Momo, aku tadi pagi lihat kami mengendarai MAX 5 lagi! Apa ibumu sudah tahu 'itu'?".
Momo sedikit bingung, "'Itu'? Oh!!! 'Itu'…. Tidak, ibuku belum tahu."
"Sayang sekali, aku yakin ibumu bangga kalau dia tahu 'itu'!", Rukia ikut-ikutan.
"Tidak, tidak mungkin! Kakakku kan celaka gara-gara hal 'itu'. Kalau ibuku tahu aku melakukan hal yang sama dengan kakakku, dia tidak akan mengijinkanku melakukannya lagi!", sangkal Momo.
Tiba-tiba, Rangiku berteriak dan Tatsuki histeris sendiri memandang pohon sawo di belakangnya.
"TATSUKI-CHAN! Apa kamu kesurupan?!", tanya Inoue cemas sambil memegangi Tatsuki.
Tatsuki sendiri tidak menjawab, hanya menyerahkan majalah dengan satu halaman yang dibuka.
Inoue sendiri jadi ikut-ikutan teriak dan bersama-sama dengan Tatsuki dan Rangiku, mereka bertiga loncat-loncat.
"Oh tidak!! Roh Chappy sudah merasuki mereka bertiga!!! Pohon sawo ini angker!", gantian Rukia yang ikut-ikutan.
"Tidak! Tidak!! Bukan!!!", kata Rangiku sambil terus lompat-lompat. Ia melempar majalah Sport Racenya ke arah Momo.
"Momo-chan!! Buka halaman 51!!! Kamu pasti suka!!!", teriak Inoue.
Momo dan Rukia yang keheranan pun langsung membuka majalah itu tanpa basa-basi, tapi alhasil, mereka juga ikut melompat-lompat.
"Oh, tidak!! Kyaaaa!!!! Tidak mungkin!!!!", teriak Rukia.
"MAX 6 SUDAH KELUAR!!!!!!!!", teriak Momo kegirangan. Tanpa mereka sadari, semua murid, termasuk beberapa guru sedang melihat dengan tatapan aneh ke arah mereka.
"Uupss… Kita lagi dilihat oleh orang-orang…", kata Tatsuki yang pertama kali sadar, dan mereka pun pindah tempat ke bagian belakang pohon sawo yang susah dilihat orang-orang.
"Ya ampun!!! Mereka mengubah desain MAX 6!! Dia jadi lebih sporty!", teriak Inoue kegirangan.
"Dan sepertinya, desain bodynya jadi makin mirip motor balap sungguhan, tapi masih campur motor bebek sedikit…", tambah Momo.
"Baiklah! Kita susun rencana baru karena MAX 6 sudah keluar!", kata Tatsuki. Yang lain mengangguk pasti sebagai jawabannya.
"Rukia Kuchiki, sebagai penopang keuangan, cari cara mendapatkan MAX 6 secepatnya!", perintah Tatsuki.
"BAIK!", jawab Rukia.
"Rangiku Matsumoto, Inoue Matsumoto, kau bantu Rukia mendapatkan MAX 6 dengan harga yang paling murah dan dalam jangka waktu yang paling singkat! Tapi yang penting, dapatkan MAX 6 secepat mungkin!".
"BAIK!", jawab Inoue dan Rangiku bersamaan.
"Momo, sebagai ketua dan pekerja lapangan, kau tahu tugasmu!"
"Tentu saja, Tatsuki. Aku akan berusaha menjinakkannya!", jawab Momo.
"Dan aku sebagai kepala teknisi, akan membuat motor MAX 6 lebih cepat dari motor balap mana pun!", mata Tatsuki jadi berapi-api.
--LSR--
Di rumah Momo..
Sudah jam 1 siang di jam dinding yang berada di kamar Momo. Pemilik jam itu sendiri tidak bisa tersenyum memikirkan kejadian saat ia sedang istirahat di sekolahnya tadi. Tangannya lantas meraih sebuah foto berbingkai kayu di atas meja di samping tempat tidurnya.
"Kak Nemu, MAX 6 sudah keluar lho! Apa pendapatmu?", tanya pada foto itu.
Tanpa terasa, air mata mulai mengalir di pipi gadis itu. "Aku rindu kakak..", bisiknya pada foto yang berisi gambar kakaknya dan dirinya saat Momo pertama kali diajari mengendarai sepeda motor MAX 4 saat Momo masih berusia 9 tahun dan Nemu berusia 16 tahun.
CHAPTER 1
OWARI!
Fanfic kedua. Ada banyak OC kali ini.
MARI KITA REVIEW BERSAMA!
