A/N: Konbanwa ^-^/ watashiwa namae Kiruna Neophilina Phantomhive desu, saya author dari FBI, yang sekarang sedang menekuni FNI /*-*/. Yorohshiku...

*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O

Life Is Like Boat

By : Kiruna Neophilina Phantomhive

Disclaimer : Masashi Kishimoto.

WARNING : Typo dimana-mana, EYD, OC, DLL

*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O*O


Entah sudah berapa kali aku menghela nafas, sambil menatap mereka yang sedang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Aku kembali melihat papan tulis yang ada didepanku , dengan rasa enggan aku mencatat rumus matimatika yang menurutku mudah. Jujur saja, aku belum pernah merasakan sehampa ini sebelumnya. Aku tidak tahu siapa yang akan menyemagatiku dan menjagaku.

FLASH BACK ON

"Apa kau tahu Sakura?" tanyamu, dengan senyum yang terlukis diparasmu yang mempesona. Sambil menunjuk ombak yang bergelombang.

"Tahu apa?" tanyaku bingung.

"Apa kau tahu, kenapa aku mengajakmu ketengah laut dengan menggunakan perahu?" tanyanya lagi, sambil membiarkan hembusan angit laut menerpa rambutnya.

"Entahlah.." jawabku asal.

"Hahahaha..kau ini." tawanya sambil menepuk puncak kepalaku dengan telapak tangan kanannya. "Perahu ini sering diibaratkan sebagai nasib." lanjutnya.

"Kenapa begitu?" tanyaku heran, Sasuke pun melepaskan telapak tangan kanannya dari puncak kepalaku , lalu memegang dayung yang menurutku hampir rapuh karena bayak lubang kecil didayungnya.

"Karena Perahu selalu melawan arah ombak, sama seperti kita yang selalu mencoba mengubah takdir. Tapi.." jawab Sasuke menghentikan perkataannya. "Kalau dayung ini hancur, perahu akan mengikuti arus ombak. Sama seperti kita kalau orang yang kita cintai meninggalkan kita untuk selamanya, kita tidak tahu harus berbuat apa dan hanya bisa mengikuti takdir." lanjutnya, aku pun mulai mendengarkan ucapan Sasuke dengan serius. "Tapi perlu kau tahu 1 hal, walau dayungnya rusak asal perahu tetap kuat, perahu ini masih bisa mengikuti ombak yang lainnya. Sama seperti kita asal hati dan jiwa kita kuat, kita masih bisa mengikuti takdir."

FLASH BACK OFF

Aku mencoba menutup mataku, melupakan semua kenangan indah berasama Sasuke. "Sasuke, apa seperti rasanya kehilangan dayung? kehilangan orang tercinta? rasanya sakit semua terasa hampa."

Matahari bersinar terang hingga kepinggir laut, tapi itu tidak menurunkan semangatku untuk tetap berada ditengah laut. Yah..mumpung hari ini libur, tidak ada salahnya merasakan sensai musim panas. Apa kau tahu Sasuke rasa hampa yang aku rasakan saat ini? Mereka tidak peduli padaku dan kau pergi meninggalkanku untuk selamanya. Padahal kau adalah orang yang sangat mengerti aku, semenjak orang tuaku meninggal. Kau selalu ada saat aku sendirian, menangis, tertawa, dan kau selalu ada disisiku disaat aku membutuhkan.

Hey, Sasuke aku melihat ombak itu. Ombak yang selalu membuatmu tersenyum sambil menutup matamu. Tapi, kenapa? kenapa saat aku melihat ombak itu, aku seperti melihatmu? Itu membuat hatiku ingin mempertahankan dayung ini, agar bisa tetap berada disini.

Awalnya aku menganggap kau sebagai kakaku, tapi lama kelamaan perasaan ini berubah menjadi cinta, saat kau selalu ada disisiku. Aku selalu bertekad akan selalu disisimu, tapi kau sudah pergi meninggalkanku. Lagi pula, ada sesuatu yang harusku lakukan yaitu, menjalani takdir dalam hari-hari yang sepi tanpamu.

Sasuke semoga kau tidak sedih dialam sana, karena aku sudah menyadarinya kalau ombak akan membawa perahu ketepian dan menemukan perahu lain. Sama sepertiku takdir akan mempertemukanku dengan seseorang yang bisa mengerti aku.

THE END


Review please...